TUGAS 3
b. Penjelasan Allah di ayat di atas bertujuan agar orang-orang yang telah diberi ilmu akal dan
ilmu kalbu meyakini bahwa Al-Qur'an itu benar dari tuhanmu, tidak akan pernah bisa disusupi
kata-kata setan; lalu mereka beriman kepada Al-Qur'an dengan mantap; dan hati mereka pun
tunduk kepadanya tanpa ada keraguan sedikit pun. Dan sungguh, Allah adalah maha pemberi
petunjuk bagi orang-orang beriman kepada jalan yang lurus, agama islam yang hanif, karena
pikiran, perasaan, dan ruhaninya tercerahkan dengan cahaya Allah. Berbeda dengan orang-orang
yang diberi ilmu, lalu beriman kepada Al-Qur'an dengan mantap, bahwa orang-orang kafir itu
senantiasa ragu mengenai Al-Qur'an dengan keraguan yang terus-menerus hingga saat kematian
datang kepada mereka dengan tiba-tiba, atau bahkan keraguan mereka itu terbawa hingga
merasakan azab hari kiamat yang datang kepada mereka dengan cepat.
d. Budaya akademik adalah suatu kebiasaan yang berhubungan dengan dunia akademis yaitu
dunia keilmuan. Islam menuntut agar manusia menggunakan budaya akademik.Ciri utama ajaran
Islam adalah untuk berpikir rasional, maka Al-quran menantang setiap orang yang meragukan
ajaran Islam untuk menggunakan tradisi keilmuan yang didasarkan prinsip-prinsip rasionalitas
yang lurus dan kita sebagai manusia untuk mengedepankan rasionalitas ilmiah dalam setiap
tindakan. Inilah yang dalam era modernsering disebut dengan budaya akademi.
2.
a. Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan
adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu.
Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat ( Q.S An-Nisaa 4:58 )
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil
Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya. (QS. An-Nisaa 4: 59)
c.َ ََك َما أَرْ َس ْلنَا فِي ُك ْم َر ُسواًل ِم ْن ُك ْم يَ ْتلُو َعلَ ْي ُك ْم آيَاتِنَا َوي َُز ِّكي ُك ْم َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ْال ِكت
اب
َ َو ْال ِح ْك َمةَ َويُ َعلِّ ُم ُك ْم َما لَ ْم تَ ُكونُوا تَ ْعلَ ُم
ون
Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus
kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan
kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui.
d. Petunjuk agama yang harus diperhatikan bagi siapa saja memegang kekuasaan politik adalah
diperintahkannya menunaikan amanat berupa usaha mencerdaskan rakyat dan membangun
mental spritual.
3.
a. َو َم ْن اَحْ َس ُن ِد ْينًا ِّم َّم ْن اَ ْسلَ َم َوجْ هَهٗ هّٰلِل ِ َوهُ َو ُمحْ ِس ٌن َّواتَّبَ َع ِملَّةَ اِب ْٰر ِه ْي َم َحنِ ْيفًا
َ َۗواتَّ َخ َذ هّٰللا ُ اِب ْٰر ِه ْي َم
خلِ ْيلًا
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada
Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya). (QS. An-Nisa': 125)
b. Dalam ayat tersebut, Kita berinteraksi kepada Sang Pencipta dalam sikap berserah diri, dan
kita berinteraksi kepada sesama manusia dengan melakukan perbuatan-perbuatan kebaikan.
Misalnya dengan saling tolong-menolong, bersedekah, tidak mencuri, dan tidak menipu.