Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

E-Learning Pada Masa Pandemi Covid-19

Disusun Oleh:
Nama: Dwi Miranti

Nim: 04529414

ROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun tugas Bahasa Indonesia ini
dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu, bahwa “Pendidikan” itu sangat
penting dan berarti untuk anak bangsa dari mulai dini. Namun, dalam kondisi pandemi seperti
ini, siswa dan mahasiswa mengikuti pembelajaran dalam jaringan, dan tidak bertatap muka
secara langsung dengan para guru maupun dosen. Semuanya perlu dibahas pada makalah ini,
apa itu pembelajaran dalam jaringan, mengapa pembelajaran dalam jaringan dilakukan,
bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan dalam jaringan, apa saja kendala yang
dihadapi dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara Online, serta bagaimana solusi
atas kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran yang dilakukan secara Online.
Tugas ini saya buat untuk memberikan gambaran mengenai kelangsungan
pendidikan di masa pandemi Corona Virus Diseasi (Covid-19) ini. Mudah-mudahan
makalah yang saya buat ini dapat dijadikan acuan maupun pengetahuan tentang perbaikan
sistem pembelajaran yang dilakukan dalam jaringan. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu penulis dengan tangan terbuka
menerima kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan guna
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan
pengetahuan khususnya kepada para pembaca.

Palembang, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................
1.2 Rumusan Masala..............................................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
2.1 Pengertian E-Learning.....................................................................................................
2.2 Apa dampak dari E-Learning............................................................................................
2.3 Bagaimana Strategi Belajar Selama Pandemi ..................................................................
2.4 Proses Pembelajaran Melalui E-Learning.........................................................................
2.5 Penerapan e-learning dalam masa pandemi covid-19.......................................................
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pandemi Covid-19 ini telah mengakibatkan terjadinya perubahan kebijakan secara
mendasar dalam dunia pendidikan tanah air. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatur kegiatan
pembelajaran selama masa pandemi ini. Melalui Surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease (Covid-19), tertanggal 24 Maret 2020. Salah satu kebijakan yang paling mendasar
dari pemerintah merubah cara belajar mengajar siswa dan guru dengan belajar dari rumah.

Kebijakan belajar dari rumah ini sangat merubah kebiasaan, ataupun perilaku guru dan
siswa selama ini. Dengan kebijakan baru ini guru harus mencari pola yang tepat tentang
bagaimana pembelajaran dari rumah itu bisa dilakukan. Jalan terbaik yaitu melakukan atau
mengupayakan pembelajaran berbasis dalam jaringan. Nama lainnya adalah pembelajaran
daring (online learning/e - learning). Pembelajaran ini sangat berbeda dengan pembelajaran
konvensional yang terjadi di sekolah. Guru dan siswa tidak berhadapan langsung, melainkan
terjadi secara jarak jauh yang memungkinkan guru dan siswa berada pada tempat yang
berbeda. Secara positif pembelajaran ini sangat membantu keberlangsungan pembelajaran di
masa pandemi ini. Guru dan siswa akan tetap aman berada pada tempat atau rumahnya
masing-masing tanpa harus keluar rumah dan bertatap muka secara langsung. Sistem
pembelajaran yang menggunakan e-learning berbeda dengan sistem pembelajaran
sebelumnya, pembelajaran menggunakan e-learning menuntut kesiapan baik dari sisi
infrastruktur maupun dari kemampuan teknis penggunanya. Oleh karena itu setiap sekolah
yang ingin menerapkan sistem pembelajaran menggunakan e-learning perlu memperhatikan
tingkat kesiapan terlebih dahulu sebelum menerapkannya.

Kesiapan penerapan e-learning dikenal dengan istilah E-learning Readiness (ELR).


Model E-learning Readiness tidak terbatas pada persiapan sebelum penerapannya saja, akan
tetapi juga dapat dilakukan untuk organisasi yang telah melakukan penerapan e-learning.
Sehingga hasil dari evaluasi ini bisa dijadikan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan pada
masa pengembangan berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan E-Learning?


2. Apa dampak dari E-Learning?
3. Bagaimana Strategi Belajar Selama Pandemi?
4. Proses Pembelajaran Melalui E-Learning ?
5. Penerapan e-learning dalam masa pandemi covid-19

1.3 Tujuan masalah

Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas, hingga tujuan
dalam penyusunan meliputi sebagai berikut:
a. Untuk mengenali apa itu E-Learning
b. Untuk mengetahui dampak dari E-Learning
c. Untuk mengetahui Bagaimana Strategi Belajar Selama Pandemi
d. Untuk mengetahui Proses Pembelajaran Melalui E-Learning
e. Untuk mengetahui bagaimana Penerapan e-Learning dalam masa pandemi covid-19
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian E-Learning

E-Learning terdiri dari 2 kata, yakni electronic dan learning. Pengertian e-learning


secara harafiah, yakni sistem pembelajaran menggunakan elektronik atau proses mengajar
dan belajar yang dilakukan dalam jaringan, atau online. E-learning, merupakan sebuah proses
belajar dan mengajar, yang memanfaatkan media elektronik, secara khusus yaitu internet,
sebagai sistem pembelajarannya. Secara umum, e-learning adalah sebuah proses
pembelajaran berbasis elektronik. Dalam praktik penerapannya, e-learning menggunakan
teknologi informasi sebagai sarana belajarnya. Secara umum, e-learning dilakukan
menggunakan media berbasis internet dan website. Materi yang disajikan e-learning dapat
berupa teks yang dibentuk dalam format dokumen, berbentuk video pembelajaran, berbentuk
audio atau suara penjelasan saja, bahkan ada juga yang dalam bentuk streaming video di
YouTube. Semua materi pembelajaran tersebut, baik itu bahan belajar seperti catatan, kuis,
dan ujian dapat diakses melalui suatu situs website.

Secara sederhana e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan


jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas yang
didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya. Selain itu, ada yang menjabarkan
pengertian e-learning lebih luas lagi. Sebenarnya materi e-learning tidak harus di
distribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun intemet. Interaksi dengan
menggunakan internetpun bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun recara off-
line atau archieved. Distribusi secara offline menggunakan media CD/DVD pun termasuk
pola e-learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar di kembangkan sesuai
kebutuhan dan di distribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat
memanfaatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

Menurut Darmawan, e-learning harus diciptakan menyerupai pendidikan secara


konvensional, seolah peserta didik belajar secara tatap muka, hanya saja berubah secara
format, yakni melalui internet dalam sistem digital. E-learning memiliki keunggulan yang
menonjol, dengan kemampuannya yang memungkinkan efisiensi dalam penggunaan ruang
dan waktu. Pendidikan kini tidak lagi bergantung pada ruang dan waktu, berkat adanya e-
learning. Hal ini berarti tidak ada lagi halangan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran
lintas daerah atau bahkan lintas negara.
Darmawan (2014:10) kembali mendefinisikan e-learning sebagai aplikasi berbasis
internet yang mampu menghubungkan pendidik dan peserta didik secara online. E-learning
diciptakan untuk mengatasi segala halangan yang mungkin ditemukan tenaga pendidik dan
peserta didik, yakni dalam hal ruang, waktu, keadaan, dan kondisi. Berkat adanya e-learning,
maka sistem pendidikan dapat berjalan kapan pun dan di mana pun, serta mengabaikan
dimensi ruang dan waktu.

2.2 Dampak dari E-Learning

Dampak positif

 E-Learning menciptakan solusi belajar formal dan informal Kebanyakan orang


menganggap bahwa e-learning hanya digunakan ketika belajar secara formal.
misalnya hanya digunakan untuk khursus tertentu. namun faktanya, saat ini e-learning
sudah digunakan 80% dalam pembelajaran yang berbentuk informal. Misalnya
banyak orang yang beraktivitas sehari-hari mengalami masalah sehingga
membutuhkan solusi yang tepat dan cepat, sehingga digunakanlah e-learning tersebut.
 E-Learning menyediakan akses ke berbagai macam sumber pembelajaran baik konten
maupun manusia Sebenarnya e-learning adalah sebuah aktivitas sosial yang
menyediakan pengalaman belajar melalui komunitas online sesama pengguna. Karena
manusia adalah makhluk sosial, maka banyak kesempatan mereka untuk belajar
bersama, baik untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi ilmu dan membentuk
sebuah komunitas online yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Sehingga menumbuhkan interaksi antara penggunanya.
 E-Learning mendukung sekelompok orang atau grup untuk belajar bersama E-
learning bukan hanya untuk aktivitas individu saja melainkan juga mendukung
sekelompok orang atau grup dalam belajar bersama, berkomunikasi dan lainnya.
 Menghemat waktu proses belajar mengajar e-learning dalam hal ini pembelajaran e-
lapat menciptakan suasana kelas yang efektif dan efisien tanpa menghabiskan waktu
yang sia-sia.
 Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan. Pembelajaran e-learning dapat
meminimalisir pengeluaran biaya yang cukup banyak.
 Menjangkau wilayah geografis yang cukup luas Jangkauan pembelajaran e-learning
sangat luas sehingga memudahkan untuk berkomunikasi atau mencari informasi baik
di tempat terdekat maupun jauh.
 Melatih pelajar yang lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan dalam
pembelajaran e-learning ini mahasiswa dapat belajar secara mandiri sehingga rasa
keingintahuannya dapat dicari menggunakan layanan internet yang sudah digunakan
sesuai prosedur yang ada.
Dampak negatif
 Membutuhkan Infrastruktur yang Memadai Meskipun saat ini banyak rumah tangga
yang menggunakan Smartphone, media sosial, dan laptop. Pada kenyataannya masih
cukup banyak orang yang tidak memiliki akses internet, PC, dan Smartphone.
Walaupun memiliki komputer di rumah, mereka belum tentu memiliki kemampuan
untuk memulai kursus e-learning. Dengan adanya fakta seperti di atas, itu artinya e-
learning belum bisa diakses dan digunakan oleh semua rumah tangga. Mereka juga
harus menyediakan infrastruktur seperti akses internet yang lancar, komputer, atau
laptop untuk mendukung proses pembelajaran tersebut.
 Hasil Pembelajaran yang Akan Didapatkan Banyak e-learning yang mengharuskan
mahasiswa untuk berada di depan layar untuk menonton video, membaca materi
pembelajaran, dan selanjutnya langsung mengikuti tes. Hal yang tidak disadari adalah
proses pembelajaran seperti ini terlalu cepat dan mahasiswa belum banyak
mempelajari materi yang bermanfaat. E-learning masih terbatas untuk bisa
mengajarkan keterampilan praktis, tidak memiliki kemampuan untuk menjawab
pertanyaan mahasiswa secara langsung, dan interaksi yang terbatas.
 Membutuhkan Dosen yang Nyata Untuk Belajar Tidak cukup rasanya apabila kita
hanya membaca dan menonton video saja. Kita membutuhkan ruang kelas untuk
Berdiskusi, bekerja secara kelompok, latihan secara langsung, melakukan presentasi,
dan bertanya dengan dosen.
 Hasil Belajar Tergantung dari Mahasiswa yang Mengikuti Mahasiswa harus mau
mengikuti program e-learning sesuai jadwal yang ditentukan, memiliki motivasi untuk
terlibat dalam proses pembelajaran, dan tidak melakukan kecurangan dalam tes yang
diadakan. Jika seorang mahasiswa yang belajar dengan menggunakan metode
elearning memiliki motivasi tinggi untuk mencapai tujuan, maka cara pembelajaran
seperti ini bisa berfungsi sangat baik. Tetapi bagi mahasiswa yang tidak termotivasi
untuk meningkatkan pengetahuan atau keterampilan, maka e-learning tidak akan bisa
diselesaikan dengan benar.
 E-Learning Tidak Bisa Menyesuaikan Gaya Belajar Setiap Orang Dalam proses
pembelajaran, setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya. Ada orang yang yang bisa fokus dengan belajar sendiri, ada
juga orang yang belajar dengan membaca teori, belajar dengan melihat gambar
dan menonton video, dan yang lain lebih baik belajar dengan bersuara atau
mendengarkan. E-Learning tidak bisa menyesuaikan gaya belajar dengan kepribadian
setiap mahasiswa yang mengikuti aktivitas pembelajaran karena semua mahasiswa
akan mengikuti program pembelajaran yang sudah dibuat sama dan hanya mendukung
satu atau dua gaya belajar saja.

2.3 Strategi pembelajaran di masa pandemi


Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun mulai
mencari suatu strategi untuk proses kegiatan belajar mengajar.
 Pembelajaran secara daring, baik secara interaktif maupun non interaktif. Hal ini perlu
dilakukan meskipun tidak semua mahasiswa dapat melakukan itu karena fakto
infrastruktur. Dalam hal ini, yang paling penting adalah pembelajaran harus terjadi
meski di rumah.
 Tenaga pengajar harus memberikan pendidikan kepada mahasiswa tentang kecakapan
hidup, yakni pendidikan yang bersifat kontekstual sesuai kondisi rumah masing-
masing, terutama pengertian tentang Covid-19, mengenai karakteristik, cara
menghindarinya dan bagaimana cara agar seseorang tidak terjangkit.
 Pembelajaran di rumah harus disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing
anak. Sehingga tidak menyamaratakan semua mahasiswa, harus memperhatikan
semua kondisi lingkungan mahasiswa, termasuk akses terhadap internet. 4. Bagi para
dosen, tugas-tugas yang diberikan kepada siswa tidak harus dinilai seperti
biasanya di Kampus, akan tetapi penilaian lebih banyak kualitatif yang sifatnya
memberi motivasi kepada mahasiswa.
Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar,
diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari peserta didik atas materi yang diajarkan;
meningkatkan partisipasi aktif dari peserta didik; meningkatkan kemampuan belajar mandiri
peserta didik; meningkatkan kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan
kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi; memperluas
daya jangkau proses belajar mengajar dengan menggunakan internet yang tidak terbatas pada
ruang dan waktu.

2.4 Proses pembelajaran melalui E-Learning


Proses pembelajaran secara online dapat diselenggarakan dalam berbagai cara berikut
(1) Proses pembelajaran secara konvensional (lebih banyak face to face meeting) dengan
tambahan pembelajaran melalui media interaktif komputer melalui internet atau
menggunakan grafik interaktif komputer. (2) Dengan metode campuran, yakni sebagian besar
proses pembelajaran dilakukan melalui komputer, namun tetap juga memerlukan face to face
meeting untuk kepentingan tutorial atau mendiskusikan bahan ajar. (3) Metode pembelajaran
yang secara keseluruhan hanya dilakukan secara online, metode ini sama sekali tidak
ditemukan face to face meeting.
Model pembelajaran yang dikembangkan melalui e-learning menekankan pada resource
based learning, yang juga dikenal dengan learner-centered learning. Dengan model ini,
peserta didik mampu mendapatkan bahan ajar dari tempatnya masing-masing (melalui
personal computer di rumah masing-masing atau di kantor). Keuntungan model pembelajaran
seperti ini adalah tingkat kemandirian peserta didik menjadi lebih baik dan kemampuan
teknik komunikasi mereka yang menunjukkan kemajuan yang menggembirakan.Dengan
model ini, komunikasi antar peserta didik dengan staf pengajar berlangsung secara bersamaan
atau sendiri-sendiri melalui dukungan jaringan komputer.
Dalam aplikasi e-learning, bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk menguasai
keahlian tertentu, namun seorang pendidik juga dituntut memiliki beberapa kompetensi yang
harus ia miliki agar program e-learning yang dijalankannya bisa berjalan dengan baik. Ada
tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki pendidik untuk menyelenggarakan model
pembelajaran e-learning, yaitu (1) Kemampuan untuk membuat desain instruksional
(instructional design) sesuai dengan kaedah-kaedah paedagogis yang dituangkan dalam
rencana pembelajaran. (2) Penguasaan teknologi dalam pembelajaran yakni pemanfaatan
internet sebagai sumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date
dan berkualitas. (3) Penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki.

2.5 Penerapan e-learning dalam masa pandemi covid-19


Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk seseorang menjadi sempurna. Pendidikan
menyediakan jalan untuk mencapai cita-cita mereka. Pendidikan juga membantu dalam
menanamkan tanggung jawab sosial, norma, budaya dan etika. Inti utama dari pendidikan
adalah untuk belajar dan menjalani proses untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan
melalui studi, pengalaman, atau diajarkan. Pembelajaran berbasis e-learning sangat
diperlukan di masa pandemi sekarang ini. E-learning memanfaatkan teknologi dan
membutuhkan jaringan internet. Dengan adanya pembelajaran e-learning maka tidak
diperlukan tatap muka secara langsung. Walaupun tidak diperlukan tatap muka secara
langsung, pembelajaran melalui e-learning diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan
mencapai keberhasilan pembelajaran. E-learning sendiri dapat memudahkan peserta didik
maupun mahasiswa dalam menerima pengetahuan dan menerapkan keterampilan.
E-learning memberikan pertumbuhan yang cepat dan terbukti menjadi yang terbaik
dalam bidang pendidikan. Dengan e-learning memungkinkan para pendidik mendapatkan
cakupan yang lebih tinggi untuk mengkomunikasikan pesan kepada para siswa. Ini
memastikan bahwa semua pelajar menerima jenis pelatihan yang sama dengan proses belajar.
Namun, terlepas dari popularitas pendidikan online, sekelompok besar orang sengaja tetap
tinggal jauh dari metode seperti itu, sebagian besar karena kesan yang salah. Di Indonesia
sendiri sebenarnya istilah pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media dan akses
teknologi informasi dan komunikasi sudah berjalan sejak lama. Contoh nyata adalah proses
pembelajaran yang telah di aplikasikan Universitas Terbuka. Universitas ini telah lama
berhasil meluluskan ribuan sarjana dalam berbagai bidang dengan menggunakan sistem
pembelajaran online yang mulai popular akhir-akhir ini. Pendidikan jarak jauh berbasis TIK
pun diberlakukan oleh pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 supaya paparan
virus ini tidak merajalela di negeri Indonesia (Rachmaningsih, 2020). Tidak semudah yang
dibayangkan, ternyata sistem e-learning ini banyak penolakan baik dari para pendidik, tenaga
kependidikan dan siswa karena mereka merasa terbebani oleh tingginya biaya untuk
melakukan proses pembelajaran ini. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan pun memberikan bantuan kepada pendidik.
BAB III
PENUTUP

Keberhasilan e-learning ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara pendidik


dan peserta didik, antara peserta didik dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara peserta
didik dengan peserta didik lainnya, dan adanya pola pembelajaran aktif dalam interaksi
tersebut. Apabila pembelajaran berbasis pada web, maka diperlukan adanya pusat kegiatan
peserta didik, interaksi antar kelompok, administrasi penunjang sistem, pendalaman materi,
ujian, dan materi online. Dari sisi teknologi informasi; internet memungkinkan perombakan
total konsep-konsep pembelajaran yang selama ini berlaku. Pelaksanaan pembelajaran online
di masa pandemi Covid-19 sebagai bagian dari pembelajaran jarak jauh memiliki berbagai
permasalahan. Masalah tersebut dialami oleh pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta
didik. Permasalahan yang dihadapi pendidik antara lain lemahnya penguasaan teknologi
informasi dan komunikasi, dan terbatasnya akses pengawasan terhadap peserta didik.
Permasalahan yang dihadapi peserta didik berupa tidak aktif dalam mengikuti perkuliahan
atau pembelajaran, keterbatasan sarana penunjang, dan akses jaringan internet. Permasalahan
yang dihadapi orang tua peserta didik berupa keterbatasan waktu dalam mendampingi
anaknya selama pembelajaran online.
DAFTAR PUSTAKA
Di akses melalui http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/biblio/article/view/4656/4431
Di akses melalui https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPE/article/download/3438/2696/
Di akses melalui https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/juwarta/article/viewFile/4/3
Di akses melalui https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=https://jurnal.ar
Di akses melalui https://besmart.uny.ac.id
Di akses melalui https://ojs.diniyah.ac.id/index.php/Al-Mutharahah/article/view/138/105
Di akses melalui https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/0047239520934018
Di akses melalui https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/teorema/issue/download/104/37

Anda mungkin juga menyukai