Anda di halaman 1dari 8

Nama : KHALIMATUS SA’DIYA

Kelas. : XI MIPA 3/15


PERAN MAHASISWA DALAM EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING

SELAMA PANDEMI COVID 19 DI INDONESIA


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-
Nya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Peran
Mahasiswa dalam Efektivitas Pembelajaran Daring Selama Pandemi COVID 19 di Indonesia”.
Meskipun dalam penulisan karya ini masih banyak kekurangan dan mengalami hambatan
saat proses pengerjaan, tetapi kami berhasil menyelesaikan karya tulis ini.Kami selaku
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk untuk
penulisan karya tulis ilmiah yang lebih baik lagi. Kemudian kami berharap semoga karya tulis
ilmiah ini dapat bermanfaat dan menginspirasi, khususnya bagi pembaca.
ABSTRAK
Pendidikan merupakan salah satu komponen paling urgen dalam kehidupan. Dengan
pesatnya perkembangan sistem pendidikan dalam sebuah negara, maka dapat dipastikan
negara tersebut mampu bersaing secara global dan memberikan kontribusi nyata dalam
perkembangan zaman. Di era pandemi seperti saat ini, kegiatan pembelajaran sangat
terbatas dan siswa kesulitan menangkap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal itu
menyebabkan pemerintah Indonesia harus memberikan solusi agar anak-anak Indonesia
tetap memperoleh pendidikan meskipun dalam situasi pandemi. Salah satu bentuk solusi
yang diberikan pemerintah yaitu membuat kebijakan terkait sistem pembelajaran secara
daring dan memberikan bantuan kuota internet. Tetapi pada kenyataannya, solusi tersebut
menimbulkan problematika baru dalam dunia pendidikan dan kegiatan pembelajaran belum
berjalan dengan efektif. Dengan demikian dibutuhkan peran mahasiswa sebagai salah satu
stakeholder di masyarakat untuk mengurangi problematika tersebut. Adapun metode
penelitian yang digunakan yaitu metode kepustakaan. Selanjutnya, tujuan dari penulisan
jurnal ini untuk meningkatkan kesadaran seluruh elemen pendidikan agar mengoptimalkan
kegiatan pembelajaran daring dengan baik.
Kata kunci: Sistem Pendidikan, Komponen Urgen, Solusi Pemerintah, Kuota Internet,
Problematika, Peran Mahasiswa
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia menyadari urgensi pendidikan bagi sebuah negara, karena itulah
pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di negeri ini.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, yaitu dengan menyediakan sarana dan
prasarana untuk menunjang mutu pendidikan (Putra, 2017). Terlebih lagi disituasi Pandemi
Covid-19 seperti sekarang ini, yang mengakibatkan pembelajaran tidak dapat dilakukan
secara langsung, pemerintah dituntut untuk mencari jalan keluar agar siswa tetap
mendapatkan pendidikan. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, pemerintah
memberikan kebijakan baru terkait sistem pembelajaran yang diubah dari luring ke sistem
pembelajaran secara daring (Herliandry dkk, 2020). Kemudian pemerintah juga
menyediakan bantuan kuota internet gratis untuk seluruh siswa dan mahasiswa di Negara
Indonesia setiap bulannya agar mereka tetap mendapatkan pendidikan meskipun secara
daring. Kebijakan pemerintah tersebut, mengakibatkan pendidik dan peserta didik harus
bermigrasi dari sistem pembelajaran secara tradisional (tatap muka) menjadi sistem
pembelajaran secara daring (jarak jauh). Kemudian, mendesak elemen-elemen yang terlibat
dalam pendidikan agar mampu beradaptasi, berinteraksi, dan melakukan transfer
pengetahuan secara online (Herliandry dkk, 2020).Pembelajaran secara online, dirasa
mampu menyelesaikan masalah keterlambatan siswa dalam menerima pembelajaran
(Herliandry dkk, 2020). Padahal di sisi lain, pembelajaran secara online berdampak pada
kondisi psikologis siswa dan terdapat siswa yang tidak dapat mengakses internet karena
tinggal di daerah terpencil. Hal tersebut menandakan bahwa kebijakan pembelajaran secara
daring memunculkan problematika baru dalam dunia pendidikan (Saleh, 2020).
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah yang kami angkat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :

1. Bagaimana perbandingan tingkat pemahaman dan kendala yang dihadapi siswa pada saat
pembelajaran via daring pada saat pandemi dengan pembelajaran offline sebelum
pandemi?
2. Bagaimana tingkat efektivitas bantuan pemerintah berupa kuota internet dalam
pembelajaran daring?
3. Bagaimana peran mahasiswa dalam menyelesaikan kendala yang dihadapi oleh siswa
pada pembelajaran daring dan bagaimana upaya mahasiswa dalam menyadarkan siswa
supaya bantuan pemerintah dapat digunakan secara optimal?

C. Tujuan dan manfaat


Adapun tujuan yang ingin penulis peroleh dari penelitian ini, yaitu untuk :
1. Menambah pengetahuan tentang seberapa penting bidang pendidikan dalam suatu
tatanan negara.
2. Menambah pengetahuan tentang tingkat efektivitas pembelajaran daring selama
pandemi.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan,
informasi, pemikiran, dan ilmu pengetahuan kepada pihak lain yang terlibat.
b. Sebagai acuan dan pertimbangan bagi penulisan karya ilmiah yang selanjutnya khususnya
yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia selama pembelajaran daring.
2. Manfaat praktis

a. Bagi pembaca, diharapkan menjadi lebih sadar akan pentingnya pendidikan bagi sebuah
negara.
b. Bagi penulis, diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh penulis dan berguna bagi
kemajuan ilmu pengetahuan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2002 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan peserta
didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Hamalik dalam
Fakhrurrazi (2018, hlm. 86) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis,
kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang kelas, audio visual) dan proses yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dari beberapa pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas yang melibatkan adanya guru dan
peserta didik serta segala hal yang mendukung dalam suatu lingkungan agar terjadinya
proses penyaluran ilmu secara bertahap. Adanya pembelajaran bertujuan untuk
mengembangkan kerangka berpikir peserta didik sehingga terciptanya kemampuan dan
perilaku baru yang bersifat relatif permanen.
a. Faktor Internal
Faktor fisiologis dan faktor psikologis dalam pengertian faktor fisiologis seperti kebiasaan
yang prima. tidak dalam keadaan lelah atau capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan
sebagainya. hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi
pelajaran. sedangkan faktor psikologis dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki
kondisi yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya siswa.
beberapa faktor psikologis.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor tersebut dapat dibagi
menjadi 2, yaitu faktor lingkungan dan faktor non sosial:
1) Lingkungan Sosial Sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan
perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya
dalam hal belajar.
2) Lingkungan Non Sosial. Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah letaknya, rumah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar
yang digunakan siswa

B. Pembelajaran Luring / Tatap Muka


Pembelajaran luring atau biasa dikatakan pembelajaran offline (langsung) merupakan salah
satu proses pembelajaran yang dilaksanakan antara pendidik atau guru dengan peserta
didik secara langsung sehingga memungkinkan terjadinya hubungan atau kerjasama antara
satu dengan lain yang disusun menggunakan langkah-langkah secara sistematis. Dalam
perjalanannya, pembelajaran luring dirasa menjadi pembelajaran yang paling efektif karena
adanya kontak langsung antara guru dan peserta didik sehingga mudah terjalinnya
komunikasi yang baik. Guru juga dapat mengetahui secara langsung mengenai
perkembangan belajar peserta didiknya.
C. Pembelajaran Daring / E-Learning
Daring adalah akronim dari “Dalam Jaringan”, yaitu sebuah sistem pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan internet sebagai media pembelajarannya. Thorme dalam Kuntarto
(2017, hlm. 102) “Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi
multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video, pesan suara, email dan telepon
konferensi, teks online animasi, dan video streaming online”.
D. Karakteristik/Ciri-ciri Pembelajaran Daring
Menurut Permendikbud nomor 109 tahun 2013, ciri-ciri dari pembelajaran daring adalah:

1. Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar-mengajar yang dilakukan secara jarak jauh
melalui penggunaan berbagai media komunikasi.
2. Proses pembelajaran dilakukan secara elektronik (e-learning), dimana memanfaatkan
paket informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja.
3. Sumber belajar adalah bahan ajar dan berbagai informasi dikembangkan dan dikemas
dalam bentuk yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta digunakan dalam
proses pembelajaran.
E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring
1. Kelebihan Pembelajaran Daring Menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm. 130) , kelebihan
pembelajaran daring antara lain:
a. Biaya, E-Learning mampu mengurangi biaya pelatihan. pendidikan dapat menghemat
biaya karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk peralatan kelas seperti penyediaan
papan tulis, proyektor dan alat tulis.
b. Fleksibilitas waktu E-Learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu belajar karena
dapat mengakses pelajaran kapanpun sesuai dengan waktu yang diinginkan.
c. Fleksibilitas tempat E-Learning membuat pelajar mengakses materi pelajaran dimana saja,
selama komputer terhubung dengan jaringan.
d. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran e-learning dapat disesuaikan dengan kecepatan
belajar masing-masing siswa.
2. Kekurangan Pembelajaran Daring
Menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm. 131), kekurangan pembelajaran daring antara lain:
a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar siswa itu sendiri yang
mengakibatkan keterlambatan terbentuknya values dalam proses belajar mengajar.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.

d. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
e. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
BAB III
METODE PENULISAN
A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kepustakaan atau kajian literatur. Metode penelitian kepustakaan atau kajian literatur
adalah serangkaian penelitian yang metode pengumpulan datanya berkaitan dengan data
pustaka atau objek penelitiannya didapat melalui berbagai informasi kepustakaan seperti
buku, ensiklopedia, jurnal ilmiah, koran, majalah, dan dokumen (Syaodih, 2009). Adapun
penelitian ini bersifat analisis deskriptif, yaitu penguraian secara sistematis data yang
diperoleh kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan supaya dapat dipahami dengan
baik oleh pembaca. Subjek penelitian ini adalah siswa dan mahasiswa di Indonesia,
sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran daring dan luring, serta bantuan
pemerintah berupa kuota internet.
B. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh
peneliti dari beragam informasi kepustakaan seperti studi kepustakaan, dokumentasi, buku,
majalah, koran, arsip tertulis yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Adapun
sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku dan laporan ilmiah
primer yang terdapat di dalam artikel atau jurnal noncetak yang berkaitan dengan
pembelajaran daring dan luring, serta bantuan pemerintah berupa kuota internet.

C. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu
suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam bentuk buku, arsip, dokumen,
tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung
penelitian (Sugiyono, 2015). Data-data yang telah diperoleh tersebut kemudian
dikumpulkan sebagai suatu kesatuan dokumen yang digunakan untuk menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan.
D. Metode Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari data, mengorganisasikan data yang telah
diperoleh ke dalam kategori secara sistematis, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesis, dan memilih data yang penting dan yang akan dipelajari ke dalam pola, serta
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis anotasi
bibliografi (annotated bibliography) dan analisis komparatif.Anotasi, yakni suatu kesimpulan
sederhana dari suatu literatur, sedangkan bibliografi sebagai suatu daftar sumber dari suatu
topik. Jadi, anotasi bibliografi merupakan suatu daftar sumber dari suatu topik yang
digunakan untuk penelitian serta setiap daftar sumber ini terdapat sebuah kesimpulan
sederhana. Sementara itu, analisis komparatif merupakan teknik analisis data dengan cara
membandingkan objek penelitian dengan konsep pembanding.

