Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 2

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS TERBUKA

NAMA : GITA SEFRI SAFITRI


NIM : 049582604
UPBJJ-UT : KOTA SEMARANG
1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.

a. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-’Ankabut/29: 45 !

b. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!

c, Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam !

d. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan An-
Nisaa’/4: 59 !

2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri tauladan
pelaksanaannya ada padadiri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan dan pembinaan
akhlak manusia,

a. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16: 125 !

b. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS.
Al-Ahzab/33:21 !

3. Pergaulan sosial di era modern pada saat ini sangat berpengaruh pada akhlak, etika dan
moral manusia, agama yang merupakan sumber akhlak, etika dan moral mulai dijauhi oleh
manusia sehingga ajaran agama tidak lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana
menurut anda tentang hal tersebut, berikan contoh nyata yang terjadi terkait pernyataan
tersebut!
JAWABAN:

1.

A) Secara umum, pengertian hukum syariat menurut isi kandungan

Q.S. Al-'Ankabut/29:45 adalah aturan-aturan dan perintah-perintah yang diturunkan oleh Allah
SWT kepada umat manusia melalui wahyu-Nya yang tertuang dalam Al-Quran dan As-Sunnah
Rasulullah SAW.

Hukum syariat mencakup berbagai aspek kehidupan, baik dalam hubungan individu dengan
Allah SWT maupun hubungan sosial antara manusia.

Hukum syariat tidak hanya menetapkan prinsip-prinsip dan tata cara ibadah, tetapi juga
mencakup aturan-aturan terkait kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan lain sebagainya.

Dalam konteks ayat tersebut, Allah SWT berfirman:

"Bacalah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Quran, dan dirikanlah shalat.

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.

Dan sesungguhnya mengingat Allah (melalui shalat) adalah lebih besar (keutamaannya). Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-'Ankabut/29:45)

Ayat tersebut menekankan pentingnya membaca Al-Quran sebagai sumber hukum syariat yang
utama dan mengesankan bahwa hukum syariat adalah sarana untuk menjaga keutamaan
manusia dan mencegah perilaku-perilaku buruk.

Selain itu, ayat tersebut juga menunjukkan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah SWT
melalui ibadah shalat sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan kepada-Nya.

B) 5 Hukum dalam Islam dan contohnya :


1. Wajib
Merupakan suatu perintah yang harus dikerjakan, di mana orang yang meninggalkannya akan
mendapat dosa.
Hukum wajib terbagi menjadi empat jenis berdasarkan bentuk kewajibannya, yakni kewajiban
waktu pelaksanaannya, kewajiban bagi orang melaksanakannya, kewajiban bagi ukuran atau
kadar pelaksanaannya, dan kandungan kewajiban perintahnya.
Waktu pelaksanaannya
-Wajib muthlaq, wajib yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya. Seperti, meng-qadha puasa
Ramadan yang tertinggal atau membayar kafarah sumpah.
-Wajib muaqqad, wajib yang pelaksanaannya ditentukan dalam waktu tertentu dan tidak sah
dilakukan di luar waktu yang ditentukan.
Orang yang melaksanakannya
-wajib aini, kewajiban secara pribadi yang tidak mungkin dilakukan atau diwakilkan orang lain.
Misalnya, puasa dan salat.
-Wajib kafa'i atau kifayah, kewajiban bersifat kelompok apabila tidak seorang pun melakukannya
maka berdosa semuanya dan jika beberapa melakukannya maka gugur kewajibannya.
Contohnya, sholat jenazah.
Ukuran atau kadar pelaksanaannya
-Wajib muhaddad, kewajiban yang harus sesuai dengan kadar yang sesuai ketentuan, contohnya
zakat.
-Wajib ghairu muhaddad, kewajiban yang tidak ditentukan kadarnya, misalnya menafkahi
kerabat.
Kewajiban perintahnya
-Wajib mu'ayyan, kewajiban yang telah ditentukan dan tidak ada pilihan lain. Contohnya,
membayar zakat dan salat lima waktu.
Wajib mukhayyar, kewajiban yang objeknya boleh dipilih antara beberapa alternatif. Seperti,
kafarat pelanggaran sumpah.

2. Sunah

Orang yang melaksanakan berhak mendapat ganjaran (pahala), namun tidak akan dosa bila
ditinggalkan. Pembagian hukum sunnah berdasarkan tuntutan untuk melakukannya di
antaranya,
-Sunah muakkad adalah perbuatan yang selalu dilakukan oleh nabi, di samping ada keterangan
yang menunjukkan bahwa perbuatan itu bukanlah sesuatu yang fardhu. Contohnya, sholat witir.
-Sunah ghairu mu'akad adalah sunnah yang dilakukan oleh nabi, tetapi tidak tidak dilazimkan
untuk berbuat demikian. Contohnya, sunah 4 rakat sebelum dzuhur dan sebelum ashar.

3. Makruh
Makruh secara bahasa artinya mubghadh (yang dibenci). Jumhur ulama mendefinisikan makruh
sebagai larangan terhadap suatu perbuatan. Namun, larangan tidak bersifat pasti, lantaran tidak
ada dalil yang menunjukkan haramnya perbuatan tersebut.
Artinya, orang yang meninggalkan larangan tersebut akan mendapat ganjaran berupa pahala.
Sebaliknya, orang tersebut tidak akan mendapat apa-apa bila tidak meninggalkannya.
Para ulama membagi makruh ke dalam dua bagian, yakni:
-Makruh tahrim adalah sesuatu yang dilarang oleh syariat secara pasti. Contohnya larangan
memakai perhiasan emas bagi laki-laki.
-Makruh tanzih adalah sesuatu yang diajurkan oleh syariat untuk meninggalkannya, tetapi
larangan tidak bersifat pasti. Contohnya memakan daging kuda saat sangat butuh waktu perang.
4. Mubah
Hukum mubah memberikan pilihan bagi seseorang untuk mengerjakan atau meninggalkannya.
Bila dikerjakan, orang tersebut tidak dijanjikan ganjaran pahala. Tetapi, tidak pula dilarang
dalam mengerjakannya.
Artinya jika sesuatu bersifat mubah, maka tidak ada pahala atau dosa jika dilakukan.
Ulama ushul fiqih membagi mubah dalam tiga jenis, di antaranya:

- Tidak mengandung mudharat (bahaya) apabila dilakukan atau tidak. Contohnya, makan,
minum, dan berpakaian
- Tidak ada mudharat bila dilakukan, sementara perbuatan itu pada dasarnya diharamkan.
Misalnya, makan daging babi saat keadaan darurat.
- Sesuatu yang pada dasarnya bersifat mudharat, tetapi Allah SWT memaafkan pelakunya.
Contoh, mengerjakan pekerjaan haram sebelum Islam.

5. Haram

Secara terminologi, haram adalah sesuatu yang dilarang Allah SWT dan rasulNya. Orang yang
melanggar mendapat dosa, sementara orang yang meninggalkannya dijanjikan pahala.
Menurut madzhab hanafi, hukum haram harus didasarkan dalil qathi yang tidak mengandung
keraguan sedikitpun. Sehingga kita tidak mempermudah dalam menetapkan hukum haram.
Ada beberapa jenis haram yang dikelompokkan oleh jumhur ulama, yaitu:
Al Muharram li dzatihi, sesuatu yang diharamkan oleh syariat karena esensinya mengandung
kemadharatan bagi kehidupan manusia. Contoh makan bangkai, minum khamr, berzina.
Al Muharram li ghairihi, sesuatu yang dilarang bukan karena kandungannya, tetapi karena faktor
eksternal. Misalnya, jual beli barang secara riba.

C) Dikutip dari buku Ijtihad Maqasidi oleh A. Halil Thahir (2015),


7 macam prinsip-prinsip hukum Islam yang dijadikan pokok seseorang dalam berpikir,
bertindah, dan sebagai berikut.
1. Prinsip Tauhid
Prinsip ini menegaskan bahwa seluruh bangunan hukum Islam adalah bermuara pada
mengesakan Tuhan, yaitu Allah SWT. Dengan prinsip tauhid, pelaksanaan suatu hukum akan
bermakana sebagai ibadah.
2. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan memiliki makna bahwa hukum Islam yang mengatur persoalan manusia dari
berbagai aspek harus dilandaskan pada keadilan yang meliputi hubungan antara dirinya sendiri,
masyarakat, maupun dengan Allah SWT.
3. Prinsip Amar Makruf Nahi Munkar
Amar makruf nahi munkar memiliki arti hukum Islam yang ditegakkan untuk menjadikan
manusia dapat melaksanakan hal-hal secara baik dan benar sesuai yang dikehendaki Allah SWT
sehingga tidak terjadi keburukan dalam kehidupan bermasyarakat
4. Prinsip al-Hurriyah (Kemerdekaan dan Kebebasan)
Prinsip ini mengandung makna bahwa hukum Islam tidak ada paksaan. Artinya, manusia dapat
menolak dan menerima hukum Islam namun tetap harus bertanggung jawab akan
keputusannya.
5. Prinsip Musawah (Persamaan)
Hukum dalam agama Islam tidak membedakan derajat, suku, ataupun fisik dengan manusia
lainnya. Semua manusia di hadapan Allah SWT adalah sama. Adapun yang membedakannya
adalah ketakwaan.
6.Prinsip Al-Ta’awun (Tolong Menolong) dan Al-Shura (Musyawarah)
Prisip ini menjelaskan dalam menjalani hidup ini, sesama manusia hendaknya saling tolong-
menolong, saling bahu-membahu baik dalam ranah sosial, hukum, dan lainnya. Dalam
melakukan ijtihad (penggalian hukum Islam), sebaiknya dilakukan secara jama'i (kolektif)
dengan melibatkan setiap pihak yang kompeten dalam bidangnya, serta bidang-bidang yang
ada keterkaitan dengan permasalhan yang akan dikaji status hukumnya.
7. Prinsip Al-Tasamuh (Toleransi)
Prinsip toleransi menegaskan bahwa pebedaan pandangan dalam melihat sebuah hukum,
karena perbedaan teori, metode dan pendekatan yang dipakai dalam penggalian hukum Islam
hendaknya masing-masing berlapang dada menerimanya sebagai keniscayaan dalam realitas
kehidupan yang plural.

