B.) Keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS Al-Hajj/22: 54
Ada tiga rangkaian yang tidak terpisahkan, ilmu pengetahuan, iman yang kokoh dan hati
yang tunduk. Dalam Islam ketiganya tidak boleh dipisahkan dan saling berkait. Artinya
bukti seseorang memiliki pengetahuan adalah imannya yang kokoh, dan sebagai bukti bahwa
iman tersebut adalah kokoh maka hatinya selalu tunduk kepada kebenaran yang bersumber
dari petunjuk Allah SWT, sehingga budaya akademik yang dibangun oleh Islam bukan
sekedar menjadikan manusia cerdas, juga memiliki kehangatan iman yang disertai
kerendahan hati. Manusia yang hanya mengandalkan kecerdasan hatinya saja tanpa ada iman
yang kokoh dan kerendahan hari maka akan menghasilkan robot-robot yang tidak memiliki
empati kepada bersama. Sedangkan manusia yang mengandalkan imannya tanpa adanya
ilmu pengetahuan dan kerendahan hati hasilnya adalah gagap dalam menghadapi tantangan
zaman dan perubahan. Apabila manusia hanya mempunyai iman yang kokoh dan ilmu
pengetahuan tinggi tetapi memiliki hati yang sombong maka akan menjadikan ia semakin
tinggi hati dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Maka budaya akademik yang
ingin dibangun oleh Al-Quran adalah yang menggabungkan ketiganya.
B.) Empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An -Nisaa’/4: 58-59
Kewajiban untuk menunaikan amanah.
Perintah untuk menetapkan hukum dengan adil.
Perintah taat kepada Allah, Rasul, dan Ulil Amri.
Perintah untuk kembali kepada Al-Quran dan as-Sunnah
D.) Ringkas amanah-amanah mendasar bagi pemegang kekuasaan politik menurut QS. Al-
Baqarah/2: 151
Dalam konteks pada ayat Q.S Al- Baqarah ayat 151 menerangkan bahwa agama Islam
memberikan dorongan kepada siapa saja yang hendak atau memegang kekuasaan politik
untuk selalu memperhatikan dan membangun sebuah sistem yang dapat menjamin
kemaslahatan semua warga atau rakyat yang telah memberikan amanat kepadanya. Pada poin
utamanya untuk menetapkan hukum secara adil dan usaha untuk membangun tata sosial yang
lebih sejahtera.
3. A.) Ayat dan terjemahan QS An -Nisaa’ (4): 125
َو َم ْن َأحْ َسنُ ِدينًا ِم َّم ْن َأ ْسلَ َم َوجْ هَهُ هَّلِل ِ َوهُ َو ُمحْ ِس ٌن َواتَّبَ َع ِملَّةَ ِإ ْب َرا ِهي َم َحنِيفًا ۗ َواتَّ َخ َذ هَّللا ُ ِإب َْرا ِهي َم َخلِياًل
Artinya: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang Dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama
Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.”
D.) Yang dimaksud dengan Al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67
Al-Hanafiyyat adalah kumpulan kecenderungan yang terdapat dalam fitrah manusia. Artinya,
fitrah manusia merupakan himpunan dari kecenderungan kepada kebenaran-kebenaran dan
kepada Agama Allah.
Sumber:
BMP MKDU4221/ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM