DISUSUN OLEH :
FEBBY SETIANI SAPUTRI
051527929
FALKUTAS HUKUM
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan ridho-Nya penulis tidak akan
mampu menyelesaikan tugas makalah Ilmu Negara mengenai “Tujuan Negara” ini dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
syafa’atnya kelak kita nantikan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Salamah ,
M.Pd.I pada mata kuliah Pendidikan agama islam . Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang isi dan ajaran dari teori-teori mengenai tujuan
negara.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Salamah , M.Pd.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan agama islam yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis
tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan juga kepada
pembaca yang telah meluangkan waktu untuk membaca makalah ini. Penulis menyadari,
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas, pastikan bahwa
tugas Anda sudah terkirim, dan file jawaban tugas dalam bentuk doc/docx/pdf hanya
diunggah pada tempat unggah tugas pada Tuton ini.
1.2
Pembahasan Masalah
1. Hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-'Ankabut/29:45 adalah bahwa hukum syariat
berisi hukum dan aturan dalam menjalani kehidupan di dunia ini, merupakan panduan yang
menyeluruh untuk mengatasi permasalahan yang ada harus mengikuti aturan yang ada dalam
kitab Al-Quran dan aturan Islam.
Surat Al-Ankabut ayat 45 berisi perintah untuk membaca kitab Al-Quran dan perintah untuk
melaksanakan shalat untuk mencegah dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, keji, dan
mungkar yang dilarang oleh agama karena saat kita shalat berarti kita mengingat Allah dan
diharapkan kita memerhatikan apa yang kita lakukan karena Allah melihat kita. Dalam Islam,
hukum syariat bersumber pada dalil Al-Quran dan sunnah, dan ketetapannya bersifat qhat’i
(mutlak dan benar).
Hukum syariat mencakup kehidupan sosial, akidah, akhlak, ibadah, ekonomi, dan segala aspek
kehidupan manusia lain.
Quran Surat Al-‘Ankabut Ayat 45
ٱْتُل َم ٓا ُأوِح َى ِإَلْيَك ِم َن ٱْلِكَٰت ِب َو َأِقِم ٱلَّص َلٰو َةۖ ِإَّن ٱلَّص َلٰو َة َتْنَهٰى َع ِن ٱْلَفْح َش ٓاِء َو ٱْلُم نَك ِرۗ َو َلِذ ْك ُر ٱِهَّلل َأْك َبُرۗ َو ٱُهَّلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعوَن
Utlu maa ụḥiya ilaika minal-kitaabi wa aqimiṣ-ṣalaah, innaṣ-ṣalaata tan-haa 'anil-faḥsyaa`i wal-
mungkar, walażikrullaahi akbar, wallaahu ya'lamu maa taṣna'ụn
Artinya: "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Ankabut:45)
2. a. Wajib (Fardhu)
Wajib atau fardhu merupakan status hukum yang harus dilakukan oleh mereka yang memenuhi
syarat-syarat wajibnya. Syarat wajib yang dimaksud adalah orang yang sudah mukallaf, yaitu seorang
muslim yang sudah dewasa dan berakal sehat. Jika kita mengerjakan perkara yang wajib, maka
akan mendapat pahala. Namun bila ditinggalkan maka akan mendapat dosa. Beberapa contoh
ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam adalah shalat 5 waktu dan puasa Ramadhan. Jika dibagi
lagi, terdapat dua pembagian sifat hukum wajib, yaitu:
Fardhu ‘ain : yaitu hal yang harus dilakukan oleh semua orang muslim yang sudah memenuhi
syarat tanpa terkecuali .
Fardhu kifayah : yaitu hal yang harus dilakukan oleh muslim mukallaf, namun jika sudah ada
yang melakukannya, maka tidak menjadi wajib lagi bagi yang lain.
Contohnya adalah shalat jenazah
b. Sunnah atau sunnat adalah perkara yang dianjurkan bagi umat Islam. Artinya, jika dikerjakan
maka akan mendapatkan pahala, namun jika tidak dikerjakan tidak apa-apa. Sebagai muslim, kita
sangat dinajurkan untuk mengerjakan amalan ibadah sunnah yang jumlahnya sangat banyak sekali
agar kita bisa mendapatkan pahala. Contoh amalan sunnah yaitu sholat sunnah, puasa Senin Kamis
dan lain-lain.
Jika dibagi lagi, terdapat dua pembagian sifat hukum sunnah, yaitu :
Sunnah mu’akad : yaitu perkara amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad
SAW
Sunnah ghairu mu’akad : yaitu perkara amalan sunnah yang hanya dianjurkan saja.
c. Mubah artinya adalah boleh. Dalam Islam, mubah merupakan sebuah hukum dimana seorang
muslim boleh mengerjakan suatu perkara, tanpa mendapat pahala dan dosa. Hal ini lebih condong
pada aktivitas dan kegiatan duniawi. Contoh perkara mubah antara lain adalah makan, minum dan
lain-lain.
d. Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan. Jika dilakukan tidak
berdosa namun jika ditinggalkan akan mendapat pahala. Artinya, makruh adalah perbuatan yang
sebaiknya dihindari meski jika dilakukan tidak mendapat dosa, namun sebaiknya tidak dilakukan.