E. Prosedur Penelitian
Terdapat empat prosedur dalam penelitian ini, yaitu (1) Organize, yakni mengorganisasi
literatur yang akan ditinjau mulai dari mencari ide, tujuan umum, dan simpulan dengan cara
membaca abstrak, membaca beberapa paragraf pendahuluan beserta kesimpulannya, serta
mengelompokkan literatur berdasarkan kategori-kategori tertentu. Literatur tersebut juga
harus relevan atau sesuai dengan permasalahan; (2) Synthesize, yakni menyatukan hasil
organisasi literatur menjadi suatu kesatuan ringkasan yang padu dengan mencari
keterkaitan antar literatur; (3) Identify, yakni mengidentifikasi isu-isu kontroversi atau isu
yang dianggap sangat penting untuk dianalisis untuk mendapatkan suatu tulisan yang
menarik untuk dibaca; dan (4) Formulate, yakni merumuskan pertanyaan yang
membutuhkan penelitian lebih lanjut.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Perbandingan Tingkat Pemahaman Siswa pada Sistem Pembelajaran Sebelum Pandemi
dengan Sistem Pembelajaran saat PandemiDalam system pembelajaran baik secara online
maupun offline, tetap harus terdapat unsur komunikasi yang baik di dalamnya. Hal itu
dikarenakan, komunikasi memiliki peran pemnting untuk mengelola proses pemaparan dan
penerimaan materi pelajaran. Selanjutnya, interaksi interpersonal yang efektif dan harmonis
antara siswa dan guru pada proses pembelajaran sangat berpengaruh dalam meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang diberikan. Kemudian antara siswa dan
guru harus membangun interaksi yang berkelanjutan baik di ruang belajar maupun diluar
ruang belajar.Komunikasi pembelajaran baik secara online maupun offline, harus dilakukan
dengan baik oleh pihak pendidik maupun peserta didik. Bentuk komunikasi yang dilakukan
seoranng guru dalam menyampaikan pesan secara personal harus dilakukan berkelanjutan
mulai dari pengiriman pesan, penerimaan, dan pemahaman. Selanjutnya, sebagai peserta
didik harus bersifat aktif, supaya komunikasi pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
Ketika system pembelajaran di Indonesia dilakukan secara offline, guru mampu dengan
mudah mengetahui kondisi siswa saat mengikuti pembelajaran. Kemudian siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran, dapat bertanya secara langsung
kepada guru dan mendapat arahan secara langsung. Dengan begitu, komunikasi antara
pendidik dan peserta didik dapat berlangsung lancar dan efektif. Meskipun demikian, tetap
terdapat kendala yang dialami oleh pendidik maupun peserta didik pada pembelajaran
offline. Misalnya terdapat beberapa siswa yang hanya bisa fokus ketika situasi kelas
kondusif, padahal di sisi lain tidak jarang ditemui komdisi kelas ramai dan tidak terkendali
ketika guru menerangkan. Kemudian, terdapat pendidik yang tidak bisa mengontrol kondisi
kelas. Sedangkan selama masa pandemi Covid-19, pembelajaran dilakukan secara daring
dengan menerapkan PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh berbasis internet. Sistem PJJ
dilakukan dengan cara menyebarkan materi yang diajarkan secara terbuka dengan media
pembelajaran berbasis internet. Selama pembelajaran daring terdapat banyak kendala atau
hambatan yang dialami siswa dalam memahami materi pelajaran karena ruang gerak
komunikasi antara guru dan siswa yang terbatas. Dalam pembelajaran daring kuat atau
tidaknya jaringan internet menjadi faktor utama dalam keberlangsungan pembelajaran,
karena tanpa jaringan internet yang kuat maka guru dan siswa tidak dapat melangsungkan
kegiatan belajar mengajar dengan baik. Tidak jarang terdapat siswa yang kondisi
ekonominya menengah ke bawah mengeluh mengenai mahalnya biaya dalam pembelajaran
daring sehingga siswa banyak menghabiskan uang untuk membeli paket data internet,
terlebih jaringan atau koneksi internet yang lambat dapat menghambat komunikasi saat
pembelajaran. Adanya keterbatasan komunikasi itulah yang dapat menghambat siswa
dalam memahami materi. Dengan demikian, pembelajaran secara daring dapat berlangsung
lancar dan memiliki kualitas yang baik.
B. Efektivitas Bantuan Kuota Internet
Demi kelancaran pembelajaran secara online, pemerintah memberikan bantuan kuota
internet setiap bulan kepada seluruh siswa dan mahasiswa di Indonesia. Pemberian kuota
internet sudah diberikan dan diupayakan merata dalam penyebarannya. Tetapi fakta di
lapangan, tingkat efektivitas bantuan pemerintah berupa kuota internet dalam
pembelajaran daring rupanya belum merata ke seluruh siswa. Hal itu dibuktikan dengan
adanya target awal bantuan kuota internet pada tahun 2020 diberikan selama 4 bulan
(September – Desember) kepada 60 juta penerima dengan jumlah anggaran Rp. 7,21 triliun
dan faktanya hanya dapat direalisasikan untuk 35,59 juta [59,22] penerima bantuan kuota
internet yang memenuhi kriteria. Penyebab dari hal ini adalah target optimistis
Kemendikbud sebanyak 60 juta penerima tersebut belum memperhitungkan hasil verifikasi-
validasi yang sesuai dengan kriteria, sehingga bantuan itu hanya dapat disalurkan kepada
35,59 juta penerima. Jangka waktu verval yang kurang memadai juga berpengaruh terhadap
keefektifan penyaluran bantuan kuota internet karena jangka waktu verval yang dilakukan
hanya dalam waktu satu bulan (Agustus – September).Selanjutnya terdapat fakta lain terkait
permasalahan efektivitas kuota internet, yaitu bagi peserta didik yang berada di wilayah
kota-kota besar bisa dengan mudah mengakses bantuan kuota pemerintah. Sedangkan bagi
peserta didik yang berada di wilayah 3T dan wilayah-wilayah yang mudah diakses namun
belum ada peningkatan koneksi internet yang baik, tidak bisa menggoptimalkan bantuan
kuota tersebut. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, pemerintah sudah
memberikan solusi baru, yaitu daerah yang sulit melakukan pembelajaran daring. Meskipun
demikian, penyaluran modul belajar juga dirasa belum efektif karena masih minimnya
pengetahuan orang tua yang mendampingi anaknya dalam belajar. Kemudian, hasil
pembelajarannya belum semaksimal seperti ketika diajarkan oleh guru. Alhasil, peran guru
dalam pembelajaran memang tetap diperlukan dan interaksi peserta didik dan guru juga
harus terus berjalan. Karena hal itulah dibutuhkan peran mahasiswa sebagai salah satu
stakeholder di masyarakat untuk menyelesaikan problematika tersebut.
C. Peran Mahasiswa

