Anda di halaman 1dari 22

PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM KEGIATAN

BELAJAR MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI

TUGAS MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Irfan Afriantoro, S.Kom., M. M.

Disusun Oleh :

DESIANA EKA SAFITRI


311910817
TI.19.B1

UNIVERSITAS PELITA BANGSA


PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
BEKASI
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………... i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....... 1

A. LATAR BELAKANG...…….…………………………………………………. 1

B. RUMUSAN MASALAH..………..…………………………………................. 1

C. TUJUAN PENULISAN…………………………………………....................... 2

D. MANFAAT MAKALAH..…………………………………………………….. 2

E. METODE PENYUSUNAN………………………….………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………................ 4

A. PENGERTIAN E-LEARNING………………………………………………… 4

B. TEORI BELAJAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN

E-LEARNING………………………………………………………………….. 6

C. MANFAAT METODE PEMBELAJARAN E-LEARNING ………………….. 12

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE PEMBELAJARAN

E-LEARNING…………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………

A. KESIMPULAN………………………………………………………………....

B. SARAN…………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia

dengan judul Penggunaan Metode E-Learning Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Di Perguruan Tinggi dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan

terima kasih kepada Bapak Irfan Afriantoro, S. Kom., M. M. selaku dosen

pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang membimbing kami dalam

pengerjaan tugas makalah ini. Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat

kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon kritik dan saran

dari teman-teman maupun dosen demi tercapainya makalah yang sempurna.

Cikarang, 27 November 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini zaman sudah berbeda. Zaman yang terus berkembang dan melahirkan

banyak kemajuan di berbagai bidang. Salah satunya adalah kemajuan teknologi.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan adanya kemajuan teknologi manusia masih

mengandalkan cara tradisional untuk memecahkan suatu masalah dan melakukan

berbagai kegiatan. Oleh karena itu, berbagai strategi alternatif yang berkaitan

dengan permasalahan perlu dikaji dan diterapkan.

Di era globalisasi ini, manusia pasti akan berhubungan dengan teknologi,

contohnya adalah teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini disebabkan karena

teknologi tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

manusia di zaman modern ini tidak boleh gagap teknologi agar mudah mendapatkan

kesempatan untuk maju. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat

memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan

dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja.

Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi memberikan dampak di

berbagai sendi kehidupan. Perkembangan ini telah menawarkan strategi dalam

kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, salah satunya perguruan tinggi. Dalam

dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai

dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia

pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Saat ini jarak
dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendapatkan ilmu karena

sudah banyak aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya.

Wahana utama dalam pengembangan sumber daya manusia

adalah pendidikan dan pelatihan. Dalam dunia pendidikan di zaman modern ini

diterapkan metode pembelajaran yang modern pula. Dengan adanya teknologi

informasi segala macam ilmu pengetahuan dan informasi dapat diterima dan

didapatkan dengan mudah dan cepat.

Metode pembelajaran ini, tidak lagi pendidik dan peserta didik saling bertemu

atau tatap muka di dalam kelas, melainkan terpisah. Maksud dari kata terpisah

berarti antara pendidik

dan peserta didik tidak berada dalam satu ruangan yang sama bahkan dalam

waktu yang berbeda. Metode pembelajaran di era globalisasi ini dapat dikatakan

sebagai pembelajaran jarak jauh.

Perkembangan teknologi memberikan nuansa dalam dunia

pendidikan sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih mudah terjalin

dan lebih terbuka. Metode pembelajaran yang mengandalkan kemajuan

teknologi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) adalalah

pembelajaran berbasis internet.

Salah satu pembelajaran berbasis internet yang banyak digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar (KBM) adalah e-learning (electronic learning). E-

learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi terutama yang berupa elektronik. E-learning merupakan sarana

pembelajaran yang bersifat online, dimana dalam penggunaannya harus terhubung


dengan internet. E-learning telah menjadi salah satu kebutuhan bagi sivitas

akademika, baik dosen, mahasiswa, maupun institusi pendidikan lain telah

memanfaatkan teknologi komputer dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya

E-learning, pembelajaran konvensional menjadi lebih fleksibel dan mahasiswa

memiliki pengalaman belajar yang bermakna.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran electronic learning (e-

learning)?

