Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia

yang dilaksanakan dalam bentuk proses belajar mengajar. Dalam proses

belajar mengajar diharapkan siswa dapat memahami suatu pengetahuan untuk

pengembangan ide dan gagasan dalam menyelesaikan permasalahan

hidupnya.(Jumali, 2013:1) Pendidikan juga merupakan salah satu hal

terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap manusia berhak

mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif

harus dilakukan secara terus menerus, sehingga pendidikan dapat digunakan

sebagai wahana dalam membangun watak bangsa dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.( Yusvidha Ernata, 2017:78) Pendidikan sangat berpengaruh

dalam dalam diri peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

sehingga dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

pendidikan, yaitu diantaranya dengan mengadakan sarana dan prasarana

pendidikan, pengadaan tenaga guru kontrak, penataran, penyempurnaan

kurikulum dan sebagainya. Permasalahan yang mendasar sebenarnya yaitu

mampu atau tidaknya sumber daya pendidikan yang ada atau belum adanya

pengelolaan yang efektif dan efisien oleh setiap lembaga penyelenggaraan

pendidikan itu sendiri (Yusuf Ahmad, 2017:137).

1
2

Pembelajaran merupakan proses dimana terjadinya interaksi positif

antara guru dengan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.

Tercapainya tujuan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat

menentukan keberhasilan belajar mengajar.(2017:17) Keberhasilan

pembelajaran di sekolah akan terwujud dari keberhasilan belajar siswa dalam

belajar.

Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi kita semua, hingga saat ini

Indonesia masih dilanda pandemic Covid- 19.COVID-19 merupakan penyakit

menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2

(serever acute resipiratory syndrome coronavirus 2 atau SARSCoV -2).

Virus ini merupakakan keluarga Coronavirus yang dapat menyerang hewan.

Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit

infeksi saluran pernapasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory

Syndrome), dan SARS (Serever Acute Resipiratory Syndrome). COVID-19

sendiri merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei,

China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et al., 2020).

Kasus Covid-19 diIndonesia terdeteksi pada tanggal 2 Maret 2020,

ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara jepang.

Hingga saat ini, 15 Juni 2020, Indonesia telah melaporkan 39.294 kasus

positif, sehingga menempati peringkat kedua terbanyak di Asia Tenggara

setelah Singapura dan sebelum Filipina (Bangkok Post,2020). Covid-19

banyak membawa dampak baik maupun buruk bagi semua mahkluk hidup

dan alam semesta. Segala daya dan upaya sudah dilakukan pemerintah guna

1
Amna Enda, “Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran”Journal Lantanida, 2
(2017), hlm.173.
3

memperkecil kasus penularan Covid-19. Tak terpungkiri salah satu nya

adalah kebijakan belajar online, atau dalam jaringan (daring) untuk seluruh

siswa/i hingga mahasiswa/i karena adanya pembatasan sosial.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan

Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona virus

Disease (Covid-19) poin ke 2 yaitu proses belajar dari rumah dilaksanakan

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan

untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa

terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan

kelas maupun kelulusan;

b. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup

antara lain mengenai pandemic Covid-19;

c. Aktivitas dan tugas pembeljaran belajar dari rumah dapat bervariasi

antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masng, termasuk

mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar dirumah; d. Bukti

atau prosuk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat

kualitatif fan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai

kuantitatif

Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online

adalah suatu keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus

penyebaan sumber belajar elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan

diri dari pemanfaatan sumber-sumber belajar yang digunakan dalam ruang


4

kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun canggihnya teknologi yang

digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan pembelajaran tatap

muka karena metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh lebih

efektif dibandingkan pembelajaran online atau elearning. Selain itu,

keterbatasan dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan

perangkat lunak (software), serta pembiayaan sering menjadi habatan dalam

memaksimalkan sumber-sumber belajar online (Yaumi, 2018).

Proses pembelajaran dari rumah melalui pembelajaran online idealnya

tetap dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa untuk mengembangkan

bakat dan minat sesuai dengan jenjang pendidikannya. Untuk mewujudkan

hal tersebut diperlukan kesiapan pendidik, kurikulum yang sesuai,

ketersediaan sumber belajar, serta dukungan peranti dan jaringan yang stabil

sehingga komunikasi antar peserta didik dan pendidik dapat efektif. Kondisi

pembelajaran online saat ini belum dapat disebut ideal sebab masih terdapat

berbagai hambatan yang dihadapi. Hambatan tersebut sekaligus menjadi

tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran online mengingat pelaksanaan

pembelajaran online merupakan keharusan agar kegiatan pendidikan tetap

dapat terselenggara di tengah darurat pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran online antara lain

berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia, kurang jelasnya arahan

pemerintah daerah, belum adanya kurikulum yang tepat, dan keterbatasan

sarana dan prasarana, khususnya dukungan teknologi dan jaringan internet.