Mahasiswa mempunyai peran dalam menyelesaikan kendala yang dihadapi oleh siswa pada
pembelajaran daring yaitu dengan cara :
1. Menjadi contoh dalam masyarakat.
2. Mensosialisasikan pentingnya optimalisasi dalam pembelajaran daring.
3. Membantu Siswa yang Kesulitan Memahami Materi Pelajaran.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang kami peroleh, maka diperoleh kesimpulan bahwa pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam tatanan negara. Hal itu dikarenakan,
pendidikan adalah komponen kehidupan yang paling urgen. Selanjutnya, penulis juga
menyimpulkan bahwa pembelajaran daring di Indonesia selama pandemi belum efektif,
karena memunculkan problematika baru dalam dunia pendidikan. Adapun kontribusi yang
dapat dilakukan mahasiswa sebagai stakeholder di masyarakat, yaitu mahasiswa dapat
memberikan contoh yang baik dalam penggunaan media sosial, mengadakan sosialisasi
secara offline maupun online terkait pembelajaran daring, dan membantu anak-anak di
lingkungan sekitar yang mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran selama daring
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah mahasiswa sebagai agent of change memiliki
kewajiban untuk menyampaikan pendapat dan solusi dalam mengatasi permasalahan
pendidikan di Indonesia. Dalam permasalahan yang telah dirumuskan di penelitian ini,
mahasiswa dapat memberikan sosialisasi kepada siswa untuk menggunakan media sosial
secara bijak dengan menjadikan media sosial sebagai media belajar. Selain itu, mahasiswa
juga dapat memberikan sosialisasi kepada orang tua untuk mengawasi anak dalam
menggunakan gadget untuk meminimalisir anak supaya tidak mengakses konten negatif
sehingga bantuan kuota pemerintah dapat dimanfaatkan secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai