Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga
kita masih tetap bisa menikmati indahnya ciptaan alamnya. Tidak lupa sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi
rahmat seluruh alam.

Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah tugas pendidikan agama dengan
judul “MAKALAH SYARIAT ISLAM” di samping itu kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Akhir kata, kami memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan
saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami diwaktu-waktu mendatang.

Semarang, 30 Agustus 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT. Dengan segala pemberian-
Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya. Tapi dengan
anugerah tersebut kadangkalan manusia lupa akan dzat Allah SWT yang telah memberikannya.
Untuk hal tersebut manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam
kehidupannya dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Hidup yang dibimbing
syariah akan melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan
Allah dan Rasulnya yang tergambar dalam hukum Allah yang Normatif dan Deskriptif
(Quraniyah dan Kauniyah).

Sebagian dari syariat terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus maupun ibadah umum.
Sumber syariat adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, sedangkan hal-hal yang belum diatur secara
pasti di dalam kedua sumber tersebut digunakan ra’yu (Ijtihad). Syariat dapat dilaksanakan
apabila pada diri seseorang telah tertanam Aqidah atau keimanan. Semoga dengan bimbingan
syariah hidup kita akan selamat dunia dan akhirat.

Hal ini membuat hati penulis tergugah untuk menyajikan makalah syariat islam ini agar para
penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya dalam lebih mendalami tentang syariat
islam.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis sajikan dalam makalah ini adalah :

1. Pengertian syari’at

2. Tujuan syari’at
3. Prinsip-prinsip syari’at

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang syariat islam
serta dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pengertian syari’at

2. Tujuan syari’at

3. Prinsip-prinsip syari’at

D. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat yang dapat dirasakan oleh penulis dengan adanya penulisan makalah ini adalah
lebih mengetahui lebih dalam tentang syariat islam.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. PENGERTIAN SYARIAT

Syariah adalah ketentuan-ketentuan agama yang merupakan pegangan bagi manusia di dalam
hidupnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Syariah Islam adalah tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia untuk
mencapai keridhoan Allah SWT yang dirumuskan dalam Al-Qur’an, yaitu :

1. Surat Asy-Syura ayat 13

‫َش َر َع َلُك ْم ِم َن الِّديِن َم ا َو َّصى ِبِه ُنوًحا َو اَّلِذ ي َأْو َح ْيَنا ِإَلْيَك َو َم ا َو َّصْيَنا ِبِه ِإْبَر اِهيَم َو ُم وَس ى َو ِع يَس ى‬
‫َأْن َأِقيُم وا الِّد يَن َو ال َتَتَفَّر ُقوا ِفيِه َك ُبَر َع َلى اْلُم ْش ِر ِكيَن َم ا َتْدُع وُهْم ِإَلْيِه ُهَّللا َيْج َتِبي ِإَلْيِه َم ْن َيَش اُء‬
‫َو َيْهِد ي ِإَلْيِه َم ْن ُيِنيُب‬
Artinya :

“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan
apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang
kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). “(Quran surat Asy-
Syura ayat 13).

2. Surat Asy-Syura ayat 21

‫َأْم َلُهْم ُش َر َك اُء َش َر ُع وا َلُهْم ِم َن الِّديِن َم ا َلْم َيْأَذ ْن ِبِه ُهَّللا َو َلْو ال َك ِلَم ُة اْلَفْص ِل َلُقِض َي َبْيَنُهْم َو ِإَّن‬
‫الَّظاِلِم يَن َلُهْم َع َذ اٌب َأِليٌم‬
Artinya :

Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka
agama yang tidak diijinkan Allah ? sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah
tentukanlah mereka dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan
memperoleh azab yang pedih. (Qur’an Surat Asy-Syura Ayat : 21).

Ketentuan-ketentuan sebagaimana dirumuskan dalam syariah, wajib dipatuhi. Orang Islam yakin
bahwa ketentuan Allah SWT yang terdapat dalam syariah itu adalah ketentuanm Allah SWT
yang bersifat universal, oleh karena itu merupakan hukum bagi setiap komponen dalam satu
sistem. Hal ini berarti bahwa setiap ketentuan yang ditinggalkannya atau dilanggar bukan saja
akan merusak lingkungannya tetapi juga akan menghilangkan fungsi parameter dalam komponen
atau fungsi komponen dalam sistem.

Dalam syariah Islam ada istilah rukshoh (keringanan) apabila seseorang tidak dapat
melaksanakan kewajibannya secara normal, maka ia boleh melaksanakannya dengan cara lain
sesuai dengan kekuatan, kemungkinan, dan kondisi.

Syariat Islam mempuyai beberapa keistimewaan yaitu :

1. Rabbaniyah yang bermaksud bercirikan Ketuhanan. (Hukum/peraturan ini datangnya dari


Tuhan pencipta yang sudah semestinya yang terbaik untuk diikuti oleh makhluk ciptaannya)

2. Syumuliyah yang bermaksud lengkap. (Peraturannya merangkumi segenap aspek


kehidupan tanpa ada kekurangan)

3. Alamiyah yang bermaksud sejagat. (Peraturannya sesuai untuk semua lapisan manusia
tanpa batasan masa/geoagrafi)

4. Kekal (Peraturannya dijamin terpelihara hingga hari kiamat)

5. Balasan duniawi dan ukhrawi

B. TUJUAN SYARIAT ISLAM

Tujuan dari syariah adalah untuk kebaikan dan kemaslahatan kehidupan kita. Secara umum ada 5
hal :
1. Hifdzud diin (menjaga agama)

2. Hifdzul ‘aql (menjaga akal)

3. Hifdzul maal (menjaga harta)

4. Hifdzun nasl (menjaga keturunan)

5. Hifdzun nafs (menjaga diri)

C. PRINSIP-PRINSIP SYARIAT ISLAM

1. Tidak Mempersulit (‘Adam al-Haraj)

Dalam menetapkan syariat Islam, al-Quran senantiasa memperhitungkan kemampuan manusia


dalam melaksanaknnya. Itu diwujudkan dengan mamberikan kemudahan dan kelonggaran
(tasamuh wa rukhsah) kepada mansusia, agar menerima ketetapan hukum dengan kesanggupan
yang dimiliknya. Prinsip ini secara tegas disebutkan dalam al-Quran,

‫اَل ُيَك ِّلُف ُهَّللا َنْفًسا ِإاَّل ُو ْس َعَهاۚ َلَها َم ا َك َسَبْت َو َع َلْيَها َم ا اْك َتَسَبْت ۗ َر َّبَنا اَل ُتَؤاِخ ْذ َنا ِإْن َنِس يَنا َأْو َأْخ َطْأَنا‬
ۖ‫ۚ َر َّبَنا َو اَل َتْح ِم ْل َع َلْيَنا ِإْص ًرا َك َم ا َح َم ْلَتُه َع َلى اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلَناۚ َر َّبَنا َو اَل ُتَح ِّم ْلَنا َم ا اَل َطاَقَة َلَنا ِبِه‬
‫َو اْعُف َع َّنا َو اْغ ِفْر َلَنا َو اْر َحْم َناۚ َأْنَت َم ْو اَل َنا َفاْنُصْر َنا َع َلى اْلَقْو ِم اْلَك اِفِر يَن‬
Artinya :

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat


pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap
kaum yang kafir". (QS. Al-Baqarah: 286)

2. Mengurangi Beban (Taqlil al-Taklif)


Prinsip kedua ini merupakan langkah prenventif (penanggulangan) terhadap mukallaf dari
pengurangan atau penambahan dalam kewajiban agama. Al-Quran tidak memberikan hukum
kepada mukallaf agar ia menambahi atau menguranginya, meskipun hal itu mungkin dianggap
wajar menurut kacamata sosial. Hal ini guna memperingan dan menjaga nilai-nilai kemaslahatan
manusia pada umumnya, agar tercipta suatu pelaksanaan hukum tanpa didasari parasaan
terbebani yang berujung pada kesulitan. Umat manusia tidak diperintahkan untuk mencari-cari
sesuatu yang justru akan memperberat diri sendiri.

Allah swt. Berfirman,

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ال َتْس َأُلوا َع ْنَأْش َياَء ِإْن ُتْبَد َلُك ْم َتُس ْؤ ُك ْم َو ِإْنَتْس َأُلوا َع ْنَها ِح يَن ُيَنَّز ُل اْلُقْر آُن ُتْبَد َلُك ْم‬
)١٠١( ‫َع َفا ُهَّللا َع ْنَها َو ُهَّللا َغ ُفوٌر َحِليٌم‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika
diterangkan kepada kalian, niscaya akan menyusahkan kalian....(QS. al-Maidah: 101)

3. Penetapan Hukum secara Periodik

Al-quran merupakan kitab suci yang dalam prosesi tasri’ sangat memperhatikan berbagai aspek,
baik natural, spiritual, kultural, maupun sosial umat. Dalam menetapkan hukum, al-Quran selalu
mempertimbangkan, apakah mental spiritual manusia telah siap untuk menerima ketentuan yang
akan dibebankan kepadanya?. Hal ini terkait erat dengan prinsip kedua, yakni tidak memberatkan
umat. Karena itulah, hukum syariat dalam al-Quran tidak diturunkan secara serta merta dengan
format yang final, melainkan secara bertahap, dengan maksud agar umat tidak merasa terkejut
dengan syariat yang tiba-tiba. Karenanya, wahyu al-Quran senantiasa turun sesuai dengan
kondisi dan realita yang terjadi pada waktu itu.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan kami kemukakan tiga periode tasyrik al-Quran;

a. Mendiamkan, yakni ketika al-Quran hendak melarang sesuatu, maka sebelumnya tidak
menetapkan hukum apa-apa tapi memberikan contoh yang sebaliknya.

b. Menyinggung manfat ataupun madlaratnya secara global. Dalam contoh khamr di atas,
sebagai langkah kedua, turun ayat yang menerangkan tentang manfaat dan madlarat minum
khamr. Dalam ayat tersebut, Allah menunjukkan bahwa efek sampingnya lebih besar daripada
kemanfaatannya (QS. Al-Baqarah: 219) yang kemudian segera disusul dengan menyinggung
efek khamr bagi pelaksanaan ibadah (al-Nisa: 43)

c. Menetapkan hukum tegas. Kewajiban shalat misalnya. Tahap pertama terjadi permulaan
Islam (di Mekah), di saat umat Islam banyak menuai siksaan dan penindasan dari penduduk
Mekah, kewajiban shalat hanya dua raka’at, yaitu pada pagi dan sore. Itu pun dilakukan secara
sembunyi-sembunyi, kahawatir terjadi penghinaan yang semakin menjadi-jadi dari suku Qurasy.
Sebagaimana disebutkan dalam surat Qaf: 39

)٣٩( ‫َفاْص ِبْر َع َلى َم ا َيُقوُلوَن َو َس ِّبْح ِبَحْمِد َر ِّبَك َقْبَل ُطُلوِع الَّش ْم ِس َو َقْبَل اْلُغ ُروِب‬

“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah (shalatlah) sambil
memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya)”

Lalu surat al-Mu’min: 55

)٥٥( ‫َفاْص ِبْر ِإَّن َو ْع َد ِهَّللا َح ٌّق َو اْسَتْغ ِفْر ِلَذْنِبَك َو َس ِّبْح ِبَحْمِد َر ِّبَك ِباْلَعِشِّي َو اإلْبَك اِر‬

“Maka bersabarlah kamu, karena Sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan
untuk dosamu dan bertasbihlah (shalatlah) seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi”

4. Sejalan dengan Kemaslahatan Universal

Islam bukan hanya doktrin belaka yang identik dengan pembebanan, tetapi juga ajaran yang
bertujuan untuk menyejahterakan manusia. Karenanya, segala sesuatu yang ada di mayapada ini
merupakan fasilitas yang berguna bagi manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

‘Abd al-Wahab Khalaf berkata, “Dalam membentuk hukum, Syari’at (Allah dan Rasul-Nya)
selalu membuat illat (ratio logis) yang berkaitan dengan kemaslahatan manusia, juga
menunjukkan beberapa bukti bahwa tujuan legislasi hukum tersebut untuk mewujudkan
kemaslahatan manusia. Di samping itu, Syari’at menetapkan hukum-hukum itu sejalan dengan
tiadanya illat yang mengiringinya. Oleh karena itu, Allah mensyariatkan sebagian hukum
kemudian merevisinya karena ada kemaslahatan yang sebanding dengan hukum tersebut.

5. Persamaan dan Keadilan (al-Musawah wa al-Adalah)

Persamaan hak di muka adalah salah satu prinsip utama syariat Islam, baik yang berkaitan
dengan ibadah atau muamalah. Persamaan hak tersebut tidak hanya berlaku bagi umat Islam, tapi
juga bagi seluruh agama. Mereka diberi hak untuk memutuskan hukum sesuai dengan ajaran
masing-masing, kecuali kalau mereka dengan sukarela meminta keputusan hukum sesuai hukum
Islam.

Penyamarataan hak di atas berimplikasi pada keadilan yang seringakli didengungkan al-Quran
dalam menetapkan hukum,

‫ِإَّن َهَّللا َيْأُم ُر ُك ْم َأْن ُتَؤ ُّد وا اَأْلَم اَناِت ِإَلٰى َأْهِلَها َو ِإَذ ا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّناِس َأْن َتْح ُك ُم وا ِباْلَع ْد ِل ۚ ِإَّن َهَّللا ِنِعَّم ا َيِع ُظُك ْم ِبِهۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن َسِم يًعا‬
‫َبِص يًرا‬

Artinya:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Nisa: 58)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Syariah adalah ketentuan-ketentuan agama yang merupakan pegangan bagi manusia di dalam
hidupnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Syariah Islam adalah tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia untuk
mencapai keridhoan Allah SWT yang dirumuskan dalam Al-Qur’an.

B. SARAN

Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna perbaikan dimasa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA

- Prof. Dr. Haradjat, Zakiah dkk. 1999. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta

- H. Raasjid, Sulaiman. 1976. Fiqih Islam. Bandung:Attahiriyah.

- Drs. Hakim, Nandang l. 1988. Pendidikan Agama Islam. Bandung:Ganeca Exac.

- http://digilib.uinsby.ac.id/6372/5/Bab%202.pdf

- https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/medsyar/article/viewFile/1745/1288

- http://ayoekya1989.blogspot.com/2013/09/makalah-syariat-islam-lengkap.html
MAKALAH SYARI’AT

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun Oleh :

Kelompok :4

Anggota : 1. Nabilla Liza Iftitah (13040118120022)


2. Amma Alunna (13040118120023)
3. Mega Rahayu Ratnawati (13040118120024)
4. Ayu Astrid Yustiningrum (13040118120025)
5. Aryuni Mona Lestari (13040118120026)
6. Septiana Arisa Putri (13040118120028)
7. Lina Azizah Nur Utami (13040118120030)
8. Jostina Inaya Nawang Sari (13040118120031)
Fakultas : Ilmu Budaya
Prodi : Ilmu Perpustakaan

Kelas :A

Anda mungkin juga menyukai