PENDAHULUAN
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT. Dengan segala
pemberian-Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh
dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan dzat Allah SWT yang
telah memberikannya. Untuk hal tersebut manusia harus mendapatkan suatu bimbingan
sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Hidup
yang dibimbing syariah akan melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan
tuntutan dan tuntunan Allah dan Rasulnya yang tergambar dalam hukum Allah yang
Normatif dan Deskriptif (Quraniyah dan Kauniyah). Sebagian dari syariat terdapat aturan
tentang ibadah, baik ibadah khusus maupun ibadah umum. Sumber syariat adalah Al-Qur’an
dan As-Sunnah, sedangkan hal-hal yang belum diatur secara pasti di dalam kedua sumber
tersebut digunakan ra’yu (Ijtihad). Syariat dapat dilaksanakan apabila pada diri seseorang
telah tertanam Aqidah atau keimanan. Semoga dengan bimbingan syariah hidup kita akan
selamat dunia dan akhirat.
Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan ruang lingkup syariah
Apa saja prinsip prinsip tujuan syariah islam
Apa saja contoh aplikasi syariah dalam kehidupan sehari hari
Tujuan
Tujuan umum
Secara umum pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami Ruang
Lingkup Syariah
Tujuan khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini yaitu untuk mengikuti prosedur pengajaran dalam
mata pelajaran Agama Islam.
Bab II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syariah
Sebelum kita merujuk pengertian Syari’ah menurut para ahli kami akan menjelaskan
terlebih dahulu pengertian Syariah menurut Al Qur,an. Karena Alquranlah sumber pedoman
dan petunjuk bagi manusia .
Pengertian Syari’ah menurut Alqur’an :
b. Syariah yang mengatur hubungan manusia secara horizontal, dengan sesama manusia dan
makhluk lainnya disebut muamalah. Muamalah meliputi ketentuan atau peraturan segala
aktivitas hidup manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan dengan alam sekitarnya.
Kedudukan Syari’ah dalam pokok ajaran Islam. Syari’ah merupakan bukti aqidah yang
diwujudkan dalam bentuk perbuatan perbuatan. Perbuatan tersebut dilakukan manusia
semenjak lahir sampai mati dalam ruang waktu kehidupan dunia ini. Semenjak manusia
terbangun dari tidur hingga tidur kembali dalam waktu 24 jam, perbuatan manusia dibingkai
oleh nilai nilai transendental thaharah dan shalat.Umumnya manusia beristirahat malam hari
dan bekerja pada siang hari. Hasil pekerjaan tersebut disyukuri dengan cara berbagi kepada
orang yang tidak mampu bekerja. Nilai nilai transedental zakat melandasi setiap tetes
keringat yang keluar dari tubuh manusia karena kerja keras mereka pada saat terjaga.
Ruang Lingkup Syariah
Pada garis besarnya ruang Syari’ah lingkup terbagi dua bagian besar:
1. Realisasi dari pada keyakinan akan kebenaran ajaran agama islam kedalam kehidupan
di dunia ini disebut ibadah. Ibadah dalam arti khas (Qa’idah ‘Ubudiyah), yaitu tata aturan
Ilahi yang mengatur hubungan ritual langsung antara hamba dengan Tuhannya, yang cara ,
acara, tata-cara dan upacaranya telah ditentukan secara terperinci dalam al-Quran dan sunnah
rasul.
2. Mu’amalah dalam arti luas, tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan
sesama manusia dan hubungan manusia dengan benda. Mu’amalah dalam arti luas ini pada
garis besarnya terdiri atas dua bagian besar: Al-Qanunu ‘l-Khas(khusus) hukum perdata
(Mu’amalah dalam arti agak luas), yang meliputi: Mu’amalah dalam arti sempit = hukum
niaga; Munakahah ( hukum nikah ) waratsah ( hukum waris) dsb. Al-Qanunu ‘l-‘Am (umum)
hukum publik yang meliputi: Jinayah (hukum pidana) Khilafah = hukum kenegaraan; Jihad =
hukum perang dan damai.Denagn demikian Syari’ah memberikan kaidah kaidah umum
(universal)dan kaedah kaedah terperinci dan sangat pokok (fundamental).
Terhadap berbagai masalah yang memerlukan hukum maka hukum islam bertitik tolak dari
prinsip akidah islamiyah. Senterum akidah islam adalah tauhid. Prinsip ini melandasi semua
aspek kehidupan dalam islam termasuk aspek hukumnya. Prinsip-prinsip lain selain tauhid
adalah:
Hukum Islam mengacu kepada hukum yang seluas-luasnya, ia tidak hanya berkenaan dengan
hubungan antar manusia dengan sesamanya. Dan hubungan manusia dan alam semesta.
Ketetapan Allah mencakup semua mahluk-nya.
Manusia mempunyai kemampuan akal di daerah akal praktis, sedangkan di balik itu
terbentang luas tiada batas daerah akal murni yang hanya diketahui oleh yang maha
mengetahui. Nabi musa AS berfikir logis dan kritis tidak mampu memahami perbuatan
Abdun Shalih ketika Nabi Musa belajar kepadanya. Dan ia baru mengetahui hakikatnya
setelah tuhan memberikan penjelasan kepadanya.
Prinsip ini berkaitan dengan kehormatan manusia (karamah insaniyah), yaitu kehormatan
yang diberikan kepada manusia seperti dinyatakan dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadis
Nabi. Kehormatan tersebut tidak terbatas pada satu ras saja, dan tidak pula bagi suatu bangsa
tertentu, melainkan semua manusia. Manusia mempunyai hak dan kedudukan yang sama
dalam kehormatan itu. Manusia yang paling mulia adalah yang paling bertakwa seperti yang
dinyatakan dalam Q.S. 13:49, yang artinya “wahai manusia! Sungguh, kami telah
menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan, kemuadian Kami jadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu sling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui, Maha teliti.
4. Prinsip menjadikan segala macam beban hukum demi kebaikan jiwa dan kesucian
Prinsip menjadikan jiwa dan kesucian merupakan nilai akhlak yang mrupakan dasar lain
dalam hubungan antar manusia (perseorangan atau golongan). Prinsip ini pun diterapkan
terhadap seluruh makhluk Allah dimuka bumi. Akhlak utama ini tercermin dalam kasih
sayang. Sebagaimana dinyatakan hadits nabi “kasih sayangilah yang di bumi, maka akan
mengasihimu juga yang di langit Allah.” Menolong yang lemah, menepati janji, malu berbuat
kemungkatran serta mengerjakan sifat-sifat utama adalah termasuk akhlak al-karimah (ahlak
yang mulia).
Prinsip ini menunjukan bahwa seluruh hukum islam yang terinci dalam berbagai bidang
hukum bertujuan meraih maslahat dan menolak mafsadat. Kemaslahatan dan kemafsadatan
dunia dapat diketahui dengan jelas bagi akal sehat, meraih kemaslahatan dan menolak
kemafsadatan dalam kehidupan manusia dan mahluk lain merupakan suatu hal yang baik dan
terpuji. Demikian pula dalam hal mendahulukan kemaslahatan serta menolak kemudaratan.
6. Prinsip persamaan
Perbedaan bahasa dan warna kulit tidak menjadi penghalang bagi kesatuan dan persamaan
manusia secara menyeluruh dan perbedaan itu sebenarnya merupakan sunatullah dalam
kejadian manusia (QS. 30:22). Demikian pula adanya berbagai macam suku dan jenis bangsa
bukanlah untuk berpecah belah, melainkan untuk saling mengenal dan saling membantu
dalam kebaikan. Persamaan ini memungkinkan semua pihak memanfaatkan hal-hal yang baik
pada pihak yang lain dan dengan demikian semua kekayaan di dunia ini dapat dinikmati oleh
seluruh penduduk di dunia ini.
Prinsip ini menunjukan keadilan yang tertinggi adalah hak semua manusia, baik kawan atau
lawan, orang yang baik ataupun yang jahat mendapat perlakuan yang adil dari hakim. Islam
menganggap keadilan terhadap musuh lebih dekat kepada takwa, keadilan harus selalu
diperhatikan dan tetap ditegakkan. Semua rasul membawa tugas agar kehidupan manusia
berjalan dengan adil. Islam tidak membenarkan perlakuan sewenang-wenang terhadap si
lemah.
8. Prinsip toleransi
Toleransi merupakan pembinaan masyarakat dalam Islam. Dasar ini tidak menyerah kepada
kejahatan atau memberi peluang kepada kejahatan. Allah mewajibkan menolak permusuhan
dengan tindakan yang lebih baik. Penolakan yang baik ini akan menimbulkan persahabatan
bila memang pada tempatnya.
9. Prinsip kemerdekaan dan kebebasan
Kemerdekaan dan kebebasan yang sesungguhnya dimulai dari pembebasan diri dari pengaruh
hawa nafsu dan syahwat serta menegndalikannya dibawah bimbingan akal dan iman. Dengan
demikian, kebebasan bukanlah kebebasan yang mutlak, melainkan kebebasan yang
bertanggungjawab terhadap Allah dan terhadap kehidupan yang maslahat di muka bumi.
Tujuan Syariah
Tujuan hukum islam baik secara, global ,maupun secara detailialah mencegah
kerusakan pada manusia dan medatangkan kemaslahatan bagi mereka kepada kebenaran,
keadilan dan kebajikan serta menerangkan jalan yang harus dilalui oleh manusia.
Tujuan hukum islam tertumpu pada pemeliharan lima hal yang penting yang berdasarkan
skala prioritas, berurutan sebagai berikut:
1.Memelihara agama
2.Memelihara jiwa
3.Memelihara akal
4.Memelihara keturunan
5.Memelihara harta
Kedua, aspek yang mengantisipasi agar kelima hal di atas tidak terganggu dan dan tetap
terjaga, aspek ini biasa disebut hifz ad-din min janib al-adam (seperti aturan-aturan dalam
jinayah). Dalam hal ini pelaku jinayah pembunuh, peminum khamar, perusak agama, dan
lain-lain dikenakan sanksi. Demikian pula dalam hal pemeliharaan diri, pemeliharaan akal,
pemeliharaan generasi, dan pemeliharaan harta.
C. Syari’ah dan Aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
Penerapan syari’at Islam di kehidupan sehari-hari tentu saja menyangkut aspek
kehidupan individual. Sebagai contoh, dalam hubungan seorang individu dengan Allah,
penerapan syari’at Islam dapat dilaksanakan dengan cara melalukan perintah-Nya dan
menjauhkan larangan-Nya.
Selain hubungan dengan Allah, seseorang yang beragama Islam juga harus menerapkan
syari’at Islam dalam kehidupannya sendiri, misalnya :
1. Berpakaian rapih dan sopan. Bagi seorang muslimah menutup aurat dan menggunakan
pakaian yang longgar, tidak membentuk lekuk tubuh,
2. Menggunakan pakaian sesuai gender, laki-laki tidak menyerupai perempuan dan
perempuan tidak menyerupai laki-laki,
3. Berpaikaian semata-mata untuk menutup aurat dan rasa nyaman, bukan untuk pamer dan
berlebih-lebihan,
4. Selalu berpikir sebelum berkata-kata maupun bertindak.
5. Menjadikan iman Islam sebagai landasan hidup,
6. Menjadikan hidup sesuai syari’at Islam sebagai kebiasaan sehari-hari,
7. Selalu memperbaiki diri,
8. Senantiasa mengingatkan sesama umat Muslim tentang syari’at Islam.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa syari’at Islam senantiasa mengajarkan hal-
hal baik bagi umatnya. Seorang Muslim yang berperilaku baik tentu akan memberikan
pandangan dan reaksi positif dari lingkungan di sekitarnya.
Bab III
PENUTUP
Kesimpulan
Syariah Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada umat Islam dan umumnya
pada seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Muamalah dalam
syariah Islam bersifat fleksibel tidak kaku. Dengan demikian Syariah Islam dapat terus
menerus memberikan dasar spiritual bagi umat Islam dalam menyongsong setiap perubahan
yang terjadi di masyarakat dalam semua aspek kehidupan.
Syariah Islam dalam muamalah senantiasa mendorong penyebaran manfaat bagi
semua pihak, menghindari saling merugikan, mencegah perselisihan dan kesewenangan dari
pihak yang kuat atas pihak-pihak yang lemah. Dengan dikembangkannya muamalah
berdasarkan syariah Islam akan lahir masyarakat marhamah, yaitu masyarakat yang penuh
rahmat.
Syariah adalah tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai
keridhaan Allah SWT. Ruang lingkup yaitu mencakup : ibadah, muamalah, murakahat,
jinayat, siyasah akhlak, peraturan-peraturan lainnya. Tujuan syariah adalah Memelihara
agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan, dan memelihara harta.
Daftar Pustaka
1. http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-syariah.html
2. http://afifahfishy18.blogspot.com/2016/04/implementasi-syariah-islam.html
3. https://siboang.blogspot.com/2015/11/dimensi-tujuan-dan-prinsip-syariah.html