Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN E-LEARNING PADA MASA COVID-19

Disusun Oleh:
Nama:
NIM:

Dosen Pengampu

JURUSAN
FAKULTAS
UNIVERSITAS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas rahmat dan ridho Allah SWT dalam
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu selaku dosen
pengampu yang membimbing dalam mengerjakan tugas makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami
semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini dan juga kepada
teman-teman seperjuangan yang membantu dalam berbagai hal. Harapan penulis,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya materi yang membahas tentang “Efektivitas Penggunaan E-
Learning Pada Masa Covid-19”.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari
pembaca agar bisa membuat makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Banyuwangi, 12 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi E-Learning ............................................................................. 3
2.2 Efektivitas Penggunaan E-Learning pada masa Covid-19................... 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 8
3.2 Saran .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adanya kebijakan belajar dari rumah, guru ditutut untuk lebih inovatif
dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran. Perubahan cara belajar ini
ternyata membuat guru dan siswa harus beradaptasi dari pembelajaran tatap muka
yang biasa dilakukan menjadi pembealajaran berbasis online learning (Mastuti
dkk, 2020). Selain itu dalam mencapai pembelajaran perlu adanya komponen
pendukung pembelajaran yang lain. Menurut Suyanto dan Hisyam (2008:81),
komponen komponen pembelajaran tersebut harus mampu berinteraksi dan
membentuk sistem yang saling berhubungan sehingga mampu menciptakan proses
pembelajaran yang berkualitas. Komponen-komponen pembelajaran tersebut
antara lain: tujuan pembealajaran, bahan pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, guru, siswa, penilaian dan evaluasi.
Semenjak adanya kebijakan pembelajaran menggunakan daring dosen dan
mahasiswa harus mulai beradaptasi dengan kondisi yang sedang terjadi, mulai dari
pembelajaran yang biasanya dilakukan secara tatap muka kini harus dibiasakan
dengan proses pembelajaran jarak jauh. Hal ini memerlukan kesiapan yang
matang yang harus disiapkan oleh guru dan siswa untuk menghadapi berbagai
konsekuesi dan kendala yang akan terjadi ditengah proses pembelajaran
menggunakan e-learning
E-learning dapat membawa suasana baru dalam ragam pengembangan
pembelajaran. Pemanfaatan e-learning dengan baik dapat meningkatkan hasil
pembelajaran dengan maksimal. Beberapa manfaat dari e-learning diantaranya
menurut Hartanto (2016) adalah dapat membuat proses belajar mengajar lebih
efektif dan efisien karena waktu dan biaya yang dibutuhkan lebih sedikit. Selain
itu, E-learning juga memudahkan siswa dalam mengakses materi pembelajaran
dengan menggunakan sumber belajar yang beragam. Proses interaksi antara
sesama peserta didik dapat terjalin dengan lebih baik dengan memanfaatkan
berbagai sistem aplikasi yang dapat lenih memantapkan siswa dalam penguasaan
materi yang diberikan baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian dapat

1
dikatakan bahwa e-learning proses pengembangan pengetahuan menjadi lebih luas
dimana proses tersebut dapat terjadi dimana saja dan kapan saja sepanjang
dukungan dari peralatan dan infrastruktur tersedia dengan baik.
Pembelajaran e-learning sebagai pembelajaran dengan menggunakan jasa
bantuan perangkat elektronika”. Fokus utama adalah proses belajarnya (learning)
bukan pada “e” (electronic), karena perangkat elektronik hanya berperan sebagai
alat bantu saja (Darmawan, 2014). Kecenderungan untuk mengembangkan e-
learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai lembaga
pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan di
bidang teknologi komunikasi dan informasi. Infrastruktur di bidang
telekomunikasi yang menunjang penyelenggaraan e-learning tidak lagi hanya
menjadi monopoli kota-kota besar, tetapi secara bertahap sudah mulai dapat
dinikmati oleh mereka yang berada di kota-kota di tingkat kabupaten. Artinya,
masyarakat yang berada di kabupaten telah dapat menggunakan fasilitas internet.
Salah satu Tantangan bagi dunia pendidikan di Indonesia adalah bagaimana
menyediakan suatu sistem pendidikan yang dapat menampung besarnya peserta
didik dan mampu melakukan akselerasi pendidikan dengan kualitas pendidikan
yang baik bagi upaya untuk membentuk insan kamil yang kuat dan cerdas
(Silahudin, 2015).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan. Adapun rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa itu e-learning?
2. Bagaimana efektivitas e-learning dimasa Covid-19?

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan diatas. Adapun tujuan
penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi e-learning.
2. Mengetahui manfaat efektivitas e-learning dimasa Covid-19.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian E-Learning


E-learning merupakan suatu media pembelajaran yang memungkinkan
tersampainya bahan ajar ke peserta didik dengan menggunakan media internet,
intranet atau media jaringan komputer (Sundayana, 2016). Menurut Fadillah,
(2021) e-learning merupakan sebuah media pembelajaran jarak jauh yang
menggunakan teknologi komputer yang memiliki berbagai menu penunjang untuk
dapat menjalakan proses belajar mengajar. E-learning merupakan pembelajaran
fleksibel yang dilakukan melalui media elektronik tanpa terpaut dalam dimensi
ruang dan waktu (Aminatun, 2020). Dari beberapa pengertian elearning di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah pembelajaran yang
menggunakan media elektronik, tanpa harus bertatap muka secara langsung, dan
dapat berlangsung dimana saja.
Menurut Kamarga (2002) E-learning merupakan media yang dapat
digunakan untuk pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi
komputer. E-learning dapat diartikan sebagai kegiatan belajar yang disampaikan
melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang
sesuai dengan kebutuhannya (Wijaya, 2020). E-learning juga dapat digunakan
sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kinerja melalui penggunaan
teknologi internet (Laisa, 2019). E-learning juga disebut sebagai pembelajaran
berbasis web, pembelajaran dalam jaringan (online), pembelajaran yang
terdistribusi dengan instruksi yang dibantu oleh komputer atau disebut juga
sebagai pembelajaran berbasis internet (Rusli, 2020:2).
Berdasarkan uraian diatas, E-learning dapat dikatan sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran baru yang menggunakan media jaringan komputer
dan internet
2. Pembelajaran dimana bahan ajarnya (kontennya) disampaikan melalui
media elektronik. Dalam hal ini bentuk bahan ajarnya berupa konten digital
3. Pembelajaran yang prosesnya didukung oleh sebuah sistem dan aplikasi
elektronik.

3
Jadi, dapat dikatakan bahwa e-learning merupakan sebuah perubahan
paradigma strategi pembelajarran yang dikembangkan dari pembelajaran berpusat
kepada pengajar (teacher centered) menjadi pembelajaran berpusat kepada peserta
didik (student centered). Strategi pembelajaran tersebut dapat dilakukan seiring
dengan perkembangan teknologi informasi.

2.2 Efektivitas Penggunaan E-Learning Pada Masa Covid-19


Pembelajaran virtual mengacu pada lingkungan belajar di mana guru dan
peserta didik terpisah satu sama lain dalam hal waktu atau tempat atau keduanya.
Dengan kata lain, pembelajaran elektronik dilakukan melalui penggunaan sistem
pelatihan elektronik seperti, komputer, CD serbaguna internet, jurnal elektronik
dan buletin. Terlepas dari kenyataan bahwa permintaan untuk peluang E-learning
telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, banyak profesional mulai
mempertanyakan kesiapan siswa dalam penggunaan e-learning. Di sisi lain,
kesiapan E-learning menunjukkan kemampuan orang untuk mendapatkan manfaat
dari sumber daya pelatihan teknologi elektronik dan multimedia untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Pemanfaatan teknologi sangat bergantung
pada pemakainya (Dehghan, 2020). Di satu sisi, teknologi dapat bermanfaat bagi
manusia, disisi lain teknologi juga membawa dampak negatif jika tidak digunakan
dengan baik (Ardini, 2020).
Dalam perencanaan pembelajaran e-learning dosen membuat RPS, bahan
materi dan video pembelajaran yang akan diberikan pada saat pelaksanaan
pembelajaran berbasis E-learning pada mahasiswa.Menurut G.R Terry terdapat
3 pelaksanaan dalam pembelajaran berbasis e-learning yang dapat dilakukan
pada mahasiswa antara lain yaitu: Proses Perancanaan pembelajaran E-
learning.
Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam
proses pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi efektif dan efesien.
Secara umum dosen telah melaksanakan pembelajaran berbasis e-learning pada
mahasiswa. Menurut Majid (2011:17) proses perencanaan yang dilakukan oleh
dosen pada saat proses perkulihan berbasis e-learning pada mahasiswa yaitu
penyusunan RPS, Media, Evaluasi dalam kurun waktu tertentu agar tujuan

4
pembelajaran tercapai. Dalam membuat proses perencanaan pembelajaran yang
baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, maka setiap
dosen harus mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran. Menurut Gagne
dan Briggs, rencana pembelajaran yang baik mengandung tiga komponen yaitu:
1) tujuan pembelajaran; 2) materi pembelajaran; 3) evaluasi keberhasilan.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning masa Covid-19 pada
mahasiswa tahun masuk 2020 sudah berjalan cukup baik. Proses pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh dosen PPKn dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis e-learning masa Covid-19 padamahasiswa tahun
masuk 2020 yaitu dengan cara menyapa mahasiswa melalui e-learning dan
WAG dan memberikan instruksi terkait materi perkulihan dan link video
serta meriview artikel yang sesuai dengan materi yang dibahas pada pertemuan
sebelumnya.
Selain itu, dosen memberikan intruksi terkait daftar pengisian daftar
kehadiran, membaca materi, dan memahami materi, kemudian dosen juga
membagikan kelompok kepada mahasiswa tahun masuk 2020. Hasil penelitian
secara umum menunjukan bahwa dosen telah melaksanakan pembelajaran
berbasis E-learning yang sesuai dengan peraturan yang ada.
Hal tersebut dapat dilihat dosen memberikan instruksi kepada
mahasiswa angkatan 2020 terkait pengisian daftar kehadiran, materi
pembelajaran, media pembelajaran yang berupa video, dan pemberian tugas
melalui E-learning. Herman (2012:31) pemberian intruksi merupakan salah
satu pemberihan arahan terdapat pelaksanaan pembelajaran yang akan
diberikan agar tercapainya peroses pembelajaran yang lebih baik. Dalam
Tsalas (2019:33) Ahmad Rohani (1995)” pelaksanaan pembelajaran adalah
proses realisasi dan perencanaan pengajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan, atau dengan kata lain pelaksanaan
pembelajaran selayaknya berpegang pada apa yang tertuang dalam perencanaan.
Adapun Manfaat e-learning ialah sebagai berikut:
1. Interactivity; peserta didik maupun pengajar memungkinkan tersedianya
komunikasi lebih banyak dan interaktif, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

5
2. Independency; mengenai tempat, waktu, pengajar menjadi fleksibel.
3. Accessibility; dengan menggunakan teknologi, banyak sumber-sumber yang
mudah dicapai.
4. Adaptivity; mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Bebas, dapat sambil
beristirahat.
5. Enrichment/Enlivenment; dalam presentasi untuk memperkaya dalam
pengajaran memungkinkan menggunakan video streaming, simulasi, dan
animasi.
Namun demikian, pembelajaran dengan e-learning akan menjadi tidak
maksimal apabila siswa tidak mendapatkan penjelasan dari guru maupun tidak
mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari orang tua dirumah. Sebagaimana
hasil analisis Susilowati, E., & Azzasyofia, (2020) menyebutkan bahwa data yang
diperoleh dari UNESCO, terdapat 68 juta siswa di Indonesia yang menjalani
kebijakan belajar dari rumah. Kebiasaan baru ini menjadikan tekanan dan
menuntut adanya penyesuaian diri secara tepat dengan pola kebiasaan yang baru.
Bagi beberapa orang mungkin akan menjadi hak yang biasa dan dapat dijalani
dengan baik-baik saja, akan tetapi pada sebagian yang lain dapat menjadi sumber
stress. Hal ini dikarenakan adanya ketidaksiapan baik secara fisik, psikis, maupun
aspek lain. Bagi orang tua bekerja maupun non pekerja, kebijakan sekolah dari
rumah ini akan menjadikan sebuah persoalan tersendiri (Mansyur, 2020). Mulai
dari pengaturan waktu, penguasaan materi, serta menjaga kestabilan emosi anak
dan orang tua. Akan tetapi dalam hal ini belum dilihat lebih jauh mengenai
bagaimana resiliensi orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah.
Orang tua yang tidak terbiasa mendampingi anak dalam belajar akan
mengalami beban, karena harus terbagi fokus untuk bekerja, menemani belajar
dan juga mengurus rumah (Sari, 2021). Apabila orang tua merasa terbebani maka
akan berpengaruh kepada anak, dan meluapkan emosi marah kepada anak.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan
Anak atau disingkat SIMFONI PPA. Sejak tanggal 1 Januari 2020 sampai 23
September 2020 menunjukkan bahwa kekerasan terhadap anak di Indonesia
sebanyak 5.697 kasus dengan 6.315 korban (Faiz et al., 2021). Untuk
mengantisipasi rasa terbebani dan untuk menghindari stress dalam mendampingi

6
anak belajar daring, maka dapat diupayakan untuk menguatkan daya resiliensi
orang tua agar minat dan motivasi belajar anak meningkat (Priyanto, A., & Ag,
2020; Yuhenita, N. N., & Indiati, 2021)
Memang faktanya setiap anak pasti mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing termasuk dalam minat belajarnya (Adawiyah et
al., 2021). Minat (interest), yaitu kecenderungan individu untuk melakukan suatu
perbuatan. Minat adalah aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang
melakukan aktivitas tertentu (Slameto, 2010). Menurut Slameto (2010), minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan belajar adalah pembentukan atau penguatan
hubungan antara stimulus dan respons (Nasution, 2012). Berdasarkan pengertian
minat dan belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah
kecenderungan, rasa suka, dan ketertarikan dalam belajar. Indikator minat belajar,
sebagai berikut (Safari, 2015): 1) Perasaan senang; 2) Ketertarikan peserta didik;
3) Perhatian peserta didik; 4) Keterlibatan peserta didik.
Dalam hal ini, menumbukan minat belajar siswa dalam masa pandemi
merupakan hal yang menjadi tantangan bagi para pendidik mengingat selama
pembelajaran daring banyak siswa yang tidak mendapatkan fasilitas yang layak
saat pelaksanaan pembelajaran daring. Kurangnya dukungan internal dan
eksternal akan mempengaruhi terhadap minat belajar siswa sehingga motivasi
untuk terus berkembang mengalami penurunan sehingga mengakibatkan tidak
termotivasinya siswa dalam pembelajaran online. Oleh sebab itu, untuk
memaksimalkan kondisi pembelajaran daring menggunakan media teknologi
perlu dukungan dari pada stakeholder agar siswa mendapatkan hasil belajar yang
maksimal

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran berbasis E-learning
masa Covid-19 pada pelaksanaan pembelajaran berbasis E-learning masa Covid-
19 pada mahasiswa sudah berjalan cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
proses perencaaan, proses pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan
oleh dosen yang sesuai dengan Peraturan. Meskipun demikian, terdapat kendala-
kendala yang dialami mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis E-
learning masa Covid-19. Pertama, kurangnya Pemahaman Materi oleh Mahasiswa
pasa saat perkuliahan. Kedua, beberapa mahasiswa dan dosen yang mengalami
kendala dalam koneksi jaringan internet.
3.2 Saran
Penulis tentunya menyadari jika makalah yang dibuat masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
memperbaiki makalah tentunya dengan berpedoman pada sumber yang valid.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aminatun, S. (2020). Pengaruh E-Learning Terhadap Minat Belajar Peserta Didik


Pada Program Kejar Paket C Di Pkbm Pioneer Karanganyar.
Ardini, Lilis., Iswara, Ulfah Setia., & Retnani, Endang Dwi Retnani. (2020).
Efektivitas Penggunaan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran Saat
Pandemi Covid 19. Jurnal Konsep Bisnis Dan Manajemen. 7(1): 72-82.
Darmawan. (2014). Teknologi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Dehghan, Habibullah., Esmaeli, Sayed Vahid., et al. (2020). Assessing the
students' readiness for E-Learning during the Covid-19 pandemic: A case
study. Journal Heliyon. 8(2). 1-5
Fadillah, K. R. D. (2021). Penerapan E-Learning Di Sekolah Dasar. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pgri
Palembang. Palembang: Pps Universitas Pgri Palembang.
Faiz, A., Soleh, B., Kurniawaty, I., & Purwati. (2021). Tinjauan Analisis Kritis
Terhadap Faktor Penghambat Pendidikan Karakter Di Indonesia. Jurnal
Basicedu, Volume 5(4), 1766–1777.
https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V5i4.1014
Hartanto, W. (2016). Penggunaan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi
dan Ilmu Sosial, 10(1).
Kamarga, Hanny. (2002). Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif
Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media
Laisa, Zulaiha. (2019). Teknologi Komunikasi Pembelajaran E-Learning di
Perguruan Tinggi. Gorontalo: Athra Samudra
Mansyur, A. R. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran Di
Indonesia. Education And Learning Journal, 1(2), 113–123.
Priyanto, A., & Ag, M. (2020). Pembelajaran Daring. Penerapan Adaptasi
Kebiasaan Baru Pada Era Pandemi Virus Corona 19 Di Berbagai Sektor
Pendidikan.

9
Rusli, Muhammad., Hermawan, Dadang., & Supuwiningsih, Ni Nyoman. (2020).
Memahami E-Learning: Konsep, Teknologi, dan Arah Perkembangan.
Yogyakarta: CV Andi Offset
Silahudin. (2015). Penerapan E-LEARNING dalam Inovasi Pendidikan. Jurnal
Ilmiah CIRCUIT. 1(1): 48-59
Sundayana, R. (2016). Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika
Untuk Guru, Calon Guru, Orang Tua, Dan Para Pecinta Matematika.
Susilowati, E., & Azzasyofia, M. (2020). The Parents Stress Level In Facing
Children Study From Home In The Early Of Covid-19 Pandemic In
Indonesia. International Journal Of Science And Society, 2(3), 1– 12.
Sari, N. (2021). Peran Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Belajar Online Dan
Hasil Belajar Siswa Kelas Iii Mi Al-Islam Kota Bengkulu. Uin Fatmawati
Sukarno.
Wijaya, Reni., Lukman, Mustika., & Yadewani, Dorris. (2020). Dampak Pandemi
Covid19 Terhadap Pemanfaatan E Learning. Jurnal Dimensi. 9(2): 307-322
Yuhenita, N. N., & Indiati, I. (2021). Tingkat Resiliensi Orang Tua Dalam
Mendampingi Anak Sekolah Dari Rumah Pada Masa Pandemi. Jurnal
Basicedu, 5(6), 5336-5341.

10

Anda mungkin juga menyukai