Anda di halaman 1dari 7

NAMA : PRIYA JATI KUSUMA

NIM : 048673267
PRODI : ILMU HUKUM
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah pada tempat
yang telah disediakan :

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.

a. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-’Ankabut/29:45!


b. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!
c. Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam!
d. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan An-
Nisaa’/4:59!

2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri tauladan
pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan dan pembinaan
akhlak manusia.

a. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16:125!
b. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-
Ahzab/33:21!

3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya, dan
yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya. QS. Al-
Jaatsiyah 45:13 menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk
manusia.

a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Al-Jaatsiyah 45:13


b. Jelaskan potensi pengembangan teknologi menurut QS. Al-Jaatsiyah 45:13

Selamat mengerjakan tugas.


Jawaban :

1. A. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-’Ankabut/29:45!

Pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Al-Quran Surah Al-Ankabut ayat 45
bahwa hukum syariat yang berisi hukum dan aturan dalam menjalani kehidupan di dunia ini,
merupakan panduan yang menyeluruh untuk mengatasi permasalahan yang ada harus
mengikuti aturan yang ada dalam kitab Al-Quran dan aturan islam. Contohnya adalah perintah
membaca kitab Al-Quran dan perintah untuk melaksanakan sholat untuk mencegah dari
perbuatan-perbuatan yang tidak baik, keji, dan mungkar yang dilarang oleh agama karena saat
kita sholat berarti kita mengingat Allah dan diharapkan kita memperhatikan apa yang kita
lakukan karena Allah melihat kita.

B. Lima Macam Hukum Islam

1. Wajib (Fardhu)Wajib atau fardhu merupakan status hukum yang harus dilakukan oleh mereka
yang memenuhi syarat-syarat wajibnya. Syarat wajib yang dimaksud adalah orang yang sudah
mu’allaf, yaitu seorang muslim yang sudah dewasa dan berakal sehat. Jika kita mengerjakan
perkara yang wajib, maka akan mendapat pahala. Namun bila ditinggalkan maka akan
mendapat dosa. Beberapa contoh ibadah yang diwajibkan bagi umat Islam adalah shalat
5waktu dan puasa Ramadhan. Jika dibagi lagi, terdapat dua pembagian sifat hukum wajib,
yaitu:

•Fardhu ‘ain : yaitu hal yang harus dilakukan oleh semua orang muslim yang sudah memenuhi
syarat tanpa terkecuali.;

•Fardhu kifayah : yaitu hal yang harus dilakukan oleh muslim mukallaf, namun jika sudah
adayang melakukannya, maka tidak menjadi wajib lagi bagi yang lain. Contohnya adalah shalat
jenazah.

2. Sunnah atau sunnat adalah perkara yang dianjurkan bagi umat Islam. Artinya, jika dikerjakan
maka akan mendapatkan pahala, namun jika tidak dikerjakan tidak apa-apa. Sebagai muslim,
kita sangat dinajurkan untuk mengerjakan amalan ibadah sunnah yang jumlahnya sangat
banyak sekali agar kita bisa mendapatkan pahala. Contoh amalan sunnah yaitu sholat
sunnah,puasa Senin Kamis dan lain-lain. Jika dibagi lagi terdapat dua pembagaian sifat
hukum sunnah, yaitu :
• Sunah muakkad adalah perbuatan yang selalu dilakukan oleh nabi, di samping ada
keterangan yang menunjukkan bahwa perbuatan itu bukanlah sesuatu yang fardhu.
Contohnya, sholat witir.

• Sunah ghairu mu'akad adalah sunnah yang dilakukan oleh nabi, tetapi tidak tidak
dilazimkan untuk berbuat demikian. Contohnya, sunah 4 rakat sebelum dzuhur dan
sebelum ashar.

3. Makruh
Makruh secara bahasa artinya mubghadh (yang dibenci). Jumhur ulama mendefinisikan
makruh sebagai larangan terhadap suatu perbuatan. Namun, larangan tidak bersifat pasti,
lantaran tidak ada dalil yang menunjukkan haramnya perbuatan tersebut. Artinya, orang yang
meninggalkan larangan tersebut akan mendapat ganjaran berupa pahala. Sebaliknya, orang
tersebut tidak akan mendapat apa-apa bila tidak meninggalkannya. Jika dibagi lagi, terdapat
dua pembagian sifat hukum makruh, yaitu:

• Makruh tahrim adalah sesuatu yang dilarang oleh syariat secara pasti. Contohnya
larangan memakai perhiasan emas bagi laki-laki.