D) Surah An-Nisaa’/4:59 menyatakan:

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوْا َأِط يُعوْا َهّللا َو َأِط يُعوْا الَّرُسوَل َو ُأْو ِلي اَألْم ِر ِم نُك ْم َفِإن َتَناَز ْعُتْم ِفي َش ْي ٍء َفُر ُّد وُه ِإَلى ِهّللا َو الَّرُسوِل ِإن ُك نُتْم ُتْؤ ِم ُنوَن‬
‫ِباِهّلل َو اْلَيْو ِم اآلِخ ِر َذ ِلَك َخْيٌر َو َأْح َس ُن َتْأِويًال‬

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul (Muhammad), dan
kepada Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
Pengertian taat kepada hukum Allah SWT adalah mematuhi segala perintah dan
larangan Allah SWT dalam ajaran Islam.

Taat kepada hukum Allah SWT juga berarti mengikuti semua aturan dan prinsip dalam Al-Quran
dan Hadits, serta menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan pelanggaran syariat Islam.

Dalam ayat An-Nisaa'/4:59, taat kepada hukum Allah SWT dapat diartikan sebagai ketaatan
manusia terhadap segala perintah dan larangan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-
Quran dan Hadits.

Selain itu, taat kepada hukum Allah SWT juga mencakup sikap patuh dan taat kepada
pemerintah dan pemimpin yang memerintah sesuai dengan hukum Islam.

Dalam hal ini, manusia diharapkan untuk selalu mentaati segala ketentuan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dan pemimpin yang mengacu pada hukum Islam, serta tidak
melakukan perbuatan yang melanggar hukum tersebut.

2.

A)

‫ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَحَس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتْي ِهَي َاْح َس ُۗن ِاَّن َر َّبَك ُهَو َاْعَلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن َس ِبْيِلٖه َو ُهَو َاْعَلُم ِباْلُم ْهَتِد ْيَن‬

125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk.

Pelajaran moral dari ayat diatas adalah perintah untuk semua umat manusia agar senantiasa
dalam kehidupannya selalu melakukan perbuatan yang terpuji dan menghindari perbuatan
tidak terpuji, sesungguhnya ALLAH SWT melihat apa yang kita perbuat

B)

‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفْي َر ُسْو ِل ِهّٰللا ُاْس َو ٌة َحَس َنٌة ِّلَم ْن َك اَن َيْر ُجوا َهّٰللا َو اْلَيْو َم اٰاْل ِخَر َو َذ َك َر َهّٰللا َك ِثْيًر ۗا‬

21. Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah

Kaitannya dengan agama adalah:


Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, Rasulullah SAW telah
memberikan contoh akhlak yang baik dan patut dicontoh oleh umatnya.

Oleh karena itu, agama menjadi sumber utama dalam pembentukan akhlak dan moral manusia.

Agama memberikan pedoman dan ajaran tentang bagaimana seharusnya manusia berperilaku
yang baik dan benar, sehingga dapat mencapai tujuan hidupnya dengan damai dan sejahtera.

Agama juga mengajarkan nilai-nilai moral seperti kejujuran, kesetiaan, kerja keras, toleransi,
kasih sayang, dan keadilan.

Nilai-nilai ini dianggap sebagai sumber utama dalam membentuk karakter dan perilaku manusia
yang baik.

Agama juga memberikan motivasi spiritual dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga
manusia tidak hanya mencari kesenangan dunia semata, tetapi juga memikirkan kehidupan
setelah mati.

Secara keseluruhan, agama memainkan peran penting sebagai sumber akhlak dan moral
manusia.

Sesungguhnya setiap perilaku umat muslim haruslah berlandaskan pada perilaku


Rasulullah,dengan demikian peran rasulallah sangat penting bagi umat muslim.

3 Pergaulan sosial yang terjadi pada era modern memang sangat berpengaruh
pada akhlak, etika, dan moral manusia.banyak orang yang lebih memilih mengikuti trend dan
gaya hidup modern yang lebih sekuler daripada memegang teguh ajaran agama.

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan moral dan etika dalam masyarakat. Saat
agama yang menjadi sumber kebaikan dijauhi maka umat manusia akan menjadi sesat dan
melakukan hal yang tidak terpuji.

Contoh nyata yang sering saya temui sehari hari adalah

-lalai dalam kewajiban rukun islam yaitu sholat 5 waktu

- pergaulan bebas (pacaran)

-membantah orang tua

Sumber :
https://www.merdeka.com/quran/al-ahzab/ayat-21

Ismail, A. (2018). Akhlak dalam Pandangan Islam dan Pembentukannya dalam


Pendidikan. Journal of Islamic Education and Research, 3(1), 17-27.

https://kumparan.com/berita-terkini/penjelasan-7-macam-prinsip-prinsip-umum-
hukum-dalam-islam

BMP MKWU 4101

Anda mungkin juga menyukai