Anda di halaman 1dari 11

Diskusi.

1. Dalam ajaran agama islam sering kita kenal istilah syariat islam, menurut
para ulama.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah syariat ?

2. Beberapa prinsip dalam hukum Islam yang secara umum dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Yang dimaksud
dengan prinsip umum adalah prinsip keseluruhan hukum Islam yang bersifat
universal. Sedangkan prinsip khusus adalah prinsip-prinsip setiap cabang
hukum Islam. Secara garis besar prinsip umum hukum Islam ada tujuh prinsip,

Jelaskan ketujuh prinsip Hukum Islam tersebut !

3. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam


beragama, sebagai seorang muslim yang baik

Bagaimana anda menjalankan syariat islam di Indonesia ?


JAWAB:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah syariat ?
Syariat berasal dari kata dasar sya-ra-‘a (‫ )َش َر َع – َيْش رُع‬yang artinya memulai,
mengawali, memasuki, memahami. Atau diartikan juga dengan membuat
peraturan, undang-undang, syariat. Syar’un (‫ )َشْر ع‬dan syir’atan (‫ )ِش ْر َعة‬memiliki
arti yang sama: ajaran, undang-undang, hukum, piagam.
Ibnu Manzhur berkata: “Syari’at, syara’, dan musyarra’ah adalah tempat-tempat
di mana air mengalir turun ke dalamnya. Syir’ah dan syari’ah dalam percakapan
bangsa Arab memiliki pengertian syir’atul ma’, yaitu sumber air, tempat
berkumpulnya air, yang didatangi manusia lalu mereka meminum airnya dan
mengambil airnya untuk minum…. Bangsa Arab tidak menamakan tempat-
tempat berkumpulnya air tersebut syari’at sampai air tersebut banyak, terus
mengalir tiada putusnya, jelas dan bening, dan airnya diambil tanpa perlu
menggunakan tali.” (Lisanul ‘Arab, 8/174)
Masih dalam tinjauan etimologi, syariat juga diartikan dengan mazhab atau ath-
Thariqah al-Mustaqimah: metode yang lurus. (Al-Mukhtar min Shihhatil
Lughah, 265; Al-Madkhal li Dirasati asy-Syari’ah, Abdul Karim Zaidan, 38)

KATA SYARIAT DALAM AL-QURAN


Ternyata, kata syariat juga terdapat dalam al-Quran. Dalam al-Quran, kata
syariat baik berbentuk kata kerja (verb), kata benda, ataupun kata sifat terdapat
dalam beberapa ayat.
‫ُثَّم َجَع ْلَناَك َع َلٰى َش ِر يَعٍة ِم َن اَأْلْم ِر َفاَّتِبْع َها‬
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari
urusan (agama itu)…” (QS. Al-Jatsiyah: 18)

‫ِلُك ٍّل َج َع ْلَنا ِم ْنُك ْم ِش ْر َع ًة َو ِم ْنَهاًجا‬


“Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang.” (QS. Al-Maidah: 48)
‫ِإْذ َتْأِتيِهْم ِح يَتاُنُهْم َيْو َم َس ْبِتِهْم ُش َّرًعا‬
“…ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada
mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan
air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu…” (QS. Al-A’raf: 163)

‫َش َر َع َلُك ْم ِم َن الِّديِن َم ا َو َّصٰى ِبِه ُنوًحا َو اَّلِذ ي َأْو َح ْيَنا ِإَلْيَك‬
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-
Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu…” (QS. Asy-
Syura: 13)

‫َأْم َلُهْم ُش َر َك اُء َش َر ُعوا َلُهْم ِم َن الِّديِن َم ا َلْم َيْأَذ ْن ِبِه ُهَّللا‬
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. Asy-
Syura: 21)

SYARIAT + ISLAM
Dalam khazanah ilmiah Islam, para Ulama mendefinisikan istilah syariat Islam
dengan kalimat yang cukup beragam. Imam Al-Qurthubi mendefinisikan syariat
Islam sebagai agama yang Allah syariatkan kepada hamba-hamba-Nya.” (Al-
Jami’ li-Ahkamil Qur’an, 19/154)

Ibnu Taimiyah mendefinisikan syariat Islam sebagai menaati Allah, menaati


Rasul-Nya, dan para pemimpin dari kalangan kita (orang-orang beriman). Pada
hakekatnya syariat adalah menaati para rasul dan berada di bawah ketaatan
kepada mereka. (Majmu’ Fatawa, Ibnu Taimiyah, 19/309)

Imam Ibnu Atsir Al-Jazari menitikberatkan definisi Syara’ dan syariat kepada
agama yang Allah syariatkan atas hamba-hamba-Nya, yaitu agama yang Allah
tetapkan bagi mereka dan Allah wajibkan atas diri mereka. (An-Nihayah fi
Gharibil Hadits wal Atsar, 2/460)

Sementara Dr. Umar bin Sulaiman Al-Asyqar mengungkapkan definisi yang


lebih rinci bahwa syariat adalah hukum-hukum yang Allah tetapkan di dalam
kitab-Nya atau datang kepada kita melalui jalan rasul-Nya di dalam sunnah
beliau, tidak ada bedanya apakah hukum-hukum tersebut dalam bidang akidah,
amal, ataupun akhlak.” (Al-Madkhal ila Asy-Syari’ah wa Al-Fiqh Al-Islami,
14)

2. Dalam ajaran agama islam sering kita kenal istilah syariat islam,
menurut para ulama.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah syariat ?

Prinsip Hukum Islam.


Yang dimaksud dengan prinsip hukum islam didalam tulisan ini ialah kebenaran
universal yang inheren didalam hukum islam dan menjadi titik tolak
pelaksanaan dan pembinaannya.

Para ulama, sebagaimana dijelaskan oleh Dr Juhaya S Praja dalam bukunya


Filsafat Hukum Islam, telah menetapkan beberpa prinsip didalam hukum islam
yang secara umum dapat dibagi menjadi sua macam yaitu : prinsip umum dan
prinsip khusus.

Yang dimaksud dengan prinsip umum adalah : prinsip keseluruhan hukum islam
yang bersifat universal. Sedangkan yang khusus adalah : prinsip-prinsip setiap
cabang hukum islam.

Secara garis besar prinsip - prinsip umum hukum islam ada 7 macam yaitu :
1. Prinsip Tauhid
2. Prinsip keadilan
3. Prinsip amar makruf nahi munkar
4. Prinsip Al-Hurriyah ( kebebasan dan kemerdekaan )
5. Prinsip Musawah ( Persamaan /egaliter )
6. Prinsip Ta’awun ( Tolong-menolong )
7. Prinsip Tasamuh ( Toleransi )
1. Prinsip Tauhid.
Prinsip ini menjelaskan bahwa seluruh manusia berada dibawah ketetapan yang
sama sebagai Hamba Allah. Beberapa ayat yang menjelaskan prinsip-prinsip ini
adalah : didalam firman Allah SWT yang artinya :

“ Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari


sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka ( seraya
berfirman ) : “ Bukankah aku ini Tuhanmu ? mereka menjawab : “ Betul
( Engkau Tuhan Kami ) kami menjadi saksi ( kami lakukan yang demikian itu )
agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : “ sesungguhnya kami ( Bani Adam
) adalah orang yang lengah terhadap ini ( keesaan Tuhan ). ( QS Al-A’raaf 7 :
172 ).

Dari ayat tersebut Nampak jelas bahwa seluruh manusia pada awalnya yaitu
ketika belum terlahir kedunia ( Alam Ruh ) telah mengakui keesaan Allah SWT.
Maka dalam Pandangan islam pada dsarnya semua manusia mempunya potensi
dan kualitas yang sama yaitu potensi bertauhid dimana hal tersebut pernah
dikukuhkan /diakui sebelumnya.

Allah SWT dalam Firmannya Mengatakan yang artinya :

“ Katakanlah hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat


(Ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita
sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatu pun dan
tidak ( pula ) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain
Allah “ jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka “ Saksikanlah,
bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri ( Kepada Allah )”. ( QS Ali-
Imran 3 : 64 ).

Berdasarkan prinsip tauhid tersebut, maka pelaksanaan dan pengamalan hukum


islam merupakan suatu ibadah , yaitu penghambaan manusia kepada Allah SWt.
Ibadah tersebut merupakan perwujudan pengakuan atas keesaan Allah SWt.
Dengan demikian adalah suatu pelanggaran yang dinilai berat oleh islam apabila
ada manusia yang menuhankan sesama mahluk.

Berdsar prinsip tauhid tersebut maka sudah semestinya kalau manusia


mengikuti mengikuti dan menetapkan hukum dalam kehidupannya sesuai
dengan apa yang digariskan oleh Allah SWT dan Rasulnya. Dari prinsip umum
tersebut dapat ditarik bebrapa prinsip khusus, di antaranya Adalah :
a. prinsip berhubungan langsung dengan Allah SWT tanpa perantara. Hal
tersebut dijelaskan pada firman Allah SWt yang artinya :

“ dan apabila hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),


bahwasanya aku adalah dekat , aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepadaku, maka hendak mereka itu memenuhi
( segala Perintahku) dan hendaklah mereka beriman kepadaku, agar mereka
selalu ada dalam kebenaran “. ( QS Al-Baqarah 2 : 186 ).

b. Beban hukum yang diciptakan oleh Allah bertujuan untuk kemaslahatan


hidup manusia, bukan untuk kepentingan Allah SWT. Sehingga Allah pasti
tidak akan membebani hambanya diluar kemampuannya. Adapun Firman Allah
Yang menjelaskan prinsip ini Adalah yang artinya :

“ jika kamu berbuat baik ( berarti ) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, maka ( kejahatan ) dirimu sendiri “. ( QS Al-Israa’ 17 :
7 ).

