Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

E-LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19

Disusun oleh :
Intan Septiyanti

PROGRAM STUDI MANAGEMEN


UNIVERSITAS TERBUKA
YOGYAKARTA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “E-Learning Pada Masa
Pandemi Covid-19” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang e-learning pada masa pandemi covid-19 bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Septina Lisdayanti, M.Pd., selaku dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu dan yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran
pengetahuan, baik di Universitas Terbuka maupun lingkungan masyarakat.

Magelang, 11 November 2022

Intan Septiyanti

ii
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….2
BAB III PENUTUP………………………………………………………………….5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Sejak pandemi Coronavirus Disease 2019 atau yang lebih dengan sebutan Covid-19
adalah penyakit yang awalnya muncul di Wuhan kota China pada awal Desember 2019 dan
masuk ke Indonesia dengan temuan kasus positif pada Maret 2020. Penyebaran Covid-19 telah
memberikan tantangan tersendiri bagi Indonesia khususnya pada lembaga pendidikan. Untuk
mencegah dan mengatasi terjadinya penyebaran Covid-19, Pemeritantah Indonesia
mengeluarkan kebijakan seperti Sosial Distancing, Physical Distancing, hingga Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB). Kondisi seperti ini menharuskan masyarakat untuk mengurangi
mobilitas dan aktivitas dan mengharuskan untuk diam di dalam rumah, belajar, bekerja, dan
beribadah di rumah.
Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan terjadinya perubahan kebijakan secara
mendasar dalam dunia pendidikan di Indonesia. Melalui surat edaran Nomor 4 Tahun 2022,
yaitu tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (Covid-19), tertanggal 24 Maret 2020. Untuk memutus rantai penyebaran Covid-
19, Pemerintah mengubah semua proses pembelajaran tatap muka di seluruh tingkat
pendidikan dihentikan dan beralih pada pembelajaran yang dilakukan siswa atau mahasiwa di
rumah masing – masing.
Pembelajaran yang dilakukan dari rumah sangat berbeda dengan kebiasaan
pembelajaran yang dilakukan di sekolah, karena tidak langsung bertatap muka antara dosen,
guru dan siswa dengan yang lainnya. Dengan kebijakan Pemerintah yang baru ini, memberikan
tantangan tersendiri bagi para dosen atau guru untuk mengupayakan bagaimana caranya
supaya pembelajaran tetap berjalan dengan lancar. Jalan yang terbaik adalah dengan cara
melakukan pembelajaran melalui layanan berbasis internet atau jaringan, nama lainnya adalah
pembelajaran daring (online atau E-Learning).
Sistem pembelajaran e-learning yang diterapkan dalam dunia bukanlah hal yang
mudah, karena harus memperhatikan beberapa faktor dari sisi infrastruktur, organisasi, dan
kesiapan bagi penggunanya. Oleh karena itu, setiap sekolah dan universitas yang ingin
menerapkan sistem pembelajaran menggunakan e-learning perlu memperhatikan kesiapan
terlebih dahulu sebelum menerapkannya.
Dengan kesiapan pembelajaran secara e-learning, dapat menggunakan aplikasi
pembelajaran online. Moore et al (dalam Firma dan Sari, 2020) menyebutkan bahwa
pembelajaran online merupakan suatu kegiatan belajar yang membutuhkan jaringan internet
dengan konektivitas, aksebilitas, fleksibilitas, serta kemampuan untuk memunculkan berbagai
jenis interaksi pembelajaran.
(Zhang et al., 2004) menunjukkan bahwa penggunaan internet dan teknologi
multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif
pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran daring membutuhkan
adanya fasilitas sebagai penunjang, yaitu seperti smartphone, laptop, ataupun tablet yang dapat
diginakan untuk mengakses informasi dimanapun dan kapanpun (Gikas & Grant, 2013).

