Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Firdha

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044283344

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101/Pendidikan Agama Islam

Kode/Nama UPBJJ : Palangkaraya

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
No Jawaban
1. a. (QS. Al-Hajj 22: Ayat 54)

wa liya'lamallaziina uutul-'ilma annahul-haqqu mir robbika fa yu-minuu bihii fa


tukhbita lahuu quluubuhum, wa innalloha lahaadillaziina aamanuuu ilaa shiroothim
mustaqiim

"dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu meyakini bahwa (Al-Qur'an) itu benar dari
Tuhanmu, lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepada-Nya. Dan sungguh,
Allah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus."

b. Keterkaitan ilmu dengan iman dan hati yang tunduk adalah salah satu hikmah dari
mendapat ilmu akan membuat seseorang beriman kepada Allah dan juga akan
membuathati kita selalu tunduk kepada AllahSehingga kita sangat dianjurkan untuk
selalu menuntut ilmu khususnya ilmu agama. Selain itu dalam surah al hajj juga
menjalaskan bahwa orang yang mendapat ilmu akan menyakini kebenaran dari kitab
suci al qur'an. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa Allah memberi petunjuk
kepada orang yang beriman ke jalan yang lurus

c. QS. Al-Baqarah/2: 111

Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, "Tidak akan masuk surga kecuali orang
Yahudi atau Nasrani." Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, "Tunjukkan
bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar."

d. Dalam ayat tersebut terlihat bahwa Islam menuntut kepada manusia untuk
mengedepankan rasionalitas ilmiah dalam setiap tindakannya. Inilah yang dalam era
modern sering disebut dengan budaya akademik.
2. a. Berikut ini adalah Surat An Nisa ayat 58-59 yaitu:

innallāha ya`murukum an tu`addul-amānāti ilā ahlihā wa iżā ḥakamtum bainan-nāsi


an taḥkumụ bil-'adl, innallāha ni'immā ya'iẓukum bih, innallāha kāna samī'am baṣīrā
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya
kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi
pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat. (Ayat 58)”

yā ayyuhallażīna āmanū aṭī'ullāha wa aṭī'ur-rasụla wa ulil-amri mingkum, fa in


tanāza'tum fī syai`in fa ruddụhu ilallāhi war-rasụli ing kuntum tu`minụna billāhi wal-
yaumil-ākhir, żālika khairuw wa aḥsanu ta`wīlā
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad),
dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Ayat 59)”.
b. Empat konsep dasar kehidupan politik menurut ayat-ayat tersebut yaitu:
1) Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang Allah
amanatkan. Begitupun sebaliknya Allah bisa saja mencabut kekuasaan dari
siapapun yang tidak Allah Ridhoi.
2) Jika sudah menjabat atau memimpin sesuatu maka hendaknya berlaku Adil.
Karena sesungguhnya segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawabkan di
akhirat kelak.
3) Setiap orang beriman diperintahkan untuk taat kepada Ulil Amri, contohnya
Presiden, Gubernur, bupati dan lain sebagainya.
4) Jika terjadi perselisihan maka diperintahkan agar kembali kepada hukum yang
ada di dalam Al Quran maupun Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu Alaih
Wassalam.

c. QS. Al Baqarah ayat 151

kamā arsalnā fīkum rasụlam mingkum yatlụ 'alaikum āyātinā wa yuzakkīkum wa


yu'allimukumul-kitāba wal-ḥikmata wa yu'allimukum mā lam takụnụ ta'lamụn

Artinya : "Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad)


dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan
mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan
apa yang belum kamu ketahui."

d. Amanah-aman yang mendasar bagi pemegang keuasaan politik yang tersirat dari ayat
ini adalah bahwa sebagai pemegang kekuasaan seyogianya harus menyeru kepada
kebaikan dengan berpegang pada Al Quran dan As Sunnah.
3. a. QS. An-Nisaa’ (4): 125

" dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah
diri kepada allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama ibrahim
yang lurus? dan allah telah memilih ibrahim menjadi kesayangan(-nya)".

b. Fitrah interaksi manusia menurut Surah An-Nisa ayat 125 yaitu interaksi kepada
Allah yang utama, kemudian interaksi kepada manusia sesudahnya.

c. QS. Ali Imran (3): 67

Mā kāna ibrāhīmu yahụdiyyaw wa lā naṣrāniyyaw wa lāking kāna ḥanīfam muslimā,


wa mā kāna minal-musyrikīn

“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia
adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah
dia termasuk golongan orang-orang musyrik”.
d. Yang dimaksud dengan Al Hanafiyyat pada surat Ali Imran ayat 67 adalah seseorang
yang condong menjauhi segala agama (kekafiran) seluruhnya, dan mendekat kepada
agama yang lurus (Tauhid).
Dinukil dari tafsir Jalalain, arti kata Hanif adalah seseorang yang Condong menjauhi
segala agama (kekafiran) seluruhnya, dan mendekat kepada agama yang lurus
(tauhid). Dan menurut Ibnu Katsir di dalm tafsirnya menjelaskan bahwa Hanif yaitu
menjauh dari kemusyrikan dan condong mendekat kepada keimanan.

Anda mungkin juga menyukai