Anda di halaman 1dari 11

Nama : Yusak Eko Priambodo

Nim : 044027621

Kode Matkul : MKDU4221

Kelas Tuton : 1058

Tugas ke :2

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.

a. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan QS. Al-An’kabut(29):45!

Jawab :

Dalam QS. Al-An’kabut(29):45 dijelaskan pengertian dari salah-satu hukum syariat. Adapun
bunyi dari QS. Al-An’kabut(29):45 yaitu :

َّ ‫الص) ٰلو ۗةَ اِ َّن‬


‫الص) ٰلوةَ) تَ ْن ٰهى َع ِن ْالفَحْ َش) ۤا ِء‬ َّ ‫ب َواَقِ ِم‬ ِ ‫ْ)ك ِم َن ْال ِك ٰت‬ َ ‫اُ ْت ُل َم))ٓا اُ ْو ِح َي اِلَي‬
‫َو ْال ُم ْن َك ِر َۗولَ ِذ ْك ُر هّٰللا ِ اَ ْكبَ ُر َۗوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَع ُْو َن‬
Artinya : “Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.
Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang
lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dari ayat di atas dijelaskan salah satu dari aturan yang termasuk ke dalam hukum syariat.
Adapun yang dimaksud hukum syariat yaitu seperangkat aturan yang berasal dari pembuat
syariat (Allah SWT) yang berhubungan dengan perbuatan manusia, yang menuntun manusia
untuk melaksanakan perintah atau meninggalkan larangan atau dapat diartikan memberikan
pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan.

b. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!

Jawab :
 Wajib

Wajib artinya suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh seseorang maka orang yang
mengerjakannya akan mendapatkan pahala dan apabila meninggalkannya akan
mendapatkan dosa atau siksa. Suatu pernyataan dalam Al-Quran atau hadist dapat
dikatakan mengandung hukum wajib apabila mengandung beberapa petunjuk, antara
lain :

1. Secara tegas mengandung kata-kata yang menunjukkan keharusan untuk


dikerjakan
2. Pernyataan tersebut berupa kalimat perintah yang tegas.

Ditinjau dari segi kepada siapa kewajiban tersebut dibebankan hukum wajib dapat dibagi
menjadi 2 macam, antara lain :

1. Wajib’ain yaitu kewajiban yang dibebankan oleh Allah SWT kepada setiap yang
sudah baligh (mukallaf)
2. Wajib Kifa’I (kifayah) yaiti kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada
kelompok orang yang sudah baligh (mukallaf)
 Sunnah (mandub)

Sunnah yaitu perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan tersebut akan
mendapatkan pahala sedangkan jika meninggalkan orang tersebut tidak akan
mendapatkan dosa atau siksa.

Ayat atau hadist yang menunjukkan arti sunnah adakalanya berupa kalimat yang tegas
yang menunjukkan kesunahannya. Adapun hukum sunnah secara garis besar dapat dibagi
menjadi 2 yaitu :

1. Sunnah muakkad yaitu perbuatan yang sangat sering dilakukan oleh Rasulullah
SAW, bahkan jarang sekali ditinggalkan kecuali hanya beberapa kali saja.
2. Sunnah ghoiru muakkad yaitu suatu aktivitas atau perbuatan yang dianjurkan oleh
Rasulullah SAW tetapi tuntunannya tidak sekuat sunnah muakkad.
 Haram

Haram yaitu perbuatan yang apabila dikerjakan maka orang tersebut akan mendapatkan
dosa atau siksa sedangkan apabila ditinggalkan akan mendatangkan pahala. Suatu
pernyataan dalam Al-Quran atau hadist dapat dikatakan mengandung hukum haram
apabila mengandung beberapa petunjuk, antara lain :

1. Kalimat larangan tersebut dinyatakan dengan jelas dan tegas


2. Kalimat yang melarang itu menggunakan kata kerja yang melarang dan dibarengi
dengan petunjuk (qarinah) yang menunjukkan bahwa perbuatan tersebut benar-
benar dilarang.
3. Diperintahkan untuk menjauhinya
4. Diancam dengan sesuatu hukuman atau siksaan bagi orang-orang yang
melaksanakannya.
 Makruh

Makruh yaitu suatu perbuatan yang apabila perbuatan tersebut dilaksanakan maka orang
tersebut tidak akan mendapatkan dosa atau siksa dan apabila ditinggalkan maka orang
yang meninggalkannya akan mendapatkan pahala.

Suatu perbuatan diketahui makruh dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain :

1. Ungkapan yang dipakai untuk melarang itu sudah menunjukkan kemakruhannya,


seperti dengan menggunakan perkataan karaha (memakruhkan) dengan segala
bentuk dan perbuatannya.
2. Dengan lafadz yang melarang mengerjakan suatu perbuatan kemudian didapatkan
di dalam ayat lain kata yang menunjukkan bahwa larangan tersebut tidak
menunjukkan keharaman.
 Mubah

Mubah yaitu perbuatan yang apabila dikerjakan oleh seseorang tidak akan mendatangkan
pahala dan apabila ditinggalkan tidak akan berdosa.

Suatu perbuatan diketahui mubah dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain :

1. Perbuatan tersebut ditetapkan secara tegas kebolehannya oleh agama, misalnya


dengan ungkapan “tidak mengapa, tidak ada halangan, tidak berdosa …..”
2. Ada petunjuk dari ayat atau hadist berupa perintah untuk melakukannya tetapi ada
qarinah yang menunjukkan behwa perintah tersebut hanya untuk mubah saja.
3. Ditetapkan kemubahannya karena adanya kaidah yang menyatakan bahwa pada
asalnya segala sesuatu itu mubah, selama tidak ada dalil yang memakruhkannya
atau mengharamkannya.
c. Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam!

Jawab :

Secara garis besar prinsip umum hukum islam ada tujuh macam, antara lain :

 Prinsip Tauhid

Arti kata Tauhid yaitu mengesakan, yang dimaksud disini yaitu mengesakan Allah SWT
sebagai zat yang Tunggal atau Esa. Prinsip ini menjelaskan bahwa semua manusia berada
pada satu ketetapan yang sama yaitu sebagai hamba Allah SWT. Adapun ayat Al-Quran
yang menjelaskan tentang keesaaan Allah SWT yaitu QS. Al-A’raf (7) : 172 yang
berbunyi :

‫َواِ ْذ اَ َخ) َذ َرب َُّك ِم ۢ ْن بَنِ ْٓي ٰا َد َم ِم ْن ظُهُ) ْ)و ِر ِه ْم ُذرِّ يَّتَهُ ْم َواَ ْش)هَ َدهُ ْم َع ٰلٓى اَ ْنفُ ِس) ِه ۚ ْم‬
‫ْت بِ َربِّ ُك ۗ ْم قَالُ ْوا بَ ٰل ۛى َش ِه ْدنَا ۛاَ ْن تَقُ ْولُ ْوا) يَ ْو َم ْالقِ ٰي َم ِة اِنَّا ُكنَّا َع ْن ٰه َذا ٰغفِلِي ۙ َْن‬
ُ ‫اَلَس‬
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang)
anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka
(seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau
Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat
kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”

Dari ayat diatas telah menjelaskan bahwa pada hakikatnya manusia sejak sebelum lahir
(alam ruh) telah mengakui keesaan Allah SWT. Karena dalam islam pada dasarnya
semua manusia mempunai potensi dan kualitas yang sama untuk bertauhid kepada Allah
SWT. Dengan ibadah adalah wujud manusia untuk mengakui keesaan Allah SWT.
Sehingga sudah semestinya untuk manusia mengakui dan menetapkan hukuum Allah
SWT, dan jangan sekali-kali untuk menyekutukannya karena itu sangat bertentangan
dengan prinsip tauhid yang mengakui Allah SWT adalah zat yang Tunggal.

 Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan ini berkaitan dengan pelaksanaan hukum islam yang harus
memperhatikan dan menjunjung tinggi keadilan, dimana hukum tersebut meliputi hukum
yang mengatur tentang hubungan manusia dengan masyarakat ataupun hubungan manusia
dengan lingkungannya. Adapun ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang prinsip keadilan
yaitu QS. Al-Maidah (5) : 8 yang berbunyi :
‫يٰٓاَيُّهَا الَّ ِذي َ)ْن ٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْوا قَ) َّوا ِمي َْن هّٰلِل ِ ُش)هَ َد ۤا َء بِ ْالقِ ْس) ِۖط َواَل يَجْ) ِر َمنَّ ُك ْم َش)نَ ٰا ُن‬
‫قَ ْو ٍم َع ٰلٓى اَاَّل تَ ْع ِدلُ ْوا ۗاِ ْع ِدلُ ْو ۗا هُ َو اَ ْق َربُ لِلتَّ ْق ٰو ۖى َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ َخبِ ْي ۢ ٌر ِب َم))ا‬
‫تَ ْع َملُ ْو َن‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan
karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap
suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Dari ayat diatas maka dijelaskan bahwa kita harus berlaku adil bahkan kepada orang
yang kita benci sekalipun, dimana ini menekankan bahwa keadilan itu merupakan hal
yang penting dan harus dijunjung tinggi oleh semua manusia.

 Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar

Pengertian dari amar ma’rud sendiri yaitu hukum islam ditegakkan dalam pelaksanaan
hal-hal yang baik dan benar yang dikehendaki oleh Allah SWT bagi umat mansia,
sedangkan nahi mungkar yaitu hukum islam ditegakkan untuk mencegah kemungkaran
yang dapat meruntuhkan kehidupan manusia. Prinsip ini merupakan konsekuensi dari
prinsip pertama dan prinsip kedua. Adapun ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang
prinsip tersebut yaitu QS. Al-Imron (3) ; 110 yang berbunyi :

ِ )‫)و َن َع ِن ْال ُم ْن َك‬


‫)ر‬ ْ )َ‫ف َوتَ ْنه‬ ْ )ِ‫اس تَ)ْأ ُمر ُْو َن ب‬
ِ ‫)ال َم ْعر ُْو‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم َخي َْر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج‬
‫)ان َخ ْي )رًا لَّهُ ْم ۗ ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُ) ْ)و َ)ن‬
َ )‫ب لَ َك‬ ْ )َ‫َوتُْؤ ِمنُ) ْ)و َن بِاهّٰلل ِ ۗ َول‬
ِ ‫)و ٰا َم َن اَ ْه ) ُل ْال ِك ٰت‬
‫َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال ٰف ِسقُ ْو َن‬
Artinya : “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
(karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-
orang fasik.”

 Prinsip al-Hurriyah (Kebebasan dan Kemerdekaan)


Prinsip ini menjelaskan bahwa hukum islam disebarkan dengan tidak menggunakan
paksaan melainkan menggunakan pendekatan yang baik dalam menjelaskan maupun
memberikan argumentasi. Dan keputusan dari orang apakah ma menerima atau menolak
itu menjadi tanggungjawab masing-masing individu. Adapun ayat Al-Quran yang
menjelaskan tentang prinsip ini yaitu QS. Al-Baqarah (2) : 256 yang berbunyi :

‫ت َويُْؤ ِم ۢ ْن‬
ِ ‫ٓاَل اِ ْك َراهَ فِى ال ِّدي ۗ ِْن قَ ْد تَّبَي ََّن الرُّ ْش ُد ِم َن ْال َغ ِّي ۚ فَ َم ْن يَّ ْكفُرْ ِبالطَّا ُغ ْو‬
‫صا َم لَهَا َۗوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬
َ ِ‫ك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْث ٰقى اَل ا ْنف‬َ ‫بِاهّٰلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َس‬
Arinya : “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas
(perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada
Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali
yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

 Prinsip Musawah (Persamaan)

Pada prinsip ini Islam memandang semua manusia dengan setara, islam tidak memandang
manusia berdasarkan ras yang dimilikinya maupun warna kulitnya. Walaupun secara
lahiriyah manusia diciptakan dengan beraneka ragam namun islam tetap memandang
manusia dengan sama. Yang membedakan manusia satu dengan yang lain menurut islam
yaitu ketaqwaan yang dimilikinya. Adapun ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang hal
tersebut yaitu QS. Al-Hujurat (49) : 13 yang berbunyi :

َ )‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُش)ع ُْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َع‬
ۚ ‫)ارفُ ْوا‬
‫اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬
Artinya : “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

 Prinsp Ta’awun (Tolong Menolong)

Prinsip ini mengajarkan manusia untuk saling tolong-menolong dalam menjalani


kehidupan bermasyarakat. Dan melarang manusia untuk jangan sekali-kali antara manusia
saling tolong -menolong untuk melakukan perbuatan dosa karena itu akan mendatangkan
murka Allah SWT. Pada dasarnya manusia yang baik yaitu manusia yang dapat
bermanfaat bagi manusia yang lain. Adapun ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang hal
tersebut yaitu QS. Al-Maidah (5) : 2 yang berbunyi :

‫ي َواَل‬ َّ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا اَل تُ ِحلُّ ْوا َش َع ۤا ِٕى َر هّٰللا ِ َواَل‬
َ ‫الش )ه َْر ْال َح) َرا َم َواَل ْالهَ ) ْد‬
ٰۤ
‫ض) َوانًا َۗواِ َذا‬ْ ‫ض )اًل ِّم ْن َّربِّ ِه ْم َو ِر‬ْ َ‫)و َن ف‬
)‫غ‬ُ َ ‫ت‬
ْ َ َ َ َْ
‫ب‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ر‬ )‫ح‬ ْ
‫ال‬ َ
‫ْت‬ ‫ي‬َ َ ِّ ‫ْالقَاَل ۤ ِٕى َد َوٓاَل‬
‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ْن‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ا‬
‫ص)) ُّد ْو ُك ْم َع ِن ْال َم ْس)) ِج ِد‬ ْ َ‫اص))طَا ُد ْوا َۗواَل يَجْ)) ِر َمنَّ ُك ْم َش))نَ ٰا ُن ق‬
َ ‫))و ٍم اَ ْن‬ ْ َ‫َحلَ ْلتُ ْم ف‬
‫)اونُ ْوا َعلَى ااْل ِ ْث ِم‬
َ )‫)اونُ ْوا َعلَى ْالبِ))رِّ َوالتَّ ْق) ٰ)و ۖى َواَل تَ َع‬ َ )‫ْال َح َر ِام اَ ْن تَ ْعتَ) ُد ۘ ْوا َوتَ َع‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫ان َۖواتَّقُوا َ ۗاِ َّن َ َش ِد ْي ُد ْال ِعقَا‬
‫ب‬ ِ ‫َو ْال ُع ْد َو‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar
kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-hewan kurban yang
diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah
menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu)
kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat
siksaan-Nya.”

 Prinsip Tasamuh (Toleransi)

Prinsip toleransi yaitu prinsip yang mengharuskan antara sesama umat muslim untuk
saling menciptakan suasana yang damai dan menjunjung tinggi toleransi. Dimana dalam
pelaksanaannya harus menegakkan hukum islam, karena pada dasarnya dengan
menjunjung tinggi ajaran islam maka akan tercipta kehidupan umat yang damai dan
saling tolerani. Adapun ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang hal ini yaitu terdapat
pada QS. Al-Mumtahanah (60) : 8 yang berbunyi :
‫)ار ُك ْم‬ ْ )‫اَل يَ ْن ٰهى ُك ُم هّٰللا ُ َع ِن الَّ ِذي َ)ْن لَ ْم يُقَاتِلُ ْو ُك ْم ِفى ال ِّدي ِْن َولَ ْم ي ُْخ ِر ُج‬
ِ )َ‫)و ُك ْم ِّم ْن ِدي‬
‫اَ ْن تَبَرُّ ْوهُ ْم َوتُ ْق ِسطُ ْٓوا اِلَ ْي ِه ۗ ْم اِ َّن هّٰللا َ ي ُِحبُّ ْال ُم ْق ِس ِطي َْن‬
Arinya : “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung
halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”

d. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan
Q.S. An-Nisaa’(4):59 !

Jawab :

Salah satu ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang taat kepada Alla SWT yaitu Q.S. An-
Nisaa’(4):59. Adapun bunyi ayat tersebut yaitu :

‫)ر ِم ْن ُك ۚ ْم فَ )ا ِ ْن‬
ِ )‫َّس ) ْو َ)ل َواُولِى ااْل َ ْم‬ ُ ‫ٰيٓاَيُّهَ))ا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ) ْٓ)وا اَ ِط ْي ُع))وا هّٰللا َ َواَ ِط ْي ُع))وا) الر‬
ْ )َ‫َّس ) ْو ِ)ل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُ) ْ)و َن بِاهّٰلل ِ َو ْالي‬
‫)و ِم‬ ُ ‫)از ْعتُ ْم ِف ْي َش ) ْي ٍء فَ ) ُر ُّد ْوهُ) اِلَى هّٰللا ِ َوالر‬ َ )َ‫تَن‬
ࣖ ‫ك َخ ْي ٌر َّواَحْ َس ُن تَْأ ِو ْياًل‬
َ ِ‫ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad),
dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Dari ayat diatas maka dapat dijelaskan bahwa taat kepada hukum Allah yaitu mengembalikan
segala urusan kepada tuntunan Al-Quran dan Sunnah Rasul. Dari ayat di atas juga dijelaskan
untuk taat kepada ulul amri, namun dalam ayat tersebut tidak disertai dengan kata athi’u
(taatlah), seperti pada Allah dan Rasul. Hal ini mengandung arti bahwa ketaatan kita kepada
ulul amri (penguasa) adalah bersyarat yaitu sepanjang penguasa tersebut juga taat kepada
hukum Allah SWT dan Rasul-Nya.
2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri
tauladan pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan
dan pembinaan akhlak manusia.

a. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl (16):125 !

Jawab :

Dalam QS. An-Nahl (16):125 yang berbunyi

‫ع اِ ٰلى َسبِي ِْل َرب َِّك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِعظَ ِ)ة ْال َح َسنَ ِة َو َج) ا ِد ْلهُ ْم بِ))الَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس) ۗ ُن‬
ُ ‫اُ ْد‬
‫ض َّل َع ْن َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهتَ ِدي َْن‬
َ ‫اِ َّن َرب ََّك هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa kita sebagai umat muslim harus mengajak manusia di jalan
kebenaran melalui cara hikmah. Pengertian hikmah disini yaitu cara penyampaian yang tidak
menyakitkan orang yang didakwahinya, yang dilakukan dengan cara bertahap disesuaikan
dengan kemampuan objek dakwah dan dilakukan secara bertahap (tidak sekaligus). Ayat
tersebut juga mengindikasikan kita sebagai umat muslim untuk memahami kondisi sosio-
kultural masyarakat, termasuk tradisi yang diwarisinya. Selama tradisi atau adat tersebut
tidak bertentangan dengan pinsip syara’, maka dapat dijadikan sebagai sumber hukum bagi
moral dan akhlak yang sah.

b. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-
Ahzab (33):21 !

Jawab :

Dalam QS. Al-Ahzab (33):21 yang berbunyi :


ْ )َ‫)ان يَرْ ُج))وا هّٰللا َ َو ْالي‬
‫)و َم ااْل ٰ ِخ) َر‬ َ )‫ان لَ ُك ْم ِف ْي َرس ُْو ِل هّٰللا ِ اُس َْوةٌ) َح َس)نَةٌ لِّ َم ْن َك‬ َ ‫لَقَ ْد َك‬
‫َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ْير ًۗا‬
Artinya : “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah.”

Dari ayat di atas dapat dijelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada kita agar
mencontoh Rasulullah dalam melakukan segala hal karena dalam diri Rasulullah itu ada suri
tauladan yang baik. Hal yang juga mendukung sunnah sebagai sumber akhlak adalah risalah
kenabian yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Karena Nabi Muhammad SAW diutus
ke muka bumi ini tidak lain karena untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia.
Sehingga jelas bahwa peranan agama melalui risalah kenabian yang dibawa Rasulullah
adalah sumber akhak yang paling benar bagi umat manusia.

3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya,
dan yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya.
QS. Al-Jaatsiyah 45:13 menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan
Allah untuk manusia.

a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Al-Jaatsiyah (45):13

Jawab :

QS. Al-Jaatsiyah (45):13 berbunyi :

‫ت‬ َ )ِ‫ض َج ِم ْي ًع))ا ِّم ْن)هُ ۗاِ َّن فِ ْي ٰذل‬


ٍ ‫)ك اَل ٰ ٰي‬ ِ ْ‫ت َو َم))ا فِى ااْل َر‬ َّ ‫َو َس َّخ َر لَ ُك ْم َّما فِى‬
ِ ‫الس)مٰ ٰو‬
‫لِّقَ ْو ٍم يَّتَفَ َّكر ُْو َن‬
Artinya : “Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu
semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.”

b. Jelaskan potensi pengembangan teknologi menurut QS. Al-Jaatsiyah 45:13

Jawab :
Teknologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu kemampuan teknik yang
berdasarkan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis. Teknologi adalah ilmu
tentang cara menerapkan sains untuk kesejahtraan dan kenyamanan manusia. Dengan
demikian, mesin dan alat-alat canggih bukanlah teknologi.

Menurut pandangan Al-Quran terutama pada QS. Al-Jaatsiyah (45):13 di atas mengenai
teknologi, itu berkaitan tentang alam raya beserta semua isinya. Dimana dalam ayat tersebut
dijelaskan bahwa Allah SWT menundukkan apa yang ada di langit seperti bintang-bintang
dan planet-planet serta apa yang ada dibumi, seperti tanah yang subur, air, dan lain-lainnya
semata-mata untuk kemaslahatan umat manusia terutama bagi orang-orang yang berpikir.
Penundukan tersebut secara potensial terlaksana malalui hukum-hukum alam yang ditetapkan
Allah dan kemampuan yang dianugrahkan-Nya kepada manusia. Sehingga dari situ manusia
dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki alam yang telah diberikan oleh Allah
kepada umat manusia sehingga manusia dapat mengembangkan potensi tersebut melalui
teknologi yang dapat digunakan untuk kemaslahatan seluruh umat manusia sebagai bentuk
tanda kebesaran Allah SWT.

Sumber Referensi :

BMP MKDU4221 Modul 5 dan 6 (Pendidikan Agama Islam)

Materi pengayaan sesi 5 Konsep Dasar dan Perbedaan Etika, Moral, dan Akhlak

https://quran.kemenag.go.id/, diakses pada 7 November pukul 15.34

Anda mungkin juga menyukai