Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TUGAS 2

Oleh :

JUNAI PERMANA WAHYUDI

NIM : 050234624

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA

2023
1. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-
’Ankabut/29: 45!
2. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!
3. Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum
Islam!
4. Jelaskan posisi dan fungsi sunnah terhadap Al-Qur’an!
5. Jelaskan perbedaan moral, susila, budi pekerti, etika, dan akhlak, dan
kaitan antara semuanya!

JAWABAN

1. Hukum syariat adalah segala ketentuan dan ketetapan dari Allah SWT yang
bersifat mutlak mencakup kahidupan sosial, akidah, akhlak, ibadah, ekonomi,
dan segala aspek kehidupan manusia lain. Bunyi surat Al Ankabut ayat 45 yang
memuat tentang hukum syariat adalah sebagai berikut: Artinya: "Bacalah apa
yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan." Dalam Surat Al Ankabut ayat 45, Allah memerintahkan bagi
hambanya untuk mendirikan shalat dan senantiasa membaca Al Quran. Shalat
merupakan ibadah wajib bagi umat Islam yang dapat mencegah manusia dari
perbuatan keji dan mungkar yang melanggar perintah dari Allah SWT. Adapun
membaca Al Quran akan menyempurnakan ibadah wajib bagi seorang muslim.

2. Lima Macam Hukum Islam antara lain :

1) Wajib
Wajib Merupakan suatu perintah yang harus dikerjakan, di mana orang yang
meninggalkannya akan mendapat dosa. Wajib atau fardhu merupakan status
hukum yang harus dilakukan oleh mereka yang memenuhi syarat-syarat
wajibnya. Syarat wajib yang dimaksud adalah orang yang sudah mukallaf,
yaitu seorang muslim yang sudah dewasa dan berakal sehat. Jika dibagi lagi,
terdapat dua pembagian sifat hukum wajib, yaitu: Fardhu ‘ain : yaitu hal yang
harus dilakukan oleh semua orang muslim yang sudah memenuhi syarat tanpa
terkecuali seperti Sholat Lima Waktu dan yang kedua adalah Fardhu kifayah:
yaitu hal yang harus dilakukan oleh muslim mukallaf, namun jika sudah ada
yang melakukannya, maka tidak menjadi wajib lagi bagi yang lain.
Contohnya adalah shalat jenazah.

2) Sunah
Sunah Orang yang melaksanakan berhak mendapat ganjaran (pahala), namun
tidak akan dosa bila ditinggalkan. Pembagian hukum sunnah berdasarkan
tuntutan untuk melakukannya di antaranya, Sunah muakkad adalah perbuatan
yang selalu dilakukan oleh nabi, di samping ada keterangan yang
menunjukkan bahwa perbuatan itu bukanlah sesuatu yang fardhu. Contohnya,
sholat witir. Sunah ghairu mu'akad adalah sunnah yang dilakukan oleh nabi,
tetapi tidak tidak dilazimkan untuk berbuat demikian. Contohnya, sunah 4
rakat sebelum dzuhur dan sebelum ashar.

3) Makruh yaitu orang yang meninggalkan larangan tersebut akan mendapat


ganjaran berupa pahala. Sebaliknya, orang tersebut tidak akan mendapat
apa-apa bila tidak meninggalkannya. Para ulama membagi makruh ke dalam
dua bagian, yakni: Makruh tahrim adalah sesuatu yang dilarang oleh syariat
secara pasti. Contohnya larangan memakai perhiasan emas bagi laki-laki.
Makruh tanzih adalah sesuatu yang diajurkan oleh syariat untuk
meninggalkannya, tetapi larangan tidak bersifat pasti. Contohnya memakan
daging kuda saat sangat butuh waktu perang.

4) Mubah
Mubah yaitu hukum yang mana bila dikerjakan, orang tersebut tidak
dijanjikan ganjaran pahala. Tetapi, tidak pula dilarang dalam
mengerjakannya. Artinya jika sesuatu bersifat mubah, maka tidak ada
pahala atau dosa jika dilakukan namun bersifat ‘Boleh”.
Ulama ushul fiqih membagi mubah dalam tiga jenis, di antaranya:
- Tidak mengandung mudharat (bahaya) apabila dilakukan atau tidak.
Contohnya, makan, minum, dan berpakaian
- Tidak ada mudharat bila dilakukan, sementara perbuatan itu pada dasarnya
diharamkan. Misalnya, makan daging babi saat keadaan darurat.
- Sesuatu yang pada dasarnya bersifat mudharat, tetapi Allah SWT
memaafkan pelakunya. Contoh, mengerjakan pekerjaan haram sebelum
Islam.

5) Haram
Secara terminologi, haram adalah sesuatu yang dilarang Allah SWT dan
rasulNya. Orang yang melanggar mendapat dosa, sementara orang yang
meninggalkannya dijanjikan pahala. Ada beberapa jenis haram yang
dikelompokkan oleh jumhur ulama, yaitu: Al Muharram li dzatihi, sesuatu
yang diharamkan oleh syariat karena esensinya mengandung kemadharatan
bagi kehidupan manusia. Contoh makan bangkai, minum khamr, berzina.
Al Muharram li ghairihi, sesuatu yang dilarang bukan karena
kandungannya, tetapi karena faktor eksternal. Misalnya, jual beli barang
secara riba.

3. Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam!


Dikutip dari buku Ijtihad Maqasidi oleh A. Halil Thahir (2015), 7 macam
prinsip-prinsip hukum Islam yang dijadikan pokok seseorang dalam berpikir,
bertindak, dan sebagai berikut:
1) Prinsip Tauhid
Prinsip ini menegaskan bahwa seluruh bangunan hukum Islam adalah
bermuara pada mengesakan Tuhan, yaitu Allah SWT. Dengan prinsip tauhid,
pelaksanaan suatu hukum akan bermakana sebagai ibadah.
2) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan memiliki makna bahwa hukum Islam yang mengatur
persoalan manusia dari berbagai aspek harus dilandaskan pada keadilan yang
meliputi hubungan antara dirinya sendiri, masyarakat, maupun dengan Allah
SWT.
3) Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar
Amar makruf nahi munkar memiliki arti hukum Islam yang ditegakkan untuk
menjadikan manusia dapat melaksanakan hal-hal secara baik dan benar
sesuai yang dikehendaki Allah SWT sehingga tidak terjadi keburukan dalam
kehidupan bermasyarakat.
4) Prinsip al-Hurriyah (Kemerdekaan dan Kebebasan)
Prinsip ini mengandung makna bahwa hukum Islam tidak ada paksaan.
Artinya, manusia dapat menolak dan menerima hukum Islam namun tetap
harus bertanggung jawab akan keputusannya.
5) Prinsip Musawah (Persamaan)
Hukum dalam agama Islam tidak membedakan derajat, suku, ataupun fisik
dengan manusia lainnya. Semua manusia di hadapan Allah SWT adalah
sama. Adapun yang membedakannya adalah ketakwaan.
6) Prinsip Al-Ta’awun (Tolong Menolong) dan Al-Shura (Musyawarah)
Prinsip ini menjelaskan dalam menjalani hidup ini, sesama manusia
hendaknya saling tolong-menolong, saling bahu-membahu baik dalam ranah
sosial, hukum, dan lainnya. Dalam melakukan ijtihad (penggalian hukum
Islam), sebaiknya dilakukan secara jama'i (kolektif) dengan melibatkan
setiap pihak yang kompeten dalam bidangnya, serta bidang-bidang yang ada
keterkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji status hukumnya.
7) Prinsip Al-Tasamuh (Toleransi)
Prinsip toleransi menegaskan bahwa pebedaan pandangan dalam melihat
sebuah hukum, karena perbedaan teori, metode dan pendekatan yang dipakai
dalam penggalian hukum Islam hendaknya masing-masing berlapang dada
menerimanya sebagai keniscayaan dalam realitas kehidupan yang plural.

