Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SYARIAH DAN SYARIAT ISLAM

Dosen Pengampu:

Buya Munirul Ikhwan , M.Pd

Disusun oleh:

Selvia veronika

2117011110

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Agama
Islam.

Makalah ini tentang “SYARI’AH ”. Manusia yang hidup dalam bimbingan syariah
akan melahirkan suatu kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan
Allah dan Rasulnya, serta akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri penulis maupun
bagi para pembaca pada umumnya. Demi tercapainya peningkatan kualitas Pendidikan
Agama Islam di Indonesia.

Bandar Lampung,22 Oktober 2021


Daftar isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

Bab I ........................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 1

Bab II ......................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

2.1. Pengertian Syari’ah ......................................................................................................... 2

2.2 Dalil-Dalil Syari’ah Islam ................................................................................................ 3

2.3. Tujuan Sya’riah ............................................................................................................... 4

2.4 Prinsip-prinsip Syariah’ah Islam ...................................................................................... 9

2.5 Perbedaan Syari’ah dan fiqh serta keabadian syariat Islam ........................................... 11

Bab III ....................................................................................................................................... 13

PENUTUP.................................................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Syariah islam ialah tata cara pengaluran tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai
keridhaan Allah SWT. Seperti yang dirumuskan dalam Al-Qur’an surat Asy-Syara ayat
13 yang artinya:
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah kamu wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami
wasiatan kepada Ibrahim Musa dan Isa”.
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT. Dengan segala
pemberian-Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh
dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan dzat Allah SWT
yang telah memberikannya. Untuk hal tersebut manusia harus mendapatkan suatu
bimbingan sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan
Allah SWT. Hidup yang dibimbing syariah akan melahirkan kesadaran untuk berprilaku
yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah dan Rasulnya yang tergambar dalam
hukum Allah yang Normatif dan Deskriptif (Quraniyah dan Kauniyah).
Sebagian dari syariat terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus maupun
ibadah umum. Sumber syariat adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, sedangkan hal-hal yang
belum diatur secara pasti di dalam kedua sumber tersebut digunakan ra’yu (Ijtihad).
Syariat dapat dilaksanakan apabila pada diri seseorang telah tertanam Aqidah atau
keimanan. Semoga dengan bimbingan syariah hidup kita akan selamat dunia dan akhirat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Syaari’ah Islam
2. Dalil Syari’ah Islam
3. Tujuan Syari’ah Islam
4. Fungsi Syari’ah Islam
5. Prinsip-prinsip ilmu syariah Islam
6. Perbedaan Syari’ah dan fiqih serta keabadian Syari’ah Islam
1.3 TUJUAN
1. Dapat mengetahui pengertian syariah dan syariat Islam
2. Dapat mengetahui dalil dalil mengenai syariah Islam
3. Dapat mengetahui tujuan dari syariah Islam
4. Dapat mengetahui fungsi syariah Islam
5. Dapat mengetahui prinsip-prinsip syariah Islam
6. Dapat mengetahui contoh dalam kehidupan sehari hari tentang syariah dan syariat
Islam

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Syari’ah Islam

Syariah adalah ketentuan-ketentuan agama yang merupakan pegangan bagi manusia


di dalam hidupnya untuk meningkatkan kwalitas hidupnya dalam rangka mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.

Secara Etimologi berasal dari bahasa Arab, dari kata Syara’a yang berarti jalan.
Syariah Islam berarti jalan dengan agama islam atau peraturan dalam islam.

Secara Terminologi adalah suatu system norma ilahi yang mengatur hubungan
manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan
manusia dengan seluruh ciptaan tuhan di alam semesta.

Syariat Islam (bahasa Arab: ‫ )شريعة إسالمية‬yakni berisi hukum dan aturan Islam yang
mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia, baik muslim maupun non- muslim.
Selain berisi hukum dan aturan, Syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah
seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, Syariat Islam merupakan
panduan integral/ menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan
kehidupan dunia ini.

Sebagaimana tersebut dalam Al Quran Surat Al Ahzab ayat 36, bahwa sekiranya
Allah dan Rasul- Nya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak
diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu secara implisit dapat
dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang Allah dan Rasul- Nya belum
menetapkan ketentuannya maka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya
itu. Pemahaman makna ini didukung oleh ayat dalam Surat Al Maidah QS 5:101 yang
menyatakan bahwa hal-hal yang tidak dijelaskan ketentuannya sudah dimaafkan Allah
SWT.

Dengan demikian perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup
beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa
yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syara' dan perkara
yang masuk dalam kategori Furu' Syara'.

2.2 Dalil Syari’ah Islam

Dalil dari syari’ah Islam yang pertama terdapat pada surah Asy-Syuara ayat 21 yang
berbunyi:

“Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan syariat untuk
mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan
(dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan.Dan sesungguhnya orang-orang yang
zalim
itu akan memperoleh azab yang amat pedih.” (QS Asy-Syura: 21)

Atri kandungan dari surah ini bermaksud Allah menerangkan bahwa orang-orang
musyrik tidak mengikuti agama Islam yang disyariatkan Allah, tetapi mengikuti apa yang
digariskan oleh setan-setan mereka, baik yang berupa jin maupun berupa manusia.
Mereka
mengharamkan sesuatu menurut nafsu mereka seperti mengharamkan unta yang
terpotong
telinganya, dan menghalalkan bangkai, darah, judi, dan lain-lain. Begitu pula hal-hal yang
menunjukkan kesesatan mereka yang telah dilakukan pada zaman Jahiliah. Sekalipun
demikian mereka masih diberi kesempatan untuk bertobat, karena Allah telah
menggariskan
satu ketentuan yaitu penangguhan azab bagi mereka sampai hari Kiamat. Kalau tidak
niscaya mereka itu sudah dibinasakan. Mereka itu telah berbuat zalim terhadap diri
mereka
sendiri karena telah mengada-adakan hal-hal yang tidak disyariatkan Allah. Mereka itu
akan
dimasukkan ke dalam neraka, satu tempat yang penuh siksa yang pedih dan seburuk-
buruk
tempat kembali.
Dalil yang kedua terdapat pada surah Al-Jatsiyah ayat 18 yang berbunyi :

Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan)dari urusan
(agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui.” (QS Al-Jatsiyah : 18).
Di dalam surah ini menjelaskan saat Allah berfirman kepada Rasulullah, Kemudian
Allah memerintahkan kepada Rasulullah saw agar jangan terpengaruh oleh sikap orang-
orang Quraisy karena Allah telah menetapkan urusan syariat yang harus dijadikan
pegangan dalam menetapkan urusan agama dengan perantara wahyu. Maka peraturan
yang termuat dalam wahyu itulah yang harus diikuti, tidak boleh mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang tidak mengetahuinya. Syariat yang dibawa oleh para rasul terdahulu
dan syariat yang dibawa Nabi Muhammad pada asas dan hakikatnya sama, sama-sama
berasaskan tauhid, membimbing manusia ke jalan yang benar, mewujudkan kemaslahatan
dalam masyarakat, menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat mungkar. Jika terdapat
perbedaan, maka perbedaan itu bukan masalah pokok, hanya dalam pelaksanaan ibadah
dan cara-caranya. Hal itu disesuaikan dengan keadaan, tempat dan waktu.

2.3 Tujuan Syari’ah

1. Melindungi Jiwa
2. Perlindungan terhadap keturunan
3. Melindungi akal
4.Melindungi harta
5.Melindungi kehormatan seseorang
6.Melindungi rasa aman seseorang
7.Melindungi kehidupan masyarakat dan bernegara

2.4 Fungsi Syari’ah Islam


Fungsi syari’ah adalah sebagai jalan atau jembatan untuk semua manusia dalam berpijak dan
berpedoman. Dengan kata lain agar manusia dapat membawa dirinya diatas jalur syari’at
sehingga pada gilirannya dia akan hidup terarur, tertib, dan tentram dalam menjalin
hubungannya baik dengan Khalilk (pencipta) yang disebut hablum minallah, hubungan
sesama manusia yang disebut hablum minannas, serta hubungan dengan alam lingkungan
lainnya disebut hablum minal alam.

2.5 Prinsip-prinsip Syari’ah Islam


1. Tidak memberatkan
Hal ini berarti bahwa syari’ah Islam tidak membebani manusia dengan kewajiban di luar
kemampuannya, sehingga tidak berat untuk dilaksanakan. Firman Allah antara lain :
“... dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. “
(QS. Al Hajj: 78). “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa)” (QS. Al Baqarah
286). Contohnya orang yang sedang sakit tidak diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan
dengan syarat membaayar setelah bulan puasa.
2. Menyedikitkan Beban
Dalil dari prinsip menyidikitkan beban terdapat pada surah Al-Madinah ayat 101 yang
artinya berbunyi
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal
yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di
waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan
(kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.” (QS. Al
Maidah: 101).
Kandungan ayat tersebut menunjukkan bahwa hal-hal yang tidak disebutkan dalam
syari’ah tidak perlu dipertikaikan bagaimana ketentuan hukumnya, hal itu merupakan
rahmat Allah untuk tidak memperbanyak beban kepada umat manusia. Contohnya pada
walanya kita di perintahkan shalat 50 waktu sehari, tetapi karena Allah tidak ingin
membebani umatnya maka kita menjalankan 5 waktu dalam sehari.
3. Berangsur-angsur Dalam Menetapkan Hukum
Pada awal Islam diturunkan, belum menetapkan hukum secara tegas dan terperinci, karena
bangsa Arab pada waktu itu telah menggunakan adat kebiasaan mereka sebagai peraturan
dalam kehidupan mereka. Di samping itu, pada saat mereka ada yang baik dan dapat
diteruskan, tetapi ada pula yang membahayakan dan tidak layak untuk diteruskan. Oleh
karena itu maka syari’ah secara berangsur-angsur dalam menetapkan hukumnya agar tidak
mengejutkan bangsa yang baru mengenalnya, sehingga perubahan itu tidak terlalu
dirasakan yang akhirnya sampai pula pada ketentuan hukum syari’ah yang tegas.
4. Keadilan yang merata
Menurut syariat Islam kedudukan semua orang adalah sama dihadapan Allah, yang
membedakan adalah tingkatan taqwa mereka. Oleh karena itu orang yang kaya dengan
orang yang miskin sama dihadapan Allah dalam hal pengadilannya. Hal ini dijelaskan oleh
Allah dalam QS. Al Maidah: 8
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku
adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Maidah: 8).

2.6 Contoh Syariah dan Syariat Dalam Kehidupan Sehari-hari


-Saling menghargai satu sama lain
-Tidak merehmehkan agama lain
-Saling menghormati antara yg lain
-Tidak pernah memaksakan kehendak orang lain
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang saya dapat dari ilmu syariah ini yaitu ilmu syariah merupakan
hokum atau peraturan islam yang mengatur semua sendi kehidupan umat
muslim,yang bertujuan untuk menyelamatkan manusia baik sebagai
individu,sekelompok manusia,serta bangsa dan Negara agar selamat dari kesesatan
dan kerugian.
DAFTAR PUSTAKA

Syariat Islam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam

Tujuan syariat Islam https://www.republika.co.id/berita/47171/tujuan-syariat-islam

Anda mungkin juga menyukai