Contoh perbuatan makruh adalah makan sambil berdiri atau berkumur saat sedang berpuasa.
e. Haram adalah suatu hal yang dilarang dan tidak boleh dilakukan oleh umat Islam. Haram
termasuk status hukum dimana sebuah perkara tidak boleh dikerjakan. Jika dilakukan maka akan
mendapat dosa. Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita menjauhi hal hal dan perbuatan
yang haram karena bisa mendekatkan kita dengan siksa api neraka. Beberapa contoh perbuatan
haram adalah perbuatan maksiat seperti zina, main judi, fitnah, makan dading babi, mencuri dan
lain-lain yang harus kita hindari.
4. Sunnah merupakan keterangan Nabi Muhammad SAW baik berupa ucapan (sunnah
qauliyah), perbuatan (sunnah fi’liyah), maupun ketetapan Nabi (sunnah taqririyah) :
Sunnah memiliki tiga fungsi terhadap Al-Qur'an, yaitu:
1. Penguat (ta'qid): Sunnah berfungsi sebagai penguat atas apa yang dibawa Al-Qur'an
Sunnah dapat memberikan penjelasan lebih lanjut dan memperkuat pemahaman terhadap
ayat-ayat Al-Qur'an.
2. Penjelas (tabyin): Sunnah berfungsi sebagai penjelas atas apa yang terdapat dalam Al-
Qur'an.Sunnah dapat memberikan penjelasan lebih rinci terhadap ayat-ayat Al-Qur'an
yang bersifat umum.
3. Mustaqillah atau menetapkan hukum yang belum ada hukumnya dalam Al-Qur'an:
Sunnah berfungsi sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.
Sunnah dapat menetapkan hukum yang belum ada dalam Al-Qur'an dan menjelaskan keumuman
Al-Qur'an.
Sunnah dan Al-Qur'an merupakan dua hal yang menyatu dan tak terpisahkan. Al-Qur'an sebagai
sumber ajaran Islam yang dijamin kebenaran dan keutuhan serta kemurniannya hanya
mengandung kaidah-kaidah syari’at Islam secara umum. Sehingga diperlukan bantuan untuk
menafsirkan kaidah dan hukum yang masih universal tersebut. Sunnah merupakan bantuan
tersebut dan menjadi sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.
5. Moral, susila, budi pekerti, etika, dan akhlak adalah konsep-konsep yang berkaitan dengan
perilaku manusia dan norma-norma yang mengatur perilaku tersebut. Meskipun memiliki makna
yang mirip, namun terdapat perbedaan antara kelima konsep tersebut.
Moral merujuk pada seperangkat nilai-nilai yang dianut oleh individu atau kelompok
dalam menentukan tindakan yang benar atau salah. Moral bersifat subjektif dan dapat
berbeda-beda antara individu atau kelompok yang berbeda.
Susila merujuk pada nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat atau budaya tertentu dalam
menentukan tindakan yang benar atau salah. Susila bersifat objektif dan dapat berbeda-
beda antara masyarakat atau budaya yang berbeda.
Budi pekerti merujuk pada perilaku yang baik dan sopan yang diharapkan dari individu
dalam pergaulan sosial. Budi pekerti berkaitan dengan sikap dan perilaku yang sopan,
santun, dan menghargai orang lain.
Etika merujuk pada seperangkat prinsip atau aturan yang mengatur perilaku manusia
dalam suatu profesi atau bidang tertentu. Etika berkaitan dengan tindakan yang benar
atau salah dalam konteks profesi atau bidang tertentu.
Akhlak merujuk pada perilaku manusia yang baik atau buruk dalam konteks agama atau
keyakinan tertentu. Akhlak berkaitan dengan tindakan yang benar atau salah dalam
konteks agama atau keyakinan tertentu.
Meskipun memiliki perbedaan, kelima konsep tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi.
Moral, susila, budi pekerti, etika, dan akhlak semuanya berkaitan dengan perilaku manusia dan
norma-norma yang mengatur perilaku tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, individu harus
memperhatikan kelima konsep tersebut untuk dapat berperilaku dengan baik dan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat.
Sumber:
https://kumparan.com/berita-terkini/penjelasan-7-macam-prinsip-prinsip-
umum-hukum-dalam-islam-1zCZDsjKUSm
https://www.dream.co.id/stories/prinsip-hukum-islam-secara-umum-yang-
penting-diketahui-umat-islam-2112307.html
https://jendelaguru.com/tujuh-prinsip-umum-hukum-islam/?amp=1