Nim : 044027621
Tugas ke :3
1. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan
manusia cerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan
hati (tawadzu').
Jawab :
Artinya : Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah
yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan
sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan
yang lurus.
b. Jelaskan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS Al-
Hajj/22: 54!
Jawab :
Keterkaitan antara ilmu pengetahuan, iman yang kokoh dan hati yang tunduk yaitu bahwa
bukti seseorang yang memiliki pengetahuan adalah dengan adanya iman yang kokoh, dan
sebagai bukti bahwa iman tersebut adalah iman yang kokoh yaitu dapat dilihat dari hatinya
yang selalu tunduk (kepada kebenaran yang bersumber dari petunjuk Allah SWT). Sehingga
ketiganya kemudian membentuk trilogy yang tidak dapat dipisahkan dimana kemudian
menjelaskan bahwa budaya akademik yang ingin dibangun oleh umat muslim bukan sekedar
membuat manusia cerdas, melainkan juga ingin membentuk manusia yang memiliki
kehangatan iman yang disertai kerendahan hati (tawadzu’).
Jawab :
Artinya : Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-
angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu
adalah orang yang benar".
Jawab :
Menurut Q.S. Al-Baqarah/2: 111 dijelaskan bahwa seseorang yang memiliki budaya
akademik erat kaitannya dengan berpikir rasional. Berpikir rasional adalah ciri utama ajaran
islam yang mana Al-Quran menantang setiap orang yang meragukan ajaran islam untuk
menggunakan budaya akademik. Sehingga budaya akademik dapat diartikan sebagai
menggunakan tradisi keilmuan yang didasarkan pada prinsip-prinsip rasionalitas yang lurus.
Islam sendiri juga menuntut kepada manusia untuk mengedepankan rasionalitas ilmiah dalam
setiap tindakannya.
Jawab :
۟ ت لَ ٰ ٓى َأ ْهلِهَا َو َذا َح َك ْمتُم بَ ْينَ ٱلنَّاس َأن تَحْ ُك ُم ۟
َ وا بِ ْٱل َع ْد ِل ۚ ِإ َّن ٱهَّلل ِ ِإ ِإ َّن ٱهَّلل َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأن تَُؤ ُّدوا ٱَأْل ٰ َم ٰنَ ِ ِإ
صيرًا ِ َنِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكم بِ ِٓۦه ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َس ِمي ۢ ًعا ب
(58) Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
هّٰللا
ُٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرسُوْ َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم فَا ِ ْن تَنَا َز ْعتُ ْم فِ ْي َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوْ ه
ࣖ ك َخ ْي ٌر َّواَحْ َس ُن تَْأ ِو ْياًل َ ِاِلَى هّٰللا ِ َوال َّرسُوْ ِل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل
(59) Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu
berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
b. Sebutkan empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4: 58-59!
Jawab :
Berikut ini empat konsep dasar kehidupan politik menurut ayat-ayat tersebut yaitu:
Artinya : Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah
mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu
dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Jawab :
1. Mencerdaskan umat dan membangun mental dan spiritual. Sehingga nantinya dapat
menciptakan pribadi-pribadi yang tangguh yang nanti dapat untuk menunaikan tugas
kekhalifahan manusia dimuka bumi.
2. Membangun bumi yang makmur untuk kemaslahatan bersama. Sehingga bumi dapat
menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali bagi semua umat manusia.
3. Membangun tata sosial yang lebih mensejahterahkan. Kemakmuran hendaknya tidak
hanya dinikmati oleh segelintir orang melainkan dapat didistribusikan kepada setiap
orang yang memang membutuhkan.
3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam
QS An-Nisaa’ (4): 125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui istilah al-
hanîf.
Jawab :
َو َم ْن َأحْ َس ُن ِدينًا ِّم َّم ْن َأ ْسلَ َم َوجْ هَ ۥهُ هَّلِل ِ َوهُ َو ُمحْ ِس ٌن َوٱتَّبَ َع ِملَّةَ ِإب ٰ َْر ِهي َم َحنِيفًا ۗ َوٱتَّ َخ َذ ٱهَّلل ُ ِإ ْب ٰ َر ِهي َم
خَ لِياًل
Artinya : Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim
yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
b. Sebutkan dengan pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’ (4): 125
tersebut!
Jawab :
Interaksi antara manusia dengan Allah sebagai interaksi yang utama. Kita berinteraksi
kepada Sang Pencipta dalam sikap berserah diri kepada Allah dalam segala aspek
kehidupan
Kemudian interaksi antara manusia dengan manusia sesudahnya. Kita berinteraksi
kepada sesama manusia dengan melakukan perbuatan-perbuatan kebaikan. Misalnya
dengan saling tolong-menolong, bersedekah, tidak mencuri, dan tidak menipu.
Jawab :
ََما َكانَ ِإب ٰ َْر ِهي ُم يَهُو ِديًّا َواَل نَصْ َرانِيًّا َو ٰلَ ِكن َكانَ َحنِيفًا ُّم ْسلِ ًما َو َما َكانَ ِمنَ ْٱل ُم ْش ِر ِكين
Artinya : Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia
adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk golongan orang-orang musyrik.
d. Apakah yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67 tersebut?
Jawab :
Secara etimologis al-hanif berarti “condong dari kesesatan kepada istiqamah” bentuk
jamaknya adalah hunafa. Kemudian arti tersebut berkembang menjadi “ Orang yang condong
kepada kebenaran, kepada Allah, kepada tauhid”. Dengan begitu al-hunafiyyat merupakan
kumpulan kecenderungan yang terdapat dalam fitrah manusia. Artinya, fitrah manusia
merupakan himpunana dari kecenderungan-kecenderungan kepada kebenaran dan kepada
agama Allah.
Sumber Referensi :