Anda di halaman 1dari 9

Serambi Konstruktivis , Volume 3, No.

4,Desember 2021 ISSN : 2656 - 5781

Media Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid- 19

Rosalinda, S.Pd.I, MA
Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Al Washliyah Banda Aceh
Email : rosalindatba06@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan teknologi pembelajaran daring
saat pandemi virus Covid-19 yang telah menyebar di seluruh dunia terutama Indonesia
menggunakan platform google classroom, YouTube, WAG, Edmodo, Zoom, serta
Googlemeet. Penelitian ini menggunakan metode penelitian literatur, studi pustaka serta
wawancara. Penelitian literatur ialah penelitan yang pengumpulan datanya mengambil
data dari pustaka, membaca, mencatat dan mengumpulkan informasi. Penelitian studi
pustaka merupakan suatu penelitian yang digunakan dengan cara mengumpulkan
informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada diperpustakaan
seperti dokumen, buku, majalah, berita dan sebagainya.Dan hasilnya menunjukkan
bahwa teknologi memiliki banyak sekali peran dan manfaatnya dalam dunia pendidikan
terlebih saat pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19 ini. Dengan
melakukan wawancara kepada guru dan peserta didik, dapat disimpulkan bahwa
teknologi media pembelajaran yang banyak di gunakan oleh Sekolah adalah WAG dan
juga google classroom.
Keyword: Media, Pembelajaran Daring,

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan
bakat, potensi, dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena
itu pendidikan didesain untuk memberikan pemahaman serta dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Pendidikan juga dapat menjadi penentu dari nilai dan kualitas
hidup individu. Dilihat dari seberapa besar peran pendidikan dalam kehidupan, ada
baiknya pendidikan di negara ini dapat lebih dikembangkan secara maksimal dan
memberikan berbagai manfaat pada setiap individu.
Sebagaimana dikemukakan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 3 tujuan akhir dari penyelenggaraan
pendidikan (nasional) pada esensinya adalah peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM). Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, diperlukan proses
pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas.
Menurut Rahyubi (2014:7) pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dalam pasal
20 dinyatakan “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan renacana
pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan
penilaian hasil belajar”. Dalam menciptakan pendidikan dan pembelajaran yang
berkulitas seyogyanya sejalan dengan perkembangan teknologi pendidikan yang saat
ini telah berkembang. Pada abad ke-21 ini perkembangan teknologi di bidang
pendidikan semakin maju, hal ini mampu menjadi pertimbangan guru sebagai salah
satu strategi baru dalam mengembangkan sebuah pembelajaran. Perkembangan pada
126
Serambi Konstruktivis , Volume 3, No.4, Desember 2021 ISSN : 2656 - 5781