• Makruh tanzih adalah sesuatu yang diajurkan oleh syariat untuk meninggalkannya,
tetapi larangan tidak bersifat pasti. Contohnya memakan daging kuda saat sangat
butuh waktu perang.

4. Mubah
Hukum mubah memberikan pilihan bagi seseorang untuk mengerjakan atau
meninggalkannya. Bila dikerjakan, orang tersebut tidak dijanjikan ganjaran pahala. Tetapi,
tidak pula dilarang dalam mengerjakannya. Artinya jika sesuatu bersifat mubah, maka tidak
ada pahala atau dosa jika dilakukan.
Ulama ushul fiqih membagi mubah dalam tiga jenis, di antaranya:
- Tidak mengandung mudharat (bahaya) apabila dilakukan atau tidak. Contohnya, makan,
minum, dan berpakaian
- Tidak ada mudharat bila dilakukan, sementara perbuatan itu pada dasarnya diharamkan.
Misalnya, makan daging babi saat keadaan darurat.
- Sesuatu yang pada dasarnya bersifat mudharat, tetapi Allah SWT memaafkan pelakunya.
Contoh, mengerjakan pekerjaan haram sebelum Islam.
5. Haram
Secara terminologi, haram adalah sesuatu yang dilarang Allah SWT dan rasulNya. Orang
yang melanggar mendapat dosa, sementara orang yang meninggalkannya dijanjikan pahala.
Menurut madzhab hanafi, hukum haram harus didasarkan dalil qathi yang tidak mengandung
keraguan sedikitpun. Sehingga kita tidak mempermudah dalam menetapkan hukum haram.
Ada beberapa jenis hukum haram, yaitu:

• Al Muharram li dzatihi, sesuatu yang diharamkan oleh syariat karena esensinya


mengandung kemadharatan bagi kehidupan manusia. Contoh makan bangkai, minum
khamr, berzina.
• Al Muharram li ghairihi, sesuatu yang dilarang bukan karena kandungannya, tetapi
karena faktor eksternal. Misalnya, jual beli barang secara riba.

C. Tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam

1. Prinsip tauhid

Prinsip ini menjelaskan bahwa Allah swt adalah pencipta dan pengatur alam semesta.
Manusia adalah ciptaan Allah sehingga harus mengabdi kepada-Nya. Prinsip ini juga
menegaskan bahwa manusia untuk berhubungan dengan Allah tidak boleh melalui perantara,
langsung kepada Allah, karena Allah maha melihat, maha mendengar dan maha mengetahui.
Selanjutnya, semua hukum yang telah ditetapkan oleh Allah adalah untuk kemaslahatan
manusia itu sendiri, bukan untuk kepentingan Allah swt.

2. Prinsip keadilan

Prinsip ini mengisyaratkan bahwa semua hukum Islam berlandaskan pada keadilan. Adil pada
hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lainnya, maupun
manusia dengan Allah swt. Lawan dari adil adalah dzalim, jadi tidak ada satupun dari hukum
Islam yang dzalim baik kepada individu manusia maupun masyarakt luas.

3. Prinsip amar makruf nahi munkar

Prinsip ini menjelaskan bahwa hukum Islam ditegakkan dengan tujuan menyuruh manusia
berbuat kebaikan dan melarang manusia berbuat kejahatan. Sehingga kehidupan manusia
dapat berjalan dengan aman dan damai.

4. Prinsip al Hurriyah (kebebasan atau kemerdekaan)

Hukum Islam tidak diterapkan berdasarkan paksaan. Manusia memiliki kebebasan untuk
menerima maupun menolak hukum Islam tersebut dan manusia pula lah yang akan
menanggung segala tanggungjawab atas keputusannya.
5. Prinsip musawah (persamaan atau egaliter)

Hukum Islam tidak membedakan manusia yang satu dengan yang lainnya. Semua manusia
derajatnya dihadapan Allah swt adalah sama dan sederajat. Yang membedakan hanyalah
ketakwaannya. Prinsip ini menjadikan hukum Islam adalah hukum yang menghargai
kemanusiaan.

6. Prinsip ta’awun (tolong-menolong)

Bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan manusia lain. Oleh karena
itu hukum Islam menegaskan bahwa tolong menolong adalah hal yang wajib dilakukan oleh
manusia.

7. Prinsip tasamuh (toleransi)

Karena manusia harus hidup bersama-sama dengan manusia lain, sedangkan manusia satu
dengan yang lain pasti memiliki perbedaan. Perbedaan adalah hal yang alami dan fitrah. Oleh
karena itu, hukum Islam mewajibkan manusia untuk belaku tasamuh atau toleran terhadap
segala perbedaan yang ada.

D. Pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan An-Nisaa’/4:59!
Dalam surah An-Nisa ayat 59 menjelaskan Pengertian Taat adalah mempercayai dan mentaati
aturan Allah, Rasul dan Kaum Ulama dengan menjadikan Al-Qur'an dan Hadits sebagai
pedoman hidup. Taat adalah contoh sifat baik seseorang yang bisa juga dikatakan patuh
terhadap hukum atau aturan yang diberikan Allah. Dalam bersifat taat, Seseorang harus
mampu mengerjakan dan selalu berpegang teguh terhadap perintah Allah. Taat juga bisa
artikan bentuk perilaku, perkataan dan pikiran. Dari ketiga bentuk tersebut saling memiliki
hubungan atau keterkaitan untuk melakukan bersifat taat.

2. A. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16:125!
Sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan Surah An-Nahl ayat 125
adalah berdasarkan Al -Quran dan Al -Hadit s. Jadi peril aku, akhl ak, dan
m oral yang kit a tunjukkan harus sesuai dengan apa yang diajarkan dalam kitab Al-
Quran dan apa yangdiajarkan oleh Rasulullah dalam Al-Hadits. Contohnya dalam
Surah An-Nahl ayat 125kita diperintahkan untuk bersikap, berperilaku, dan berbicara
kepada orang lain dengancara yang baik, santun, lemah lembut. Kita harus mengetahui
cara berkomunikasi sesuaidengan karakteristik orang yang kita ajak bicara namun
tetap dengan cara santun danbaik. Apabila kita tidak setuju dengan pendapat orang
tersebut, kita tetap diperintahkanuntuk menyampaikan ketidaksetujuan kita dengan cara
yang baik. Termasuk ketika kitaingin memberikan nasihat, maka sampaikan juga
nasihat-nasihat yang baik, positif,memotivasi, serta dengan penyampaian dan perkataan
yang baik.

B. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-
Ahzab/33:21!

Agama sebagai sumber akhlak berarti ajaran agama mendorong manusia dalam bertindak dan
bertingkah laku agar sesuai dengan ajaran agama. Isi kandungan surah al ahzab ayat 21
adalah penegasan bahwa Rasulullah Muhammad adalah teladan terbaik yang harus diikuti
oleh orang-orang beriman, sebagaimana orang-orang beriman meyakini bahwa satu-satunya
jalan untuk selamat dunia dan akhirat hanya dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW,
tidak ada yang lain. Hadist ini merupakan penerangan untuk mengikuti Rasulullah dan apa
saja yang ia kerjakan. Surah Al-Ahzab ayat 21 pada intinya membicarakan
mengenai Uswatun Hasanah, yang artinya dalah suri tauladan yang baik pada diri Nabi
Muhammad SAW. Sosok nabi Muhammad sendiri adalah maksum, artinya dijaga dan
dipelihara langsung oleh Allah SWT dari dosa dan kesalahan sehingga pada diri beliau yang
tersisa adalah akhlak mulia. Akhlak mulia pada diri rasulullah SAW ini adalah teladan yang
terbaik bagi umat manusia yang hendak meraih kebahagiaan hidup bukan hanya di dunia
melainkan juga di akhirat kelak.

3. A. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Al-Jaatsiyah 45:13

Surat Al-Jatsiyah Ayat 13

ٍ َ‫ض جَمِ ي ًعا ِم أنهُ ۚ ِإنَّ فِى َٰذَلكَ ل َءا َٰي‬


‫ت ِلقَ أو ٍم يَتَفَ َّك ُرو‬ ِ ‫ت َو َما فِى أٱْلَ أر‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬
َّ ‫س َّخ َر لَكُم َّما فِى ٱل‬
َ ‫َو‬

Artinya: Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.

B. Jelaskan potensi pengembangan teknologi menurut QS. Al-Jaatsiyah 45:13

Potensi pengembangan teknologi itu berasal dari apa yang ada di bumi ciptaan Allah. Berikut
adalah terjemahan Q.S Al Jaatsiyah (Yang bertekuk lutut) – Surah 45 ayat 13 [QS. 45:13]
“Dan Dia menundukkan apa yang da dilangit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya
(sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebersaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.”

Menurut QS. Al – Jaatsiyah 45:13 potensi pengembangan teknologi adalah ilmuwan yang
mengembangkannya dan itu berasal dari apa yang ada di bumi. Semua itu diciptakan Allah
untuk manfaat dan maslahat manusia. Hal ini tentunya mengharuskan mereka banyak
bersyukur kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai