Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas dari


kehidupan manusia. Dalam zaman yang semakin modern ini, pendidikan
merupakan modal yang harus kita miliki dalam menghadapi tuntutan zaman.
Maju mundurnya suatu bangsa dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Jika
pendidikan dalam suatu bangsa itu baik, maka akan dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas baik dalam segi spiritual, intelegensi
dan keterampilan. Selain itu, pendidikan merupakan proses yang penting
dalam mencetak generasi bangsa selanjutnya.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan atau aktivitas belajar mengajar.


Di dalamnya terdapat dua subjek yaitu guru dan peserta didik . Tugas utama
dan tanggung jawab seorang guru adalah mengelola pembelajaran agar lebih
efektif, dinamis , efisien dan positif yang ditandai dengan adanya kesadaran
dan peranan aktif di antara dua objek pembelajaran yaitu guru sebagai
penginisiatif awal dan pengarah serta melakukan pembimbingan , sedangkan
peserta didik sebagai objek yang mengalami dan terlibat aktif untuk
memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

Apabila hasil dalam proses suatu pembelajaran gagal maka akan sulit
dicapainya kemajuan suatu bangsa. Dalam rangka meningkatkan pendidikan
suatu bangsa, guru dan siswa merupakan unsur yang sangat penting dalam
mencapai suatu keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, dalam suatu proses
pembelajaran antara guru dan siswa harus terjalin komunikasi yang baik.

Akan tetapi, dengan adanya pandemi Covid-19, segala aktivitas


ditiadakan. Covid-19 ini tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat,
namun juga memengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan
sosial masyarakat Indonesia. Dalam artian semua pekerjaan maupun

1
pembelajaran dilakukan dari rumah. Pembelajaran melalui zoom maupun
google classroom membuat kegiatan belajar mengajar menjadi terbatas. Hal
ini menjadi dasar untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring terhadap
mutu pendidikan siswa. Dan untuk melakukan peneletian terkait masalah
tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah teruraikan maka dapat


dirumuskan sebagai berikut :

1. apa pengaruh pembelajaran yang dilakukan secara daring atau online


terhadap prestasi siswa?
2. apa perbedaan pembelajaran yang dilakukan secara daring dengan
pembelajaran tatap muka?
3. bagaimana cara mengatasi dampak negatif dari pembelajaran secara
daring?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian


ini yaitu:

1. untuk mengetahui pembelajaran yang dilakukan secara daring atau online


terhadap prestasi siswa
2. untuk mengetahui perbedaan pembelajaran yang dilakukan secara daring
dengan pembelajaran tatap muka
3. untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif dari pembelajaran
secara daring

2
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yaitu untuk mengetahui cara belajar yang efektif
untuk para siswa. Di zaman pandemi ini, telah banyak mengubah hal
mulai dari segi aspek kehidupan manusia sampai metode pembelajaran
siswa. Pemerintah mengajukan pembelajaran dilakukan secara saring
untuk mencegah terjadinya peningkatan covid-19. Melalui perkembangan
teknologi yang semakin canggih, memungkinkan pembelajaran daring
dilakukan dengan berbagai aplikasi dan fitur yang semakin memudahkan
dalam proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari karya tulis ilmiah yaitu dapat mengetahui cara
menulis karya tulis ilmiah dengan benar, mengatasi berbagai kendala yang
ada selama proses pembelajaran daring agar pembelajaran daring lebih
efektif, dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pembelajaran
daring, memberikan informasi dan masukan kepada murid dan guru dalam
pembelajaran daring. Manfaat praktis untuk murid yaitu sebagai sumber
informasi mengenai pembelajaran daring, sebagai motivasi untuk murid
agar murid bisa lebih termotivasi dalam pembelajaran daring, sebagai
masukan untuk murid agar murid lebih aktif dan lebih rajin dalam
pembelajaran daring. Manfaat praktis untuk guru yaitu sebagai informasi
mengenai pembelajaran daring, sebagai masukan untuk guru agar guru

3
lebih tegas dan lebih memperhatikan murid saat proses pembelajaran
daring berlangsung. Juga dapat menerapkan pembelajaran yang lebih
praktis dan menyenangkan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan dengan


memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik untuk
mencapai hasil belajar. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
diajukan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan
kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain lain aspek yang ada
pada individu yang belajar

Sudjana (2004) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya


yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan
interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga
belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan
membelajarkan.”
Sugandi (2006) menyebutkan bahwa pembelajaran merupakan suatu
kumpulan proses yang bersifat individual, yang mengubah stimuli dari
lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya
dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka
panjang
Trianto (2010) “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia
yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.” Pembelajaran
secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna
kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
4
siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.
Uno (2006) “Pembelajaran merupakan perencanaan sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa. Di dalam pembelajaran siswa tidak hanya
berinteraksi dengan guru tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber
belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran.”

Hamdani (2011) “Pembelajaran merupakan upaya guru untuk


menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat,
bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi
optimal antara guru dan siswa serta antarsiswa”

Istilah pembelajaran pada dasarnya mencangkup dua konsep yang


saling terkait, yaitu  belajar dan mengajar. Menurut teori belajar kognitif,
belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Kleden berpendapat
bahwa belajar pada dasarnya berarti mempraktekkan sesuatu, sedangkan
belajar sesuatu berarti mengetahui sesuatu. Cronbach memberikan arti
belajar: “learning is shown by a change behavior as a result of
experience” Harold Spears memberikan batasan tentang belajar yaitu:
“Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to
listen, to follow direction” sedangkan Geoch, mengatakan: “Learning is a
change in performace as a result of practice.” (Sadirman, 2011)

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi pendidik dengan peserta didik dan sumber daya belajar yang
berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Pembelajaran juga dapat
dikatakan sebagai suatu sistem, karena pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang memiliki tujuan yaitu untuk memberikan pengetahuan
kepada siswa.

5
Sistem pendidikan di Indonesia diatur dalam UUD NO 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional, beserta peraturan perundang-
undangan yang menyertai (PP dan Permendikbud). Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dasar dari Pendidikan Nasional
adalah Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman.
Komponen pendidikan secara keseluruhan saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian informasi


pengetahuan melalui interaksi dari guru kepada peserta didik, juga
merupakan suatu proses memberikan bimbingan yang terencana serta
mengkondisikan atau merangsang peserta didik agar dapat belajar dengan
baik, dan kegiatan pembelajaran dapat ditandai dengan 15 adanya interaksi
edukatif yang terjadi, yaitu guru kepada peserta didik atau peserta didik
kepada guru secara pedagogi. Selain itu guru juga harus menyiapkan
pembelajaran secara inovatif yang mampu merangsang siswa untuk
semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan


interaksi yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan tujuan agar siswa
mempunyai pengetahuan. Pembelajaran juga merupakan suatu proses
kegiatan belajar mengajar yang di dalamnya berisi pemberian materi
pembelajaran, informasi pengetahuan, kegiatan membimbing siswa, serta
pemberian rangsangan agar siswa dapat termotivasi sampai akhirnya
mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

6
2. Pembelajaran Daring
Pengertian daring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang mengarah
langsung pada jaringan internet, baik menggunakan smartphone, laptop,
dan PC. Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“ yaitu
suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem daring yang
memanfaatkan internet. Secara luas pengertian daring adalah suatu aktivitas
atau kegiatan yang mengarah langsung pada jaringan internet, baik
menggunakan smartphone, laptop, dan PC.

Bilfaqih & Qomarudin (2015) menjelaskan pengertian pembelajaran


dalam jaringan adalah suatu program pelaksanaan kelas di dalam jaringan
yang dapat menjangkau target kelompok yang luas serta masif.

Mustofa, dkk, (2019) mengemukakan pendapat mengenai pembelajaran


daring secara sederhana yakni salah satu metode pembelajaran online yang
dilakukan melalui jaringan internet.

“Pembelajaran dalam jaringan merupakan suatu pengajaran yang


memanfaatkan teknologi multimedia, kelas virtual, streaming video, pesan
suara, teks online animasi, CD ROM, email, telepon konferensi, hingga
video streaming online”. (Kuntarto, 2017)

Akibat dari pandemi global, pembelajaran daring menjadi satu-satunya


pilihan bentuk pembelajaran yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Dalam pembelajaran daring, siswa
diharapkan mendapat ilmu yang sama dengan belajar tatap muka, namun
lebih rileks karena kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan di rumah
sendiri. Karakteristik pembelajaran daring yaitu memanfaatkan dan
menggunakan media elektronik seperti gadget, tablet, laptop, komputer dan
media elektronik lainnya dan menggunakan jaringan seluler atau internet.
Selain itu, siswa dapat mengikuti pembelajaran daring kapan saja dan
dimana saja.
7
Dalam pembelajaran daring, siswa dapat memperoleh berbagai
macam manfaat. Dalam pembelajaran daring, manfaat yang dapat diperoleh
siswa yaitu siswa dapat menjadi lebih bertanggung jawab dan disiplin,
siswa dapat lebih aktif dalam melakukan komunikasi atau sosialisasi, siswa
dapat menerima pelajaran dengan lebih mudah dengan melakukan
dokumentasi, dapat mengembangkan keahlian siswa dalam menggunakan
media elektronik serta pembelajaran daring ini praktis karena bisa
dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Tetapi, pembelajaran daring juga memiliki hambatan. Penghambat


dalam pembelajaran daring yaitu koneksi internet yang tidak stabil dan
lambat, media atau perangkat elektronik yang terbatas. Terkadang siswa
kurang bisa memahami materi yang diajarkan karena kurangnya interaksi
langsung, siswa juga merasa bosan dan tidak serius dalam proses
pembelajaran serta adanya gangguan-gangguan di lingkungan belajar siswa.

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan Nova Irawati Simatupang, dkk, 2020 tentang


“Pelaksanaan Pengajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19 dengan
Metode Survei” dengan hasil masih diperlukan usaha ekstra dari
pemerintah dan segala pihak yang berkaitan agar guru terbiasa
menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran. Selain itu sarana dan
prasarana untuk pelaksanaan pembelajaran online juga perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah dan pihak terkait. Persamaan penelitian
ini dengan penulis terletak pada variabel yang diamati yaitu pelaksanaan
pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19. Persamaan penelitian ini
dengan penulis adalah adalah terletak pada analisis terhadap prestasi dan
pemahaman selama pembelajaran daring dilaksanakan dan metode survei
dan angket untuk mengumpulkan data. Perbedaannya adalah penulis tidak

8
hanya menganalisis dampak, tetapi penulis juga mencari solusi untuk
mengatasi kendala pada pembelajaran daring.

Kedua adalah penelitian dilakukan oleh Edi Santoso pada tahun 2009
yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Prestasi Belajar
Kimia Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa,” dengan hasil terdapat
beragam nilai dalam pelajaran tersebut, ada yang mengalami peningkatan,
ada yang tetap bahkan ada yang mengalami penurunan. Persamaan
penelitian ini dengan penulis terletak pada salah salah satu objek penelitian
yaitu perkembangan nilai mata pelajaran. Perbedaannya adalah penelitian
ini berfokus pada mata pelajaran kimia sedangkan penulis berfokus pada
rata-rata dari semua mata pelajaran.

Penelitian relevan yang ketiga yang dilakukan oleh Redita Wiguna,


2020 tentang “Analisis Proses Pembelajaran Siswa Berbasis Online
(Daring) Pada Masa Pandemi Covid-19,” dengan hasil pelaksanaan
pembelajaran daring di Sekolah SDN Brawijaya mengalami beberapa
kendala dan belum berjalan secara efektif, karena tidak semua peserta didik
paham dan melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan arahan yang
diberikan guru. Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah terletak
pada analisis terhadap prestasi dan pemahaman selama pembelajaran daring
dilaksanakan dan metode survei dan angket untuk mengumpulkan data.

C. Kerangka Pikir

Pada akhir tahun 2019, dunia digemparkan dengan kasus virus


mematikan yang dikenal dengan virus Corona atau Covid-19 yang telah
menyebar ke Indonesia. Kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah
memakan banyak korban, dan terus bertambah hari demi. Berkembangnya
virus Corona tidak hanya berdampak pada bidang kesehatan saja namun
juga pada sektor ekonomi, pendidikan dan lainnya. melihat situasi dan
kondisi seperti ini, pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk
9
melakukan social distancing dan physical distancing. Salah satu kebijakan
tersebut adalah pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan dengan
meniadakan kegiatan pembelajaran langsung di sekolah dan menggantinya
dengan pemebelajaran secara online dengan menggunakan bantuan
teknologi. Pembelajaran ini disebut juga dengan pembelajaran daring.

Pembelajaran daring ini dilakukan di rumah masing-masing murid


sehingga murid tidak dapat berinteraksi atau bertatap muka langsung
dengan guru dan murid lainnya. Hal ini bertujuan untuk memutus rantai
penyebaran Covid-19. Namun seiring waktu pembelajaran daring juga
membawa dampak bagi murid. Salah satunya berdampak pada mutu
pendidikan siswa. Hal ini dikarenakan adanya berbagai hambatan yang
dialami sehingga proses pembelajaran menjadi terganggu. Khususnya
dalam penggunaan gadget sehari-hari. Banyak siswa tidak fokus selama
pembelajaran daring karena teralihkan dengan aplikasi lain di gadget-nya
sehingga tidak memperhatikan pembelajaran. Banyak pula siswa yang
senang menunda tugas-tugasnya karena berbagai alasan bahkan ada yang
tidak mengikuti proses pembelajaran.

Penelitian dilakukan untuk mencari pengaruh pembelajaran yang


dilakukan secara daring atau online terhadap prestasi siswa baik meningkat
ataupun menurun beserta penyebabnya. Juga mencari tahu perbedaan
pembelajaran daring dengan pembelajaran tatap muka berdasarkan
efektivitasnya. Dan mencari solusi untuk mengatasi dampak negatif dari
pembelajaran daring agar dapat membantu siswa dalam meningkatkan dan
mempertahankan prestasinya.

Bagan Kerangka Pemikiran

10
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran

11
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Karena data
yang diambil berbentuk survei atau kuesioner. Metode penelitian kuantitatif
juga merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitiannya.

Arikunto (2006) mengemukakan tentang penelitian kuantitatif yakni


pendekatan penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari
mengumpulkan data, penafsiran terhadap data yang diperoleh, serta
pemaparan hasilnya.

Creswell (2012), menjelaskan penelitian kuantitatif mewajibkan seorang


peneliti untuk menjelaskan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel
yang lainnya.

Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa metode kuantitatif merupakan


metode penelitian yang berbasis pada filsafat positivisme, yang mana
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, yang umumnya
pengambilan sampelnya dilakukan secara random, dan data dikumpulkan
menggunakan instrumen penelitian, lalu dianalisis secara kuantitatif/statistik
dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Hasil dari angket dapat ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga mudah
untuk dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu. Hasil penelitian juga
ditampilkan dalam bentuk diagram sehingga dapat membandingkan jawaban
yang lebih dominan dan memudahkan pemahaman karena data yang disajikan
dalam bentuk angka.

12
B. Waktu dan Lokasi

Dilakukan pada 23 Februari 2022 hingga 15 Maret 2022 di Makassar,


Sulawesi Selatan. Pengumpulan data dilakukan di rumah masing-masing
dikarenakan adanya pembatasan sosial dari pemerintah akibat peningkatan
Covid-19. Sehingga survei akan dilakukan melalui pengisian angket melalui
link form yang telah disediakan.

C. Populasi dan Sampel

Jumlah populasi siswa SMA Zion Makassar kelas XII adalah dua ratus
satu siswa dan jumlah guru sebanyak empat puluh tujuh. Oleh karena itu,
penelitian ini akan mengambil sampel sebanyak 13% dari total siswa kelas XII
dan 50% dari total guru. Sehingga total siswa yang disurvei adalah 27 siswa
dan total guru adalah 24 guru.

Tabel 3.1

Sampel Penelitian

  Jumlah
Siswa 27
Guru 24
Total Sampel 51

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam meneliti pengaruh pembelajaran daring terhadap mutu pendidikan
siswa, teknik pengumpulan data yang sesuai untuk adalah metode kuantitatif
melalui angket atau“google form” yang akan dikirmkan melalui chat.

Komalasari (2011), mengemukakan bahwa angket tertutup (closed


questionair), adalah angket yang pertanyaan atau pernyaannya tidak memberi
kebebasan kepada responden untuk menjawabnya sesuai pendapat dan
keinginan mereka.
13
Angket yang diberikan merupakan angket tertutup sehingga responden
dapat memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya.
Hasil dari angket ditampilkan dalam wujud berupa tabel dan diagram
persentase dalam bentuk lingkaran. Untuk menghitung persentase maka
digunakan rumus sebagai berikut :

Gambar 3.1 Rumus Persentase

E. Instrumen Penelitian
Oleh karena diterapkannya pembatasan sosial maka pengumpulan data
melalui survei menggunakan laptop untuk membuat angket dan gadget untuk
menyebarkan form kepada para responden.

Penelitian ini memakai dua jenis angket, yaitu:


1. Angket yang ditujukan kepada siswa yang diakses melalui
https://forms.gle/Hr68ZPNWb7QUKqNQ6
2. Angket yang ditujukan kepada guru-guru SMA Zion yang dapat
diakses melalui https://forms.gle/47BtYRRr223tKdXs9

Instrumen penelitian yang digunakan antara lain :


No  Metode Instrumen  Tujuan  Data Tentang
1 Angket   Angket  Siswa a. Dampak positif
pembelajaran daring
b. Dampak negatif
pembelajaran daring 
c. Kendala selama
pembelajaran daring
2  Angket Angket  Guru  a. Kehadiran siswa
b. Keaktifan dalam
pembelajaran
c. Tingkat pemahaman
terhadap materi yang
14
diajarkan
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian
F. Teknik Analisis Data

Setelah data-data yang terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah


menganalisis data. Analisis data digunakan pada penelitian ini adalah analisis
deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisis data yang berupa identitas
responden dan proses pengambilan keputusan.

 Bungin (2015) penelitian deskriptif kuantitatif adalah metode yang


digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan berbagai
kondisi, situasi, fenomena, atau berbagai variabel penelitian menurut kejadian
sebagaimana adanya yang dapat dipotret, diwawancara, diobservasi, serta
yang dapat diungkapkan melalui bahan-bahan dokumenter.

Analisis ini merupakan kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan


mendeskripsikan data yang terkumpul. Data dikelompokkan berdasarkan
jawaban yang sama, kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah
responden. Persentase yang terbesar merupakan faktor yang dominan dari
masing-masing variabel yang diteliti. Setelah data terkumpul dan dianalisis,
maka akan dilakukan perbandingan untuk mencari perbedaan antara
pembelajaran daring dan tatap muka berdasarkan dampak yang diberikan.
Dampak yang ada akan dianalisis untuk mendapatkan solusi.

BAB IV

15
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
4.1.1 Survei Murid Zion
a. Dampak Positif Pembelajaran Daring
1) Tabel dan Grafik
Opsion Jumlah Persentase
Lebih mengenal aplikasi pembelajaran,seperti
6 22.22%
gcr, zoom, canva, gmeet, dll
Melatih tanggung jawab dan kejujuran 4 14.81%
Pelajaran lebih fleksibel 8 29.63%
Tidak perlu membawa buku yang berat 7 25.93%
Siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran 0 0.00%
Tidak perlu bangun pagi terlalu cepat untuk
1 3.70%
siap-siap ke sekolah
nd repot pergi n pulang sekolah 1 3.70%
TOTAL 27 100%
Tabel 4.1 Dampak Positif Pembelajaran Daring

Gambar 4.1 Dampak Positif Pembelajaran Daring

2) Menghitung Persentase :
16
Mengenal aplikasi pembelajaran
Jumlah Responden Bagian Tertentu
¿ ×100 %
Total Seluruh Responden
6
= × 100 %=22.22%
27

Melatih tanggung jawab dan kejujuran =


Jumlah Responden Bagian Tertentu
×100 %
Total Seluruh Responden
11
¿ ×100 %=40.74 %
27

Respon guru yang lambat =


Jumlah Responden Bagian Tertentu
×100 %
Total Seluruh Responden
8
¿ ×100 %=29.63 %
27

Jumlah Responden Bagian Tertentu


Mata lelah = ×100 %
Total Seluruh Responden
7
¿ ×100 %=25 .93 %
27
Siswa aktif dalam pembelajaran
Jumlah Responden Bagian Tertentu
¿ ×100 %
Total Seluruh Responden
0
= × 100 %=0.00 %
27
Tidak perlu bangun pagi terlalu cepat =
Jumlah Responden Bagian Tertentu
×100 %
Total Seluruh Responden
1
¿ ×100 %=3.70 %
27

17
Tidak repot pergi dan pulang sekolah =
Jumlah Responden Bagian Tertentu
×100 %
Total Seluruh Responden
1
¿ ×100 %=3.70 %
27

b. Dampak Negatif Pembelajaran Daring


1) Tabel dan Grafik
Opsion Jumlah Persentase
Kendala jaringan 6 22.22%
Susah mengerti pembelajaran 11 40.74%
Respon guru yang lambat 0 0.00%
Terjadi Miss-komunikasi 1 3.70%
Mata lelah karena berjam-jam depan layar 9 33.33%
TOTAL 27 100%
Tabel 4.2 Dampak Negatif Pembelajaran Daring

Gambar 4.2 Dampak Negatif Pembelajaran Daring

18
2) Menghitung Persentase :

Jumlah Responden Bagian Tertentu


Kendala Jaringan ¿ ×100 %=¿
Total Seluruh Responden
6
= × 100 %=22.22%
27
Susah mengerti pembelajaran =
Jumlah Responden Bagian Tertentu
×100 %
Total Seluruh Responden
11
¿ ×100 %=40.74 %
27

Respon guru yang lambat =


Jumlah Responden Bagian Tertentu
×100 %
Total Seluruh Responden
0
¿ ×100 %=0.00 %
27

Jumlah Responden Bagian Tertentu


Mata lelah = ×100 %
Total Seluruh Responden
9
¿ ×100 %=3 3.33 %
27

4.1.2 Survei Guru SMA Zion


a. Kehadiran Murid Selama Pembelajaran Daring
1) Tabel dan Grafik
Opsion Jumlah Persentase
Sering lengkap 9 37.50%
Banyak terkendala atau izin 7 29.20%
Banyak tanpa keterangan 6 25.00%
Hanya beberapa yang izin dan sakit 2 8.30%

19
TOTAL 24 100%
Tabel 4.3 Kehadiran Murid Selama Pembelajaran Daring

Gambar 4.3 Kehadiran Murid Selama Pembelajaran Daring

2) Menghitung Persentase

Jumlah Responden Bagian Tertentu


Sering lengkap = ×100 %
Total Seluruh Responden
9
= × 100 %=37.50 %
24
Banyak terkendala atau izin =
Jumlah Responden Bagian Tertentu
×100 %
Total Seluruh Responden
7
¿ × 100 %=29.20 %
24

Banyak tanpa keterangan =


Jumlah Responden Bagian Tertentu
×100 %
Total Seluruh Responden
6
¿ × 100 %=25.00 %
24

20
Beberapa izin dan sakit =
Jumlah Responden Bagian Tertentu
×100 %
Total Seluruh Responden
2
¿ × 100 %=8 .30 %
24

b. Keaktifan Murid Selama Pembelajaran Daring


1) Tabel dan Grafik
Opsion Jumlah Persentase
Sangat aktif 2 8.30%
Cukup aktif 10 41.70%
Pasif 11 45.80%
Kurang aktif 1 4.20%
TOTAL 24 100%
Tabel 4.4 Keaktifan Murid Selama Pembelajaran Daring

Gambar 4.4 Keaktifan Murid Selama Pembelajaran Daring

2) Menghitung Persentase

Jumlah Responden Bagian Tertentu


Sangat aktif = ×100 %
Total Seluruh Responden

21
2
¿ × 100 %=8.30 %
24

Jumlah Responden Bagian Tertentu


Cukup aktif = ×100 %
Total Seluruh Responden
10
¿ × 100 %=41 .70 %
24

Jumlah Responden Bagian Tertentu


Pasif = ×100 %
Total Seluruh Responden
11
¿ × 100 %=45 .80 %
24

Jumlah Responden Bagian Tertentu


Kurang aktif = ×100 %
Total Seluruh Responden
1
¿ × 100 %=4 .20 %
24

c. Pemahaman Selama Pembelajaran Daring


1) Tabel dan Grafik
Opsion Jumlah Persentase
Memahami dengan baik 2 8.30%
Cukup baik 9 37.50%
Kurang baik 13 54.20%
TOTAL 24 100%
Tabel 4.5 Pemahaman Selama Pembelajaran Daring
Berdasarkan Perkembangan Nilai

22
Gambar 4.5 Pemahaman Selama Pembelajaran Daring
Berdasarkan Perkembangan Nilai

2) Menghitung persentase
Jumlah Responden Bagian Tertentu
Baik = ×100 %
Total Seluruh Responden
13
¿ × 100 %=8.30 %
24

Jumlah Responden Bagian Tertentu


Cukup Baik = ×100 %
Total Seluruh Responden
9
= × 100 %=37 .50 %
24
Jumlah Responden Bagian Tertentu
Kurang Baik = ×100 %
Total Seluruh Responden
2
¿ × 100 %=54 .20 %
24

B. Pembahasan
4.2.1 Analisis Hasil Survei
a. Analisis Survei Murid
Berdasarkan survei dari murid, banyak yang memberikan
respon positif maupun negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran daring membawa beragam dampak bagi murid, baik
positif maupun negatif. Dari segi positif, sebanyak 29,63% dari
total respon berpendapat bahwa lebih fleksibel, 25,93%
berpendapat bahwa pembelajaran daring lebih efektif karena tidak
23
perlu membawa buku yang berat dan 22.22% berpendapat bahwa
selama pembelajaran daring mereka bisa mengenal berbagai
aplikasi yang menunjang pelajaran, seperti zoom, meet, google
classroom, canva dan sebagainya. Namun, dampak negatif bagi
murid adalah 40.74% merasa kesulitan dalam memahami
pembelajaran secara daring, 33.33% mengeluh karena mata yang
merasa lelah karena berjam-jam di depan layar dan 22.22%
mengalami kendala jaringan yang mengganggu pembelajaran.

b. Analisis Survei Guru Mata Pelajaran


Berdasarkan hasil survei dari guru, banyak memberikan respon
positif dan negatif karena selama pembelajaran online siswa
terkadang lengkap dan terkadang banyak yang terkendala.
Pemberian materi tidak secara langsung sehingga guru tidak
mengetahui apakah siswa sudah mengerti atau tidak mengenai
materi yang telah dijelaskan. Sebanyak 54,20% guru berpendapat
bahwa kurangnya interaksi dengan siswa selama pembelajaran
daring sehingga siswa dinilai pasif.

1.2.2 Analisis Perbedaan Pembelajaran Daring dan Tatap Muka


Perbedaan pembelajaran daring dengan tatap muka, yaitu
pembelajaran secara daring melaksanakan proses pembelajaran
dengan menggunakan perangkat elektronik dan teknologi yang ada
seperti handphone maupun laptop. Pembelajaran secara daring juga
lebih menghemat waktu dibandingkan pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran daring juga dapat dilakukan di rumah masing-masing
tanpa harus ke sekolah untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Sedangkan pembelajaran tatap muka merupakan proses
pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka langsung atau
bertemu langsung dengan guru untuk melaksanakan proses
24
pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Dalam segi pemahaman
materi, pembelajaran tatap muka lebih memudahkan murid untuk
memahami pembelajaran. Namun, pembelajaran tatap muka
membuat murid kesulitan karena harus membawa buku yang cukup
berat ke sekolah ditambah keperluan untuk membawa laptop ke
sekolah membuat murid kesulitan.

Sedangkan dari sudut pandang para guru, pembelajaran


tatap muka membantu guru untuk dapat menjelaskan materi yang
dengan lebih maksimal karena proses penyaluran ilmu lebih terasa
nyata karena tidak ada media yang dapat menghambat penyaluran
ilmu ke siswa. Sedangkan pada pembelajaran online, guru hanya
dibatasi dengan media untuk mengajar sehingga pembelajaran
menjadi kurang maksimal dibanding pembelajaran tatap muka.

4.2.3 Solusi dari Dampak Pembelajaran Online


Pembelajaran secara daring tentu akan berpengaruh
terhadap prestasi siswa. Dalam pembelajaran online, ada siswa
yang prestasinya meningkat dan ada juga yang menurun. Prestasi
siswa meningkat apabila siswa rajin belajar dan mendengarkan
ketika guru menjelaskan materi serta siswa menyelesaikan semua
tanggung jawabnya dengan baik. Prestasi siswa akan menurun
karena siswa malas belajar, tidak mendengarkan guru saat
menjelaskan materi, sering tidak mengikuti kelas online dan
cenderung lalai dalam menyelesaikan tanggung jawabnya seperti
tugas-tugas yang tidak dikumpul atau keterlambatan dalam
mengumpulkan tugas karena berbagai alasan.

Cara mengatasi dampak negatif dari pembelajaran secara


daring yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang lebih
bervariatif seperti menggunakan metode diskusi, tanya jawab,
25
pemberian tugas agar siswa lebih fokus dan tidak cepat bosan
ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, memberikan
motivasi kepada siswa juga dapat membuat siswa menjadi lebih
semangat dalam proses pembelajaran serta guru juga dapat
menerapkan peraturan yang lebih ketat ketika proses pembelajaran
daring berlangsung agar siswa lebih disiplin dan bertanggung
jawab. Pengaruh pembelajaran daring terhadap prestasi siswa
tergantung dari kesadaran dan tanggung jawab siswa selama
mengikuti proses pembelajaran daring.

Selain itu, dapat pula dilakukan Pembelajaran Tatap Muka


(PTM) terbatas bersyarat, yaitu dengan menerapkan protokol
kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan
dan menghindari kerumunan. Lalu membatasi jumlah murid per
kelas dengan minimal satu meter antar satu meja. Pastikan jendela
dan pintu kelas terbuka dan menyalakan pendingin ruangan untuk
membantu sirkulasi udara di dalam kelas. Juga memastikan bahwa
para guru dan murid telah menerima dosis vaksin pertama dan
kedua serta mengunduh aplikasi “peduli lindungi” untuk scan
barcode ketika ingin memasuki gedung sekolah. Setelah jam
pembelajaran selesai, maka lakukan penyemprotan disinfektan di
seluruh gedung dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19.

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran daring merupakan proses pembelajaran yang dilakukan
secara daring dengan menggunakan media dan teknologi tanpa harus bertatap

26
muka secara langsung. Pengaruh pembelajaran daring dapat memberikan
pengaruh positif dan negatif bagi siswa. Pengaruh positif antara lain
pembelajaran lebih fleksibel, lebih menghemat waktu dan dapat melatih
tanggung jawab siswa. Namun, di sisi negatifnya banyak yang berpendapat
bahwa pembelajaran daring membuat mata siswa menjadi lelah, terbatasnya
kuota internet, jaringan yang tidak stabil, maupun kurang paham dengan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Pembelajaran secara daring dan tatap memiliki keunggulan tersendiri.
Dimana pembelajaran tatap muka membuat siswa mudah mengerti pelajaran
karena tidak mungkin terjadi kendala jaringan yang biasa terjadi di
pembelajaran daring.

B. Saran
Pembelajaran daring pada dasarnya adalah pembelajaran yang
dilakukan secara virtual melalui aplikasi virtual yang tersedia, walaupun
demikian pembelajaran daring harus tetap memperhatikan kompetensi yang
akan diajarkan. Oleh karena itu, pembelajaran daring bukan sekedar materi
yang dipindahkan melalui media internet, bukan juga sekedar tugas dan soal-
soal yang dikirimkan melalui aplikasi sosial media. Pembelajaran daring
harus direncanakan, dilaksanakan serta dievaluasi seperti halnya dengan
pembelajaran yang terjadi di kelas. Juga menerapkan metode tanya-jawab
dengan nilai tambah sebagai bentuk apresiasi agar meningkatkan ketertarikan
siswa pada materi yang diajarkan.
Jika status PPKM berada di level satu hingga tiga, maka pembelajaran
tatap muka dapat dilaksanakan dan memerhatikan protokol kesehatan secara
ketat serta membatasi jumlah siswa per kelas. Membagi jadwal offline-online
juga efektif untuk membatasi jumlah siswa, contohnya kelas dua belas belajar
tatap muka sedangkan kelas sepuluh dan sebelas melakukan pembelajaran
daring. Lalu akan berganti pada minggu berikutnya. Setelah kelas selesai
dipakai maka dilakukan penyemprotan disinfektan. Tak lupa melakukan
27
kontrol setiap minggu untuk mencegah kasus penularan di lingkungan
sekolah. Bila terdapat siswa yang kurang enak badan maka terdapat ruang
isolasi atau siswa dapat diizinkan unruk beristirahat di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara

Bilfaqih, Qomarudin. 2015. Esensi Penyusunan Materi Daring Untuk. Pendidikan


Dan Pelatihan. Yogyakarta: DeePublish

28
Bungin, Burhan. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta:
Kencana Prenada

Creswell, John W. 2012. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dedi. 2013. “Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli”,


http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-
para.html, diakses pada 17 Februari 2022 pukul 09.56.
Elisa, Edi. 2016. “Pengertian Pembelajaran”,
https://educhannel.id/blog/artikel/pengertian-pembelajaran.html, diakses
pada 17 Februari 2022 pukul 09.34.
Gesuri, Ardian Taufik. 2021. “7 Syarat sekolah dapat dikatakan aman untuk tatap
muka, apa saja?”,
https://nasional.kontan.co.id/news/7-syarat-sekolah-dapat-dikatakan-aman-
untuk-tatap-muka-apa-saja, diakses pada 25 Maret 2022 pukul 17.53.

Gilang, K.R . 2020. Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Covid-19.


Banyumas : Lutfi Gilang
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Krisnanto. 2021. “Pembelajaran daring: Pengertian, Manfaat, Hingga Cara
Belajar”,
https://meenta.net/pembelajaran-daring/, diakses 20 Maret 2022 pukul
13.37.

Nurul. 2014. “Angket, Tujuan dan Jenis Angket Penelitian”,


https://id.wikipedia.org/wiki/Angket#:~:text=Tujuan%20penyebaran
%20angket%20ialah%20mencari,mengetahui%20informasi%20tertentu
%20yang%20diminta, diakses pada 19 Februari 2022 pukul 17.47.

Rafie, Barratut Taqiyyah. 2021. “5 Manfaat Aplikasi PeduliLindungi, Apa


Saja?”,
https://newssetup.kontan.co.id/news/5-manfaat-aplikasi-pedulilindungi-
bukan-hanya-unduh-sertifikat-vaksin., diakses pada 25 Maret 2022 pukul
17.48.

29
Rizal, Fatchu. 2021 “8 Manfaat Online Learning Sebagai Metode Pembelajaran
Terkini di era pandemi COVID-19”,
https://smkpgritegal.sch.id/read/17/8-manfaat-online-learning-sebagai-
metode-pembelajaran-terkini-di-era-pandemi-covid-19, diakses diakses pada
17 Februari 2022 pukul 10.09.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


Salum, Wawan. 2021. “Apa Itu Daring dan Luring?”,
https://www.kreditpintar.com/education/memahami-perbedaan-daring-dan-
luring, diakses pada 20 Maret 2022 pukul 14.28.
Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: Universitas Negeri
Semarang Press.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :


Alfabeta

Syafira, Devi Rahma. 2021. “Ketentuan Pembelajaran Tatap Muka (PTM)


Terbatas Berlaku Mulai Januari 2022”,
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/12/30/ketentuan-pembelajaran-
tatap-muka-ptm-terbatas-berlaku-mulai-januari-2022, diakses pada 25 Maret
2022 pukul 17.14.
Thabroni, Gamal. 2021. “Metode Penelitian Deskriptif: Pengertian, Langkah &
Macam”,
https://serupa.id/metode-penelitian-deskriptif/, diakses pada 22 Maret 2022
pukul 16.53.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wiguna, Redita. 2021. “Analisis Proses Pembelajaran Siswa Berbasis Online
Daring) Pada Masa Pandemi Covid-19”,
https://eprints.umm.ac.id/79894/44/BAB%20II.pdf, diakses pada 20
Februari 2022 pukul 16.23.
LEMBAR VALIDASI PENGARUH PEMBELAJARAN DARING
TERHADAP MUTU PENDIDIKAN SISWA

Nama Validator :

30
Tanggal pengisian :

A. PENGANTAR
Lembar validasi ini digunakan untuk memperoleh penilaian Bapak/Ibu
terhadap angket validitas penelitian. Kami ucapkan terima kasih atas
kesediaan Bapak/Ibu menjadi validator dan mengisi lembar validasi ini.

B. PETUNJUK
1. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan skor pada setiap butir
pernyataan dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom dengan
skala penilaian sebagai berikut:
1 = Sangat kurang 3 = Cukup baik 5=Sangat baik
2 = Kurang baik 4 = Baik
2. Bapak/Ibu dimohon kesediannya untuk memberikan saran-saran
perbaikan pada bagian akhir lembar ini atau langsung pada naskah
yang disertakan pada lembar penilaian ini.

C. PENILAIAN
Skala Penelitian
Aspek Indikator Komentar
1 2 3 4 5
1. Kejelasan judul
lembar angket.            
2. Kejelasan Butir
Kejelasan Pernyataan.            
3. Kejelasan
Petunuk Pengisian
Angket.            
4. Pernyataan
Kejelasan
dengan jawaban
Isi
yang di-harapkan.            
5. Pernyataan yang
berkaitan dengan
tujuan penelitian.            
Relevansi
6. Pernyataan yang
sesuai dengan aspek
yang ingin dicapai.
           

31
7. Pernyataan
Kevalida mengungkapkan
n Isi informasi yang
benar.            
8. Pernyataan berisi
Tidak satu
Ada Bias gagasan yang
lengkap            
9. Bahasa yang
digunakan mudah
dipahami.            
Ketepatan 10. Bahasa yang
Bahasa digunakan efektif.
           
11. Penulisan yang
 
sesuai EYD.          

D. KOMENTAR UMUM DAN SARAN


………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

E. KESIMPULAN
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan, angket
penelitian/lembar wawancara ini dinyatakan:
1. Layak digunakan untuk uji coba tanpa revisi
2. Layak digunakan untuk uji coba setelah revisi
32
3. Tidak layak digunakan untuk uji coba
Mohon lingkari pada nomor yang sesuai dengan kesimpulan Bapak/Ibu.

Makassar, ……………………

Validator

…………………………

RIWAYAT PENULIS I

Angelina Phandy lahir di kota Makassar, provinsi Sulawesi


Selatan pada 12 Juli 2004. Penulis lahir dari  pasangan Roy
Phandy dan Inekke dan merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara yaitu Nicholous Phandy dan Richwellson Phandy.
33
Pada tahun 2010, penulis memasuki Sekolah Dasar Santo Aloysius dan lulus pada
tahun 2016 sebagai peringkat kedua selama enam tahun berturut-turut. Lalu
memasuki jenjang Sekolah Mengah Pertama di IPEKA Makassar pada tahun 2016
kemudan lulus pada tahun 2019 dan berhasil masuk dalam peringkat dua besar
selama tiga tahun. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan pada jenjang
selanjutnya di SMA Zion Makassar dan akan lulus pada 2022 mendatang. Penulis
akan melanjutkan pendidikan pada akhir tahun 2022 di antara dua perguruan
tinggi yaitu Universitas Ciputra dengan jurusan Manajemen Business
Internasional dan Universitas Atma Jaya dengan jurusan Akuntansi Perpajakan.

RIWAYAT PENULIS II

Felicia Brillianti Wilar lahir di kota Makassar, Sulawesi Selatan


pada 27 Januari 2004 dan merupakan anak tunggal dari
pasangan Hilman Oei dan Fenny Lisan.

34
Penulis memasuki jenjang Sekolah Dasar pada tahun 2010 di Sekolah Dasar
Kalam Kudus dan lulus pada tahun 2016. Kemudian, pada tahun 2016, penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Zion dan lulus tahun
2019. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas
Zion pada tahun 2019 dan akan lulus pada tahun 2022. Penulis akan melanjutkan
pendidikan di Universitas Ciputra Makassar dan mengambil jurusan
Communication Business Management pada akhir tahun 2022.

RIWAYAT PENULIS III

Fransisca Cindy Aurelia lahir di Pulau Bali kota Denpasar


pada 07 Juli 2004. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara yang merupakan anak dari pasangan Yohanes
Haryadi dan Feny Kardianto.

35
Pada tahun 2010, penulis memasuki Sekolah Dasar Jembatan Budaya dan lulus
pada tahun 2016. Lalu, memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama di sekolah
yang sama dan lulus pada tahun 2019. Pada jenjang Sekolah Menengah Atas,
penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Zion Makassar dan akan lulus pada
tahun 2022 mendatang.
Penulis akan melanjutkan pendidikannya di ESDA, tempat kursus yang
memfokuskan bidang Desain Komunikasi Visual (DKV). Penulis akan menekuni
bidang animasi tiga dimensi pada akhir 2022. Dimana ESDA berlokasi di
Surabaya, Jawa Timur.

RIWAYAT PENULIS IV

Grace Sabrina Tohir lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada


6 Maret 2004 dan merupakan anak tunggal dari pasangan
Robert Tohir dan Linawati Tumbel .

36
Pada tahun 2010, penulis memasuki jenjang Sekolah Dasar Menara St. Martinus
dan lulus pada tahun 2016 . Lalu , pada tahun 2016 penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Zion dan lulus pada tahun 2019 .
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya di SMA Zion
Makasar dan akan lulus pada tahun 2022. Penulis akan melanjutkan pendidikan di
Universitas Hasanuddin Makassar dan mengambil jurusan akuntansi pada tahun
ajaran 2022.

RIWAYAT PENULIS V

Nadia Della Liang lahir di kota Makassar, provinsi Sulawesi


Selatan pada tanggal 27 Desember 2004. Penulis lahir dari
pasangan Liang Benny Yenmu dan Phie Lie Eng. Merupakan
anak ketiga dari tiga bersaudara.

37
Pada tahun 2010, penulis memasuki Sekolah Dasar zion Makassar dan
lulus pada tahun 2016. Lalu memasuki jenjang Sekolah Mengah Pertama di zion
Makassar pada tahun 2016 kemudan lulus pada tahun 2019. Penulis melanjutkan
pendidikan pada jenjang selanjutnya di Sekolah Menengah Atas Zion Makassar
dan akan lulus pada 2022 mendatang. Penulis akan melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi yaitu Universitas Ciputra dengan jurusan Manajemen Business
Internasional pada akhir tahun 2022.

DOKUMENTASI

38
39
40

Anda mungkin juga menyukai