abad ini menuntut dunia pendidikan untuk mengubah konsep dalam befirkir. Masa
depan yang kian memiliki implikasi luas dan mendalam terhadap berbagai rancangan
pengajaran dan teknik pembelajaran. Pada gilirannya para guru akan menyadari
bahwa model maupun strategi pembelajaran yang konvensional tidak akan cukup
membantu siswa.
Pada akhir Desember 2019 Indonesia dihadapkan dengan tantangan wabah
Covid-19. Pandemi Covid-19 ini tidak hanya mempengaruhi sektor ekonomi dan sosial,
melainkan juga sektor pendidikan salah satunya adalah aspek pendidikan. Dimana
pemerintah menghimbau untuk masyarakat Indonesia untuk berada di rumah saja, yang
mana kondisi ini mau tidak mau harus mulai beradaptasi dengan era ini. Sehingga
kegiatan pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka beralih menjadi
pembelajaran non tatap muka. Program tersebut dikenal dengan pembelajaran daring
atau sistem E-learning atau online learning.
Menurut Isman (2016:587) pembelajaran daring merupakan pemanfaatan
jaringan internet dalam proses pembelajaran. Daring dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) berarti dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet.
Jadi pembelajaran daring merupakan sebuah upaya membelajarkan siswa yang
dilakukan tanpa tatap muka dengan melalui jaringan/internet yang telah tersedia.
Diberlakukannya pembelajaran daring oleh pemerintah ini mengharuskan
seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah. Pelaksanaan pembelajaran
daring dilakukan sebagai salah satu upaya untuk tetap mewujudkan tujuan pendidikan
di Indonesia di tengah pandemi covid-19, serta upaya pencegahan penyebaran virus
covid-19. Pademi Covid-19 ini membuat sistem pembelajaran di sekolah dipaksa
berubah secara drastis dari pertemuan tatap muka menjadi pembelajaran secara online.
Pelaksanaan pembelajaran ini berlangsung dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan
tinggi.
Kondisi ini tentu tidak mudah dilalui oleh masyarakat, di mana orang tua ikut
berperan sebagai guru atau pengajar ketika belajar di dalam rumah. Siswa diberikan
tugas sebagai sarana untuk mengetahui pencapaian atau penilaian kemampuan siswa.
Adapun kecemasan pada diri siswa di mana tugas yang diberikan oleh guru sebagai
kegiatan memindahkan aktivitas kelas dari belajar di sekolah menjadi belajar di
rumah dibebankan pada siswa bahkan lebih banyak. Selain itu, sekolah tetap
melakukan kegiatan penilaian untuk kepentingan rapor kenaikan kelas pada tiap-tiap
kelas.
Kegiatan belajar dari rumah yang diterapkan oleh masyarakat menyebabkan
siswa dan guru kehilangan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain dalam
menjalin hubungan sosial, menumbuhkan sikap solidaritas antar sesama manusia,
kehilangan rasa peduli dan empati. Kegiatan yang seharusnya siswa dan guru lalui
memberikan pembelajaran tidak hanya tentang materi pelajaran namun juga
menyampaikan tentang pentingnya bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Keadaan ini belum bisa dilaksanakan karena adanya himbauan physical distancing
dari pemerintah guna melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus Covid19.
Belajar dari rumah tentu berbeda dengan kegiatan belajar di sekolah, selain
adanya perangkat pembelajaran kegiatan belajar juga didukung oleh media belajar
untuk memudahkan siswa dalam memahami materi. Menurut Indriana (2011: 15)
media pembelajaran dimaksudkan merupakan salah satu alat komunikasi dalam
proses pembelajaran, dikatakan demikian karena di dalam proses pembelajaran terdapat
proses penyampaian pesan dari pendidik kepada anak didik. Media pembelajaran juga
diartikan sebagai salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
127
Serambi Konstruktivis , Volume 3, No.4, Desember 2021 ISSN : 2656 - 5781

keberhasilan kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien (Numiek,2013: 94-


95).pembelajaran, secara umum manfaat media pembelajaran yakni untuk
memperlancar interaksi anatar guru dengan siswa sehingga
Kegiatan belajar dari rumah akan membutuhkan media pembelajaran yang
dibutuhkan siswa, agar siswa mudah memahami materi pelajaran. Pada kondisi ini akan
sulit memberikan media pembelajaran karena orang tua kurang berpengalaman dalam
mengajarkan anak materi dari sekolah dan siswa membutuhkan media pendukung
sebagai sarana kelancaran belajar.
Terdapat beberapa hal dalam mempertimbangkan memilih media
pembelajaran yang tepat, menentukan ketepatan dalam memilih media akan
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Media yang digunakan
belum tentu merupakan media yang mahal dan modern, namun sebaliknya jenis
media yang harganya murah dan sederhana yang mudah dibuat serta mudah
didapatkan mungkin lebih efektif dan efisien (Zainul, 2017:10).
Jadi, pembelajaran online yang diterapkan pada masa pandemi Covid19
merupakan strategi baru yang diterapkan untuk melanjutkan kegiatan belajar
mengajar antara pendidik dan siswa yang dapat dilaksanakan dari rumah, kegiatan
tersebut tidak lepas dari penggunaan media internet agar dapat efektif dalam
penerapannya. Pada pelaksanaannya siswa dan guru tidak perlu lagi melakukan
kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di ruang kelas, namun kini sudah bisa
belajar dengan sistem pembelajaran online. Guru memberi tugas harian sebagai
sarana pemerolehan nilai siswa yang akan dicantumkan dalam rapor. Penilaian
tersebut sebagai acuan tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang
diharapkan di tengah wabah virus Covid19.
Berdasarkan penjabaran pada latar belakang masalah di atas, maka
peneliti menarik rumusan masalahnya yaitu Media pembelajaran online apa saja yang
bisa digunakan oleh guru pada masa pandemi Covid19?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk melihat media pembelajaran
online pada masa pandemi Covid19 yang digunakan bisa digunakan oleh guru.
Berdasarkan hasil penjabaran yang telah ditulis oleh penulis, berikut merupakan
manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, antara lain:
a. sebagai bahan kajian dan referensi dalam pengembangan keilmuan dalam bidang
pendidikan.
b. Sebagai sarana dalam meningkatkan sistem pendidikan agar tetap
berlangsung pada masa pandemi Covid19.
c. Sebagai strategi pendukung dalam mengatasi permasalahan pendidikan di tengah
wabah virus Covid19.
d. Sebagai sarana alternatif dalam pembelajaran untuk tetap melaksanakan kegiatan
belajar dari rumah.

TINJAUAN TEORITIS
Media
Media merupakan sarana atau alat terjadinya proses belajar mengajar. Kata media
berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau
pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gerlach & Ely menyatakan bahwa “Media

128
Serambi Konstruktivis , Volume 3, No.4, Desember 2021 ISSN : 2656 - 5781

adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta
didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.
Menurut Miarso, “media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.” Menurut Djamarah, “media
merupakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri”. Maka dari itu, media dalam proses pembelajaran
memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Media itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi guna untuk mengefektifkan
proses pembelajaran. Dengan demikian, bahwa media yang menggambarkan atau
mengilustrasikan atau mencirikan tentang konsep atau ciri-ciri materi ajar yang sedang
diajarkan, sehingga siswa bisa lebih mudah memahami materi tersebut. Penggunaan
media pembelajaran sangat berpengaruh karena dapat mempermudah peserta didik
untuk mengetahui dan menangkap materi yang disampaikan. Serta melalui penggunaan
media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar peserta didik.
Suatu media yang digunakan oleh seorang pendidik harus mewakili sebagian dari
materi yang telah diajarkan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik mudah
menerima materi baru karena masih ada hubungan dengan materi yang mereka terima
sebelumnya. Juga dapat meningkatkan keefektifitasan pembelajaran dan peserta didik
juga lebih semangat menerima materi baru.

Pembelajaran Daring (dalam jaringan)


Kata daring berasal dari dua kata yaitu dalam dan jaringan. Menurut Isman
(2016:587) pembelajaran daring merupakan suatu proses pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan internet saat pelaksanaannya. Pembelajaran Daring Learning
sendiri dapat di pahami sebagai pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah
yang peserta didiknya dan instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga
memerlukan sistem telekomunikasi interkatif sebagai media penghubung keduanya
dan berbagai sumber daya yang diperlukan didalamnya (Sobron dkk, 2019:1).
Pembelajaran daring atau yang lebih dikenal dengan nama online learning
merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan internet ataupun
jaringan. Ada beberapa pengertian pembelajaran daring menurut para ahli, antara lain:
a. Harjanto T. dan Sumunar (2018) (dalam Jamaludin dkk, 2020:3) menyatakan
bahwa pembelajaran daring merupakan proses transformasi pendidikan konvensional
ke dalam bentuk digital sehingga memiliki tantangan dan peluang tersendiri.
b. Menurut Mulayasa (2013:100) (dalam Syarifudin, 2020:32) memberikan argumen
pembelajaran daring pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara
virtual yang tersedia. Meskipun demikian, pembelajaran daring harus
tetap memperhatikan kompetensi yang akan diajarkan.
c. Syarifudin (2020:33) juga menjelaskan bahwa pembelajaran daring adalah bentuk
pembelajaran yang mampu menjadikan siswa mandiri tidak bergantung pada
orang lain.
d. Isman (2016:587) menjelaskan bahwa pembelajaran daring merupakan
pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran.

129
Serambi Konstruktivis , Volume 3, No.4, Desember 2021 ISSN : 2656 - 5781

e. Bilfaqih (2015:1) berpendapat bahwa pembelajaran daring merupakan


pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam jaringan agar mencakup target
yang luas.
Menurut Syarifudin (2020:31) pembelajaran daring untuk saat ini dapat
menjadi sebuah solusi pembelajaran jarak jauh ketika terjadi bencana alam atau
keadaan seperti social distancing.
Pembelajaran daring untuk saat ini telah menjadi populer karena itu potensi
yang dirasakan untuk menyediakan layanan akses konten lebih fleksibel, sehingga
memunculkan beberapa keuntungan dalam penerapannya. Empy dan Zhuang (2005)
(dalam Mutia dan Leonard, 2013:282) juga menyebutkan beberapa keuntungan E-
learning/pembelajaran daring, antara lain:
a. Mengurangi biaya. Dengan menggunakan E-learning, kita menghemat
waktu dan uang untuk mencapai suatu tempat pembelajaran. Dengan E-
learning kita dapat diakses dari berbagai lokasi dan tempat.
b. Fleksibilitas waktu, tempat dan kecepatan pembelajaran. Dengan
menggunakan E-learning, pengajar dapat menentukan waktu untuk belajar
dimanapun. Dan pelajar dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
c. Standarisasi dan efektivitas pembelajaran. E-learning selalu memiliki
kualitas sama setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati pengajar.
E-learning dirancang agar pelajar dapat lebih mengerti dengan
menggunakan simulasi dan animasi.
Di samping kelebihan di atas, Efendi (2008:140) sebagai mana dikutip
Putra (2020:3) mengutarakan kekurangan penggunaan E-learning antara lain:
a. Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara peserta didik dengan
pengajar atau antara peserta didik dengan peserta didik menjadi minim.
b. Pembelajaran yang dilakukan lebih cenderung ke pelatihan bukan
pendidikan.
c. Aspek bisnis atau komersial menjadi lebih berkembang dibandingkan
aspek sosial dan akademik.
d. Pengajar dituntut lebih menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan
teknologi, informasi dan komunikasi (TIK)
e. Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat yang bermasalah
dengan listrik, telepon dan komputer.
f. Sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk
mengoperasikan komputer masih kurang
g. Bahasa komputer yang belum dikuasai
Pembelajaran daring dilakukan melalui berbagai aplikasi yang dapat
menunjang proses pembelajaran seperti google classroom, whatsapp group, zoom
dan lain sebagainya. Pembelajaran daring ini akan membentuk pembelajaran
yang menjadikan siswa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Hal ini karena
siswa akan fokus pada gawai untuk menyelesaikan tugas ataupun mengikuti diskusi
yang sedang berlangsung. Semua yang didiskusikan dalam proses belajar mengajar
melalui daring penting untuk menuntaskan kompetensi yang akan dicapai. Oleh
karena itu, melalui pelaksanaan pembelajaran daring ini siswa diharapkan mampu
mengkonstruk ilmu pengetahuan (Syarifudin,2020:33).

130
Serambi Konstruktivis , Volume 3, No.4, Desember 2021 ISSN : 2656 - 5781

Macam-macam Media Daring


Berbagai media pembelajaran online yang dapat digunakan dalam
pembelajaran, yaitu:
a. Google Classroom atau ruang kelas google
Google Classroom adalah suatu tempat pembelajaran online yang dapat
memudahkan guru daalam memberikan informasi, membagikan materi pembelajaran
serta melakukan penilaian. Dengan google classroom pembelajaran dapat
tersampaikan secara maksimal kepada seluruh siswa secara online. Menurut Hakim,
2016 mengungkapkan bahwa google classroom adalah layanan berbasis internet yang
disediakan oleh google sebagai system elearning. Service ini didesain untuk
membantu pengajar membuat dan membagikan tugas kepada siswa secara online atau
paperless. Ini berarti, butuh akses internet untuk dapat masuk ke dalam google
classroom. Selain itu, google classroom juga mempunyai kemampuan untuk membuat
salinan otomatis dari tugas yang sudah dibuat oleh siswa. Guru dapat mengecek tugas
siswa dan memberikan penilaian secara langsung. Manfaat google classroom dalam
pembelajaran adalah membuat kelas online dengan mudah, hemat waktu,
mengorganisasi semua tugas dengan mudah, mengadakan komunikasi dan diskusi
dengan cepat serta data akan aman. Google classroom didesain bagi siswa, guru, wali
murid dan administrator. Wali siswa dapat memanfaatkan ringkasan email yang
memuat tugas siswa dengan melihat informasi tugas yang telah dan belum dikerjakan
oleh siswa. Wali hanya data menerima ringkasan emai melalui akun pribadinya. Untuk
administrator dapat membuat, melihat atau menghapus kelas di domainnya,
menambahkan atau menghapus siswa dan guru dari kelas serta melihat semua tugas
kelas di domainnya (Harjanto dan Sumarni, 2019).
b. Whats app
WhatsApp merupakan salah satu media komunikasi yang sudah tidak asing
lagi ditelinga kita bahkan sangat populer sekali serta merupakan platform yang kita
gunakan saat ini baik untuk kepentingan pribadi maupun sosial. Aplikasi yang satu ini,
hampir dimiliki oleh semua pengguna gadget. Whats app dapat dijadikan alternative
dalam pembelajaran. Aplikasi ini dapat melakukan percakapan secara online dengan
jumlah patisipan yang tidak terlalu banyak, memasukkan teks, suara dan video. Whats
app juga adalah aplikasi yang sederhana, aman dan mudah karena sebagaian besar
orang menggunakan aplikasi ini.
Platform ini merupakan alat yang digunakan untuk melakukan komunikasi
jarak jauh berupa percakapan baik menggunakan tulisan, gambar, suara maupun video.
WhatsApp mampu terhubung dengan teman serta keluarga kita yang ada dimanapun
dan kapanpun ketika kita memiliki jaringan yang baik yang mampu menjadi
pendukung untuk kita mengaksesnya (Roida, 2020).
c. E-learning
E-learning merupakan salah satu bentuk media atau platform pembelajaran
yang didukung dengan pemanfaatan teknolgi informasi dan komunikasi. Serta bisa
digunakan untuk penunjang pembelajaran daring seperti sekarang ini (Hanum, 2013).
E-learning merupakan salahsatu platform yang digunakan untuk menunjang
berjalannya suatu pendidikan dari berbagai jenjang baik dari SD, SMP, SMA, maupun
Perguruan Tinggi. Akan tetapi perlu kita ketahui juga bahwasanya elearning masih
terbilang sangat baru sehingga perkembangan definisi dan implementasi dari sistem e-
learning ini masih beragam dan masih belum mempunyai standar yang pokok. Dengan
adanya e-learning tentu pembelajaran menjadi lebih efektif dan fleksibel bisa di akses

131
Serambi Konstruktivis , Volume 3, No.4, Desember 2021 ISSN : 2656 - 5781

dimana saja dan kapan saja asalkan ada paket internet yang mampu menjadi
penunjang.
d. Zoom
Zoom adalah sebuah aplikasi pertemuan gratis dengan video dan berbagi layar
hingga 100 orang atau lebih. Aplikasi ini dapat digunakan dalam berbagai perangkat
seluler, laptop atau alat komunikasi lain yang mendukung. Zoom dapat mengadakan
pertemuan, dialog dan diskusi langsung dengan orang lain dan berbagi materi yang
akan di jelaskan dengan sharing screen. Selain itu juga, guru dapat membuka ruang
chat atau diskusi dengan siswa sehingga pembelajaran menjadi i lebih aktif.
Zoom Zoom adalah aplikasi pertemuan dengan video dan berbagi layar dengan
jumlah peserta hingga 100 anggota bahkan sampai 1000 lebih yang dapat bergabung di
dalam aplikasi ini. Aplikasi video conference ini memiliki durasi waktu saat kita
melakukan meeting dengan yang orang lain. Meskipun demikian, aplikasi ini sangat
membantu untuk mereka yang ingin melakukan diskusi secara langsung menggunakan
ruang virtual karena memiliki kapasitas ruang yang cukup besar dalam sekali
pertemuan. Zoom merupakan aplikasi komunikasi dengan menggunakan video
sehingga pada saat digunakan untuk proses pembelajaran maka kita akan merasa
bahwa kita sedang tatap muka secara langsung karena kita mampu melihat orang yang
jauh dengan menyalakan camera yang kita miliki didalam menggunakan platform
zoom ini (Astini, 2020).

Corona virus
Corona virus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Tanda serta gejala umum dari corona virus ialah
pada gangguan pernafasan seperti demam, batuk serta sesak nafas. (Islabiah, 2020).
Terdapat dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat yang dapat menyerang saluran pernafasan, seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
(Dewi, 2020). Diawal tahun 2020, di seluruh dunia bahkan di negara kita sendiri
dihebohkan dengan menyebarnya virus baru yaitu Corona Virus. Jenis baru (SARS-
CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Corona
merupakan virus RNA strain tunggal positif berkapsul dan tidak bersegmen.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian literatur, studi pustaka serta
wawancara. Penelitian literatur ialah penelitan yang pengumpulan datanya mengambil
data dari pustaka, membaca, mencatat dan mengumpulkan informasi. Penelitian studi
pustaka merupakan suatu penelitian yang digunakan dengan cara mengumpulkan
informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada diperpustakaan
seperti dokumen, buku, majalah, berita dan sebagainya. Menurut ahli penelitian
kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang
berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang
diteliti (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan
cara memperoleh dari artikel-artikel, jurnal online, buku digital serta wawancara
kepada beberapa pihak seperti peserta didik dan guru.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi tergantung pada peran pengajar sebagai fasilitastor bukan hanya sebagai
132
Serambi Konstruktivis , Volume 3, No.4, Desember 2021 ISSN : 2656 - 5781

