Pada Maret tahun 2020, dunia dikejutkan dengan munculnya wabah virus corona
(Covid-19) yang menginfeksi manusia di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Hal ini
menjadikan Covid-19 sebagai pandemik dan masalah utama dunia saat ini. Di mana Covid-19
ini pertama kali diduga terdeteksi di sebuah “pasar basah” di Kota Wuhan, China pada akhir
Desember tahun 2019 dan mulai terjadi penyebaran ke seluruh penjuru dunia. Virus Covid-
19 ini mulai ditemukan di Indonesia pada pertengahan Maret 2020. Infeksi virus Corona yang
biasa disebut COVID-19 ( Corona Virus Disease 2019 ) adalah kumpulan virus yang bisa
menginfeksi sistem pernapasan, baik pernapasan ringan seperti flu maupun pernapasan berat
seperti infeksi paru-paru ( pneumonia ). Virus ini menular dengan sangat cepat dan dapat
menyerang siapa saja, seperti lansia, orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil
dan ibu menyusui.
Covid-19 juga merusak organ dalam tubuh, di antaranya , jaringan yang rusak
membuat paru-paru sulit melakukan tugasnya dalam mengoksidasi darah dan membuat orang
kesulitan bernapas atau terengah-engah, organ tidak mampu memompa darah sebagaimana
mestinya maka jantung juga bisa berhenti karena kekurangan oksigen sehingga dapat
menyebabkan radang otot jantung atau gagal jantung, dan dapat juga menyebabkan infeksi
parah pada otak yang diakibatkan oleh pembekuan darah. Tak heran jika Covid-19 kian
merenggut ribuan bahkan jutaan jiwa di dunia. Terhitung tanggal 9 Mei 2021 , akumulasi
kasus positif Covid-19 di seluruh Indonesia mencapai 1.713.684 kasus dengan angka
kematian sebanyak 47.012 jiwa, serta sebanyak 1.568.277 orang yang dinyatakan sembuh.
Pandemi Covid-19 ini juga turut memengaruhi beragam sektor di Indonesia. Salah
satunya adalah sektor pendidikan. Sistem pendidikan Indonesia mengalami perubahan dengan
sistem pembelajaran daring (online) yang kian menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Mengacu pada Surat Edaran Kemendikbud Nomor 40 Tahun 2020 Tentang “Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19)”,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, mengambil sejumlah
kebijakan untuk menghadapi pandemi di antaranya adalah penghapusan Ujian Nasional;
perubahan sistem Ujian Sekolah; perubahan regulasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB);
dan penetapan belajar dari rumah (pembelajaran daring).
Seperti yang kita ketahui, dengan adanya pandemi Covid-19 ini membuat
pembelajaran tatap muka secara langsung/luring kurang memungkinkan untuk dilaksanakan
mengingat bahaya dari virus Covid-19 yang dapat berujung kematian dan penyebarannya
yang cepat dan luas. Maka dari itu, pemerintah mengambil tindakan untuk meminimalisir
penyebaran Covid-19 dan beranggapan dengan menerapkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) ini merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan untuk melindungi para siswa dari
pandemi Covid-19. Pembelajaran Jarak Jauh diterapkan sekolah-sekolah di Indonesia
termasuk SMA Kesatuan Bogor.
Pada kondisi seperti ini, para tenaga pendidik dan siswa harus beralih pada
pembelajaran e-learning dengan mengeakan beragam platform online untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar. Para guru memberi materi pembelajaran, tugas, dan ujian dalam
beragam platform digital yang ada, Oleh karena itu, siswa diwajibkan untuk memiiliki alat
komunikasi seperti Handphone yang digunakan untuk mendukung pembelajaran daring.
