Anda di halaman 1dari 9

Nama : Imam Ikhsan Syarif

Nim : 1931511800

Tugas Pendidikan Agama Islam Pertemuan 11

1. Jelaskan Apa Yang Dimaksud Dengan Syariat Secara Bahasa?


Jawaban :
Makna Syariat Secara Bahasa
Kata syariat sendiri sebenarnya merupakan kata dalam bahasa Arab yang kemudian
diserap menjadi kata bahasa Indonesia.. Dalam KBBI, kata syariat berarti hukum
agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dengan Allah
swt., hubungan manusia dan alam sekitar berdasarkan Al-Qur’an dan hadits. Kata
syariat juga memiliki bentuk tidak baku yaitu sarengat, sariat, sereat, dan syariah
yang memiliki arti sama.

Namun, untuk mengetahui makna asli syariat, tentu saja Anda harus merujuk kepada
kamus literatur bahasa Arab yang menjadi asal kata syariat tersebut.

Kata syariat berasal dari sya-ra-‘a yang artinya memulai, mengawali, memasuki,
memahami. Dalam definisi lain, kata ini juga bisa berarti membuat peraturan,
undang – undang, syariat. Sedangkan secara etimologi, kata syariat memiliki arti
mazhab atau metode yang lurus.

Makna Syariat dalam Islam


Pemaknaan syariat atau definisi syariat antar ulama memiliki redaksi yang cukup
berbeda. Imam al-Qurthubi misalnya, beliau mendefinisikan syariat islam sebagai
agama yang Allah syariatkan kepada hamba – hambaNya. Definisi ini dituliskan
dalam kitab Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an.

Sedangkan Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu’ Fatawa mendefinisikan syariat Islam
sebagai menaati Allah, menaati Rasul-Nya, dan para pemimpin dari kalangan orang
beriman. Dan Imam Ibnu Atsir Al-Jazari menyebutkan bahwa definisi syara’ dan
syariat lebih menitikberatkan kepada agama yang Allah syariatkan atas hamba-
hamba-Nya. Yaitu agama yang Allah tetapkan bagi mereka dan wajibkan atas
mereka. Definisi Imam Ibnu Atsir al-Jazari ini disampaikan dalam kitab an-Nihayah fi
Gharibil Hadits wal Atsar.

Selain itu, Doktor Athiyah Fayyadh membagi terminologi syariat dalam dua definisi.
Yaitu definisi umum dan definisi khusus.

Syariat dalam Makna Umum


Dalam makna umum, syariat mencakup seluruh hukum yang menjadi ketetapan
Allah dan diwajibkan kepada hamba-hamba-Nya. Hukum ini disampaikan melalui
wahyu yang turun atau melalui lisan rasul-Nya. Definisi syariat dalam makna umum
ini mencakup hampir semua aktivitas yang dilakukan manusia. Mulai dari segi
akidah, moral, ibadah, pekerjaan, politik, hukum, kekuasaan, warisan, pemberian,
dan lain sebagainya.

2. Ada Berapa Aspek Syariat Islam ?


Jawaban :
 Al-Quran: wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad saw,
baik lafad, makna, dan gaya bahasa yang termaktub dalam mushaf yang
disalin secara mutawatir
 Hadis: segala sesuatu yang dikaitkan kepada nabi Muhammad saw, baik
ucapan, perbuatan, dan ketetapannya
 Ijma: kesepakatan parA ulama pada wakkesepakatantu tertentu tentang
suatu masalah tertentu
 Qiyas: yaitu menerapkukuman h:ukum perbuatan tertentu kepada perbuatan
lain yang memiliki kesamaan.
 Istihsan : menetapkan hukum suatu perbuatan berdasarkan prinsip-prinsip
umum ajaran Islam, seperti prinsip keadilan dan kasih sayang.
 Masalih al-Mursalah: menetapkan hukum berdasarkan tujuan kegunaan atau
kemanfaatannya sesuai dengan tujuan syari’at.
 ‘Urf: kebiasaan/tradisi masyarakat yang tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip Islam
3. Jelaskan Apa Yang Dimaksud Dengan Syariat Menurut Istilah?
Jawaban :
Secara istilah, syari’ah adalah apa yang digariskan dan ditentukan oleh Allah dalam
agama sebagai aturan kehidupan para hamba-Nya. Syariah diartikan sebagai segala
peraturan yang datang dari Allah, baik berupa hukum-hukum Akidah, hukum yang
bersifat praktik, maupun hukum akhlak.