2. Apa saja teori belajar yang mendukung metode pembelajaran electronic

learning (e-learning)?

3. Apa manfaat electronic learning (e-learning) dalam dunia pendidikan?

4. Apa kelebihan dan kekurangan electronic learning (e-learning)?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian, metode pembelajaran electronic learning (e-

learning).

2. Mengetahui teori belajar yang mendukung metode pembelajaran electronic

learning (e-learning).

3. Mengetahui manfaat electronic learning (e-learning) dalam bidang

pendidikan.

4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan electronic learning (e-learning).


D. MANFAAT MAKALAH

Secara teoritis, makalah ini memberikan pengetahuan tentang

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada dunia pendidikan

yaitu adanya metode pembelajaran e-learning. Selain itu, makalah ini juga

dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pembaca mengenai penggunaan e-

learning dalam pembelajaran sehingga lebih memperkaya inovasi pembelajaran

yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas.

Manfaat praktis dari makalah ini adalah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dalam penguasaan konsep dan perbaikan sikap belajar peserta

didik melalui metode pembelajaran e-learning.

E. METODE PENYUSUNAN MAKALAH

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode pustaka

dengan mencari referensi dari berbagai sumber di internet.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian E-Learning

E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan

teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Salah satu media yang

digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan

komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web

kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet.

Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-

learning ini tidak memiliki batasan akses sehingga memungkinkan pembelajaran

bisa dilakukan lebih banyak waktu. [1]

E-learning bukan sekadar bermain di dunia maya, klik sana-sini untuk

pindah dari satu situs ke situs lain, dan men-download sesuatu, melainkan juga

untuk berlatih, mencerna, menjawab pertanyaan, menemukan, serta menjadikan

peserta didik berubah menjadi lebih cerdas dan mempunyai wawasan yang luas. [1]

Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut

pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut :
a. E-learning adalah pembelajaran yang disusun dengan menggunakan suatu sistem

elektronik atau juga komputer sehingga mampu untuk mendukung suatu proses

pembelajaran (Michael, 2013:27).[2]

b. E-learning adalah suatu proses pembelajaran jarak jauh dengan cara

menggabungkan prinsip-prinsip di dalam proses suatu pembelajaran dengan

teknologi (Chandrawati, 2010).[2]

c. E-learning adalah suatu sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana proses

belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka dengan secara

langsung antara pendidik dengan peserta didik (Ardiansyah, 2013). [2]

Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan

teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapatmeningkatkan

pengetahuan dan keterampilan. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa

istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah

untuk segala teknologi yang digunakan untukmendukung usaha-usaha pengajaran

lewat teknologi elektronik internet.[3]

Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkategorikan tiga kriteria dasaryang

ada dalam e-learning yaitu :

a. E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secaracepat,

menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan

sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam e-

learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.


b. E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan

standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web CellPhones, pagers, dan alat

bantu digital personal lainnya walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran,

tetapi tidak bisa digolongkan sebagai e-learning.

c. E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas,

solusi pembelajaran yang menggungguli paradigma tradisional dalam pelatihan.

Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-

learning adalah pemanfaatan teknologi internet. e-learning merupakan bentuk

pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi

internet. Oleh karena itu, e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan

jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional. Dalam pendidikan

konvensional fungsi e-learning bukan untuk mengganti, melainkan memperkuat

model pembelajaran konvensional. [3]

B. Analisis Teori Belajar dalam Metode Pembelajaran E-Learning

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli dan penjelasan dari beberapa sumber

referensi yang didapat, ada tiga teori belajar utama yang digunakan sebagai dasar

pembelajaran jarak jauh (e-/earning) yaitu behaviorisme, kognitivisme dan

konstrukstivisme.

a. Behaviorisme

Aliran behavioristik menganggap bahwa belajar adalah perubahan perilaku

yang dapat diamati, disebabkan oleh stimulus eksternal. Mereka melihat pikiran

sebagai ”kotak hitam”, respons terhadap suatu stimulus dapat diamati secara

kuantitatif, dengan mengabaikan pengaruh proses berfikir yang terjadi di pikiran.[4]


Atkins (1993) menyoroti empat aspek yang relevan untuk merealisasikan materi

e-learning berkaitan dengan pemikiran behavioristik :

1. Bahan ajar sebaiknya dipecah menjadi langkah-langkah instruksional yang

dihadirkan secara deduktif, yaitu rumus, hukum, kategori, prinsip, dan definisi

dengan memberikan contoh-contoh untuk meningkatkan pemahaman.

2. Perancang harus menetapkan urutan pengajaran dengan

menggunakan percabangan bersyarat ke unit instruksional lain. Umumnya, ke

giatan diurutkan dari mudah ke sukar atau kompleks.

3. Untuk meningkatkan efisiensi belajar, peserta didik diminta mengulangi bagian

tertentu maupun mengerjakan tes diagnostik. Meskipun demikian, perancang

dapat juga mengizinkan peserta didik memilih pelajaran berikutnya, yang

memungkinkan siswa mengontrol proses belajarnya sendiri.

4. Pendekatan behavioristik menyarankan untuk mendemonstrasikan

ketrampilandan prosedur yang dipelajari. Peserta didik diharapkan

meningkatkan kemahirannya melalui latihan berulang-ulang dengan umpan

balik yang tepat. Pesan-pesan pemberi semangat digunakan untuk

meningkatkan motivasi.

Secara keseluruhan, behaviorisme merekomendasi pendekatan terstruktur

dan deduktif untuk mendesain bahan ajar, sehingga konsep dasar,

ketrampilan,dan informasi faktual dapat cepat diperoleh siswa. Implikasi lebih

jauh terhadap e-learning adalah belajar secara nyata, memilah-milah bahan

ajar, mengaksestingkat prestasi, dan memberikan umpan balik.[4]

b. Kognitivisme
Teoretikus kognitif mengakui bahwa banyak pembelajaran yangmelibatkan

asosiasi-asosiasi yang terbentuk melalui hubungan dan pengulangan. Mereka juga

mengakui pentingnya penguatan, meski mereka

menekankan perannya dalam memberikan umpan balik tentang kebenaran respons

atas perannya sebagai motivator (Mark K. Smith, 2009: 81).[4]

Aliran kognitif menganggap bahwa belajar merupakan proses internalyang

melibatkan memori, motivasi, refleksi, berfikir, dan meta kognisi. Psikologi

kognitif meliputi proses belajar dari pemrosesan informasi, dimana

informasiditerima di bermacam-macam indera, ditransfer ke memori jangka pendek

dan jangka panjang.

Informasi menjalani aliran transformasi dalam pikiran manusia sampai

informasi tersebut tersimpan secara permanen di memori jangka panjang dalam

bentuk paket-paket pengetahuan. Perancang instruksional harus memikirkan aspek-

aspek berikut untuk merealisasi materi e-learning.

a) Strategi pembelajaran sebaiknya meningkatkan proses belajar

denganmendayagunakan semua indera, memfokuskan perhatian siswa

melalui penekanan pada informasi penting, dan menyesuaian dengan level kog

nitif siswa atau peserta didik.

b) Perancang instruksional sebaiknya mengaitkan informasi baru denganinformasi

lama yang telah ada di memori jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara memberikan pertanyaan awal untuk mengaktifkanstruktur pengetahuan

yang diperlukan untuk materi ajar baru.

c) Bahan ajar sebaiknya memasukkan aktivitas untuk gaya belajar yang

berbeda- beda.
d) Peserta didik perlu diberi motivasi untuk belajar melalui strategi belajar yang

menstimulasi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

e) Strategi pembelajaran sebaiknya mendorong peserta didik menggunakan

ketrampilanmeta kognitifnya dengan cara merefleksi apa yang mereka pelajari.

f) Strategi pembelajaran sebaiknya menghubungkan materi ajar dengan situasi riil

sehingga peserta didik dapat mengaitkan pengalaman mereka sendiri.

Pendekatan berfokus pada kognitif sesuai untuk mencapai tujuan

belajartingkat tinggi. Kelemahannya adalah jika siswa tidak mempunyai

pengetahuan prasyarat.[4]

c. Konstruktivisme

Aliran konstruktivisme menganggap bahwa siswa

membangun pengetahuannya dari pengalaman belajarnya sendiri. Kegiatan bel

ajar mengajar (KBM) lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi

perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang saling lepas (C. Asri Budiningsih.

2008: 58).[4]

Dalam konstruktivistik, belajar dapat dilihat sebagai suatu proses yang aktif,

dan pengetahuan tidak dapat diterima dari luar mapun dari orang lain. Siswa

sebaiknya diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan bukan

diberi pengetahuan melalui pembelajaran.

Perancang instruksional harus memikirkan aspek-aspek berikut untuk

merealisasi materi :
1. Peserta didik diberi kesempatan melakukan aktivitas seperti

menerapkaninformasi pada situati riil, memfasilitasi penafsiran personal

terhadapmateri ajar, mendiskusikan topik-topik dalam kelompok.

2. Untuk mendorong peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri,

pendidik harus memberikan pembelajaran online yang interaktif. Peserta didik

harus mempunyai inisiatif untuk belajar dan berinteraksi dengan peerta didik

lain.

3. Sebaiknya digunakan strategi pembelajaran kolaboratif. Bekerja dengan peserta

didik lain memberinya pengalaman riil dan memperbaiki ketrampilan

metakognitif mereka.

4. Peserta didik sebaiknya diberi waktu untuk merefleksikan materi ajar.

Pertanyaan pada materi ajar dapat digunakan untuk meningkatkan refleksi.

5. Belajar sebaiknya dibuat bermakna dan ilustratif dengan cara memberikan

contoh-contoh dan studi kasus. Di samping itu, aktivitas sebaiknya mendorong

siswa menerapkan materi ajar.

6. Ketika belajar memfokuskan pada pengembangan pengetahuan,keterampilan,

dan sikap yang baru, e-learning menghadapi masalah yaitu tujuan belajar

psikomotorik, afektif, dan berfikir tingkat tinggi sulitdicapai dalam fase belajar

virtual. Maka disarakan memberikan cara lain seperti aktivitas sosial maupun

interaksi dengan siswa lain, belajar berbasis konteks, penilain kinerja untuk

mengatasi masalah tersebut.[2]

Teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme

melandasi pengembangan desain pembelajaran jarak jauh. Teori behaviorisme me

njadi rujukan dalam mengembangkan desain pembelajaran khususnya dalam


bentuk pemberian umpan balik dalam latihan soal dan petunjuk praktis dalam

tugas.

Teori kognitivisme menjadi acuan dalam mengembangkan dan mengorganisasi

materi serta aktivitas pembelajaran.

Mengacu pada teori kognitivisme, maka materi dan aktivitas pembelajaran didesain

agar pembelajaran memiliki makna bagi diri peserta didik, dan menumbuhkan par

tisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Teori konstruktivisme menjadi inspirasi dalam mengembangkan bahan ajar,

tugas dan diskusi agar mengandungmuatan-muatan yang bersifat kontekstual dan

memberikan pengalaman belajar peserta didik. [4]

C. Manfaat Metode Pembelajaran E-Learning

E-learning memberikan banyak manfaat dalam dunia pendidikan. E-learning

memberikan manfaat bagi pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar

mengajar sebagai salah satu metode pembelajaran.

Manfaat E-learning antara lain :

1. Efisiensi Biaya

E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggarannya,

efisiensi penyediaan sarana serta juga fasilitas fisik untuk dapat belajar serta

juga efisiensi biaya bagi pembelajar ialah biaya transportasi serta akomodasi.

2. Fleksibel.
E-learning tersebut memberi fleksibilitas didalam memilih waktu serta

juga tempat untuk dapat mengakses perjalanan.

3. Belajar Mandiri

E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar dengan secara mandiri

memegang seluruh kendali atas keberhasilan dalam proses belajar. [1]

Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) antara lain :

a. Meningkatkan suatu partisipasi aktif dari peserta didik

b. Meningkatkan suatu kemampuan belajar mandiri peserta didik

c. Meningkatkan suatu kualitas materi pendidik serta juga pelatihan.

d. Meningkatkan suatu kemampuan untuk dapat menampilkan informasi dengan

perangkat teknologi informasi, yang mana dengan perangkat biasa akan sulit

dilakukan. [1]

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran E-Learning

Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di

literatur memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet,khususnya

dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh. Metode pembelajaran e-learning

memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan tersebut antara lain :

a. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik

dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet kapan saja

kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan

waktu.
b. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar

yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling

menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

c. Peserta didik dapat mengulang bahan ajar setiap saat dan dimana saja jika

diperlukan.

d. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan

bahan yang dipelajarinya, peserta didik dapat melakukan akses di internet

secara lebih mudah.

e. Pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang

dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah

ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

f. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. [5]

Selain itu, kelebihan metode e-learning juga dikemukakan oleh para ahli

sebagai berikut :

a. Kelebihan e-learning ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas, kecepatan,

visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing media (Sujana, 2005

: 253).

b. Menurut L. Tjokro (2009:187), e-learning memiliki banyak kelebihan yaitu :

- Lebih mudah untuk diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia yang

berupa suatu gambar, teks, animasi, suara, dan video

- Jauh lebih efektif didalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu juga

minimum audiensi, dapat dimana saja, dan lain sebagainya


- Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak mengandung formalitas kelas, langsung

kedalam suatu pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.

- Tersedia kapan saja, artinya penguaasaan dalam materi tergantung pada

semangat dan juga daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa diuji dengan e-test.[1]

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning

juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berikut beberapa kekurangan e-

learning.

a. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik bahkan antar peserta

didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya

values dalam proses belajar dan mengajar.

b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya

mendorong tumbuhnya aspek bisnis atau komersial.

c. Proses belajar dan mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.

d. Berubahnya peran pendidik dari yang semula menguasai teknik pembelajaran

konvensional kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang

menggunakan ICT.

e. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung

gagal.

f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan

masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer).

g. Kurangnya penguasaan bahasa komputer. [5]


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpukan bahwa pada dasarnya di era

globlisasi ini teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami kemajuan yang

sangat pesat. Adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini melahirkan

salah satu metode modern dalam dunia pendidikan yaitu metode pembelajaran e-

learning.

Metode pembelajaran e-learning adalah metode pembelajaran yang

menciptakan pengalaman belajar dengan mendayagunakan teknologi informasi dan

komunikasi secara tepat. Metode ini sangat praktis dan mudah untuk diakses dalam

kegiatan belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik.

E-learning memiliki tiga kategori dasar yaitu e-Learning bersifat jaringan, e-

Learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer denganmenggunakan

standar teknologi internet, serta e-Learning terfokus pada pandangan pembelajaran

yang paling luas. E-learning juga memiliki tiga teori belajar utama yang digunakan

sebagai dasar pembelajaran jarak jauh yaitu behaviorisme, kognitivisme dan

konstrukstivisme.

B. SARAN

Metode pembelajaran e-learning sangat bagus di zaman yang serba teknologi

seperti sekarang ini sehingga diperlukan inovasi-inovasi yang lebih kreatif untuk

tercapainya tujuan pembelajaran yang praktis dan efektif. Dengan adanya kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan ini diharapkan


pendidikan di Indonesia semakin berkembang dan dapat mencerdaskan anak

bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-e-learning/

[2] http://pasca.unla.ac.id/assets/akademik/Panduan_E_learning_Mahasiswa_370.pdf

[3] https://www.academia.edu/5934171/MAKALAH_MODEL_PEMBELAJARAN_E-

LEARNING

[4] http://choymaster.blogspot.com/2009/03/teori-belajar-e-learning.html

[5] http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2009/02/kelebihan-dan-kekurangan-e-

learning.html

Anda mungkin juga menyukai