Kuota internet juga dibutuhkan untuk mengakeses materi pembelajaran daring. Siswa dan
tenaga didik yang semulanya melangsungkan kegiatan belajar mengajar di dalam satu
ruangan, materi yang biasanya diberiikan saat di kelas, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
di dalam kelas, kini beralih menjadi daring dan jarak jauh dengan waktu kegiatan
pembelajaran yang terbilang cukup singkat. Oleh karena itu, baik siswa maupun tenaga didik
mau tidak mau harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran jarak jauh ini dan berusaha
memaksimalkan kegiatan belajar mengajar.
Ada beberapa keterbatasan yang mungkin dapat lebih diperhatikan bagi peneliti-
peneliti lain. Beberapa keterbatasan diantaranya :
a) Jumlah responden yang hanya 50 orang
b) Dalam proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
tertutup. Terkadang informasi yang diberikan responden kurang menunjukkan
pendapat responden yang sebenarnya. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan opsi yang
terbatas, adanya perbedaan pemikiran, perbedaan anggapan dan pemahaman tiap-tiap
responden, dan bisa karena faktor kejujuran saat mengisi kuesioner.
Motivasi belajar Menurut Djamarah (2008: 149), motivasi yang berasal dari dalam
diri pribadi seseorang disebut “motivasi intrinsik”, yaitu motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1986: 75).
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Para ahli di Montefiore Medical Center di New York City, Hospital of the University
of Pennsylvania di Philadelphia, Massachusetts General Hospital, Harvard Medical School
dan Brigham and Women's Hospital di Boston, melihat studi yang diterbitkan sejak awal
pandemi COVID-19 berlangsung atau sekitar Januari 2020. Mereka memeriksa laporan
pemerintah untuk melihat bagaimana virus tersebut menyebar. Hasilnya, mereka hanya
menemukan sangat sedikit penelitian yang menunjukkan virus COVID-19 hidup di
permukaan selama berjam-jam. Sebaliknya, penelitian dunia tegas menegaskan bahwa
transmisi pernapasan adalah metode penularan utama , yang berarti bersin, batuk atau dihirup
oleh seseorang yang memiliki virus. (Medical Daily,2020)
2.4. Daring
Daring merupakan singkatan dari dalam jaringan yang juga termasuk dalam bentuk
komunikasi. Arti daring menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah akronim dari dalam
jaringan yang berarti terhubung melalui jejaring komputer, internet dan sebagainya.
Komunikasi dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet yang ada.
Menururut M.Romli (2012:34) media daring secara umum adalah segala jenis atau
format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisiksan teks, foto, video, dan suara,
sebagai sarana komunikasi secara daring. Sedangkan pengertian khusus media daring
dimaknai sebagai sebuah media dalam konteks komunikasi massa.
Menurut Santana (2005: 137) media daring merupakan sebuah jurnalisme baru karena
memiliki fitur yang menyerupai jurnalisme tradisional dengan kemampuan untuk
menawarkan kemungkinan-kemungkinan baru yang tidak terbatas dalam memproses dan
menyebarkan berita.
ada membaca, menulis dan berkomunikasi dengan menggunkaan jaringan komputer.
Tak terlepas dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan
berbagai kemungkinan penerapannya, khususnya pada pembelajaran. Kekuatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi akan melahirkan konsep E-Learning , manfaat E-Learning, dan
bahan-bahan pembelajaran untuk E-Learning (Budi Mutiyasa,2012)
Dapat kita lihat saat terjadinya pandemi COVID-19 sistem pendidikan di Indonesia harus
menyesuaikan dengan kondisi pandemi dengan cepat namun tetap efisien sehingga muncul
lah kebijakkan pembelajaran daring/ pembelajaran jarak jauh yang diterapkan di seluruh
sekolah di Indonesia termasuk SMA Kesatuan Bogor.
Berdasarkan Surat Edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 yang diperkuat dengan Surat
Edaran Sesjen nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan BDR (Belajar di Rumah )
selama masa darurat Covid-19 memiliki tujuan sebagai berikut :
Menurut Edi Subkhan , pakar kurikulum dan teknologi pendidikan Universitas Negeri
Semarang , tujuan pembelajaran daring untuk memudahkan aktivitas belajar. Caranya
dengan menyediakan banyak sumber belajar yang mudah diakses , pembelajaran yang
fleksibel metode, tempat , dan waktunya, bisa sepenuhnya daring, bisa kombinas daring
maupun luar jaringan (luring)/ tatap muka fisik konvensional.
Tujuan dari adanya program daring menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI
adalah :
Pnsip-prinsip pelaksanaan BDR sesuai dengan SE. Mendikbud No. 4 Tahun 2020 , antara
lain :
1) Keselamatan dan kesehatan lahir batin siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga
sekolah menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan BDR;
3) BDR dapat difokuskan pada pendidikan kecakappan hiidup, antra lain mengenai
pandemic COVID-19;
4) Materi pembelajarann bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan,
konteks budaya, karakter, dan jenis kekhususan peserta didik;
5) Aktivitas dan penugasan selama BDR dapat. Bervariasi antar daerah , sekolah dan
peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan
kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR;
6) Hasil. Belajar peserta. Didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif
dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif
7) Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang
tua/wali
Berdasarkan Surat Edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020, metode pembelajaran Jarak
Jauh/online (Daring) menggunakan gawai (gadget) maupun laptop melalui beberapa
portal dan aplikasi pembelajaran daring.
Menurut Eggen dan Kauchack (2004) adalah suatu kekuatan yang memberi energi,
dorongan, dan mengarahkan perilaku ke tujuan.
Menurut Clayton Aderfer dalam Hamdhu, 2011 Motivasi belajar adalah kecenderungan
siiswa dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai
prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin
Menurut Eggen dan Kauchack (2004) bahwa belajar dan motivasi saling berkaitan di
mana seseorang tiidak mampu benar-benar memahami pelajararn tanpa mempertimbangkkan
motivasi.
Menurut Mahmudi (2010: 143-166) efektivitas adalah sejauh mana unit yang
dikeluarkan mampu mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Nana Sudjana (1990:50)
efektivitas dapat diartikan sebagai tindakan keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan
tertentu yang dapat membawa hasil belajar secara maksimal. Keefektifan pembelajaran
berkenaan dengan jalan dan upaya teknik ataupun strategi yang digunakan dalam mencapai
tujuan secara cepat dan tepat.
Mengacu dari beberapa pengertian efektivitas yang telah dikemukakan oleh para
peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan
yang dicapai sesuai dengan tujuan dari penerapan suatu model. Pembelajaran, dalam hal ini
diukur dari hasil belajar siswa, apabila hasil belajar siswa meningkat maka dapat dikatakan
efektif dan sebaliknya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang menjadi sasaran penelitian
(Sudijarwo dan Basrowi , 2009: 225). Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian
(Arikunto Suharsimi ,1988 : 117). Menurut , Sugiyono (1997:54) Populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang memiliki kuantitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sebagai populasi ,
kelompok tersebut haruslah memiliki ciri atau karakteristik yang membedakan dari kelompok
subjek yang lain.
Adapun populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Kesatuan
Bogor tahun ajaran 2020-2021
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Sampel
adalah sebagian dari populasi bisa di jangkau serta memiliki sifat yang sama dengan populasi
yang di ambil sampelnya tersebut (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2004: 85)
Sampling dalam penelitan ini sebanyak 51 responden dari kelas X SMA Kesatuan
Bogor tahun ajaran 2020-2021. Yang diantaranya kelas X IPA 1, X IPA 2, X IPA 3 , X IPS 1,
dan X IPS. 2. Masing-maisng kelas diambil jumlah sampel secara acak.
Dalam penelitian ini, kami menggunakan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan untuk
mengumpulkan data penelitian dari responden. Bila kuesioner salah, maka hasil penelitian
pun salah. Untuk itu, kuesioner harus dibentuk dan dirancang secara valid, reliabel dan tidak
palsu. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan bisa divalidasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Data
H0 : μ ≥ 75
Keterangan:
x
BAB V
PEMBAHASAN
A. Hasil Pembahasan
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari data-data
yang diperoleh melalui penelitian yang dilakukan yaitu data responden dan data
penelitian mengenai pengaruh pembelajaran berbasis daring/online selama pandemi
COVID-19.
a. Penentuan Variabel dan Subyek Penelitian Langkah awal dalam penelitian ini
adalah menentukan variabel penelitian. Dari hal tersebut maka dapat
dirumuskan masalah yang akan dikaji dan menemukan tujuan yang hendak
dicapai dari penelitian ini. Kemudian menentukan subyek dalam penelitian ini
dan peneliti memutuskan untuk mengambil subyek atau populasi dalam
penelitian ini adalah siswa di SMA Kesatuan Bogor yang mengalami
pembelajaran berbasis online/daring selama pandemi COVID-19.
b. Penyusunan Instrumen Penelitian
Penyusunan instrumen penelitian dimulai dengan menentukan aspek-aspek
yang akan digunakan untuk membuat skala berdasarkan konsep yang telah
ditemukan dalam teori terlebih dahulu. Kemudian peneliti membuat rancangan
kuesioner yang berisi Jumlah item variasi pernyataan dan nilai jawaban.
Dalam proses ini peneliti juga melakukan penyederhanaan bahasa sehingga
instrument penelitian yang dibuat dapat dimengerti oleh subyek penelitian.
c. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis secara online dengan menyebarkan
kuisioner kepada siswa Sekolah Menengah Atas(SMA) Kesatuan Bogor.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Mei 2021.
Pelaksanaan penelitan dilakukan mulai dari mengeksplorasi fenomena yang
hendak dibahas, mengkaji bahan literature penelitian, membuat instrumen
penelitiann, menghimpun data, melakukan pengolahan data, melakukan
analisis data hingga menusun laporan hasil penelitian sesuai dengan struktur
penulisan.
2. Deskripsi hasil penelitian
Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian pengaruh dari pembelajaran
online pada siswa SMA Kesatuan Bogor. Pengumpulan data dilakukan dengan
mendistribusikan kuesioner. Dari kuesioner yang telah diisi oleh responden didapat
data identitas responden. Penyajian data mengenai identitas responden untuk
memberikan gambaran tentang keadaan diri dari pada responden.
a. Identitas Responden
Identitas responden ini diamati berupa nama lengkap, jenis kelamin, kelas, dan
nomor absen.
1) Nama Lengkap
Nama lengkap dalam hal ini menunjukan bahwa tiap subjek yang tidak
yang mengisi instrument penelitian tidak sama dan pengisi
Gambar 4.1
Hasil Kuisioner Pengisian Nama Lengkap
2) Nomor absen
Gambar 4.2
Hasil Kuisioner Pengisian Nomor Absen
Dari gambar 4.2 dapat terlihat bahwa seluruh subjek merupakan siswa
dari SMA Kesatuan Bogor. Hal ini terlihat dari nomor absen yang
membuktikan status dari subjek penelitian yang memiliki nomor
absensi.
3) Kelas
Diagram 4.1
Hasil Kuisioner Pengisian Kelas
5 X IPS 2 23 45.1%
4) Jenis Kelamin
Jenis kelamin dapat memberikan perbedaan pada perilaku sesesiswa.
Dalam suatu bidang usaha, jenis kelamin seringkali dapat menjadi
pembeda yang dilakukan oleh individu. Penyajian data responden
berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut ini.
Diagram 4.2
Hasil Kuisioner Pengisian Jenis Kelamin
Diagram 4.3
Hasil Kuisioner Penelitian
Kebanyakan siswa menganggap belajar matematika adalah aktivitas
yang membosankan, tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan
mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu materi pelajaran
matematika, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang
dihadapi di meja belajar. Kegiatan ini hampir selalu dirasakan sebagai
beban daripada upaya aktif untuk memperoleh ilmu. Sehingga dalam
hal ini instrument yang hendak dianalisis adalah inisiatif bertanya
selama proses belajar mengajar. Dari total 51 siswa, 4 siswa(7.8%)
menyatakan sangat setuju bahwa pembelajaran online dapat
meningkatkan inisiatif untuk bertanya, 30 siswa(58.8%) setuju bahwa
pengaruh pembelajaran online meningkatkan inisiatif untuk bertanya,
13 siswa(25.5%) menyatakan kurang setuju bahwa pembelajaran
online meningkatkan inisiatif untuk bertanya, dan 4 siswa(7.8%)
menyatakan tidak setuju bahwa pembelajaran online meningkatkan
inisiatif untuk bertanya.
Diagram 4.4
Hasil Kuisioner Penelitian
Mempelajari ulang pembelajaran merupakan upaya yang banyak
dilakukan oleh banyak siswa. Hal ini dilakukan untuk mengingat
kembali pembelajaran yang dilakukan serta menguji tingkat
pemahaman siswa. Dari hasil kuisioner yang ada ditemukan bahwa
terdapat 7 siswa(12.7%) menyatakan sangat setuju bahwa mereka
mempelajari kembali materi yang diberikan pada kelas online, 28
orang(54.9%) menyatakan setuju bahwa mereka mempelajari kembali
materi yang diberikan pada kelas online, 12 orang(23.5%) menyatakan
kurang setuju bahwa mereka mempelajari kembali materi yang
diberikan pada kelas, 4 orang(7.8%) menyatakan tidak setuju bahwa
mereka mempelajari kembali materi yang diberikan pada kelas.
3) Belajar sebelum ujian online
Diagram 4.5
Hasil Kuisioner Penelitian
Mempelajari materi yang akan dipelajari selama proses pembelajaran
menjadi penting sebagai bukti bahwa siswa telah melakukan persiapan
sebelum kelas dimulai sehingga proses pembelajaran dapat lebih
efektif dan efisien. Dari hasil kuisioner yang ada ditemukan bahwa
terdapat 11 siswa(21.6%) menyatakan sangat setuju bahwa mereka
mempelajari terlebih dahulu materi yang diujikan secara online, 28
orang(54.9%) menyatakan setuju bahwa mereka mempelajari terlebih
dahulu materi yang diujikan secara online, 8 orang(15.7%) menyatakan
kurang setuju bahwa mereka mempelajari terlebih dahulu materi yang
diujikan secara online, 4 orang(7.8%) menyatakan tidak setuju bahwa
mereka mempelajari terlebih dahulu materi yang diujikan secara
online.
4) Mengerjakan tugas tepat waktu
Diagram 4.6
Hasil Kuisioner Penelitian
Diagram 4.7
Hasil Kuisioner Penelitian
Diagram 4.9
Hasil Kuisioner Penelitian
Diagram 4.10
Hasil Kuisioner Penelitian
Dalam aspek ini, peneliti mencoba untuk menganalisis anggapan siswa
mengenai media yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Dari
hasil kuisioner yang ada ditemukan bahwa terdapat 6 siswa(11.8%)
menyatakan sangat setuju bahwa media pembelajaran online sangat
variatif untuk mempermudah siswa belajar, 12 siswa(23.5%)
menyatakan setuju bahwa media pembelajaran online sangat variatif
untuk mempermudah siswa belajar, 30 siswa(58.8%) menyatakan
kurang setuju bahwa media pembelajaran online sangat variatif untuk
mempermudah siswa belajar, 3 siswa(6.9%) menyatakan tidak setuju
bahwa media pembelajaran online sangat variatif untuk mempermudah
siswa belajar.
9) Sering mengalami gangguan jaringan selama pembelajaran online
Diagram 4.11
Hasil Kuisioner Penelitian
Dalam aspek ini, peneliti mencoba untuk menganalisis hambatan yang
dialami oleh siswa selama melakukan pembelajaran online. Dari hasil
kuisioner yang ada ditemukan bahwa terdapat 11 siswa(21.6%)
menyatakan sangat setuju bahwa mereka sering mengalami gangguan
jaringan selama proses pembalajaran online, 27 siswa(49%)
menyatakan setuju bahwa mereka sering mengalami gangguan jaringan
selama proses pembalajaran online, 9 siswa(17.6%) menyatakan
kurang setuju bahwa mereka sering mengalami gangguan jaringan
selama proses pembalajaran online, 6 siswa(11.8%) menyatakan tidak
setuju bahwa mereka sering mengalami gangguan jaringan selama
proses pembalajaran online.
10) Tetap dapat berkonsentrasi selama belajar di rumah
Diagram 4.11
Hasil Kuisioner Penelitian
B. Pembahasan
Realistis dunia pada saat ini dihadapkan dengan permasalahan yang cukup
kompleks. Pandemi COVID-19 memaksa kebijakan social distancing, atau di
Indonesia lebih dikenalkan sebagai physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk
meminimalisir persebaran COVID-19. Jadi, kebijakan ini diupayakan untuk
memperlambat laju persebaran virus Corona di tengah masyarakat. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merespon dengan kebijakan belajar dari
rumah, melalui pembelajaran daring dan disusul peniadaan Ujian Nasional untuk
tahun ini. Tantangan Pembelajaran Persebaran virus Corona yang massif di berbagai
negara, memaksa kita untuk melihat kenyataan bahwa dunia sedang berubah. Kita
bisa melihat bagaimana perubahan-perubahan di bidang teknologi, ekonomi, politik
hingga pendidikan di tengah krisis akibat COVID-19. Perubahan itu mengharuskan
kita untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan sekaligus selalu belajar
hal-hal baru. Indonesia tidak sendiri dalam mencari solusi bagi peserta didik agar
tetap belajar dan terpenuhi hak pendidikannya.
Semua negara terdampak telah berupaya membuat kebijakan terbaiknya dalam
menjaga kelanggengan layanan pendidkan. Indonesia juga menghadapi beberapa
tantangan nyata yang harus segera dicarikan solusinya: (1) ketimpangan teknologi
antara sekolah di kota besar dan daerah, (2) keterbatasan kompetensi guru dalam
pemanfaatan aplikasi pembelajaran, (3) keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatan
teknologi Pendidikan seperti internet dan kuota, (4) relasi guru- murid-orang tua
dalam pembelajaran daring yang belum integral. Pemberlakuan kebijakan physical
distancing yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan belajar dari rumah, dengan
pemanfaatan teknologi informasi yang berlaku secara tiba- tiba, tidak jarang membuat
pendidik dan siswa kaget termasuk orang tua bahkan semua orang yang berada dalam
rumah. Pembelajaran teknologi informasi memang sudah diberlakukan dalam
beberapa tahun terakhir dalam sistem pendidikan di Indonesia. Namun, pembelajaran
daringyang berlangsung sebagai kejutan dari pandemi COVID-19, membuat kaget
hampir di semua lini, dari kabupaten/kota, provinsi, pusat bahkan dunia internasional.
Di Indonesia, pembelajaran jarak jauh atau daring ini dimulai pada tanggal 16
maret 2020, dimana anak mulai belajar dari rumahnya masingmasing tanpa perlu
pergi ke sekolah. Berbicara mengenai pembelajaran jarak jauh atau daring maka
pentingnya penguasaan ilmu teknologi bagi seorang guru agar pembelajaran jarak
jauh tetap berjalan dengan efektif disaat pandemi seperti ini. Konsekuensi dari
penutupan Lembaga Pendidikan secara fisik dan mengganti dengan belajar di/dari
rumah sebagaimana kebijakan pemerintah adalah adanya perubahan sistem belajar
mengajar. Pengelola sekolah, siswa, orangtua, dan tentu saja guru harus bermigrasi ke
sistem pembelajaran digital atau online, yang lebih dikenal dengan istilah e-learning
atau dikenal dengan istilah pembelajaran dalam jaringan atau “pembelajaran daring”
di Indonesia. Negara Indonesia juga relatif tidak berbeda dengan negara lain.
Meskipun menyadari bahwa ada disparitas terhadap akses teknologi pembelajaran dan
beragamnya latar belakang orang tua, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia dengan tegas memberlakukan kebijakan pembelajaran daring. Hal
ini tentu mempengaruhi minat belajar siswa.
Dalam penelitian ini ditemukan walaupun pembelajaran online telah dilakukan
cukup lama namun beberapa hal masih perlu untuk diperbaiki. Misalnya mengenai
inisiatif bertanya, siswa yang masih enggan untuk bertanya tergolong cukup tinggi
yaitu 66,1%. Walaupun begitu siswa yang berinisiatif bertanya cukup besar. Dari segi
mempelajari materi yang diberikan ketika ujian dilakukan sudah cukup baik karena
mayoritas siswa yaitu 68,6% telah memiliki kebiasaan untuk mempelajari materi yang
telah diberikan. Sedangkan sisanya masih belum beradaptasi dengan melakukan
kebiasaan tersebut. Dari data tersebut menunjukan bahwa pembelajaran daring
mempuyai banyak manfaat, yang pertama dapat membangun komunikasi dan diskusi
yang sangat efisien antara guru dengan murid, kedua siswa saling berinteraksi dan
berdiskusi antara siswa yang satu dengan yang lainnya tanpa melalui guru, ketiga
dapat memudahkan interaksi antara siswa guru dengan orang tua.
Namun penelitian ini juga menemukan bahwa minat belajar siswa menjelang
ujian cukup tinggi. Hal ini dapat terlihat dalam data yang ditemukan bahwa sekitar
76,6% siswa belajar sebelum melakukan ujian. Dari segi kepatuhan dalam
mengerjakan tugas sesuai dengan tenggat waktu juga telah cukup baik walaupun
angka masih banyaknya siswa yang enggan untuk memperbaiki kesalahan pada tugas
yang diberikan juga masih cukup tinggi. Dari keseluruhan hasil, pembelajaran online
menurut siswa masih kurang efektif. Sikap tidak nyaman belajar di rumah menjadi
salah satu angka yang cukup tinggi ditemukan pada penelitian ini sebagai
pertimbangan bahwa pembelajaran online tidak cukup baik bagi siswa.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sosial yang telah dilaksanakan terhadap para siswa kelas
X di SMA Kesatuan Bogor, Pandemi Covid-19 ini membawa perubahan dengan sistem
pembelejaran online (daring). Pembelajaran online ini mempunyai beberapa dampak positif,
namun juga memberikan dampak negatif, contohnya hilangnya motivasi belajar. Akan tetapi
karena keadaan pandemi Covid-19 ini membuat pembelajaran tatap muka secara langsung /
luring kurang memungkinkan yang membuat motivasi belajar siswa juga terpengaruh.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan siswa bisa menumbuhkan motivasi belajar
mereka.
6.2. Saran
a. Siswa
Motivasi belajar bagi siswa harus dilakukan bukan hanya dari guru dan keluarga
tetapi motivasi yang lebih penting adalah yang berasal dari diri sendiri. Karena, dorongan
dari guru dan keluarga akan sia-sia jika tidak ada kesadaran diri sendiri.
b. Sekolah
Pihak terkait dalam hal ini SMA Kesatuan Bogor diharapkan bisa menjadikan hasil
penelitian ini sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran jarak jauh (daring), dan
mengingkatkan efektivitas pembelajaran bagi para siswa.