4. Menurut Kalian, Apa Itu Syariat?


Jawaban :
Syari’ah, yang awalnya berarti jalan, terutama jalan menuju sumber air,
dipergunakan di kalangan umat Islam dengan arti seluruh pandanan Allah
(khitabllah) yang terkait dengan perbuatan manusia. Kata syari’ah biasanya
dinisbahkan kepada para utusan Tuhan, seperti syari’ah Nabi Musa,. Syari’ah Nabi
Ibrahim dan syari’ah Muhammad SAW. Meskipun Allah sebagai syari’ (pembuat
syari’ah) mungkin berbeda pada para utusan-Nya, tetapi segera setelah periode
risalahnya selesai, apalagi dengan selesainya risalah penutup para nabi (khatam al-
nabiyyin), syari’ah itu menjadi permanen. Kata syari’ah telah dipakai dalam
pengertian dan makna yang beragam dalam lingkup yang berbeda dlan masa yang
berbeda. Manna’ al-Qattan, seumpamanya, mendefinisikannya sebagai ‘segala
ketentuan Allah yang disyariatkan, bagi hamba-hamba-Nya, baik menyangkut ritual,
sosial, ekonomi, moral, hukum dan lain-lainnya.

5. Sebutkan & Jelaskan Aspek Syariat Islam Manusia Dengan Sesama Muslim ?

Jawaban :

 Agama, yang merupakan tujuan hukum Islam yang pertama, karena agama
merupakan pedoman hidup manusia.
 Jiwa, merupakan tujuan hukum islam yang kedua, karena hukum Islam wajib
memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya.
 Akal, merupakan hal yang sangat penting dalam hukum islam, karena dengan
mempergunakan akal, manusia akan dapat berfikir tentang Allah, alam semesta,
dan dirinya sendiri.
 Keturunan, yaitu bertujuan agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelanjutan
umat manusia dapat diteruskan.
 Harta, merupakan tujuan hukum Islam yang terakhir yang merupakan pemberian
Tuhan kepada manusia, agar manusia dapat mempertahankan hidup dan
melangsungkan kehidupannya.

6. Tuliskan Ayat Al-Quran Mengenai Syariat Islam?


Jawaban :
Surat An-Nisa Ayat 59
‫ُول َوأُ ۟ولِى ٱأْل َ ْم ِر ِمن ُك ْم ۖ فَإِن تَ ٰنَ َز ْعتُ ْم فِى َش ْى ٍء فَ ُر ُّدوهُ إِلَى ٱهَّلل ِ َوٱل َّرسُو ِل إِن‬
َ ‫ُوا ٱل َّرس‬ ۟ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا أَ ِطيع‬
۟ ‫ُوا ٱهَّلل َ َوأَ ِطيع‬
َ
َ ِ‫ُكنتُ ْم تُ ْؤ ِمنُونَ بِٱهَّلل ِ َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َءا ِخ ِر ۚ ٰ َذل‬
‫ك خَ ْي ٌر َوأَحْ َسنُ تَأْ ِوياًل‬

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū aṭī’ullāha wa aṭī’ur-rasụla wa ulil-amri mingkum,


fa in tanāza’tum fī syai`in fa ruddụhu ilallāhi war-rasụli ing kuntum tu`minụna billāhi
wal-yaumil-ākhir, żālika khairuw wa aḥsanu ta`wīlā Terjemah Arti: Hai orang-orang
yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih
bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) 59. Wahai orang-orang yang
beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya! Taatlah kalian kepada Allah dan
taatlah kalian kepada rasul-Nya dengan menjalankan apa yang Dia perintahkan dan
menjauhi apa yang Dia larang, dan taatlah kalian kepada para pemimpin kalian
sepanjang mereka tidak menyuruh kalian berbuat maksiat. Apabila kalian berselisih
paham tentang sesuatu, kembalilah kepada kitabullah dan sunah nabi-Nya -ṣallallāhu
‘alaihi wa sallam- terkait masalah itu, jikalau kalian benar-benar beriman kepada
Allah dan hari Akhir. Sikap kembali kepada kitab suci dan sunah itu lebih baik bagi
kalian daripada mempertahankan perselisihan itu dan mengandalkan pendapat akal,
serta lebih baik akibatnya bagimu.

Referensi: https://tafsirweb.com/1591-surat-an-nisa-ayat-59.html

7. Sebutkan & Jelaskan 7 Prinsip Syariat Islam?


Jawaban :
 Prinsip Tauhid, Prinsip ini menjelaskan bahwa seluruh manusia ada dibawah
ketetapan yang sama sebagai hamba Allah. Dalam pandangan islam pada
dasarnya semua manusia mempunyai potensi dan kualitas yang sama yaitu
potensi bertauhid dimana hal tersebut pernah dikukuhnya/diakui
sebelumnya. Beberapa ayat yang menjelaskan tentang prinsip ini
diantaranya surat Al-A’raaf/7:172, surat Ali-Imron/3:64.
 Prinsip Keadilan, Prinsip ini mengandung pengertian bahwa hukum islam
yang mengatur persoalan manusia dari berbagai aspeknya harus dilandaskan
kepada prinsip keadilan yang meliputi hubungan antara individu dengan
diirinya sendiri, individu dengan manusia dan masyarakatnya serta hubungan
antara individu dengan lingkungannya. Beberapa ayat yang menjelaskan
prinsip ini diantaranya surat Al-Maai’dah/5:8, Surat Al-An’naam/6:152.
 Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Prinsip ini merupakan konsekuensi dari
prinsip Tauhid dan Keadilan. Amar ma’ruf mengandung arti bahwa Hukum
Islam ditegakkan untuk menjadikan umat manusia dapat melaksanakan hal-
hal yang baik dan benar sebagaimana dikehendaki oleh Allah SWT.
Sedangkan Nahi Munkar mengandung arti hukum tersebut ditegakkan untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang buruk yang dapat meruntuhkan kehidupan
bermasyarakat. Beberapa ayat yang menjelaskan prinsip ini
diantaranya surat Ali-Imron/3:110,:104.
 Prinsip Kemerdekaan dan Kebebasan, Prinsip ini mengandung maksud
bahwa Hukum Islam tidak diterapkaan berdasarkan paksaan, akan tetapi
berdasarkan penjelasan yang baik dan argumentatif yang dapat meyakinkan.
Apakah manusia pada akhirnya menolak atau menerima sepenuhnya
diserahkan kepada masing-masing individu. Beberapa ayat yang menjelaskan
prinsip ini diantaranya surat Al-Baqarah/2:256, surat Al-Kafiruun/109:6.
 Prinsip Persamaan, Prinsip ini mengandung arti bahwa pada dasarnya semua
manusia adalah sama meskpun faktanya berbeda dalam lahiriyahnya, baik
warna kulit, bahasa suku bangsa dan lain-lain. Beberapa ayat yang
menjelaskan prinsip ini diantaranya surat Al-Hujuraat/49:13, surat Al-
Israa/17:70.
 Prinsip Tolong-menolong, Prinsip ini mengajarkan bahwa sesama warga
masyarakat harus saling menolong demi tercapainya kemaslahatan bersama.
Beberapa ayat yang menjelaskan prinsip ini diantaranya surat Al-
Maa’idah/5:2.
 Prinsip Toleransi, Prinsip ini mengajarkan bahwa hukum islam mengharuskan
kepada umatnya untuk hidup penuh dengan suasana damai dan toleran.
Toleransi ini harus menjamin tidak dilanggarnya hukum islam dan hak umat
islam. Beberapa ayat yang menjelaskan prinsip ini diantaranya surat Al-
Mumtanah/60:8.

8. Sebutkan & Jelaskan Tujuan Syariat Islam?


Jawaban :
 Pemeliharaan akal
Tujuan hukum Islam yang pertama adalah mengembangkan dan menjaga akal.
Hukum Islam mengharamkan segala sesuatu yang dapat memabukkan dan
melemahkan ingatan, seperti minuman keras atau beralkohol dan narkoba. Islam
menganjurkan setiap Muslim untuk menuntut ilmu dan mengembangkan
kemampuan berpikirnya.

 Pemeliharaan kemuliaan
Hukum Islam menjaga kemuliaan setiap manusia agar ia terhindar dari hal-hal yang
dapat mencemari nama baik dan kehormatannya. Syariat Islam mengatur masalah
tentang fitnah atau tuduhan dan melarang untuk membicarakan orang lain.
 Pemeliharaan jiwa
Dalam Islam, nyawa manusia sangat berharga dan patut dijaga keselamatannya.
Hukum Islam telah menetapkansanksi atas pembunuhan, terhadap siapa saja yang
membunuh seseorang tanpa alasan yang benar.

 Pemeliharaan keturunan
Hukum Islam menjaga kelestarian dan terjaganya garis keturunan. Dengan demikian,
seorang anak yang lahir melalui jalan resmi pernikahan akan mendapatkan haknya
sesuai garis keturunan dari ayahnya.

 Pemeliharaan agama
Hukum Islam memberikan kebebasan bagi setiap manusia untuk menjalankan ibadah
sesuai kepercayaannya. Akan tetapi, Islam mempunyai sanksi bagi setiap muslim
yang murtad agar manusia lain tidak mempermainkan agamanya.

 Pemeliharaan harta
Syariat Islam telah menetapkan sanksi atas kasus pencurian. Hal ini merupakan
sanksi yang sangat keras untuk mencegah segala godaan untuk melakukan
pelanggaran terhadap harta orang lain.

9. Apa arti Mukallaf?


Jawaban :
Pengertian Mukallaf. Secara kata Mukallaf berasal dari bahasa Arab yaitu “Kallafa”,
Ini merupakan kata dasar yang mempunyai arti “membebani”. Sedang kata
“Mukallaf” merupakan masdar mim dari kata “Kallafa” yang mempunyai arti “yang
dibebani”. Pertanyaannya sekarang, Siapa yang dibebani? Secara istilah “Mukallaf”
mempunyai pengertian yaitu orang Islam yang dikenai kewajiban (beban) atau
perintah dan menjauhi larangan agama
Dari pengertian diatas kita ketahui bahwa “mukallaf” adalah orang Islam, yaitu setiap
orang yang beragama Islam (Muslim) yang dikenai tanggungjawab untuk
melaksanakan kewajiban yang dikenainnya dan menjauhi larangan-larangan Allah
SWT. Jadi yang disebut “Mukallaf” itu adalah orang Islam baik laki-laki maupun
perempuan. Lantas orang Islam yang bagaimana yang dikenai tanggungjawab atau
kewajiban tersebut? Kita sudah tahu bahwa “Mukallaf” adalah orang Islam, dimana
disebut orang Islam itu adalah minimal telah mengucapkan 2 kalimat Syahadat, yaitu
Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul. Dimana seseorang telah bersaksi dengan
seyakin-yakinnya secara lisan, yang didasari dari hati dan diamalkan dalam
perbuatan.

Mengapa disebut Mukallaf? Kemudian setelah menjadi seorang muslim dengan


mengucap kalimat Syahadat, berarti telah berikrar atas kesaksian adanya Allah SWT
dan Rasul Muhammad SAW adalah utusan Allah. Dan ini berarti pula siap
melaksanakan apa yang telah ditetapkan oleh Allah (perintah dan larangan) dan
mengikuti Rasul Muhammad SAW. Hal yang paling utama kemudian adalah
mengenai Rukun Iman, yaitu mengimani bahwa pertama, Yaqin dengan sepenuh hati
(sungguh-sungguh) adanya Allah SWT. Kedua, Yaqin adanya Malaikat-malaikat Allah
yang berjumlah 10, yang memiliki tugas masing-masing sebagai makhluk Allah SWT.
Ketiga, Yaqin bahwa Allah mengutus para Rasul (utusan), dimana yang wajib
diketahui adalah 25 nabi dan Rasul (utusan). Keempat, Yaqin kepada 4 kitab yang
telah Allah wahyukan kepada para utusan (Taurat= Nabi Musa as, Zabur= Nabi Daud
as, Injil= Nabi Isa as, Al Quran= NabiMuhammad SAW.). Kelima, Yaqin tentang akan
datangnya hari akhir (Kiamat). Dan Keenam, Yaqin tentang Qadha (ketetapan) dan
Qodar (takdir) Allah SWT.

Setelah itu kemudian melaksanakan Rukun Islam yang jumlahnya ada 5, yaitu
1. Mngucap Syahadat;
2. Tunaikan Sholat 5 waktu (Isya’, Subuh, Dhuhur, Ashar, dan Maghrib),
3. Tunaikan Zakat;
4. Tunaikan Puasa;
5. Tunaikan Haji ke Baitullah (bagi yang mampu, fisik, mental, dan finansial).
Mengapa disebut “Mukallaf”, karena sudah menjadi seorang muslim yang telah
memenuhi syarat syar’i, yaitu dewasa dan berakal (akil baligh).

10. Mengapa Allah SWT Menurukan Syariat Islam?


Jawaban :
Maksud dan tujuan diturunkannya syariah islam kepada manusia adalah untuk
memberikan manfaat ataupun kemaslahatan kepada manusia bukan untuk Allah
Ta’ala. Sebab, Allah tidak butuh kepada ibadah dan syariah itu. Maksudnya, manusia
beribadah atau tidak beribadah, tidak memberikan efek kepada Allah Ta’ala. Lalu
efeknya buat siapa? Untuk manusia itu sendiri, karena kekuasan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala sudah mutlak. Sekiranya seluruh penduduk bumi ini kafir, juga tidak akan
mengurangi kekuasaan-Nya. Jadi, semua ajaran islam itu kembali untuk kemanfaatan
manusia. Cuma terkadang manusia bisa mengerti dan tidak.

Anda mungkin juga menyukai