SYARI’AH
Disusun Oleh:
Kelompok 10
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul“SYARI’AH” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Dr. H. Rusyja Rustam, M. Ag. selaku Dosen Agama. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Rusyja Rustam, M. Ag. selaku
dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menantikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Syariah?
2. Apa perbedaan Syariah dengah Fiqh?
3. Apa saja prinsip umum Syariah Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syari’ah
Dalam sumber lain ada juga yang mengatakan bahwa pengertian syari’ah secara
etimologis adalah “jalan yang harus diikuti”. Syari’ah juga bisa dikatakan sebagai segala titah
Allah SWT yang berhubungan dengan tingkah laku manusia diluar tentang akhlak, apa-apa
yang berhubungan dengan peradilan serta pengajuan perkara kepada mahkamah dan tidak
mencakup kepada halal dan haram.
1. Qatadah
Syari’ah adalah segala hal yang menyangkut kewajiban, had, perintah, dan
larangan. Tidak termasuk akidah, hikmah, dan ibarat yang tercakup dalam
agama.
2. Mahmud Syaltut
Syari’ah adalah hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan Allah SWT
bagi hamba-Nya untuk diikuti dalam hubungannya dengan Allah dan
hubungannya dengan sesama manusia.
3. Farouk Abu Zeid
Syari’ah adalah apa-apa yang ditetapkan Allah SWT melalui lisan Nabi-Nya.
Syari’ah islam adalah hukum dan aturan islam yang mengatur seluruh sendi
kehidupan umat manusia, baik muslim maupun bukan muslim. Selain berisi
hukum dan aturan, Syari’ah islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh
kehidupan manusia. Maka oleh sebahagian penganut islam, syari’ah islam
merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup
manusia dan kehidupan dunia ini.
4. Abdul Wahab Khallaf
Titah Allah SWT yang berhubungan dengan perbuatan para mukallaf, baik
berupa tuntutan (untuk melaksanakan atau meninggalkan), pilihan, maupun
berupa wadh`i (syarat, sebab, halangan, sah, batal, dan rukhshah).
Dari segi ruang lingkup, ternyata syariah lebih luas dari ruang lingkup fiqih.
Karena syari’ah mencakup masalah akidah, akhlaq, ibadah, muamalah, dan segala
hal yang terkait dengan ketentuan Allah SWT kepada hambanya. Sedangkan
ruang lingkup fiqih terbatas masalah teknis hukum yang bersifat amaliyah atau
praktis saja, seperti hukum-hukum tentang najis, hadats, wudhu’, mandi janabah,
tayammum, istinja’, shalat, zakat, puasa, jual-beli, sewa, gadai, kehalalan
makanan dan seterusnya. Objek pembahasan fiqih berhenti ketika kita bicara
tentang hal-hal yang menyangkut aqidah, seperti kajian tentang sifat-sifat Allah,
sifat para nabi, malaikat, atau hari qiyamat, surga dan neraka. Objek pembahasan
fiqih juga keluar dari wilayah hati serta perasaan seorang manusia, seperti rasa
rindu, cinta dan takut kepada Allah. Termasuk juga rasa untuk berbaik sangka,
tawakkal dan menghamba kepada-Nya dan seterusnya. Objek pembahasan fiqih
juga keluar dari pembahasan tentang akhlak mulia atau sebaliknya. Fiqih tidak
membicarakan hal-hal yang terkait dengan menjaga diri dari sifat sombong, riya’,
ingin dipuji, membanggakan diri, hasad, dengki, iri hati, atau ujub. Sedangkan
syari’ah, termasuk didalamnya semua objek pembahasan dalam ilmu fiqih itu,
plus dengan semua hal diatas, yaitu masalah aqidah, akhlak dan juga hukum-
hukum fiqih.
Syari’ah adalah ketentuan Allah SWT yang bersifat universal, bukan hanya
berlaku buat suatu tempat dan masa yang terbatas, tetapi menembus ruang dan
waktu. Kita menyebut ketentuan dan peraturan dari Allah SWT kepada Bani Israil
di masa nabi-nabi terdahulu sebagai syari’ah, dan tidak kita sebut dengan istilah
fiqih. Misalnya ketika mereka melanggar aturan yang tidak membolehkan mereka
mencari ikan di hari Sabtu. Aturan itu di dalam Al-Quran disebut dengan istilah
syurra’a ( ) ُشرَّعyang akar katanya sama dengan syariah.
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut
ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu. (QS. Al-A’raf : 163)
Didalam ayat yang lain juga disebutkan istilah syari’ah dengan pengertian bahwa
Allah SWT menetapkan suatu aturan dan ketentuan kepada para nabi di masa lalu.
َّ َش َر َع لَ ُكم ِّمنَ الدِّي ِن َما َوصَّى بِ ِه نُوحًا َوالَّ ِذي َأوْ َح ْينَا ِإلَ ْيكَ َو َما َو
ص ْينَا بِ ِه ِإ ْب َرا ِهي َم َو ُمو َسى َو ِعي َسى
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-
Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang
telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa. (QS. As-Syura : 13)
Karena itulah maka salah satu istilah dalam ilmu ushul fiqih disebut dengan dalil
syar’u man qablana, bukan fiqhu man qablana. Apa yang Allah SWT berlakukan
buat umat terdahulu disebut sebagai syari’ah, tetapi tidak disebut dengan istilah
fiqih. Semua ini menunjukkan bahwa syari’ah lebih universal dibandingkan
dengan fiqih.
Perbedaan yang juga sangat prinsipil antara fiqih dan syari’ah, adalah bahwa fiqih
itu merupakan apa yang dipahami oleh mujtahid atas dalil-dalil samawi dan
bagaimana hukumnya ketika diterapkan pada realitas kehidupan, pada suatu
zaman dan tempat. Jadi pada hakikatnya, fiqih itu adalah hasil dari sebuah ijtihad,
tentunya yang telah lulus dari penyimpangan kaidah-kaidah dalam berijtihad, atas
suatu urusan dan perkara. Sehingga sangat dimungkin hasil ijithad itu berbeda
antara seorang mujtahid dengan mujtahid lainnya. Sedangkan syari’ah lebih sering
dipahami sebagai hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam
kehidupan ini. Pembicaraan tentang syari’ah belum menyentuh wilayah perbedaan
pendapat dan pemahaman dari para ahli fiqih.
Dari penjelasan mengenai perbedaan syari’ah dan fiqih diatas dapat kita ambil contoh
sederhana. Kewajiban shalat itu merupakan syari’ah. Siapapun, di manapun, dan kapanpun,
seseorang wajib melaksanakan shalat, tetapi untuk persoalan apa baju yang dipakai saat
shalat, apa saja bacaannya, dan lain-lain, hal itu merupakan bahasan fiqih yang tentu saja ada
berbagai macam perbedaan pendapat.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga dapat terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA