Nim : 856792625
Kelas : A/PGPAUD
Mk : MKWU4101.1018
Tugas : 3
Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah pada
tempat yang telah disediakan:
1. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan
manusia cerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan hati
(tawadzu').
b.Jelaskan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut
QS Al-Hajj/22: 54!
3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam
QS An-Nisaa’ (4): 125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui istilah
al-hanîf .
a.Tuliskan ayat dan terjemahan QS An-Nisaa’ (4): 125!
b.Sebutkan dengan pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’
(4): 125 tersebut!
d.Apakah yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67
tersebut?
Jawaban :
1. A. Surat Al-Hajj Ayat 54
َ ۟ َ ﺖ ﻟ َ ُﻪۥ ُﻗﻠُﻮﺑ ُ ُﻬ ْﻢ ۗ َوإنﱠ ٱﻟﻠﱠ َﻪ ﻟ َ َﻬﺎ ِد ٱﻟ ﱠ ِﺬﻳﻦَ ء
ٰ َاﻣ ُﻨ ٓﻮا ِإ
ﱃ ِ َ ﺨ ِﺒ ۦ َ ﻮا ْٱﻟﻌِ ْﻠ َﻢ أَﻧ ﱠ ُﻪ ْٱﻟﺤَ ﱡﻖ ﻣِ ﻦ ﱠرﺑ ﱢ
۟ ﻚ َﻓ ُﻴ ْﺆﻣِ ﻨ
ْ ُﻮا ﺑِﻪِ َﻓ ُﺘ ۟ َُوﻟِ َﻴ ْﻌﻠَ َﻢ ٱﻟ ﱠ ِﺬﻳﻦَ أُوﺗ
ٍﺴﺘَﻘِ ﻴﻢ
ْ ط ﱡﻣ ٍ َﺻ ٰﺮ
ِ
Artinya: Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran
itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya
dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman
kepada jalan yang lurus.
Referensi : https://tafsirweb.com/5790-surat-al-hajj-ayat-54.html
B. .Jelaskan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS
Al-Hajj/22: 54!
Ada tiga rangkaian yang tidak terpisahkan, ilmu pengetahuan, iman yang kokoh dan
hati yang tunduk. Dalam islam ketiganya tidak boleh dipisahkan dan saling berkait.
Artinya bukti seseorang memiliki pengetahuan adalah imannya yang kokoh, dan
sebagai bukti bahwa iman tersebut adalah kokoh maka hatinya selalu tunduk kepada
kebenaran yang bersumber dari petunjuk allah swt, sehingga budaya akademik yang di
bangun oleh islam bukan sekedar menjadikan manusia cerdas, juga memiliki
kehangatan iman yang disertai kerendahan hati. Manusia yang hanya mengandalkan
kecerdasan hatinya saja tanpa ada iman yang kokoh dan kerendahan hati maka akan
menghasilkan robot-robot yang tidak memiliki empati kepada bersama. Sedangkan
manusia yang mengandalkan imannya saja tanpa adanya ilmu pengetahuan dan
kerendahan hati hasilnya adalah gagap dalam menghadapi tantangan zaman dan
perubahan. Apa bila manusia hanya mempunyai iman yang kokoh dan ilmu
pengetahuan yang tinggi tetapi memiliki hati yang sombong maka akan menjadikan ia
semakin tinggi hati dan tidak perduli terhadap lingkungan sekitarnya. Maka budaya
akademik yang ingin di bangun oleh al-quran adalah yang menggabungkan ketiganya.
C. Surat Al-Baqarah Ayat 111
۟ ُﻚ أ َ َﻣﺎﻧ ِ ﱡﻴ ُﻬ ْﻢ ۗ ُﻗﻞْ ﻫَﺎﺗ
َﻮا ﺑ ُ ْﺮ ٰ َﻫ َﻨﻜُ ْﻢ ِإن ُﻛﻨﺘ ُْﻢ ٰ َﺻ ِﺪ ِﻗﻴﻦ َ ى ۗ ﺗ ِْﻠ َ ْ َ ﱠ َ ۟ ُ َ
ٰ ََوﻗﺎﻟﻮا ﻟﻦ ﻳَ ْﺪﺧُﻞَ ٱﻟﺠَﻨﱠﺔ ِإﻻ َﻣﻦ َﻛﺎنَ ﻫُﻮدًا أ ْو ﻧ َ ٰ َﺼﺮ
Arab-Latin: Wa qālụ lay yadkhulal-jannata illā mang kāna hụdan au naṣārā, tilka
amāniyyuhum, qul hātụ bur-hānakum ing kuntum ṣādiqīn
Artinya: Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya)
angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti
kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".
Referensi : https://tafsirweb.com/530-surat-al-baqarah-ayat-111.html
ً ﺧﻠ َ ِﺣﻨِﻴ ًﻔﺎ ۗ َوٱﺗﱠﺨَ َﺬ ٱﻟﻠﱠ ُﻪ ِإﺑْ ٰ َﺮﻫ َ ِﺴﻦٌ َوٱﺗﱠ َﺒ َﻊ ﻣِ ﻠﱠ َﺔ ِإﺑْ ٰ َﺮﻫ ُ ﺟ َﻬ ُﻪۥ ﻟِﻠﱠﻪِ َو َ ْ ﻦ أَﺣﺴﻦُ دِﻳﻨًﺎ ﻣ ﱠﻤ
ِﻴﻼ َ ﻴﻢ َ ﻴﻢ ِ ﺤ
ْ ﻫ َﻮ ُﻣ ْ ﻦ أ ْﺳﻠَ َﻢ َو ﱢ َ ْ ْ َو َﻣ
Arab-Latin: Wa man aḥsanu dīnam mim man aslama waj-hahụ lillāhi wa huwa
muḥsinuw wattaba'a millata ibrāhīma ḥanīfā, wattakhażallāhu ibrāhīma khalīlā
Artinya: Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya.
Referensi : https://tafsirweb.com/1657-surat-an-nisa-ayat-125.html
B. Sebutkan dengan pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’ (4):
125 tersebut!
● Al-din
● Al-shibghah
● al-hanif
Allah menegaskan dalam QS. An-Nisa' ayat 125 bahwasannya seorang hamba yang
baik adalah mereka yang mengikhlaskan dirinya kepada Allah. Di samping itu, mereka
juga tetap mengerjakan kebaikan di dunia sebagaimana nabi Ibrahim.
Ayat tersebut menunjukkan fitrah manusia di dunia yaitu sebagai hamba Allah, tapi
sekaligus makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan manusia lainnya. Sehingga
manusia diminta untuk senantiasa menyerahkan dirinya pada Allah, namun tetap
menjaga perilakunya di hadapan manusia.
Dalam ayat tersebut, Kita berinteraksi kepada Sang Pencipta dalam sikap berserah
diri, dan kita berinteraksi kepada sesama manusia dengan melakukan perbuatan-
perbuatan kebaikan. Misalnya dengan saling tolong-menolong, bersedekah, tidak
mencuri, dan tidak menipu.
Artinya: Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi
dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah
dia termasuk golongan orang-orang musyrik.
D. Apakah yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67 tersebut?
Secara etimologis al-hanîf berarti “condong dari kesesatan kepada istiqamah” bentuk
jamaknya adalah hunafâ . Kemudian arti tersebut‟ berkembang menjadi “Orang yang
condong kepada kebenaran, kepada Allah, kepada tauhid. Dengan begitu al-
hanafiyyat merupakan kumpulan kecenderungan yang terdapat dalam fitrah manusia.
Artinya, fitrah manusia merupakan himpunan dari kecenderungan-kecenderungan
kepada kebenaran dan kepada (agama) Allah.
Dalam QS. Ali-Imran ayat 67 Allah menjelaskan bahwa nabi Ibrahim bukanlah golongan
orang Yahudi maupun Nasrani. Nabi Ibrahim merupakan utusan Allah yang memiliki
keimanan tinggi, senantiasa berserah kepada Allah, dan sama sekali tidak termasuk
orang musyrik.
Dalam ayat itu juga terdapat kata "hanif" atau "al-hanafiyyat" yang dapat diartikan
sebagai kecenderungan untuk senantiasa mendekat pada agama Allah. Sebagaimana
nabi Ibrahim yang mempunyai sikap hanif tersebut.
Selain itu, Hanif juga menunjukkan kecenderungan untuk menjauhi segala larangan
Allah, khususnya perbuatan musyrik. Karena hanif berarti condong terhadap tauhid,
yaitu mengimani keesaan Allah sebagai Sang Maha Pencipta dan Penguasa bumi dan
seluruh alam raya.