pemberi informasi saja, tetapi juga memberikan kemudahan dalam pembelajaran


(Hanum, 2013). Dalam proses belajar dan mengajar yang dilakukan dengan
memanfaatkan dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi ini merupakan
salah satu bimbingan dari pengajar untuk senantiasa memfasilitasi pembelajaran yang
efektif bagi pembelajar didalam melakukan pembelajaran dimasa pandemi Covid-19
(Munir, 2009).
Didalam pembelajaran jarak jauh yang kita laksanakan sekarang tidak dapat
dipungkiri bahwasannya saat menggunakan teknologi informasi komunikasi yang ada
baik guru maupun murid masih sangat rendah didalam pengusaan teknologi yang ada.
Teknologi sekarang hidup secara berdamping dengan kita namun tidak semua orang
mampu menggunakan teknologi yang ada dengan maksimal dan mampu memahami
setiap manfaat dan fungsi dari teknologi yang digunakan tersebut dengan baik.
Kepemilikan perangkat pendukung teknologi juga menjadi masalah tersendiri yang kita
alami pada saat masa pembelajaran jarak jauh ini. Masih terdapat guru-guru maupun
siswa yang tidak memiliki perangkat teknologi sebagai fasilitas penunjang dari
kegiatan belajar mengajar pada sistem daring, seperti halnya laptop dan gadget. Jikapun
mereka memiliki fasilitas pendukung tersebut namun terkadang laptop maupun gadget
yang mereka miliki itu kurang memadai untuk digunakan dalam melakukan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan (Aprilia, 2020).
Banyak sekali model pembelajaran yang dilakukan didalam masa pandemi
seperti sekarang ini. Berbagai platform juga digunakan didalam pembelajaran jarak
jauh ini yang digunakan sebagai penunjang didalam proses kegiatan belajar mengajar
seperti google classroom, elearning, edmodo, zoom, google meet, whatsApp dan lain
sebagainya yang mampu menjadi penunjang agar proses pembelajaran yang dilakukan
mampu berjalan dengan baik meski dimasa pandemi seperti sekarang ini.
Dengan banyaknya platform pembelajaran yang tersedia, setiap pendidik pasti
menggunakan platform yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dari setiap peserta
didiknya itu sendiri. Seperti halnya pembelajaran yang menggunakan Google
Classroom yang digunakan diberbagai kalangan karena memang google classroom itu
sangat mudah digunakan dibanding platform lain dan mampu diterima disetiap
kalangan baik siswa, mahasiswa, gurumaupun dosen. Selain google classroom, masih
banyak platform sebagai penunjang pendidikan, ada e-learning yang lebih dulu dikenal
dan juga digunakan dalam proses belajar dan mengajar sebelum pandemi Covid-19 ada,
yaitu dengan sistem pembelajaran blended atau campuran yang terkadang pembelajaran
dilakukan dengan cara tatap muka atau langsung, kadang juga dilakukan dari rumah
dengan kata lain tidak bertatap muka seara langsung. Namun disetiap platform yang
digunakan tentu memiliki kendala yang berbedabeda begitupun dengan google
classroom. Namun disamping itu, adanya teknologi media pembelajaran tersebut tentu
sangat memudahkan kita didalam menjalankan berbagai macam pelajaran dimasa
pandemi Covid-19 saat ini.

Kesimpulan
Pembelajaran di masa pandemic covid-19 dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai media pembelajaran yang telah disediakan saat ini baik secara
online maupun offline. Guru dapat berinovasi dalam memberikan dan menyampaikan
materi kepada siswa. Media pembelajaran online dapat digunakan dengan
menggunakan aplikasi yang telah ada, seperti program dari google yaitu google
classroom, google suite, zoom, whats app dan aplikasi lainnya. Media pembelajaran

133
Serambi Konstruktivis , Volume 3, No.4, Desember 2021 ISSN : 2656 - 5781

offline dapat berupa compact disk dengan mendesain materi di dalam CD dan diberikan
kepada siswa untuk dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dabbagh, N. and Ritland. B. B. 2005. Online Learning, Concepts, Strategies
And Application. Ohio: Pearson.
Mayer, R. E. 2009. Multi Media Learning Prinsip-Prinsip Dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
DeVito. Joseph A. (2011). Komunikasi Antarmanusia Edisi Kelima. Alih
Bahasa Maulana. Agus. (Tangerang Selatan : Karisma, 2011)
Aprilia Dewi Astuti, D. P. (2020). Efektivitas Penggunaan Media Belajar
Dengan Sistem Daring Ditengah Pandemi Covid-19. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas
Negeri Malang. Hanum, N. S. (2013). Keefektifan E-learning Sebagai Media
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Vokasi, 92.
Hasanah, dkk. 2020. Analisis Aktivitas Belajar Daring Mahasiswa Pada
Pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan, 1(1).

134

Anda mungkin juga menyukai