Kesiapan sumber daya manusia meliputi pendidik (guru dan dosen), peserta
5

didik, dan dukungan orang tua merupakan bagian terpenting dalam

pelaksanaan pembelajaran online (Arifa, 2020).

Proses pembelajaran online diharapkan tetap menjadi solusi dalam

masa pandemi ini. Dengan banyaknya hambatan yang dihadapi dalam proses

pembelajaran online pendidik harus tetap melakukan tugasnya untuk

mendidik. Pendidik dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran

online yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media

daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan

pembelajaran online akan memberikan kesempatan lebih luas dalam

mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun pendidik harus mampu

memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang

cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan. Komunikasi efektif

dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu

pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana

peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang

telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.

Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap

berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga dosen

sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik

agar menghasilkan proses pembelajaran. Keefektifan komunikasi menurut

Bertrand terhadap media meliputi lima komponen yaitu daya tarik

(attraction), pemahaman (comprehension), penerimaan (acceptability),

keterlibatan (self-involvement) dan keyakinan (persuasion). Empat komponen


6

pertama (daya tarik, pemahaman, penerimaan dan keterlibatan) relatif mudah

untuk dilakukan pengukuran (Basori, 2017).

SMA Negeri 3 Kabupaten Sampang, dimasa pandemi melakukan

pembelajaran Daring dalam proses belajar mengajar, hal ini di ungkapkan

oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Sampang, beliau menyampaikan:

Perubahan sangat cepat ini tanpa diiringi persiapan yang memadai


sebelumnya, akibatnya banyak kegagapan menghadapinya. Hal ini pun
harus diakui dan kita harus jujur proses adaptasi ke online learning juga
sangat sulit. Paling tidak masih ada pembelajaran terjadi daripada sama
sekali tidak ada pembelajaran. Statemen pelipur lara, ketimbang langkah
cepat menyiapkan infrastruktur. Sayangnya hingga memasuki tahun
ajaran baru ini pun belum nampak gerak revolusioner dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan maupun jajaran kementeriannya dalam
menyiapkan sarana-prasarana pembelajaran daring.

Namun dari kebijakan yang dikeluarkan tentunya tidak dapat

memastikan semuanya akan berjalan sebagaimana mestinya disemua

kalangan, khususnya sekolah didesa-desa yang kekurangan fasilitas berupa

teknologi terpadu guna menunjang proses pembelajaran belajar online.

Kurangnya biaya dan fasilitas yang memadai antara guru dengan siswa/i nya

membuat proses pembelajaran online tidaklah seefektif.

Berikut ini tanggapan orang tua siswa terkait pembelajaran daring

(online). Bapak Ahmad Sanusi menyampaikan bahwa:

“Problemnya dalam pembelajaran daring adalah tidak semua orang tua


siswa memiliki kemampuan untuk memiliki perangkat laptop atau
smartphone yang mendukung di tambah lagi kemampuan untuk membeli
paketan internet. Disisi yang lain saya sebagai orang tua yang sehari-hari
berjualan di pasar tidak bisa memantau anak, apakah belajar beneran atau
malah bermain. Sebab anak sekarang ini kalau pegang HP, lebih banyak
bermain games dari pada belajar” (wawancara tanggal 18 November
2020, jam 15.30).
7

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh ibu Murtiningsih, beliau

menyatakan.

“adanya pembelajaran model seperti ini menambah pusing mas,


kebutuhan sehari hari harus berjuang kerja keras, ditambah lagi
pengeluaran untuk belajar model ini, anak minta hp diganti karena kak
cekka’en, lemot kata anak saya, ditambah lagi biaya paketan internetnya.
Bikin pusing mas”. (wawancara tanggal 18 November 2020, jam 16.30)

Berangkat dari uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk

meneliti tentang ”Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Sekolah

Menengah Atas Negeri 3 Sampang Kabupaten Sampang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah penulis ungkapkan di latar belakang

masalah, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimanakah Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Sekolah

Menengah Atas Negeri 3 Sampang Kabupaten Sampang?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas

Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Sekolah Menengah Atas Negeri 3

Sampang Kabupaten Sampang.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

dan informasi dalam bidang pembelajaran online, dan dapat menjadi

tambahan litelatur ilmu pengetahuan dan bahan bacaan bagi pihak yang

membutuhkan.
8

2. Praktis

a. Bagi Pemerintah Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam hal

pengambilan kebijakan yang menyangkut pembelajaran Online

(Daring).

b. Bagi masyarakat. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat

bahwasanya Pembelajaran Daring (online) dapat membantu proses

pembelajaran masa Covid19.

Anda mungkin juga menyukai