4. Sunnah adalah segala perkataan, perbuatan, dan persetujuan yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW. Penjelasan posisi dan fungsi sunnah terhadap Al-
Qur’an. Sunnah adalah sumber hukum kedua dalam agama Islam setelah Al-
Qur'an. Yang mana posisi dan fungsi Sunnah adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan dan Tafsir: Sunnah memberikan penjelasan dan tafsir terhadap
ayat-ayat Al-Qur'an yang mungkin memerlukan konteks atau interpretasi
lebih lanjut. Hadis-hadis Nabi Muhammad menjelaskan makna dan aplikasi
praktis dari ajaran-ajaran Al-Qur'an.
b. Pelengkap: Sunnah melengkapi ajaran-ajaran Al-Qur'an dengan memberikan
petunjuk dan contoh konkret tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip
yang terkandung dalam Al-Qur'an. Sunnah memberikan panduan tentang
ibadah, etika, hukum, dan tata cara kehidupan sehari-hari.
c. Pengembangan Hukum Islam: Sunnah juga berperan dalam
mengembangkan hukum Islam. Al-Qur'an memberikan prinsip-prinsip dasar,
sedangkan sunnah memberikan contoh konkret dan petunjuk dalam mengatur
kehidupan sehari-hari umat Islam.
d. Pemeliharaan dan Penjagaan: Sunnah berperan dalam pemeliharaan dan
penjagaan Al-Qur'an. Sunnah membantu menjaga keaslian dan keotentikan
Al-Qur'an dengan memberikan contoh bagaimana Al-Qur'an diterapkan
dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam pada masa itu.
e. Pengembangan Ibadah: Sunnah juga memberikan petunjuk dalam
pengembangan ibadah. Contohnya, dalam menjalankan shalat, puasa, zakat,
dan haji, sunnah memberikan contoh dan tata cara yang diikuti oleh umat
Islam.
f. Sumber Hukum: Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam
setelah Al-Qur'an. Sunnah memberikan petunjuk hukum yang tidak
dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur'an, seperti hukum waris, pernikahan,
dan perdagangan. Sunnah juga memberikan panduan tentang tata cara ibadah,
seperti shalat dan puasa.

5. Perbedaan Moral, Susila, Budi Pekerti, Etika, Dan Akhlak, Dan Kaitan Antara
Semuanya
Perbedaan antara moral, susila, budi pekerti, etika, dan akhlak adalah sebagai
berikut:
Moral: Moral merujuk pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang mengatur
perilaku manusia dalam hubungannya dengan orang lain. Moral mencakup apa
yang dianggap benar dan salah, baik dan buruk, dan membentuk dasar dari
tindakan manusia.
Susila: Susila adalah konsep yang berkaitan dengan perilaku yang dianggap
baik dan benar dalam masyarakat. Susila mencakup norma-norma dan aturan-
aturan yang mengatur tindakan manusia agar sesuai dengan nilai-nilai yang
dihormati dalam masyarakat.
Budi Pekerti: Budi pekerti merujuk pada sikap dan perilaku yang
mencerminkan kesopanan, kebaikan hati, dan sikap yang baik terhadap orang
lain. Budi pekerti melibatkan sikap saling menghormati, sopan santun, dan
kepedulian terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.
Etika: Etika adalah studi tentang prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang
mengatur perilaku manusia. Etika mencakup pemikiran kritis tentang apa yang
benar dan salah, serta bagaimana manusia seharusnya bertindak dalam berbagai
situasi.
Akhlak: Akhlak merujuk pada karakter dan moralitas individu. Akhlak
mencakup sikap, perilaku, dan kebiasaan yang mencerminkan nilai-nilai moral
yang dipegang oleh individu. Akhlak melibatkan kesadaran diri, pengendalian
diri, dan upaya untuk menjadi pribadi yang baik.
Kaitan antara moral, susila, budi pekerti, etika, dan akhlak adalah bahwa
semuanya berhubungan dengan perilaku manusia dan nilai-nilai yang mengatur
tindakan tersebut. Moral dan susila adalah dasar dari budi pekerti, yang
kemudian menjadi landasan bagi etika. Akhlak adalah hasil dari penerapan
nilai-nilai moral, susila, budi pekerti, dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber referensi :

https://beritadiy.pikiran-rakyat.com

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6181547/5-hukum-dalam-islam-dan-
contohnya-muslim-harus-tahu.

https://kumparan.com/berita-terkini/penjelasan-7-macam-prinsip-
prinsip-umum-hukum-dalam-islam

Anda mungkin juga menyukai