Anda di halaman 1dari 29

Makalah Seminar Fisika

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS


E-LEARNING

Disusun oleh:
Fauriza Hafni (200204005)

Dosen Pembimbing:
Zahriah, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik, dan HidayahNya saya dapat menyelesaikan tugas
makalah mengenai Penerapan Media Pembelajaran Berbasis E-Learning.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Seminar Fisika serta
membantu mengembangkan kemampuan pemahaman mengenai belajar dan
pembelajaran secara menyeluruh. Pemahaman ini kami paparkan melalui
pendahuluan, pembahasan serta kesimpulan. Makalah ini saya susun dengan
konsep dan bahasa yang sederhana dan semoga dapat membantu pembaca dalam
memahami isi makalah saya ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dosen Pengampu Mata
Seminar Fisika yaitu Ibu Zahriah, M.Pd. yang telah memberikan kesempatan
kepada saya untuk berkarya dalam menyusun makalah yang berjudul Penerapan
Media Pembelajaran Berbasis E-Learning. Terima kasih kami sampaikan juga
kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai acuan. Saran dan
kritik sangat saya harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun makalah
ini.

Pemakalah

19 Desember 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3


A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar ................................................... 3
B. Konsep Kemampuan Dasar Mengajar ......................................................... 4
C. Pentingnya Keterampilan Mengajar............................................................. 7
D. Macam-macam Keterampilan Dasar Mengajar ........................................... 8

BAB III KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN........................................ 18

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 18


A. Kesimpulan .................................................................................................. 18
B. Saran ............................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dapat menjamin kehidupan
negara. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk kekuatan spiritual keagamaan, disiplin diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa
dan negara"1.
Peran pendidikan sangat penting dalam menghasilkan peserta didik yang
berkualitas dan kompeten di bidangnya. Pendidikan juga memiliki tujuan yang
sangat penting yaitu mempersiapkan peserta didik untuk mengembangkan dan
menerapkan ilmu pengetahuan. Padahal kegiatan belajar merupakan kegiatan inti
dari proses pendidikan. Berhasil atau tidaknya suatu pelajaran dapat dilihat pada
saat proses belajar mengajar, karena hal itu menunjukkan bagaimana guru
mempersiapkan materi dan strategi yang akan diterapkan dalam pembelajaran
agar peserta didik paham dan mengerti apa yang diajarkan. dan tujuan dari proses
pembelajaran adalah kegiatan belajar merupakan hasil.2
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan
yang sangat besar bagi kemajuan dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan
tersebut metode pembelajaran juga banyak mengalami perkembangan, baik metode
pembelajaran secara personal, media pembelajaran ataupun proses dalam
pembelajaran. Bukti dari banyaknya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang ada dalam dunia pendidikan adalah adanya e-learning. Seperti yang
disampaikan oleh Gilbert & Jones dan Michael yang menjelaskan bahwa e-learning

1
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 BAB I Pasal 1 Ayat 1 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2
Sahara and Sofya, “Pengaruh Penerapan Model Flipped Learning Dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa.”

1
merupakan segala bentuk aktivitas pembelajaran yang memanfaatkan media
elektronik untuk belajar. Definisi ini lebih menekankan pada penggunaan segala
bentuk alat elektronik untukmembantu manusia belajar.3
Karenanya metode e-learning juga mulai digunakan di sekolah-sekolah di
Indonesia, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat
dilaksanakan dalam berbagai bentuk sesuai dengan manfaatnya dalam dunia
pendidikan. Berbagai aplikasi teknologi informasi dan komunikasi sudah tersedia
dalam masyarakat dan sudah siap dimanfaatkan secara optimal untuk keperluan
pendidikan. Pada industri 4.0 ini, teknologi informasi dan komunikasi dalam rumit
seperti datangnya pandemi virus covid-19 kali ini, dimana jalannya institusi
pendidikan terhentikan karena ke khawatiran pemerintah serta masyarakat Indonesia
bahkan di dunia akan lebih banyak lagi masyarakat yang terkena dampaknya. Karena,
selama ini komunikasi antara guru dan peserta didik hanya sebatas komunikasi di
dalam kelas. Maka, tantangan para guru serta orang-orang yang terlibat di dalam
institusi pendidikan, mengharuskan mereka untuk memanfaatkan teknologi
pendidikan yang ada untuk tetap menjalankan roda pendidikan di Indonesia.
Dikarenakan pada awalnya kebanyakkan tenaga pendidik, masih menggunakan
sistem konvensional, dan tidak menggunakan media apapun selain metode ceramah di
dalam kelas menjadi suatu masalah yang rumit untuk para pendidik yang belum
faham akan teknologi, dan membutuhkan beberapa solusi yang efektif serta mudah
di dapatkan untuk menjadi bagian dari pengajaran di luar kelas. Maka darinya,
sistem e-learning dalam situasi ini sangat diperlukan karena sistem pengajaran untuk
peserta didik dan guru tidak lagi bisa di dalam kelas, karena kebijakan yang
diterapkan pemerintah sejak awal pandemi ini dimulai.
Salah satu alasan dipergunakannya media e-learning dalam pembelajaran di
era ini adalah selain fakta bahwa pengguna media online aktif dan terbesar adalah
generasi muda, dimana para generasi milenial di era ini takkan melewatkan waktu
untuk tidak mengakses internet, tantangan para guru serta pengamat pendidikan pada
pandemi kali ini juga menuntut penggunaan internet sebagai bagian dari institusi
pendidikan. Memfasilitasi peserta didik dengan teknologi sudah dianggap telah

3
Dian Wahyuningsih dan Rakhmat Makmur, 2012. E-learning: Teori dan Aplikasi,
Bandung:Informatika Bandung, hlm. 3.

2
memenuhi syarat pembelajaran yang aktif, efektif serta menyenangkan seperti halnya
teknologi pembelajaran interaktif dalam beberapa aplikasi google sites pendidikan.
Untuk itu penggunaan aplikasi yang mengedukasi, penuh informasi dan sangat mudah
digunakan, baik untuk guru maupun peserta didik, sangat dibutuhkan untuk
mendukung sarana pendidikan melalui media berbasis online atau jarak jauh kali ini.
Penggunaan media disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat
membantu proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama
membantu peningkatan belajar prestasi belajar peserta didik. Keterbatasan media
pembelajaran dan lemahnya kemampuan guru dalam menciptakan media
pembelajaran membuat penerapan metode ceramah masih menjadi metode yang
paling sering digunakan oleh guru.
Adapun dengan melihat mudahnya teknologi atau media e-learning sebagai
akses pembelajaran, juga memiliki bagian negatif dan positif. Dengan hadirnya
beberapa aplikasi yang banyak membantu dalam penerapan pembelajaran jarak jauh
tersebut diharapkan, dapat mengajak peserta didik untuk lebih tertarik lagi belajar dan
meningkatkan prestasi mereka, sehingga peserta didik tidak hanya dapat
mendapatkan pengajaran di dalam kelas, namun juga dengan mudah mengakses
aplikasi yang dapat dibuka melalui gadget yang mereka miliki. Selain itu, diharapkan
pula aplikasi ini dapat membantu tenaga pendidik di era ini lebih tertarik untuk
belajar serta memahami bagaimana menggunakan aplikasi pembelajaran online.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Apa manfaat media pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan e-learning?

C. Tujuan
1. Mengetahui media pembelajaran
2. Mengetahui apa saja manfaat dari media pembelajaran
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan e-learning

3
BAB II
KAJIAN TEORI

1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin “medium”. Dalam bahasa Indonesia kata
media diartikan sebagai “pertengahan”.4 Sehingga dari pengertian tersebut dapat
mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi antara
pemberi pesan dan penerima pesan. Menurut Zainal media pembelajaran
merupakan segala alat yang dapat diisi dengan pesan atau materi pelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran agar materi pelajaran dapat disampaikan
atau dipelajari oleh peserta didik dengan mudah dan efektif.5
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung
dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses
komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media
pembelajaran adalah komponenintegral dari sistem pembelajaran.6
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, media dapat diartikan sebagai
perantara yang menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Sedangkan
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta kemajuan peserta didik sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif.

4
Leonardo, Marsam. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya Utama,
1983.h.176
5
Zainal, Arifin Ahmad. Perencanaan Pembelajaran : dari Desain Sampai
Implementasi.Jakarta : PEDAGOGIA, 2012, h.109
6
Daryanto. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran…, h.7

4
Menurut Anderson terdapat bermacam-macam media pembelajaran yang
digolongkan menjadi 10 macam, yaitu :
1) Audio : kaset audio, siaran radio, CD, telepon.
2) Cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar.
3) Audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis.
4) Proyeksi visual diam : overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide).
5) Proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara.
6) Visual gerak : film bisu.
7) Audio visual gerak : film gerak bersuara, video/ VCD, televisi.
8) Objek fisik : benda nyata, model.
9) Manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran.
10) Komputer : CAI (computer assisted instruction).7
Media pembelajaran yang baik adalah media yang dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik, merangsang pembelajaran untuk mengingat apa yang
sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru, mengaktifkan
pembelajaran dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong
mereka untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.

b. Fungsi Media Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran melibatkan berbagai komponen. Salah satunya
tidak kalah penting adalah komponen media. Media memiliki fungsi dan
kegunaan yang sangat penting untuk membantu kelancaran proses pembelajaran
dan efektifitas pencapaian hasil belajar diantaranya fungsi kognitif media visual
terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang
visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa
informasi dari sumber (guru) menuju penerima (peserta didik). Sedangkan
model adalah prosedur untuk membantu peserta didik dalam menerima dan
mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media adalah

7
Zainal, Arifin Ahmad. Perencanaan Pembelajaran : dari Desain Sampai Implementasi…,
h.112

5
proses pembelajaranditunjukkan pada gambar berikut : 8

GURU MEDIA PESAN SISWA

MODEL

Gambar 2.1. Fungsi Media Dalam Proses Pembelajaran

Dalam kegiatan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, fungsi media
dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang
mungkin timbul dalam proses pembelajaran.
Beberapa kegunaan media pembelajaran didalam proses belajar mengajar
adalah sebagai berikut :
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
peserta didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi
yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan
kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu.
4) Model mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga peserta didik tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila kalau guru mengajar
pada setiap jam pelajaran.9

8
Daryanto. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran…, h.8
9
Sukiman. Pengembangan Media Pembelajaran…, h.44

6
Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1) Verbalisme

Artinya peserta didik dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui


artinya. hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan
penjelasan lisan (ceramah), peserta didik cenderung hanya menirukan apa
yang dikatakan guru.
2) Salah tafsir

Artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh
peserta didik. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan
secara lisan dengan tanpa

menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan,


modul, dan sebagainya.
3) Perhatian tidak berpusat

Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik,
ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian peserta didik,
peserta didik melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan
bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan
guru.
4) Tidak terjadinya pemahaman

Artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang


diamati secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari
kesadaran hingga timbulnya konsep.10
Dalam perkembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk
memanfaatkan kelebihan-kelebihan dari media tersebut dan berusaha
menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses
pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan

10
Daryanto. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai
TujuanPembelajaran…, h.9-10

7
menyenangkan bagi peserta didik. Pembelajaran konvensional lebih cenderung
membosankan dan kurang komunikatif dan interaktif dalam mentransfer
pengetahuan oleh sebab itu para pakar dan industri menciptakan teknologi-
teknologi pendukung dalam ilmu pendidikan, diantaranya adalah pendidikan
yang berbasiskan media elektronik dan internet yang memungkinkan sebuah
interaksi dengan perantaraan komputer yang terhubung kejaringan internet.
Dengan istilah e-learning merupakan singkatan dari electronic learning yang
digunakan baik secara offline maupun online. Hal ini akan membawa angin segar
khususnya dalam menambah waktu tatap muka antara guru dengan peserta didik,
karena minimnya jam tatap muka dikelas. Hal lainnya, diharapkan dengan sering
bertemunya antara guru dengan peserta didik akan mendapatkan hasil belajar
yang baik.
Di luar negeri teknologi e-learning telah banyak diterapkan oleh institut
pendidikan lembaga kursus atau nonformal dalam menyelenggarakan
pendidikan. Prosesnya peserta didik melakukan registrasi melalui web yang
disediakan, mengisi formulir yang disediakan dalam web, kemudian membayar
menggunakan kartu kredit atau transfer bank, lalu bukti transfer dikirimkan ke
administrator. Apabila diterima, peserta didik tersebut akan mendapat account
khusus di web tersebut dan dapat mengakses berbagai fasilitas yang ada
didalamnya (mendapat account email, download bahan ajar, berdiskusi dengan
teman dan guru lewat forum diskusi, dan lain-lain). Selain itu peserta didik juga
akan mendapat CD multimedia interaktif sebagai bahan ajar offline yang akan
dikirimkan pihak penyelenggara pendidikan lewat post. Kerena kemudahan
teknologi tersebut maka, di Indonesia sekarang ini sudah banyak yang
menerapkan teknologi e-learning ini seperti website ilmu komputer.com yang
telah banyak membantu dibidang pendidikan khususnya teknologi informatika,
masyarakat luas dapat mengakses website ini dengan mudah di internet. Oleh
sebab itu juga peneliti membuat website untuk mengetahui apakah pembelajaran
berbasis e-learning berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan pandangan tentang pengertian, kelebihan dan hambatan serta
kegunaan media dalam pembelajaran saat ini, maka dapat disimpulkan bahwa

8
media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun model atau teknik yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi
komunikasi edukatif antara guru dan peserta didik dapat berlangsung secara
efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran


Media pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan tujuan pemakaian dan
karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu :
1) Menurut Wilbur Schramm

Media digolongkan menjadi media rumit, mahal dan sederhana. Dia


juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu
liputan luas dan serentak (seperti TV, radio dan facsimile), dan media untuk
belajar individual (seperti buku, modul, program belajar dengan komputer
dan telepon).

2) Menurut Gagne

Media diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk di


demonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar
bergerak, film bersuara dan mesin belajar.
3) Menurut Allen

Terdapat Sembilan kelompok media, yaitu : visual diam, film, televisi,


obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku teks
cetak, dan sajian lisan.
4) Menurut Ibrahim

Media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya alat


dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua
dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi, media audio, media proyeksi,
media televisi, video dan komputer.11

11
Daryanto. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai
TujuanPembelajaran…, h. 17

9
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut,
akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan
pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan,
materi, serta kemampuan dan karakteristik pembelajaran akan sangat
menunjang efisien dan efektifitas proses dan hasil pembelajaran.
Apabila ditinjau dari segi perkembangan teknologi, media
pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua kategori luas, yaitu pilihan
media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa pilihan media tradisional dapat dibedakan menjadi :
1) Visual diam yang diproyeksikan, misalnya proyeksi opaque (tak
tembuspandang), proyeksi overhead, slides, dan film strips.
2) Visual yang tidak diproyeksikan, misalnya gambar, poster, foto,
charts,grafik, diagram, papan info.
3) Penyajian multimedia, misalnya slide plus suara (tape), multi-image.

4) Visual dinamis yang diproyeksikan, misalnya film, televisi, video.

5) Cetak, misal buku teks, modul, teks terprogram, workbook,


majalahilmiah/berkala, lembaran lepas (hand-out).

6) Permainan, misalnya teka-teki, simulasi, permainan papan.

Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir dibedakan menjadi :


1) Media berbasis telekomunikasi, misalnya teleconference, kuliah jarak
jauh.
2) Media berbasis microprosesor, misalnya computer assistted
instruction, permainan komputer, sistem tutor intelejen,
interaktif, hypermedia,dan compact (video) disc.
Perbedaan pembelajaran tradisional dengan teknologi mutakhir (e-
learning) yaitu kelas tradisional, guru dianggap sebagai orang yang serba
tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada peserta

10
didik. Sedangkan di dalam pembelajaran e-learning fokus utamanya adalah
peserta didik. Peserta didik mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung
jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran e-learning akan
memaksa peserta didik memainkan peranan yang lebih aktif dalam
pembelajarannya. Peserta didik membuat perancangan dan mencari materi
dengan usaha, dan inisiatif sendiri. setelah kehadiran guru dalam arti
sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam
menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di
dunia.
d. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan dalam kaitannya
dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran fisika
adalah :
1) Untuk mempermudah bagi guru dalam menyampaikan informasi materi
kepada peserta didik.
2) Untuk mempermudah bagi peserta didik dalam menyerap atau
menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.
3) Untuk dapat mendorong keinginan peserta didik untuk mengetahui
lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang
disampaikan oleh guru.
4) Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara peserta
didik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang
disampaikan oleh guru.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah efektivitas
dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar memungkinkan peserta didik
belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, variasi model
pembelajaran, dan peningkatan aktivasi peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan adanya berbagai media pembelajaran justru peserta didik
dapat banyak pilihan untuk menggunakan media yang lebih sesuai dengan
karakteristik pribadinya, sehingga peserta didik akan termotivasi untuk belajar
mandiri dan menghasilkan nilai yang baik.

11
e. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan baik akan memberi
manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih
interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar peserta
didik dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana
dan kapan saja, serta belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
Secara umum manfaat penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan
belajar mengajar, yaitu :
1) Media pembelajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian
peserta didik terhadap materi pengajaran yang disajikan.
2) Media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam
memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain.
3) Media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran peserta
didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan
belajar mengajar mereka, misalnya menyaksikan pemutaran film
tentang suatu kejadian atau peristiwa. Rangkaian dan urutan kejadian
yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka
pelajari secara teratur dan berkesinambungan.
4) Media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan peserta didik
untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan
kenyataan.
5) Media pembelajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalam
suatu proses.
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar perlu
direncanakan dan dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu
efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.

2. E-Learning
a. Pengertian E-Learning
Perangkat media pembelajaran terdiri dari perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software), kedua perangkat ini digunakan dalam membuat web

12
pembelajaran e-learning. Adapun sistem pembelajaran berbasis web ini bisa
terjadi karena perkembangan yang pesat dari tiga bidang; bidang pembelajaran
jarak jauh, pembelajaran dengan menggunakan teknologi komputer, dan
perkembangan bidang teknologi internet. Mengingat sekarang ini,
perkembangan teknologi internet yang semakin cepat dan canggih,
memungkinkan komputer dapat berhubungan tanpa mengenal batas wilayah
maupun Negara dengan memanfaatkan kabel maupun tanpa kabel. Teknologi
tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi dan komunikasi
seperti : email, groups, chatting, searching, download, upload, dan aktivitas
lainnya. Perkembangan teknologi internet memberikan nuansa baru sistem
pembelajaran jarak jauh yang lebih terbuka lagi. Sistem pembelajaran berbasis
web yang popular dengan sebutan elektronik learning (e-learning), web-besed
training atau kadang disebut web- based education dan lain-lain.12
Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga
banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut
pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya
menurut Darin E. Hartley “e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar
yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke peserta didik dengan
menggunakan media internet atau media jaringan komputer lain”. Learn Frame
Com dalam Glossary Of E-learning Terms menyatakan suatu definisi yang lebih
luas bahwa e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan
komputer, maupun computer standalone. Sedangkan menurut Mary Daniels
Brown dan Dave Feasey mengemukakan bahwa “e-learning” merupakan suatu
bentuk kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan, seperti; internet,
Local Area Network (LAN) atau Wider Area Network (WAN).13
E-Learning adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media
elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran.27 Peserta didik

12
Bambang, Warsita. Pendidikan Jarak Jauh : Perancangan, Pengembangan,
Implementasi,dan Evaluasi Diklat. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Cet. Pertama 2011. h.136
13
Sudirman, Siahaan. Seputar Pembelajaran Elektronik (E-Learning) (Jurnal Teknodik
No.22 Desember 2005). Pada Tanggal 1 Desember 2010. h.66

13
tidak perlu duduk didalam kelas untuk menyimak setiap materi pembelajaran
yang disampaikan guru secara langsung, tetapi dapat disimak setiap saat pada
tempat dimana saja yang terhubung dengan fasilitas internet. Sebagaimana yang
disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan
membuat biaya sekolah lebih ekonomis serta mempermudah interaksi antara
peserta didik dengan bahan atau materi, peserta didik dengan guru maupun
sesama teman dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran, faktor kehadiran
guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada.
E-Learning sangat potensial untuk membuat proses belajar lebih efektif
sebab peluang peserta didik untuk berinteraksi dengan guru, teman, maupun
bahan belajarnya terbuka lebih luas. E-learning ini juga sebagai proses
pembelajaran melalui media internet dan CD-Rom. Sistem pembelajaran ini
dapat dilakukan kapan saja, di mana saja dan mandiri. Dengan demikian proses
pembelajaran menjadi sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan waktu
peserta didik atau siapapun yang ingin belajar.
Pembelajaran e-learning dapat juga dilakukan dengan kondisi dimana guru
atau dosen mengajar di depan kelas sambil sesekali menulis materi pelajaran di
papan tulis. Beberapa puluh tahun yang lalu pun juga telah dikenal pendidikan
jarak jauh. Walaupun dengan mekanisme yang dibilang cukup sederhana untuk
ukuran sekarang, tetapi saat itu model tersebut sudah dapat membantu orang-
orang yang butuh belajar atau mengenyam pendidikan tanpa terhalang kendala
geografis. Namun sejak ditemukannya teknologi internet, hampir segalanya
menjadi mungkin, kini dapat belajar tak hanya anywhere, tapi sekaligus anytime
dengan fasilitas e-learning yang ada. Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme
belajar mengajar (pendidikan) berbasis e-learning menjadi tak terelakkan lagi.
Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa
pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam
bentuk digital, baik secara isi (content) dan sistemnya. Saat ini konsep e-
learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan

14
maraknya implementasi e-learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan
universitas)maupun industri.
E-learning adalah proses learning (pembelajaran) menggunakan/
memanfaatkan Information and Communication Technology (ICT) sebagai
tools yang dapat tersedia kapanpun dan di manapun dibutuhkan, sehingga
dapat mengatasi kendala ruang dan waktu. E-learning memberikan harapan
baru sebagai alternatif solusi atas sebagian besar permasalahan pendidikan di
Indonesia, dengan fungsi yang dapat disesuikan dengan kebutuhan, baik
sebagai suplemen (tambahan), komplemen (pelengkap), ataupun substitusi
(pengganti) atas kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selama ini
digunakan. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif.
Informasi- informasi pembelajaran juga bisa realtime. Begitu pula dengan
komunikasinya, meskipun tidak secara langsung tatap muka, tapi forum diskusi
perkuliahan bisa dilakukan secara online dan realtime. Sistem e-learning ini
tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan pembelajaran bisa
dilakukan lebih banyak waktu. Kapanpun peserta didik bisa mengakses sistem
ini. Ada penyampaian materi berbentuk teks maupun hasil penyimpanan suara
yang bisa di download, selain itu juga ada forum diskusi, bisa juga seorang
dosen memberikan nilai, Aplikasi e-learning untuk pendidikan jarak jauh tugas
dan pengumuman kepada peserta didik.
Pembelajaran menggunakan teknologi internet memiliki karakteristik-
karakteristik khusus. Karakteristik-karakteristik tersebut yang menjadikan
berbeda dengan media elektronik lainnya. Media elektronik lain hanya sebagai
alat bantu pembelajaran yang bersifat pasif, misalnya tape recorder hanya dapat
merekam suara guru untuk didengarkan di lain waktu, OHP mambantu guru
tidak repot dengan kotornya spidol saat menulis di papan tulis dan mahapeserta
didik dapat dengan mudah menggandakan slide tanpa susah mencatat. Komputer
stand alone juga hanya sebatas penyampaian materi secara lebih interaktif
dengan presentasi yang disertai dengan video dan gambar pendukung lainnya.
Sedangkan internet adalah alat bantu pembelajaran yang bersifat interaktif, E-
learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara

15
untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di Negara - negara maju maupun di
Negara yang sedang berkembang.
Kesimpulan bahwa e-learning merupakan penyampaian konten
pembelajaran secara elektronik yang di distribusikan melalui web (online) atau
melalui CD/DVD (offline) dan ada komponen evaluasi yang melekat di
dalamnya apabila e-learning menjadi bagian atau berada di bawah payung
distance learning dimana tidak ada tatap muka antara guru dan peserta didik
(student centered). E-learning tidak sekedar mengupload bahan ajar ke
internet atau melakukan konten pembelajaran, tetapi lebih merupakan proses
pembelajaran ke dalam paradigma baru, pedagogi digital. Paradigma ini
memiliki implikasi pada perubahan kultur pembelajaran konvensional ke kultur
e-learning. Penyediaan infrastruktur teknologi dan pelatihan sumber daya
manusia sama sekali belum menjamin keberhasilan e-learning. Oleh sebab itu
untuk dalam pengembangan e-learning diperlukan strategi yang baik dan
komprehensif.
Pembelajaran e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai model penyampaian,
interaksi, dan fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar
lainnya. Terdapat juga keuntungan dalam menggunakan e-learning diantaranya
adalah sebagai berikut :
1) Menghemat waktu proses belajar mengajar.

2) Mengurangi biaya perjalanan.

3) Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur,


peralatan,buku-buku).
4) Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.

5) Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu


pengetahuan.
Penerapan e-learning sebagai bagian integral dari sistem pembelajaran telah
dilakukan oleh beberapa lembaga pendidikan, misalnya, departemen pendidikan
Jerman, Inggris, dan Perancis telah menyusun suatu rancangan induk strategis

16
untuk memanfaatkan TI dalam pembelajaran e-education. Sedangkan Italia telah
membangun infrastruktur e-education dengan membangun lebih dari 15.000
sambungan internet sekolah. Di AS peserta didik SMU diperbolehkan
menyelesaikan pendidikan mereka melalui sistem e-education.

b. Proses Pembelajaran E-Learning


Dalam teknologi e-learning proses pembelajaran dapat dilakukan dari
jarak jauh atau tidak dilakukan dalam suatu ruangan kelas. Proses pembelajaran
juga berlangsung setiap saat tanpa dibatasi waktu artinya peserta didik dapat
melakukan proses pembelajaran sesuai dengan keinginannya. Dalam hal ini
peran guru yang biasanya dalam pembelajaran di kelas sebagai pemberi materi,
akan digantikan dengan media komputer yang telah siap dengan simulasi materi.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik dikelas
maupun di luar kelas. Hal itu telah mengubah peran guru dan peserta didik
dalam pembelajaran.
Terdapat tiga alternatif model kegiatan pembelajaran, yaitu :
1) Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional).
2) Sebagian secara tatap muka dan sebagian melalui internet.
3) Sepenuhnya melalui internet (e-learning).

c. Kelemahan dan Manfaat E-Learning


Dalam berbagai literatur e-learning tidak dapat dilepaskan dari jaringan
internet, karena media ini yang dijadikan sarana untuk penyajian ide dan
gagasan pembelajaran. Namun dalam perkembangannya masih dijumpai kendala
atau hambatan, akan tetapi terdapat juga manfaat pembelajaran e-learning.
Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan kendala hambatan dan
kelemahan sistem e-learning, dikemukakan suatu pokok pikiran atau ide untuk
mengkolaborasikan e-learning dengan sistem pembelajaran tradisional
menggunakan ruangan kelas (class-learning), dalam arti kata jaringan internet
dimanfaatkan sebagai sumber dan sarana pembelajaran, sedangan proses
pembelajaran tetap dilakukan melalui classroom.

17
Tabel. 2.1. Kelemahan dan Manfaat E-Learning
No. Kelemahan E-Learning Manfaat E-Learning
Masih kurangnya kemampuan Meningkatkan kadar interaksi
1. menggunakan internet sebagai pembelajaran antara peserta didik
sumber pembelajaran dengan pengajar atau instruktur
Biaya yang diperlukan masih Mempermudah interaksi
2. relatif mahal untuk tahap-tahap pembelajaran darimana dan kapan
Awal Saja
Belum memadainya perhatian Mempermudah dalam
3. dari berbagai pihak terhadap penyempurnaan dan penyimpanan
pembelajaran melalui internet materi pembelajaran
Belum memadainya Mempermudah interaksi antara
4. infrastruktur pendukung untuk peserta didik dengan materi
daerah-daerah tertentu pelajaran daninteraksi dengan guru
Hilangnya nuansa pendidikan Pembelajaran jarak jauh
5. yang terjadi antara pengajar menggunakan internet, peserta
dengan peserta didik didik tidak harus hadir dikelas

Dalam hal ini internet dijadikan sebagai sumber informasi yang akan
disampaikan kepada peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran.
Berkaitan dengan sistem pembelajaran klasikal (class learning), maka
pemanfaatkan jaringan internet sebagai sumber dan sarana pembelajaran, seperti
browsing,resourcing, searching, consulting dan communicating.

d. Penyampaian Materi E-learning


Penyampaian materi e-learning dapat melalui synchronous atau
asynchronous. Synchronous artinya bahwa dosen dengan mahapeserta didik atau
guru dengan peserta didik berinteraksi secara waktu nyata (realtime), misalnya
dengan two-way video conference, audio conferencing, internet chat, dan
dekstop video conferencing. Sedangkan penyampaian materi dengan
asynchronous artinya dosen dengan mahapeserta didik atau guru dengan peserta
didik berinterkasi secara tidak secara bersamaan, guru menyampaikan instruksi
melalui video, komputer atau lainnya, dan peserta didik merespon pada lain
waktu. Misalnya, instruksi disampaikan melalui web atau dan feedback
disampaikan melalui e-mail.

18
e. Tahap-Tahap Pengembangan E-learning
Diperlukan beberapa tahapan agar sistem e-learning ini dapat berlangsung
dengan baik, tahapan-tahapan pengembangan e-learning akan membentuk suatu
siklus saling terkait satu dengan lainnya. Tahapan tersebut adalah :
1) Identifikasi Sumber
Menentukan sumber-sumber pembelajaran, pengumpulan paket-paket
pembelajaran yang diinginkan. Dalam tahap ini juga ditentukan arah dari
sistem yang akan dikembangkan. Pemilihan dan penentuan arah pengembangan
menjadi penentu bentuk dari learning based yang dibuat.
2) Seleksi dan Analisa
Pada tahap ini seluruh materi dari pembelajaran akan diseleksi dan
dianalisa untuk dikembangkan. Pendefinisian dari seluruh perangkat
memegang peranan penting, jumlah paket pembelajaran berbasis elektronik
yang cukup banyak akan menghambat pengembangan sistem jika tidak
didukung dengan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang cukup.
3) Pengembangan E-Book dan Web Based Course
Tahapan ini lebih dikhususkan pada pengembangan dan penyediaan sarana
pembelajaran berbasis web. Salah satu keunggulan dari web based dan
perangkat ajar berbasis elektronik adalah kemudahan dalam membentuk
simulasi dan model- model materi yang cukup sulit apabila dijelaskan secara
langsung melalui tatap muka atau teaching based.
4) Pengembangan Manajemen Digital dan Kompetensi
Selain pengembangan materi ajar, diperlukan juga sistem manajemen yang
mencakup kegiatan pembelajaran melalui e-learning. Hal ini diperlukan agar
sistem pembelajaran jarak jauh dapat berlangsung secara online dan terkontrol
dengan baik.

19
BAB III
KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Penelitian yang dilakukan Elfira Taufida Pelupessy dan Rr.Hapsari Peni


Agustin T. yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis E-
Learning Pada Mata Kuliah Fisika 1 Untuk Meningkatkan Efektifitas Belajar
Mahapeserta didik” Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran
e-learning pada mata kuliah Fisika I dinyatakan berkualitas baik dengan
persentase validasi oleh ahli media sebesar 89.5% sehingga media dinyatakan
sangat layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran Fisika I. Untuk
tingkat efektifitas belajar dengan menggunakan media, persentase hasil rating
ahli materi diperoleh sebesar 86%, sehingga media pembelajaran sangat efektif
digunakan dalam pembelajaran Fisika I. Sedangkan untuk respon mahapeserta
didik terhadap media pembelajaran diperoleh persentase sebesar 90.6%
menunjukkan tanggapan positif atau sangat baik, sehingga media pembelajaran
dapat digunakan dalam pembelajaran Fisika I.14
2. Penelitian yang dilakukan Ari Sudibjo dan Wasis yang berjudul “Penggunaan
Media Pembelajaran Fisika Dengan E-Learning Berbasis Edmodo Blog
Education Pada Materi Alat Optik Untuk Meningkatkan Respons Motivasi Dan
Hasil Belajar Peserta didik Di Smp Negeri 4 Surabaya” Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, diperoleh Hasil penelitian ini menunjukkan angket
respons motivasi peserta didik yang diberikan kepada peserta didik setelah
penelitian terhadap Penggunaan Media Pembelajaran Fisika dengan E-
Learning Berbasis Edmodo Blog Education untuk Meningkatkan Respons
Motivasi dan Hasil Belajar Peserta didik. Pembelajaran Fisika dengan E-
Learning Berbasis Edmodo Blog Education persentase peserta didik yang
setuju sebesar 70 %, persentase sangat setuju 20%, yang tidak setuju dan
sangat tidak setuju masing-masing persentasenya adalah 10% dan 0%. Analisis
tingkat kelayakan media dilakukan melalui analisis lembar validasi ahli media
14
Elfira Pelupessy and Hapsari Agustin T, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
E-Learning Pada Mata Kuliah Fisika 1 Untuk Meningkatkan Efektifitas Belajar Mahasiswa,”
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 3, no. 2 (2014): 193–198.

20
dan guru fisika. Dari hasil perhitungan rata-rata ketiga komponen (isi,
kebahasaan, dan penyajian) pada lembar validasi diperoleh persentase sebesar
85,95%, sehingga apabila kita lihat pada tabel kriteria skala likert menurut
Riduwan (2005:13), media pembelajaran fisika dengan e-learning berbasis
Edmodo Blog Education dapat dikatakan sangat kuat. Hal tersebut mengatakan
bahwa media pembelajaran fisika dengan e-learning berbasis Edmodo Blog
Education “layak untuk digunakan” dalam proses pembelajaran di kelas pada
materi pokok Alat Optik.15
3. Penelitian yang dilakukan Ulfaturrona Nur Labibah, Insih Wilujeng, Syazana
Sulaim,dan Alni Rahmawati yang berjudul “Android-Based Physics Learning
Media Integrated Landslide Disaster” Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan aplikasi media pembelajaran berbasis android agar guru dan
peserta didik dapat menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Penelitian
ini menggunakan metode R&D (Research and Development). Penelitian ini
menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, and Evaluating) yang menghasilkan suatu produk yaitu media
pembelajaran yang valid yang dapat diimplementasikan sesuai penilaian
validator yang telah dilakukan pada uji coba produk di Universitas Negeri
Yogyakarta. Dapat disimpulkan bahwa media ini termasuk dalam kategori baik
berdasarkan penilaian dari validator ahli media dan ahli materi, diperoleh
persentase rata-rata 85,7% dan termasuk dalam kategori valid, sehingga media
fisika berbasis android yang terintegrasi dengan pendidikan kebencanaan tanah
longsor layak untuk dilakukan. untuk digunakan dalam pembelajaran fisika.
Media ini dibuat dengan tampilan yang menarik dan interaktif sehingga peserta
didik dapat lebih memahami pembelajaran fisika yang terintegrasi dengan
pendidikan bencana tanah longsor serta kesiapsiagaan bencana.16

15
Wasis Ari Sudibjo, “Penggunaan Media Pembelajaran Fisika Dengan E-Learning
Berbasis Edmodo Blog Education Pada Materi Alat Optik Untuk Meningkatkan Respon Motivasi
Dan Hasil Belajar Siswa Di SMP Ngeri 4 Surabaya,” Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika 02, no. 03
(2013): 187–190.
16
Ulfaturrona Nur Labibah et al., “Android-Based Physics Learning Media Integrated
Landslide Disaster,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 8, no. 2 (2019): 233–240

21
4. Penelitian yang dilakukan Raffa Fitra Ramadannisa dan Mellyana Mega
Hartina yang berjudul “The Design of Web-Based Learning Using Google Sites
for Teaching Heat and Temperature Topic” Penelitian ini telah menghasilkan
media pembelajaran berbasis web menggunakan Google Site pada materi Kalor
dan Suhu. Dalam pengembangan ini, materi dimasukkan ke dalam website dan
dilengkapi dengan praktikum yang dipandu menggunakan video yang
disediakan. Ahli media telah memvalidasi media ini dengan skor rata-rata
83,8%. Sementara itu, rata-rata skor validasi ahli materi adalah 77,7%. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa peneliti lain masih dapat mengembangkan media
pembelajaran Google Site pada materi Kalor dan Suhu ini agar lebih layak
untuk digunakan. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat
meningkatkan kualitas aspek materi agar guru dan peserta didik dapat
menggunakan media ini dengan lebih baik. Namun hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa media Google Site pada materi Heat and Temperature
layak untuk digunakan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan media yang
telah dikembangkan dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran sehingga
motivasi, pengalaman, dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat.17
5. Penelitian yang dilakukan Rahma Dian, Yuberti, dan M. Ridho Syarlisjiswan
yang berjudul “Web-Enhanced Course Based On Problem-Based Learning
(PBL): Development Of Interactive Learning Media For Basic Physics II”
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran aktif
berupa Web-Enhanced Course. Penelitian penelitian dan pengembangan ini
mengikuti langkah-langkah pengembangan Borg & Gall. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah lembar validasi dan angket. Rata-
rata skor penilaian kelayakan produk dari ahli materi adalah 84,83%, ahli
media 81,76%, dan ahli informatika 83,61% dengan kategori sangat layak.
Selanjutnya persentase hasil uji coba kelompok kecil sebesar 76,44% dan
untuk uji lapangan sebesar 82,97%. Dengan demikian, produk yang
dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran fisika. Web ini
17
Raffa Fitra Ramadannisa and Mellyana Mega Hartina, “The Design of Web-Based
Learning Using Google Sites for Teaching Heat and Temperature Topic,” Jurnal Penelitian &
Pengembangan Pendidikan Fisika 7, no. 2 (2021): 107–114

22
dikembangkan dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) untuk
mata pelajaran Fisika Dasar II.18

18
Rahma Diani, Yuberti Yuberti, and Muhammad Ridho Syarlisjiswan, “Web-Enhanced
Course Based on Problem-Based Learning (PBL): Development of Interactive Learning Media for
Basic Physics II,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 7, no. 1 (2018): 105–116

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aplikasi e-Learning tentu dapat membantu guru dan peserta didik dalam
mendapatkan informasi, karena informasi pada aplikasi ini disajikan secara real
time dan dapat di akses kapan saja dan dimana saja selama terdapat jaringan
internet. Selain itu aplikasi e-Learning dapat membantu memudahkan komunikasi
antar guru dan peserta didik, karena guru atau peserta didik tidak perlu saling
bertemu muka untuk dapat berkomunikasi tentang hal pembelajaran. Dan juga e-
Learning memudahkan peserta didik dalam mengakses dan mendapatkan materi
pelajaran. selanjutnya aplikasi e-Learning memudahkan guru dalam
mendistribusikan tugas dan memudahkan peserta didik dalam mengumpulkan
tugas , serta mengerjakan ulangan secara online yang dibuat oleh guru dan
aplikasi e-Learning dapat menyajikan informasi nilai, sehingga memudahkan
peserta didik untuk melihat nilai -nilai untuk mata pelajaran tertentu.

B. Saran
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan.
Menyadari kekurangan itu kami mohon dengan kerendahan hati untuk
memberikan segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca bagi
kesempurnaan makalah ini.

24
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Warsita. Pendidikan Jarak Jauh : Perancangan, Pengembangan,


Implementasi, dan Evaluasi Diklat. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Cet. Pertama 2011. h.136
Daryanto. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Pembelajaran…, h.-168
Dian Wahyuningsih dan Rakhmat Makmur, 2012. E-learning: Teori dan Aplikasi,
Bandung: Informatika Bandung, hlm. 3.
Elfira Pelupessy and Hapsari Agustin T, “Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis E-Learning Pada Mata Kuliah Fisika 1 Untuk
Meningkatkan Efektifitas Belajar Mahapeserta didik,” Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro 3, no. 2 (2014): 193–198.
Leonardo, Marsam. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya
Utama, 1983. h.176
Raffa Fitra Ramadannisa and Mellyana Mega Hartina, “The Design of Web-Based
Learning Using Google Sites for Teaching Heat and Temperature
Topic,” Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika 7,
no. 2 (2021): 107–114
Rahma Diani, Yuberti Yuberti, and Muhammad Ridho Syarlisjiswan, “Web-
Enhanced Course Based on Problem-Based Learning (PBL):
Development of Interactive Learning Media for Basic Physics II,”
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 7, no. 1 (2018): 105–
116
Sahara and Sofya, “Pengaruh Penerapan Model Flipped Learning Dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta didik.”
Sudirman, Siahaan. Seputar Pembelajaran Elektronik (E-Learning) (Jurnal
Teknodik No.22 Desember 2005). Pada Tanggal 1 Desember
2010. h.66
Sukiman. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta : PEDAGOGIA,
2012. h.39-444
Ulfaturrona Nur Labibah et al., “Android-Based Physics Learning Media
Integrated Landslide Disaster,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika
Al-Biruni 8, no. 2 (2019): 233–240
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 BAB I Pasal 1 Ayat 1 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Wasis Ari Sudibjo, “Penggunaan Media Pembelajaran Fisika Dengan E-Learning
Berbasis Edmodo Blog Education Pada Materi Alat Optik Untuk
Meningkatkan Respon Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta didik Di

25
SMP Ngeri 4 Surabaya,” Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika 02, no.
03 (2013): 187–190.
Zainal, Arifin Ahmad. Perencanaan Pembelajaran : dari Desain Sampai
Implementasi. Jakarta : PEDAGOGIA, 2012, h.109-112

26

Anda mungkin juga menyukai