Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rinanda Florina

NIM : 044451704
Prodi : Administrasi Negara

1. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan
manusia cerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan
hati (tawadzu').

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS Al-Hajj/22: 54!

َ ‫َّولِ َيعْ َل َم الَّ ِذي َْن ا ُ ْو ُتوا ْال ِع ْل َم اَ َّن ُه ْال َح ُّق ِمنْ رَّ ب‬
‫ِّك‬
‫ت َل ٗه قُلُ ْو ُب ُه ۗ ْم َواِنَّ هّٰللا َ َل َها ِد الَّ ِذي َْن‬ َ ‫َفيُْؤ ِم ُن ْوا ِبهٖ َف ُت ْخ ِب‬
‫ص َراطٍ مُّسْ َت ِقي ٍْم‬ ِ ‫ٰا َم ُن ْٓوا ِا ٰلى‬
Artinya : Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini
bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu
mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan
Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang
yang beriman kepada jalan yang lurus.

b. Jelaskan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut
QS Al-Hajj/22: 54!

Dalam Islam ketiganya tidak boleh dipisahkan dan saling berkaitan. Artinya
bukti seseorang memiliki pengetahuan adalah imannya yang kokoh, dan
sebagai bukti bahwa iman tersebut adalah kokoh maka hatinya selalu tunduk
(kepada kebenaran yang bersumber dari petunjuk Allah SWT). Inilah trilogi
yang tidak terpisahkan sehingga budaya akademik yang ingin dibangun oleh
Islam bukan sekedar menjadikan manusia cerdas, tetapi juga manusia yang
memiliki kehangatan iman yang disertai kerendahan hati (tawadzu).

Sebagai contoh : Sebuah tradisi akademis yang hanya mengasah kecerdasan


otak maka hanya akan melahirkan robot-robot yang tidak memiliki empati
terhadap sesama. Sebaliknya budaya akademis yang terlalu menitikberatkan
pembangunan keimanan dengan mengesampingkan rasionalitas akan
melahirkan manusia-manusia yang gagap bahkan gagal menghadapi
tantangan zaman. Juga sebaliknya orang-orang yang cerdass akalnya, kokoh
imannya, tetapi tidak disertai kerendahan hati maka akan melahirkan
manusia-manusia yang tidak peduli terhadap sekelilingnya.
c. Tuliskan ayat dan terjemah Q.S. Al-Baqarah/2: 111!

ۗ ‫ص ٰر‬ٰ َ‫ان هُ ْو ًدا اَ ْو ن‬ َ ‫َوقَالُ ْوا لَ ْن يَّ ْد ُخ َل ْال َجنَّةَ اِاَّل َم ْن َك‬
َ ‫تِ ْل‬
ٰ ‫ك اَ َمانِيُّهُ ْم ۗ قُلْ هَاتُ ْوا بُرْ هَانَ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
‫ص ِدقِي َْن‬
Artinya : Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak
akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi
atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang
kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu
jika kamu adalah orang yang benar".

d. Jelaskan pengertian budaya akademik menurut Q.S. Al-Baqarah/2: 111!

Dapat disimpulkan bahwa pengertian budaya akademik menurut surah ini


adalah berpikir rasional dalam setiap tindakannya. Maksudnya yaitu Islam
menuntut kepada manusia agar dalam melakukan sesuatu harus
menggunakan tradisi keilmuan yang didasarkan pada bukti yang jelas akan
hasil dan pemikiran yang rasional dan obyektif serta tanpa adanya paksaan
dan anarkisme dalam mengajak manusia menuju jalan Allah.

2. Prinsip-prinsip dalam kehidupan politik dijelaskan langsung dalam QS


An-Nisaa’/4: 58-59 dan tugas amanah bagi siapa saja yang memegang kekuasaan
politik dijelaskan dalam QS Al-Baqarah/2:151.

a. Tuliskan terjemah QS. An-Nisaa’/4: 58-59!

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan kepada


yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat (58).

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul


(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (59).

b. Sebutkan empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4:


58-59!

Dari dua ayat diatas para ulama kemudian merumuskan tentang konsep
politik yang diajarka oleh Islam (Al-Quran), antara lain :

1. Kewajiban untuk menunaikan amanahm (Q.S. An-Nisaa’/4 : 58).


2. Perintah untuk menetapkan hukum dengan adil (Q.S. An-Nisaa’/4 : 105).
3. Perintah taat kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri.
4. Perintah untuk kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah (Q.S. Al-
Maa’dah/5 : 3).

c. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-Baqarah/2: 151!

ُ ِ‫َك َم ا َْأر َس ْل نَ ا ف‬
‫يك ْم َر ُس و اًل ِم ْن ُك ْم َي ْت لُو َع لَ ْي ُك ْم آيَاتِنَ ا‬
ِ ِ ْ‫يك م و ي ع لِّ م ُك م ال‬
ْ‫اب َو احْل ْك َم ةَ َو يُ َع لِّ ُم ُك ْم َم ا مَل‬َ ‫ت‬
َ ‫ك‬ ُ ُ َ ُ َ ْ ُ ‫َو يُ َز ِّك‬
‫ون‬
َ ‫تَ ُك ونُوا َت ْع لَ ُم‬
Artinya : Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara
kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum
kamu ketahui.

d. Jelaskan secara ringkas amanah-amanah mendasar bagi pemegang


kekuasaan politik menurut QS. Al-Baqarah/2: 151!

e. alam konteks pada ayat


Q.S Al- Baqarah ayat 151
menerangkan bahawa
agama
f. Islam memberikan
dorongan kepada siapa
saja yang hendak atau
memegang
g. kekuasaan politik untuk
selalu memperhatikan dan
membangun sebuah sistem
h. yang dapat menjamin
kemaslahatan semua
warga atau rakyat yang
telah
i. memberikan amanat
kepadanya. Pada poin
utamanya untuk menetapkan
hukum
j. secara adil dan usaha
untuk membangun tata
sosial yang lebih sejahterah.
k. alam konteks pada ayat
Q.S Al- Baqarah ayat 151
menerangkan bahawa
agama
l. Islam memberikan
dorongan kepada siapa
saja yang hendak atau
memegang
m. kekuasaan politik untuk
selalu memperhatikan dan
membangun sebuah sistem
n. yang dapat menjamin
kemaslahatan semua
warga atau rakyat yang
telah
o. memberikan amanat
kepadanya. Pada poin
utamanya untuk menetapkan
hukum
p. secara adil dan usaha
untuk membangun tata
sosial yang lebih sejahterah.
Amanah mendasar bagi pemegang kekuasaan politik menurut surah ini yaitu
untuk selalu memperhatikan dan membangun sebuah sistem yang dapat
menjamin kemaslahatan semua warga/rakyat yang telah memberikan amanat
kepadanya, yaitu dengan menetapkan hukum secara adil, sehingga dapat
membangun tata sosial yang lebih menyejahterakan. Selain itu, diberi
amanah berupa usaha mencerdaskan dan membangun mental serta spiritual
rakyat. Namun dalam menjalankan amanah tersebut harus berpanutan
kepada kitab Al-Quran dan sunah-sunah dari nabi.

3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan


dalam QS An-Nisaa’ (4): 125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui
istilah al-hanîf.

a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS An-Nisaa’ (4): 125!

‫ ِّممَّنْ َأسْ َل َم َوجْ َههُۥ هَّلِل ِ َوه َُو‬r‫َو َمنْ َأحْ َسنُ ِدي ًنا‬
‫ذ ٱهَّلل ُ ِإب ٰ َْر ِهي َم‬rَ ‫مُحْ ِس ٌن َوٱ َّت َب َع ِملَّ َة ِإب ٰ َْر ِهي َم َح ِني ًفا ۗ َوٱ َّت َخ‬
‫َخلِياًل‬
Artinya : Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang
ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.

b. Sebutkan dengan pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-
Nisaa’ (4): 125 tersebut!

Dalam Q.S. An-Nisaa’ : 125 ini menyebutkan bahwa interaksi manusia


disebut dengan Al-Din, yang berarti hubungan antara dua pihak dimana yang
pertama mempunyai kedudukan lebih tinggi dari yang kedua.
Berdasarkan ayat ini, fitrah interaksi manusia yaitu :
- Interaksi manusia kepada Sang Pencipta dalam sikap berserah diri.
- Interaksi manusia kepada sesama manusia dengan melakukan perbuatan-
perbuatan kebaikan. Misalnya dengan saling tolong-menolong,
bersedekah, tidak mencuri, dan tidak menipu.

c. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Ali Imran (3): 67!

َ ‫ص َر انِيًّ ا َو ٰلَ ِك ْن َك‬ ِ ِ


‫ان‬ ‫ن‬
َْ َ ‫اَل‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ي‬
ًّ ‫ود‬ ُ َ ُ ‫ان ِإ ْب َر‬
‫ه‬ ‫ي‬ ‫يم‬ ‫اه‬ َ ‫َم ا َك‬
‫ني‬ ِ‫ان ِم ن الْ م ْش ِر ك‬ َ ‫ك‬
َ ‫ا‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ًا‬‫م‬ ِ‫ح نِ يفًا م س ل‬
َ ُ َ ََ ْ ُ َ
Artinya : Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang
Nasrani, akan tetapi Dia adalah seorang yang lurus lagi
berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia
termasuk golongan orang-orang musyrik.

d. Apakah yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67
tersebut?

Secara etimologis al-hanîf berarti “condong dari kesesatan kepada istiqamah”


bentuk jamaknya adalah hunafâ . Kemudian arti tersebut berkembang
menjadi “Orang yang condong kepada kebenaran, kepada Allah, kepada
tauhid. Dengan begitu al-hanafiyyat merupakan kumpulan kecenderungan
yang terdapat dalam fitrah manusia. Artinya, fitrah manusia merupakan
himpunan dari kecenderungan-kecenderungan kepada kebenaran dan
kepada (agama) Allah.

Jadi saya menyimpulkan bahwa Al-Hanafiyyat adalah seseorang yang


condong menjauhi segala agama (kekafiran) seluruhnya, dan mendekat
kepada agama yang lurus (tauhid).

Anda mungkin juga menyukai