“ Allah menghendaki kemudahan bagimu , dan tidak menghendaki kesukaran


bagimu. Dan dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah
kamu mengagungkan Allah atas petunjuknya yang diberikan kepadamu, supaya
kamubersyukur “. ( QS Al-Baqarah 2 : 185 ).

Ayat tersebut diatas ada dalam rangkaian ayat yang menjelaskan tentang puasa
rhamadhan, sehingga dalam urusan ibadah “Mahdhah” dapat dapat dirumuskan
suatu prinsip asas kemudahan atau meniadakan kesulitan .
2. Prinsip Keadilan.
Prinsip keadilan ini mengandung pengertian bahwa hukum islam yang mengatur
persoalan manusia dari berbagai aspek harusnya dilandaskan kepada prinsip
keadilan yang meliputi hubungan antara individu dengan dirinya sendiri,
individu dengan manusia dan masyarakat serta hubungan antara individu
dengan lingkungannya. Beberapa ayat yang menjelaskan prinsip keadilan ini
adalah pada Firman Allah SWt yang artinya :

“ hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang


selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
taqwa, dan bertaqwalah kepada Allah , sesunguhnya Allah maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan “. ( QS AL-Maai’dah 5 : 8 ).

Bahkan terhadap kerabat sekalipun, keadilan harus tetap ditegakkan. Hal ini
diisyaratkan oleh Firman Allah SWT yang artinya :

“ Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia
adalah kerabat(mu)…
(QS Al-An’aam 6 : 152 ).

Kalau dalam hukum positif dikenal prinsip memiliki kedudukan sama dimuka
hukum maka islam mewajibkan bukan hanya mausia harus sama dimuka hukum
tetapi didalam seluruh aspeknya harus berlaku adil, bahkan terhadap musuh
sekalipun.

Dari prinsip keadilan ini maka hadirlah kaidah dalam hukum islam yang
menyatakan bahwa hukum islam dalam praktiknya dapat beradaptasi sesuai
ruang dan waktu. Ketika terjadi perubahan, maka yang sulit menjadi mudah
dan kemudahan tersebut sebatas terpenuhinya kebutuhan pokok. Dari sini
muncul kaidah “ Masalah –masalah dalam hukum islam apabila menyempit
maka menjadi luas , apabila masalah-maslah tersebut telah meluas maka
kembali menyempit “.
3. Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar.
Prinsip ketiga (3) adalah konsekwensi dari prinsip pertama dan kedua (2). Amar
Ma’ruf ini megandung arti bahwa hukum islam ditegakkan untuk menjadikan
umat manusia dapat melaksanakan hal-hal yang baik dan benar sebagaimana
dikehendaki oleh Allah SWT. Sedangkan Nahi Mungkar mengandung arti
hukum tersebut ditegakkan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk yang
dapat meruntuhkan kehidupan bermasyarakat.

Firman Allah SWT Memaparkan tentang prinsip tersebut yang artinya :


“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah, sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang
yang fasik “. ( QS Ali –Imran 3 :110 ).

Begitu pula dengan firman Allah yang lainnya pada surah yang sama yang
artinya:

“ dan hendaklah ada diantara kamu segolongan orang yang menyerui pada
kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung “. ( QS Ali-Imran 3 : 104 ).
4. Kemerdekaan dan Kebebasan.
Prinsip ini mengandung maksud bahwa hukum islam tidak diterapkan
berdasarkan paksaan, akan tetapi berdasarkan penjelasan yang baik dan
argumentative yang dapat meyakinkan. Apakah manusia pada akhirnya
menolak atau menerima sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing
individu.
Beberapa ayat menjelaskan tentang hal tersebut antra lain yang artinya :

“ Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agam (islam). Sesungghnya telah jelas
jalan yang benardaripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar
kepada thaqhut (162) dan beriman kepada Allah, maka sesungghnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah
maha mendengar lagi maha mengetahui “. ( QS Al-Baqarah 2 : 256 ).
“ Untukmu agamamu,dan untukkulah Agamaku “ ( QS AL-Kaafiruun 109 : 6 ).
5. Prinsip Persamaan.
Prinsip persamaan mengandung arti bahwa pada dasarnya semua manusia
adalah sama meskipun faktanya berbeda dalam lahiriyahnya, baik warna kulit,
bahasa, suku bangsa dan lain-lain. Kesamaan tersebut terutama dalam nilai
kemanusiaannya. Hukum islam memandang perbedaan secara lahiriyah tidak
menjadikan manusia berbeda dari segi nilai kemanusiaannya, sesunghnya
banyak ayat yang menjelaskan prinsip tersebut diatas yang artinya :

“ Hai manusia, sesunghnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungghnya orang yang paling mulai
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungghnya Allah Maha mngetahui lagi amah mengenal “. ( QS Al-Hujuraat
49 : 13 ).

Dari ayat tersebut juga terlihat bahwa yang membedakan nilai manusia dalam
pandangan hukum islam adalah bukan karena ras, warna kulit dan sisi lahiriyah
lainnya, melainkan factor ketaqwaannya. Didalam ayat lain Allah Lebih tegas
menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang lebih dimulyakan
dibandingkan jenis mahluk yang lainnya. Hal ini dijelaskan pada ayat sebagai
berikut yang artinya :

“ Dan sesungghnya telah kami muliyakan anak-anak adam, kami angkat mereka
dari daratan dan lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami
lebihkan mereka dari kelebihan yang sempurna atas banyak mahluk yang kami
ciptakan “. ( QS Al-Israa’ 17 : 70 ).
6. Prinsip Tolong-Menolong.
Prinsip ini mengajarkan bahwa sesama warga masyarakat harus saling
menolong demi tercapainya kemaslahatan bersama. Dan adapun ayat yang
menjelaskan prinsip tersebut adalah yang artinya sebagai berikut :
“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran “. ( QS Al-
Maai’dah 5 : 2 ).
7. Prinsip Toleransi.
Prinsip ini mengajarkan bahwa hikum islam mengharuskan kepada umatnya
untuk hidup dengan penuh suasana damai dan toleran. Toleransi ini harus
menjamin tidak dilanggarnya hukum islam dan hak umat islam. Hal ini
dijelaskan pada firman Allah SWT yang artinya :
“ Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap oran-
orang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari
negerimu. Sesungghnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil “. ( QS
Al-Mumtahanah 60 : 8 ).

"Terimakasih semoga bermanfaat untuk kita semua dan menjadi pelajaran


berharga terutama untuk saya pribadi “ wassalam.

3. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam


beragama, sebagai seorang muslim yang baik

Al-Quran mengingatkan bahwa adanya perbedaan-perbedaan di antara umat


manusia agar manusia saling mengenal dan saling menghormati Dalam
menyikapi perbedaan agama, al- Quran dengan jelas memberikan petunjuk agar
manusia menganut prinsip bagimu agamamu dan bagiju agamaku. Dalam
urusan agama manusia tidak bisa dipaksa. Nabi Muhammad sendiri tidak
diperkenankan untuk memaksa orang lain menjadi mukmin. Al-Quran juga
menginformasikan kepada umat Islam tentang kemungkinan adanya
keselamatan yang bisa diperoleh lewat agama lain. Keselamatan mungkin bisa
diperoleh umat manusia yang memenuhi tiga kriteria; iman kepada Tuhan, iman
kepada hari kiamat atau hari pembalasan dan mengerjakan amalan-amalan yang
baik atau amal shaleh.
Oleh karena itu, al-Quran juga memberikan bimbingan agar perbedaan
keyakinan dalam agama sebaiknya diserahkan kepada Tuhan jangan dihakimi
oleh manusia di dunia ini. Biarkan mereka masing-masing memiliki kebanggaan
dengan golongannya sendiri. al-Quran mengajarkan agar kaum beriman
hendaknya tidak memberikan penghinaan atau stigma negative terhadap
kelompok lain. politik didakwakan sebagai konstitusi Negara Islam yang
pertama itu tidak menyebut agama Negara. Piagam Madinah juga memberikan
hak yang setara terhadap warga negara muslim dan non-muslim, mereka sama-
sama terikat untuk mempertahankan dan membela negara.

Sumber:

 MKDU4221/MODUL 4 4.11 Edisi 2/2021/Universitas Terbuka


1. Dr. Ali Nurdin, M.Ag
2. Drs. Syaeful Mikdar, M.Pd
3. Drs. Wawan Suharmawan, M.Pd

 (Shodiq/dakwah.id)
Pengertian Syariat Islam yang Perlu Anda Pahami dengan Baik (dakwah.id)
 Edhokasilmu Oktober 29, 2021
https://www.pembelajaranmu.com/2021/10/7-prinsip-hukum-islam-
pembelajaranmu.html#

Anda mungkin juga menyukai