1
BAB II
PEMBAHASAN

E-Learning adalah teknologi informasi dan komunikasi untuk mengaktifkan siswa


untuk belajar kapanpun dan dimanapun (Dahiya 2012). E-learning merupakan metode
pembelajaran berbasis internet yang mau tidak mau harus dijalani pada saat pandemic Covid-
19 khususnya oleh siswa –siswa dan mahasiswa – mahasiswa di Indonesia bahkan di dunia.
Dengan perkembangan e-learning, tentunya teknologi ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan, beberapa kelebihan dan kekurangan e-learning. Kelebihan e-learning adalah
akses pembelajaran tidak terbatas tempat dan waktu, bagi peserta pembelajaran e-learning
dapat belajar dimana saja dan kapan saja, bahan-bahan pembelajaran mudah diakses sehingga
memungkinkan peserta e-learning melakukan pembelajaran berulang kali secara online atau
daring agar peserta lebih mudah memahami materi tersebut, serta dapat mendorong minat
belajar peserta e-learning untuk peserta yang aktif. Dari beberapa kelebihan juga terdapat
kekurangannya, adapun kekurangan dari e-learning adalah berkurangnya interaksi sosial
secara langsung yang biasanya didapatkan saat melakukan interaksi belajar mengajar secara
tatap muka. Beberapa peserta e-learning yang bersifat pasif cenderung malas dan kurang aktif
dalam memanfaatkan e-learning, sehingga bagi mereka tidak bisa memanfaatkan secara
maksimal.
Dalam penerapan teknologi seperti penggunaan e-learning, perlu di formulasikan
strategi yang jelas sebagai acuan. Penyusunan strategi e-learning seperti disampaikan Emy
(2005) berguna memperjelas tujuan pelatihan atau pendidikan yang ingin dicapai, mengetahui
sumber daya yang dibutuhkan, membuat semua pihak yang terlibat untuk tetap mengacu pada
tujuan yang sama, serta mengetahui pengukuran keberhasilan.
Dengan adanya pandemi covid-19 mau tidak mau memaksa dan mengharuskan
kreativitas dosen dan guru untuk menyusun tugas dan bahan pembelajaran untuk membiasakan
diri beradaptasi dengan teknologi informasi. Sistem pembelajaran secara e-learning di
Indonesia juga banyak memanfaatkan aplikasi seperti Microsoft Team, Zoom Meeting, Google
Meet, dan lain-lain. Bahan ajar yang akan disampaikan kepada anak didik dapat berupa materi
presentasi power point, video, dan gambar-gambar yang bisa ditampilkan pada aplikasi atau
web e-learning. Kesiapan pembelajaran online merupakan penentuan terhadap keberhasilan
belajar siswa atau mahasiswa. Selain dari dosen dan guru, siswa dan mahasiswa juga
memegang peran penting dalam keberhasilan belajar. Metode pembelajaran e-learning juga
merupakan sarana untuk diskusi dan berinteraksi antara pengajar dan pelajar. Tingkat semangat
belajar harus komitmen dan konsisten dijalankan, pembelajaran online bukan menjadi
penghalang bagi proses pembelajaran. Bagi pelajar harus ikut berperan aktif dalam berdiskusi
dan mengerjakan tugas, serta dapat memberikan feedback kepada materi yang telah
disampaikan oleh dosen dan guru.
Selama masa pandemi covid-19 beberapa tahun ini, e-learning telah berkembang secara
pesat dan memberikan manfaat yang begitu signifikan bagi peran pendidikan, baik dari tenaga
pengajar maupun dari para siswa dan mahasiswa.

2
Berikut adalah beberapa manfaat yang telah didapatkan dengan adanya pembelajaran
melalui e-learning, diantaranya adalahs ebagai berikut:
1. Memberikan Pengalaman Belajar yang Lebih Praktis dan Efektif.
Bagi para siswa dan mahasiswa sistem pembelajaran menggunakan e-learning lebih
praktis dan efektif, dikarenakan pembelajaran e-learning mudah di akses dimana
saja, lebih fleksibel, serta memberikan kenyamanan sehingga meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar.
2. Pembelajaran Lebih Menyenangkan.
Dengan pemebelajaran melalui e-learning, jika pelajar belum memahami materi
apa yang belum dipahami, maka mereka dapat memilih dan mengulang materi apa
saja yang disukai hati.
3. Pendekatan Yang Lebih Personal ke Setiap Siswa atau Mahasiswa.
Pembelajaran melalui e-learning memungkinkan pengajar untuk beralih dari
pembelajaran yang tadinya satu untuk semua beralih ke sistem pembelajaran yang
lebih terfokus pada kebutuhan setiap anak didiknya. Sehingga terdapat sistem
pembelajaran yang bertahap dan format konten yang lebih beragam.
4. Kemampuan Siswa Dapat di Pantau Dengan Lebih Mudah.
Aplikasi e-learning untuk sekolah dan universitas dapat memberikan kemudahan
untuk memantau dan melacak kemajuan pelajar dan memastikan mereka untuk
dapat mencapai nilai yang maksimal. Misalnya apabila pelajar mengerjakan tugas
dan kurang maksimal dalam menjawab dan mendapatkan nilai yang belum
maksimal, maka dosen dan guru dapat memberikan kesempatan untuk memperbaiki
jawabannya. Hal tersebut memberikan kemampuan kepada pelajar untuk aktif dan
selalu meningkatkan performa atau kemampuannya, serta dapat mengevaluasinya
dan memperbaiki jika diperlukan.
5. Menghemat Biaya Pembelajaran.
Software e-learning memungkinkan lembaga pendidikan untuk mengurangi biaya
tenaga pengajar, peralatan kelas, uang gedung, percetakan buku, dan sebagainya.
Hal tersebut menjadikan t biaya untuk keperluan pembelajaran lebih sedikit
dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka.
6. Database Siswa yang Terpusat.
Seluruh database dan informasi detail mengenai siswa dan mahasiswa tersimpan
secara rapi dalam satu sistem terpusat secara aman dan resmi. Lembaga pendidikan
khususnya sekolah dan universitas dapat memberikan wewenang siapa saja yang
bisa mengakses data tersebut.

3
Berbeda halnya bagi sekolah yang sudah terbiasa dalam penggunaan teknologi dalam
kegiatan pembelajaran, sehingga mereka tidak kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran
daring selama pandemic covid-19. Hal itu berlaku di Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH),
merupkan hal yang biasa dalam penggunaan teknologi disana. Pelaksanaan pembelajran dari
rumah menggunakan media daring di Belanda dilaksanakan pada awal Maret 2022,
menggunakan media daring melalui skype, zoom, gmeet, para orangtua diberikan fasilitas
berupa bimbingan konseling online dengan melalui facebook, skype, dan juga mailing list.
Modul pembelajaran dapat diakses melalui website resmi Sekolah Indonesia Den Haag
(SIDH), sebelum adanya covid-19 memang SIDH sudah menggunakan buku elektronik karena
lebih memudahkan dalam memperoleh materi pembelajaran yang sama seperti di Indonesia.
Ulangan harian maupun ujian pun dilakukan secara daring, dimana pengajar memberikan akses
lewat google form untuk anak mengerjakan soal. (Atalah Rania, dkk. 2021).
Dengan adanya contoh penerapan pembelajaran berbasis teknologi melalui daring
tersebut, diharapkan memberikan contoh bagi pelajar Indonesia. Sehingga hambatan-hambatan
mengenai kesulitan-kesulitan dalam penerapan pembelajaran secara online ataupun e-learning
dapat diatasi.
Dari kebiasan yang berlanjut, maka hal ini akan menjadikan para pelajar menjadi lebih
terbiasa untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan perkembangan zaman akibat
dampak covid-19. Sehingga generasi penerus bangsa Indonesia tetap akan melahirkan penerus
bangsa yang pintar dan cerdas.

Menurut Lilis Ardini, dkk. (2020), Evaluasi pelaksanaan pembelajaran e-learning dosen dan
mahasiswa adalah sebagai berikut:
1. Harus ada evaluasi terhadap dosen, mahasiwa, isi atau konten (materi, tugas, kuis, UTS,
dan UAS), proses (keaktifan, peer assessment), penyelenggara (peraturan, tata cara
regustrasi), dan pelaksanaan (dukungan fasilitas dan teknis selama penyelenggaraan e-
learning).
2. Harus ada mekanisme identifikasi fisik peserta ujian/kuis.
3. Penilaian harus tercatat dalam sistem informasi akademik yang berlaku.
Materi dari proses pembelajaran dapat diambil dari sumber-sumber yang valid dan dengan
teknologi e-learning, materi bahkan dapat diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga
ahli (expert). Strategi elearning melibatkan empat tahap yaitu analisis, perencanaan,
pelaksanan, dan evaluasi. Faktor-faktor yang perlu dianalisis diantaranya kebutuhan organisasi
dalam melihat keadaan sekarang dan keberadaan e-learning dalm memberikan dampak positif.
Selain kebutuhan organisasi juga perlu dianalisis tentang infrastruktur organisasi tentang
pelaksanaan penggunaan e-learning. Perencanaan aspek yang harus ditinjau yaitu network,
learning management system, materi dan management yang baik untuk memastikan koordinasi
dan eksekusi pekerjaan sesuai rencana dan tidak menyimpang dari tujuan dan strategi. Evaluasi
setelah melaksanakan rencana penerapan e-learning, selanjutnya menilai keberhasilan
program.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah membahas mengenai e-learning pada pandemi covid-19, ada beberapa kelebihan
dan kekurangannya serta manfaat yang dapat diperoleh dalam sistem pembelajaran e-
learning. Pembelajaran e-learning ini dapat diterapkan pada lembaga pendidikan untuk
kelangsungan proses pembelajaran bagi pelajar akibat dampak pandemi covid-19. Dengan
memperhatikan sarana dan kesiapan teknologi serta evaluasi progam, menjadi suatu hal
yang sangat penting karena menunjang dalam kelangsungan kegiatan belajar secara online.

B. Saran
Demikianlah pokok pembahasan dalam makalah ini yang dapat saya paparkan. Besar
harapan saya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khalayak banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadarai makalah ini masih sangat jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
agar makalah ini dapat disusun men jadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

5
DAFTAR RUJUKAN

Kemendikbud, Surat Eedaran No. 4 Tahun 2020. Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
dalam masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), tertanggal 24 Maret
2020.
Firman & Sari. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19. Indonesian Journal
Of Educational Science (IJES), Volume 02 No 02.
Zhang, et al. (2004). Can e-learning replace classroom learning? Communications of the
ACM.Vol.47 No.5.
Gikas, J., & Grant, M. M. (2013). Mobile computing devices in higher education: Student
perspectives on learning with cellphones, smartphones & social media. Internet and
Higher Education. Vol. 19 Pages 18-26.
Dahiya, S., Jaggi, S., Chaturvedi, K.K., Bhardwaj, A., Goyal, R.C. and
Varghese, C., (2016). An eLearning System for Agricultural Education.
Indian Research Journal of Extension Education, 12(3), pp.132-135.
Empy Effendi, Hartono Zuang. (2005). E-learning Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Penerbit Andi Yogyakarta.
I Wayan Titra Gunawijaya. (2021). E-Learning Menjadi Platform Pembelajaran Era Society
5.0. Vol. 1 Pages 93-94.
Atalah Rania., Jefiska Roman Prantista., Dwi Pangestuti Alfiana., Sangga Firman Aghisni, Eva
Luthfi Fakhru Ahsani., (2021). Dampak Pandemi terhadap Pemanfaatan e-Leaarning
pada Sekolah Dasar di Den Haag. Vol.10.
Lilis Ardini, Ulfah Setia Iswara, Endang Dwi Retnani. (2020). Efektivitas Penggunaan E-
Learning Sebagai Media Pembelajaran Saat Pandemi Covid 19. Vol. 79.
Wiwin Hartono, Staf mengajar Prog. Studi Ekonomi FKIP UNEJ. Penggunaan E-Learning
Sebagai Media Pembelajaran.

iv

Anda mungkin juga menyukai