Abstrak
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui motivasi siswa SMP Negeri 3 Pringapus selama
masa pandemi Covid-19.
2. Untuk mengetahui keefektifan Bapak/Ibu guru SMP Negeri 3
Pringapus menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran
selama masa pandemi Covid-19.
D. Manfaat
Memberikan tambahan informasi kepada pembaca mengenai
pembelajaran yang berjalan di SMP Negeri 3 Pringapus sebagai inspirasi
agar bisa mengaplikasikan pembelajaran yang baik ini. Memberikan
contoh-contoh kegiatan yang bermanfaat dan menginspirasi siswa untuk
meningkatkan motivasi belajarnya selama masa pandemi Covid-19.
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
Motivasi sebagai suatu keadaan atau kondisi yang timbul dari
dalam diri seseorang. Motivasi ini memberikan pengaruh pada persepsi
agar seseorang dapat melakukan kegiatan yang dapat dilihat dari perilaku
yang di tunjukkan seseorang. Menurut Oemar Hamalik (2008), motivasi
memiliki dua komponen yaitu komponen luar dan komponen dalam.
Komponen luar adalah apa yang di inginkan seseorang, tujuanlah yang
menjadi arah kelakuan nya. Sedangkan komponen dalam adalah
perubahan di dalam diri seseorang, keadaan tidak puas, ketegangan
psikologis.
Motivasi belajar merupakan faktor yang mempunyai arti penting
bagi seorang siswa. Apalah artinya siswa yang pergi kesekolah tanpa
adanya motivasi belajar. Djamarah (2009) Dimiyati dan Mujiono
menambahkan bahwa,“pada diri siwa terdapat kekuatan penggerak yang
yang menjadi pemicu belajar yaitu motivasi belajar”. Motivasi mendasari
terjadinya perilaku individu (Guay et al., 2010). Selain itu, motivasi
sangat penting untuk kehidupan sosial dan kerja sehingga merupakan
komponen penting dalam membentuk individu.
Motivasi belajar terjadi karena ada kemauan, kebutuhan, hasrat dan
dorongan siswa untuk berpartisipasi, dan sukses dalam proses belajar.
Inilah yang membuat siswa terlibat dalam kegiatan akademik, membuat
mereka berusaha ketika keadaan menjadi sulit, dan menentukan seberapa
banyak mereka harus belajar. Menurut Feng, Fan, & Yang (2013),
Motivasi belajar yang tinggi dan peserta didik yang percaya diri biasanya
akan menghasilkan prestasi belajar yang baik. Motivasi berprestasi adalah
suatu usaha untuk mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya dengan
berpedoman pada suatu standar keunggulan tertentu (standards of
exellence).
Motivasi mendorong siswa untuk dapat melakukan sebuah perilaku,
termasuk juga dalam belajar. Siswa bergerak untuk memperolah hasil
belajar yang baik jika memiliki motif yang kuat, sehingga motivasi
memiliki peran yang penting untuk membuat siswa memperoleh hasil
belajar yang baik. Selain dari motivasi banyak faktor yang
mempengaruhinya prestasi belajar siswa, antara lain faktor lingkungan
yang meliputi siswa, situasi rumah, sekolah guru, budaya dan kebijakan
pendidikan (Kpolovie, 2012) serta faktor gizi dan administrasi akademik
juga menentukan hasil prestasi belajar (Kpolovie, Joe, & Okoto, 2014).
Aspek keuangan juga menentukan karena menyangkut fasilitas
infrastruktur dan fasilitas dasar di lingkungan sekolah. Selain itu faktor
Kemampuan intelektual juga menentukan keberhasilan memperoleh
prestasi (Adiputra:2015).
B. Metode Pembelajaran
a) Discovery Learning
Discovery learning adalah suatu tipe pembelajaran dimana
siswa membangun pengetahuan mereka sendiri dengan mengadakan
suatu percobaan dan menemukan sebuah prinsip dari hasil percobaan
tersebut. Discovery learning merupakan komponen dari praktek
pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara
belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri dan
reflektif.
Model pembelajaran discovery merupakan kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menemukan sesuatu (benda, manusia, atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Model discovery lebih efektif dalam pembelajaran IPA, karena
model ini membantu siswa bertemu dengan dua kriteria penting
dalam pembelajaran aktif yaitu membangun pengetahuan untuk
membuat pengertian dari informasi baru dan mengintegrasikan
informasi baru sampai ditemukan pengetahuan yang tepat.
Model pembelajaran discovery learning memiliki beberapa
kelebihan, yaitu: 1) menambah pengalaman siswa dalam belajar, 2)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih dekat lagi dengan
sumber pengetahuan selain buku, 3) menggali kreatifitas siswa, 4)
mampu meningkatkan rasa percaya diri pada siswa, dan 5)
meningkatkan kerja sama antar siswa (Setyosari, 2012).
c) Scientific Literacy
“Scientific literacy was to provide a broad understanding of
science and of the rapid developing scientific enterprise whether one
was to become a scientist or not”. Artinya, literasi sains
diperuntukkan bagi seluruh siswa, tidak memandang apakah nanti
siswa tersebut akan menjadi saintis atau tidak. Sedangkan National
Science Education Standards menyatakan bahwa “Scientific literacy
is knowledge and understanding of scientific concepts and processes
required for personal decision making, participation in civic and
cultural affairs, and economic productivity”. Berdasarkan pengertian
tersebut, penekanan literasi sains bukan hanya pengetahuan dan
pemahaman terhadap konsep dan proses sains, tetapi juga diarahkan
bagaimana seseorang dapat membuat keputusan dan berpartisipasi
dalam kehidupan bermasyarakat, budaya, dan pertumbuhan ekonomi.
B. SARAN
Keterbatasan PJJ di sekolah daerah pegunungan seperti di SMP
Negeri 3 Pringapus yaitu sinyal. Disarankan agar siswa mendapat fasilitas
belajar online mulai dari kuota atau jaringan internet dan media belajar seperti
smart phone.
DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, S. 2015. Keterkaitan Self Efficacy dan Self Esteem Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa. Jurnal Fokus Konseling, 1(2).
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.
Feng, H. Y., Fan, J. J., & Yang, H. Z. (2013). The relationship of learning
motivation and achievement in EFL: Gender as an intermediated variable.
Educational Research International, 2(2), 50-58.
Guay, F., Chanal, J., Ratelle, C. F., Marsh, H. W., Larose, S., & Boivin, M. (2010).
Intrinsic, identified, and controlled types of motivation for school subjects
in young elementary school children. British Journal of Educational
Psychology, 80(4), 711–735.
Gora.2009. Menggagas Penerapan Strategi PJBL (Project Based Learning) untuk
Bidang Studi Teknik Informatika.
Kpolovie, P. J. 2012. Education reforms without evaluation designs: Nigeria at
risk. Owerri: Springfield Publishers Ltd.
Kpolovie, P. J. 2014. Test, measurement and evaluation in education. Second
Edition. Owerri: Springfield Publishers Ltd.
Lisminingsih. 2010. Pembelajaran Berbasis Proyek: Alternatif Model Pendidikan
Lingkungan Hidup untuk Meningkatkan Kecakapan Hidup. Jurnal
Paradigma Tahun XV, Nomor 30, Juli – Desember 2010. IKIP Budi
Utomo Malang.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. (Jakarta:Raja Grafindo
Persada).
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangannya.
Jakarta: Kharisma Putra Utama.
LAMPIRAN