Anda di halaman 1dari 7

Assalamu’alaikum wr.

wb
Disini saya akan menjawab soal nomor 1-3 tugas 3 agama sesi 7
1. A. surah al-hajj ayat 22:54

ِ ‫وا ِب ِهۦ َفﺘ ُ ْﺨ ِﺒﺖَ لَهۥُ قُلُوبُ ُه ْم ۗ َو ِإ ﱠن ٱ ﱠ َ لَ َها ِد ٱلﱠذِينَ َءا َﻣنُ ٓو ۟ا ِإلَ ٰى‬
‫ص ٰ َرطٍ ﱡﻣ ْسﺘَق ٍِيم‬ ۟ ُ ‫َو ِليَ ْعلَ َم ٱلﱠذِينَ أُوت‬
۟ ُ‫وا ٱ ْلع ِْل َم أَنﱠهُ ٱ ْل َﺤ ﱡﻖ ﻣِ ن ﱠر ِبّكَ فَيُؤْ ﻣِ ن‬

Artinya: Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah
yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan
sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada

B. Keterkaitan ilmu dengan iman dan hati yang tunduk adalah salah satu hikmah dari mendapat
ilmu akan membuat seseorang beriman kepada Allah dan juga akan membuathati kita selalu
tunduk kepada AllahSehingga kita sangat dianjurkan untuk selalu menuntut ilmu khususnya
ilmu agama

Selain itu dalam surah al hajj juga menjalaskan bahwa orang yang mendapat ilmu akan
menyakini kebenaran dari kitab suci al qur'an. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa Allah
memberi petunjuk kepada orang yang beriman ke jalan yang lurus.

C. Surah albaqarah ayat 111

۟ ُ ‫ص َر ٰى ۗ ت ِْلكَ أَ َﻣانِيﱡ ُه ْم ۗ قُ ْل هَات‬


َ ٰ ‫وا بُرْ ٰ َه َن ُك ْم إِن ُكنﺘ ُ ْم‬
َ‫ص ِدقِين‬ ۟ ُ‫َوقَال‬
َ ٰ َ‫وا لَن يَدْ ُخ َل ٱ ْل َﺠنﱠﺔَ إِ ﱠﻻ َﻣن َكانَ هُودًا أ َ ْو ن‬

Artinya: Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-
angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu
adalah orang yang benar".

D. Budaya akademik yang dipaparkan dalam surat Al Baqarah ayat 111 adalah untuk
menunjukkan bukti tentang klaim suatu hal. Metode ilmiah yang dilakukan untuk
membuktikan apa yang dibawa sebagai klaim bisa menjadi acuan dalam bersikap ilmiah. Hal
ini menuntut setiap orang untuk berbicara dengan memberikan bukti, bukan sekedar bicara saja
tanpa bukti.

Budaya akademik adalah ketika seseorang melakukan atau mengatakan sesuatu dengan
jelas berdasarkan bukti dan fakta yang nyata, tidak sekedar klaim saja. Dalam surat Al Baqarah
ayat 111 diajarkan kepada kaum muslimin bagaimana cara bersikap ilmiah dalam menghadapi
setiap klaim atas sesuatu. Dalam ayat tersebut dikatakan:
َ ‫ار ٰى ۗ ت ِْلكَ أ َ َﻣانِيﱡ ُه ْم ۗ قُلْ هَاتُوا ب ُْرهَا َن ُك ْم إِ ْن ُك ْنﺘ ُ ْم‬
َ‫صا ِدقِين‬ َ ‫ص‬َ َ‫َوقَالُوا لَ ْن يَدْ ُخ َل ْال َﺠنﱠﺔَ إِ ﱠﻻ َﻣ ْن كَانَ هُودًا أ َ ْو ن‬
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-
orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang
kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang
benar".

Dalam ayat tersebut kaum ahli kitab mengklaim bahwa hanya mereka saja yang akan masuk
ke surga. Akan tetapi dalam ayat tersebut mereka diminta menunjukkan bukti atas klaim
mereka tersebut, tidak hanya sekedar klaim sepihak tanpa bukti. Inilah sikap dan budaya
akademik yang harus menjadi kebiasaan dalam kehidupan.

2 A. Q.S. An Nisa' ayat 58

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


‫ظ ُك ْم ِب ٖه ۗ◌ اِنﱠ‬ ُ ‫ﺖ ا ِٰۤلى اَ ْه ِل َها ۙ◌ َو ِا ذَا َحك َْمﺘ ُ ْم َبيْنَ النﱠا ِس اَ ْن تَﺤْ ُك ُم ْوا ِبا ْل َعد ِْل ۗ◌ اِنﱠ ﱣ َ نِ ِع ﱠما َي ِع‬ َ ْ ‫اِنﱠ ﱣ َ َيأ ْ ُﻣ ُر ُك ْم ا َ ْن ت ُ َؤدﱡوا‬
ِ ‫اﻻ ﻣٰ ٰن‬
ِ ‫س ِم ْي ًع ۢا َب‬
‫صي ًْرا‬ َ َ‫ﱣ َ كَا ن‬
innalloha ya-murukum ang tu-addul-amaanaati ilaaa ahlihaa wa izaa hakamtum bainan-naasi
ang tahkumuu bil-'adl, innalloha ni'immaa ya'izhukum bih, innalloha kaana samii'am bashiiroo

"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan
adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha
Mendengar, Maha Melihat."

(QS. An-Nisa' 4: Ayat 58)

Q.S. An Nisa' ayat 59

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫س ْو ِل‬ُ ‫لر‬‫ش ْيءٍ فَ ُرد ْﱡوهُ ِا َلى ﱣ ِ َوا ﱠ‬ َ ‫ِي‬ ْ ‫اﻻ ْﻣ ِر ﻣِ ْن ُك ْم ۚ◌ فَ ِا ْن تَنَا زَ ْعﺘ ُ ْم ف‬ َ ْ ‫س ْو َل َوا ُ ولِى‬ ‫ٰۤيـاَيﱡ َها الﱠ ِذيْنَ ٰا َﻣن ۤ ُْوا اَ ِطيْـعُوا ﱣ َ َوا َ طِ يْـ ُعوا ﱠ‬
ُ ‫الر‬
‫س ُن تَأْ ِوي ًْﻼ‬
َ ‫اﻻ خِ ِر ۗ◌ ٰذلِكَ َخي ٌْر ﱠواَ ْح‬
ٰ ْ ‫ا ِْن ُك ْنـﺘ ُ ْم تُؤْ ﻣِ ن ُْونَ ِبا ﱣ ِ َوا ْليَ ْـو ِم‬

yaaa ayyuhallaziina aamanuuu athii'ulloha wa athii'ur-rosuula wa ulil-amri mingkum, fa ing


tanaaza'tum fii syai-ing fa rudduuhu ilallohi war-rosuuli ing kungtum tu-minuuna billaahi wal-
yaumil-aakhir, zaalika khoiruw wa ahsanu ta-wiilaa

"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil
amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 59)

B. 4 konsep dasar kehidupan politik menurut Qs.An-nisa ayat 58-59

1. Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang Allah
amanatkan. Begitupun sebaliknya Allah bisa saja mencabut kekuasaan dari siapapun
yang tidak Allah Ridhoi.
2. Jika sudah menjabat atau memimpin sesuatu maka hendaknya berlaku Adil. Karena
sesungguhnya segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawabkan di akhirat kelak.
3. Setiap orang beriman diperintahkan untuk taat kepada Ulil Amri, contohnya Presiden,
Gubernur, bupati dan lain sebagainya.
4. Jika terjadi perselisihan maka diperintahkan agar kembali kepada hukum yang ada di
dalam Al Quran maupun Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu Alaih Wassalam.

Surat An Nisa adalah surat merupakan surat keempat di dalam Al Quran. Terdiri dari 176 ayat,
surat An Nisa juga termasuk ke dalam surat Madaniyah, yaitu suratyang diturunkan setelah
nabi berhijrah ke Madinah. Inti dari surat An Nisa ayat 58-59 terkait konsep dasat kehidupan
politik adalah jika terjadi perselisihan maka diperintahkan agar kembali kepada hukum yang
ada di dalam Al Quran maupun Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu Alaih Wassalam.

C. Surat Al-Baqarah Ayat 151

َ‫ُوا تَ ْعلَ ُمون‬ َ َ ‫وا َعلَ ْي ُك ْم َءا ٰيَﺘِنَا َويُزَ ّكِي ُك ْم َويُعَ ِلّ ُم ُك ُم ٱ ْل ِك ٰﺘ‬
۟ ‫ﺐ َوٱ ْلﺤِ ْك َمﺔَ َويُعَ ِلّ ُم ُكم ﱠﻣا لَ ْم ت َ ُكون‬ ۟ ُ‫وﻻ ِ ّﻣن ُك ْم يَﺘْل‬ ُ ‫س ْلنَا فِي ُك ْم َر‬
ً ‫س‬ َ ‫َك َما ٓ أ َ ْر‬
Artinya: Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah
mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.

D. Amanah-amanah yang dasar terhadap pemegang kekuasaan politik di dalam QS Al-Baqarah


/2: 151 adalah harus bisa menjadi imam (pemimpin) bagi kaum atau rakyatnya agar selalu bisa
berhukum atau berpanutan kepada kitab Al-Quran dan sunnah - sunnah dari nabi. Juga seorang
pemegang kekuasaan politik diharuskan memiliki sifat cerdas, arif, bijaksana, istiqomah dan
kreatif dalam menjalankan kekuasaan politiknya.

Surat Al Baqarah merupakan surat kedua di dalam Al Quran, terdiri dari 286 ayat dan termasuk
ke dalam surat Madaniyah yaitu surat yang diturunkan setelah nabi berhijrah ke Madinah.
Adapun surat Al Baqarah ayat 151 yang berbunyi: "Sebagaimana Kami telah mengutus
kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat
Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah
(Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui."

Adapun beberapa faedah yang dapat kita ambil dari surat Al Baqarah ayat 151 adalah sebagai
berikut:

 Rasulullah adalah seseorang dari kalangan kaumnya bisa diartikan kaum Quraisy atau
manusia itu sendiri.

 Rasulullah diutus untuk membacakan ayat-ayat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yaitu Al


Quran.

 Rasulullah juga diutus untuk menyucikan jiwa, yaitu membersihkan hati dan jiwa
manusia dari perbuatan syirik, menyeru kepada tauhid dan membersihkan diri dari
penyakit-penyakit hati lainnya.

3. A. Surat An-Nisa Ayat 125

ً ‫ِيم َخل‬
‫ِيﻼ‬ َ ‫َو َﻣ ْن أ َ ْح َسنُ دِينًا ِ ّﻣ ﱠم ْن أَ ْسلَ َم َو ْج َههۥُ ِ ﱠ ِ َوه َُو ُﻣ ْﺤ ِسنٌ َوٱتﱠﺒَ َﻊ ﻣِ لﱠﺔَ ِإب ٰ َْره‬
َ ‫ِيم َحنِيفًا ۗ َوٱت ﱠ َﺨذَ ٱ ﱠ ُ ِإب ٰ َْره‬

Artinya: Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama
Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.

B. Fitrah interaksi manusia menurut Surah An-Nisa ayat 125 yaitu interaksi kepada Allah yang
utama, kemudian interaksi kepada manusia sesudahnya. Surah An-Nisa ayat 125 berbunyi
sebagai berikut:
ً ‫ِيم َخل‬
‫ِيﻼ‬ َ ‫سنُ دِينًا ِ ّﻣ ﱠم ْن أ َ ْسلَ َم َوجْ َه ۥهُ ِ ﱠ ِ َوه َُو ُﻣ ْﺤ ِسنٌ َوٱت ﱠ َﺒ َﻊ ﻣِ لﱠﺔَ ِإب ٰ َْره‬
َ ‫ِيم َحنِيفًا ۗ َوٱتﱠ َﺨذَ ٱ ﱠ ُ ِإب ٰ َْره‬ َ ْ‫ َو َﻣ ْن أَح‬Arab-Latin: Wa man
aḥsanu diinam mim man aslama waj-hahụ lillaahi wa huwa muḥsinuw wattaba'a millata
ibrāhiima ḥaniiaa, wattakhażallaahu ibraahiima khaliilaa

Artinya: "dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim
yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya."

Dalam ayat tersebut, Kita berinteraksi kepada Sang Pencipta dalam sikap berserah diri, dan
kita berinteraksi kepada sesama manusia dengan melakukan perbuatan-perbuatan kebaikan.
Misalnya dengan saling tolong-menolong, bersedekah, tidak mencuri, dan tidak menipu.
Beberapa surah di Al-Quran yang membahas tentang perintah untuk berbuat kebaikan yaitu

1. Surah Al-Baqarah ayat 195

َ‫وا ِبأ َ ْيدِي ُك ْم إِلَى ٱلﺘ ﱠ ْهلُ َك ِﺔ ۛ َوأَ ْح ِسن ُٓو ۟ا ۛ ِإنﱠ ٱ ﱠ َ يُﺤِ ﺐﱡ ٱ ْل ُم ْﺤ ِسنِين‬
۟ ُ‫يل ٱ ﱠ ِ َو َﻻ ت ُ ْلق‬
ِ ‫س ِﺒ‬ ۟ ُ‫َوأَن ِفق‬
َ ‫وا فِى‬
Latin: Wa anfiqụ fii sabiilillaahi wa laa tulqụ bi`aidiikum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallaaha
yuḥibbul-muḥsiniin.

Arti: "dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik." (Q.S. Al-Baqarah: 195)

2. Surah Ar-Rahman ayat 60

ِ ْ ‫س ِن إِ ﱠﻻ‬
َ ٰ ‫ٱﻹ ْح‬
ُ‫سن‬ ِ ْ ‫َهلْ َجزَ آ ُء‬
َ ٰ ْ‫ٱﻹح‬
Latin: Hal jazaa`ul-iḥsaani illal-iḥsaan.

Arti: "tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)". (Q.S. Ar-Rahman: 60)

3. Surah Al-Zalzalah ayat 7-8

ُ‫َو َﻣن يَ ْع َملْ ﻣِ ْثقَا َل ذَ ﱠرةٍ شَرا يَ َر ۥه‬


.‫فَ َمن يَ ْع َملْ ﻣِ ثْقَا َل ذَ ﱠرةٍ َخي ًْرا يَ َرهُۥ‬

Latin: fa may ya'mal miṡqaala żarratin khairay yarah. wa may ya'mal miṡqaala żarratin syarray
yarah.

Arti: "barangsiapa yang berbuat kebaikan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat
(balasan) nya. Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan
melihat (balasan) nya pula." (Q.S. Al-Zalzalah: 7-8)

C. Surah Ali imran

َ‫ص َرانِيا َو ٰلَكِن كَانَ َحنِيفًا ﱡﻣ ْس ِل ًما َو َﻣا كَانَ ِﻣنَ ٱ ْل ُم ْش ِركِين‬
ْ َ‫َﻣا كَانَ إِب ٰ َْرهِي ُم يَ ُهودِيا َو َﻻ ن‬
Arab-Latin: Mā kāna ibrāhīmu yahụdiyyaw wa lā naṣrāniyyaw wa lāking kāna ḥanīfam
muslimā, wa mā kāna minal-musyrikīn

Terjemah Arti: Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi
dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk golongan orang-orang musyrik.

D. Yang dimaksud dengan Al Hanafiyyat pada surat Ali Imran ayat 67 adalah seseorang
yang condong menjauhi segala agama (kekafiran) seluruhnya, dan mendekat kepada agama
yang lurus (Tauhid).
Surat Ali Imran merupakan surat ke-3 di dalam Al Quran yang terdiri dari 200 ayat dan
merupakan termasuk surat Madaniyah, yaitu surat yang diturunkan setelah nabi berhijrah ke
Madinah. Berikut ini adalah bunyi dari surat Ali Imran ayat 67 yaitu:

 َ‫ص َرانِيا ﱠو ٰلك ِْن كَا َن َحنِ ْيفًا ﱡﻣ ْس ِل ًم ۗا َو َﻣا كَانَ ﻣِ نَ ا ْل ُم ْش ِر ِكيْن‬
ْ َ‫َﻣاكَانَ اِب ْٰر ِه ْي ُم يَ ُه ْودِيا ﱠو َﻻ ن‬

mā kāna ibrāhīmu yahụdiyyaw wa lā naṣrāniyyaw wa lāking kāna ḥanīfam muslimā, wa mā


kāna minal-musyrikīn

Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang
yang lurus, Muslim dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.

Dinukil dari tafsir Jalalain, arti kata Hanif adalah seseorang yang Condong menjauhi segala
agama (kekafiran) seluruhnya, dan mendekat kepada agama yang lurus (tauhid). Dan menurut
Ibnu Katsir di dalm tafsirnya menjelaskan bahwa Hanif yaitu menjauh dari kemusyrikan dan
condong mendekat kepada keimanan.

Selain di dalam surat Ali Imran ayat 67, Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga berfirman di dalam
surat An Nahl ayat 123 yang berbunyi:

 َ‫ِيم َحنِيفًا َو َﻣا كَانَ ﻣِ نَ ْال ُم ْش ِركِين‬


َ ‫ث ُ ﱠم أَ ْو َح ْينَا ِإ َليْكَ أ َ ِن ات ﱠ ِﺒ ْﻊ ﻣِ لﱠﺔَ ِإب َْراه‬

“Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim, seorang yang
hanif” dan dia bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”

Bila ada kata atau kesalahan dalam penulisan saya mohon maaf,

Wassalamu’alaikum wr.wb

Sumber:

MKDU 4221

Tafsirweb

Brainly.com

Anda mungkin juga menyukai