DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Muhammad Mawangir, M.Ag
DISUSUN OLEH :
Nadira Arianti
M.Farhan Arya
Sindy Aulya Maharani
B. Tujuan
Tujuan umum, Secara umum pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan
memahami tentang Ibadah dan Syariah. Sedangkan, Tujuan khusus dari pembuatan makalah
ini adalah mengikuti prosedur pengajaran dalam mata pelajaran Agama Islam .
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, meliputi :
1. Pengertian dan Ruang Lingkup syariah islam
2. Apa pengertian pengertian ibadah dan hakikatnya?
3. Apa saja dasar - dasar ibadah dan fungsi dari ibadah?
4. Apa saja ruang lingkup ibadah dan apa syarat diterimanya ibadah?
5. Apa saja keutamaan ibadah?
D. PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN SYARIAH
Secara terminologis, Syariah diartikan sebagai tata aturan atau hukum yang
disyariatkan oleh Allah kepada hambanya untuk diikuti. Diperjelas oleh pendapat
Manna’ al Qhaththan, bahwa syariat berarti “Segala ketentuan Allah yang
disyariatkan bagi hamba-hambanya, baik menyangkut akidah,ibadah,akhlak,maupun
muamalah.1
Ulama- ulama islam juga mendefinisikan syariat sebagaimana dikutip dalam buku
Pengantar dan Sejarah Hukum Islam berikut :
“Syariat ialah apa (hukum-hukum) yang diadakan oleh tuhan untuk hamba-
hamba nya, yang dibawa oleh seorang nabi, baik hukum-hukum tersebut
berhubungan dengan cara mengadakan perbuatan yaitu yang disebut sebagai
hukum-hukum cabang dan amalan, dan untuknya maka dihimpunlah ilmu
fiqih; atau berhubungan dengan cara mengadakan kepercayaan (I’tiqad), dan
untuknya maka dihimpunlah ilmu kalam syariat (syara’) disebut juga agama
ad-din dan al-millah).2
Artinya : “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui”.
Syariah pada mulanya diartikan dengan agama, namun kemudian dispesifikan untuk
hukum amaliah saja.pengkhususan makna syariah dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman bahwa sejatinya agama hanya satu dan cakupannya lebih
1
Manna’ Khalil al-Qhattan, At-Tasyri wa al-Fiqh fi al-Islam: Tarikhan wa Manhajan (ttt: Maktabah Wahbah,
1976),hlm.9.
2
Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam,(Jakarta: Bulan Bintang,1970),hlm.9
luas(universal), sedangkan syariah dapat berbeda-beda antar satu umat dengan umat
lainnya.syariat merupakan norma hukum dasar yang ditetapkan Allah, dan kemudian
wajib diikuti oleh umat islam berdasar keyakinan dan disertai akhlak, baik dalam
hubungannya dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, dan juga alam
semesta.syariat sebagai norma hukum yang disyariatkan oleh Allah SWT. ini
kemudian diperinci oleh Muhammad SAW. Sehingga selain terdapat di dalam Al-
Qur’an, syariat juga terdapat dalam as-sunnah.
b. Mali (bersifat harta) : qurban, aqiqah, alhadyu, sidqah, wakaf, fidyah, hibbah, dan lain-
lain.
Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan yang
lainnya dalam hal tukar-menukar harta (jual beli dan yang searti), diantaranya : dagang,
pinjam-meminjam, sewa-menyewa, kerja sama dagang, simpanan, penemuan, pengupahan,
rampasan perang, utang-piutang, pungutan, warisan, wasiat, nafkah, titipan, jizah, pesanan,
dan lain-lain. Bedanya ibadah dan muamalah adalah :
Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain
dalam hubungan berkeluarga (nikah, dan yang berhubungan dengannya), diantaranya :
perkawinan, perceraian, pengaturan nafkah, penyusunan, memelihara anak, pergaulan suami
istri, mas kawin, berkabung dari suami yang wafat, meminang, khulu’, li’am dzilar, ilam
walimah, wasiyat, dan lain-lain.
Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya : syukur, sabar,
tawadlu, (rendah hati), pemaaf, tawakal, istiqomah (konsekwen), syaja’ah (berani), birrul
walidain (berbuat baik pada ayah ibu), dan lain-lain.
Sumber-sumber Syariah
Syariah mengenal subjek hukum atau subjek penyandang hak dan kewajiban(mukallaf).
Subjek syariah adalah manusia. Dalam ushul fiqh hanya terbatas kepada orang pribadi.
3
M.Rasyidi, Keutamaan Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,1971),hlm.25.
Para ulama ushul fiqh mengemukakan bahwa dasar pembebanan hukum tersebut adalah
akal dan pemahaman,karena sumber taklif adalah khitab(firman dan sabda).4
1. Al-Qur’an,
Al-Qur’an adalah kumpulan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang dihimpun dalam sebuah kita suci yang menjadi pegangan bagi
manusia. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan merupakan Undang-Undang
yang sebagian besar berisi hukum-hukum pokok.
2. Al-Hadist (As-Sunnah)
Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan penjelasan dan rincian
terhadap hukum-hukum Al-Qur’an yang bersifat umum. Sunnah adalah sumber hukum
islam (pedoman hidup kaum muslimin yang kedua setelah Al-Qur’an).
3. Ra’yu (Ijtihad)
Ra’yu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk
menetapkan hukum yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
4
Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1992),hlm.144.
kondisi, sebagai contoh orang yang tidak mampu untuk melaksanakan sesuatu kewajiban
secara normal maka dia pasti melaksanakannya dengan cara lain.
Pengertian ibadah
Ibadah berasal dari kata Arab ‘ibadah (jamak: ‘ibadat) yang berarti pengabdian,
penghambaan,ketundukkan,dan kepatuhan. Kata ibadah menurut Bahasa berarti “taat,
tunduk, merendahkan diri, dan menghambakan diri”. Adapun kata “ibadah” menurut istilah
berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridhoan Allah dan
mengharap pahalanya di akhirat.5
Dari sisi keagamaan, ibadah adalah ketundukkan atau penghambaan diri kepada
Allah, tuhan yang maha esa. Ibadah meliputi semua bentuk kegiatan manusia di dunia ini,
yang dilakukan dengan niat mengabdi dan menghamba hanya kepada Allah. Jadi setiap
Tindakan mukmin yang dilandasi oleh niat tulus untuk mencapai Ridha Allah dipandang
sebagai ibadah. Makna inilah yang terkandung dalam firman Allah:
artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.
Dengan demikian, segenap Tindakan mukmin yang dilakukan sepanjang hari dan malam
tidak terlepas dari nilai ibadah, termasuk Tindakan yang dianggap sepele,seperti senyum
kepada orang lain atau bahkan Tindakan yang dianggap kotor atau tabu jika dituturkan
kepada orang lain, seperti buang hajat, melakukan hubungan seks, dan lain-lain.Beberapa
sahabat bertanya kepada nabi SAW. Tentang pahala shalat,puasa, dan sedekah. Rasulullah
saw. Juga bersabda,”Seseorang muslim yang menanam pohon atau tumbuhan lain,
kemudian buahnya dimakan burung, orang atau Binatang ternak, semua itu menjadi
sedekah baginya”.6
5
Sidik Tono,dkk, Ibadah dan Akhlak dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,1998).hal.2.
6
Sidik Tono,dkk, Ibadah dan Akhlak dalam Islam.,hal.6.
Hakikat Ibadah
Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada Allah
SWT. Ibadah dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah
adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah
SWT berupa perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang dhahir (nyata).
Adapun hakikat ibadah yaitu:7
1. Ibadah adalah tujuan hidup kita, seperti yang terdapat dalam surat adz-dzariat ayat 56,
yang menunjukkan bahwa tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada allah.
2. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh
ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
3 Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan
larangan-Nya.
4. Hakikat ibadah sebagai cinta.
5. Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang dicintai
Allah).
6. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis
makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
7
Lembaga Pembinaan Pengembangan Keislaman Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya,https://lppk-umpalangkaraya.blogspot.com/2014/09/materi-i-pengertian-hakikat-dan-
hikmah.html?m=1.
2. Ibadah Secara Khusus (mahdhah)
Ibadah khusus atau mahdhah adalah ibadah yang apa saja yang telah ditetapkan
Allah akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk
mahdhah misalnya adalah Thaharah, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji. Jadi, jenis dari ibadah
ini keberadaannya harus berdasarkan sumber-sumber hukum Islam (Al-Qur’an dan Hadits),
bukan berasal atau ditetapkan oleh akal logika melainnya berasal dari wahyu Allah SWT.
Dan hamba (semua manusia) wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah
kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah
SWT.
8
Wahbah Zuhayli, Al-Fiqhu al Islamy waadilatuhu,I,(Daar Al-Fikr, 1989).hal.11.
Ibadah yang merupakan ekspresi kehinaan dan kerendahan diri di hadapan tuhan
yang mahakuasa dan mahaagung, harus dilandasi oleh keimanan dan keyakinan yang kukuh
kepadanya. Sejatinya, ketundukan dan kepatuhan manusia di hadapan tuhannya dengan
melakukan berbagai bentuk ibadah merupakan manifestasi iman yang bersifat abstrak
kedalam perbuatan yang konkret, ketundukan dan kepatuhan yang tidak dilandasi
keimanan,seperti ketundukan seseorang kepada pemimpinnya, tidak termasuk ibadah.begitu
pula kekaguman dan pengabdian seseorang kepada kekasihnya.9
Iman dan ibadah sering pula saling menguatkan dan saling menyempurnakan. Ketika
seseorang memiliki kesempatan yang luas untuk beribadah, tetapi keimanannya belum
kokoh, ia meningkatkan dan memperkukuh imannya dengan terus menerus menambah
kualitas dan kuantitas ibadahnya. Sebaliknya, iman yang semakin mantap pasti akan
membuahkan ibadah yang banyak dan berkualitas itulah hhubungan timbal balik antara
iman dan ibadah.10
Keutamaan Ibadah
Ibadah di dalam syari’at Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-
Nya. Karenanyalah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan
Kitab-Kitab suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan yang enggan
melaksanakannya dicela. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ََوقَ========ا َل َربُّ ُك ُم ا ْدعُ========ونِي َأ ْس========تَ ِجبْ لَ ُك ْم ۚ ِإ َّن الَّ ِذينَ يَ ْس========تَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبَ========ا َدتِي َس========يَ ْد ُخلُونَ َجهَنَّ َم دَا ِخ======== ِرين
“Dan Rabb-mu berfirman, ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk
Kesimpulan
Syariah Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada umat Islam dan
umumnya pada seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Muamalah dalam syariah Islam bersifat fleksibel tidak kaku. Dengan demikian Syariah
Islam dapat terus menerus memberikan dasar spiritual bagi umat Islam dalam
menyongsong setiap perubahan yang terjadi di masyarakat dalam semua aspek
kehidupan.
Ibadah segala perbuatan yang disukai dan diridhai oleh Allah SWT, baik berupa
perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka
mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya, mensucikan jiwa,
mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya, mendidik mental, dan
menjadikan manusia yang disiplin dan bertanggung jawab.
Saran
Sebagai manusia hendaknya kita tidak melupakan hakikat dari penciptaan kita, yaitu
untuk beribadah kepada Allah swt sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits baik dalam ibadah
mahdah (khusus) maupun dalam ibadah ghoiru mahdah (umum) dengan niat semata-mata
ikhlas untuk mencapai ridha Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Al manar, Abduh, Ibadah Dan Syari’ah, (Surabaya: PT. Pamator, 1999), Cetakan Ke-1
Daradjat, Zakiyah, Ilmu Fiqih, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), Cetakan Ke-1.
Dasar – Dasar Agama Islam, Prof. Dr. Zakiah Haradjat Dkk, 1999, Jakarta.
Pendidikan Agama Islam, Drs. Nandang L. Hakim, 1988, Ganeca Exac, Bandung.
Syarifudin, Amir, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2003), Cetakan Ke-2.
Syihab, M. Quraisy, M. Quraisy Syihab Menjawab 1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda
Yusuf Qardhawi, Konsep Ibadah Dalam Islam, (Bandung: Mizan, 2002), Cetakan Ke-2.
Zakiyah Daradjat, ILMU FIQIH, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), Cetakan Ke-
1, Hal. 5.