NIM : 049417823
1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.
JAWAB :
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Al-Quran Surah Al-Ankabut ayat 45 bahwa
hukum syariat yang berisi hukum dan aturan dalam menjalani kehidupan di dunia ini,
merupakan panduan yang menyeluruh untuk mengatasi permasalahan yang ada harus
mengikuti aturan yang ada dalam kitab Al-Quran dan aturan islam. Contohnya adalah
perintah membaca kitab Al-Quran dan perintah untuk melaksanakan sholat untuk mencegah
dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik, keji, dan mungkar yang dilarang oleh agama
karena saat kita sholat berarti kita mengingat Allah dan diharapkan kita memerhatikan apa
yang kita lakukan karena Allah melihat kita.
JAWAB:
1. Wajib
Wajib adalah suatu perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala dan jika
ditinggalkan akan berdosa. Contoh amalan yang berhukum wajib adalah sholat lima waktu,
puasa Ramadhan, dan mengenakan hijab bagi perempuan.
2. Sunnah
Segala perbuatan yang dituntut agama untuk dikerjakan tetapi tuntutannya tidak sampai ke
tingkatan wajib disebut dengan sunnah. Dengan kata lain, umat Muslim yang mengerjakan
sunnah akan mendapatkan pahala, tetapi jika meninggalkannnya tidak akan mendapatkan
dosa.
Mengutip buku Ushul Fiqh Metode Kajian Hukum Islam tulisan Iwan Hermawan, hukum
sunnah jika dilihat dari tuntutan melakukannya terbagi menjadi dua, yaitu sunnah mu’akkad
dan sunnah ghairu mu’akkad.
3. Haram
Kebalikan dari wajib, haram adalah perbuatan yang harus ditinggalkan. Haram berarti sesuatu
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya serta harus dipatuhi oleh para umat.
Orang yang melanggarnya dianggap durhaka dan diancam dengan dosa. Sebaliknya, orang
yang meninggalkannya karena menaati Allah akan diberi pahala. Misalnya, berzina, minum
alkohol, dan berjudi
4. Makruh
Dalam istilah ushul fiqh, makruh adalah sesuatu yang dianjurkan syariat untuk
meninggalkannya, dan jika ditinggalkan akan mendapat pujian, sedangkan jika dilanggar
tidak berdosa.
Sementara itu, jumhur ulama mendefinisikan makruh sebagai larangan syara terhadap suatu
perbuatan, tetapi larangan tersebut tidak bersifat pasti karena tidak ada dalil yang
menunjukkan atas haramnya perbuatan tersebut.
5. Mubah
Secara istilah, mubah berarti sesuatu yang tidak berkaitan dengan perintah dan tidak juga
berkaitan dengan larangan. Sesuatu yang mubah itu selama bersifat mubah tidak
menyebabkan adanya pahala atau siksa. Mubah terbagi menjadi tiga bentuk, yakni:
Mubah yang apabila dilakukan atau tidak dilakukan tidak mengandung madharat, seperti
makan, minum, dan berpakaian.
Mubah yang jika dilakukan mukallaf tidak ada madharatnya, sedangkan perbuatan itu
sebenarnya diharamkan. Sebagai contoh makan daging babi saat keadaan darurat.
Perbuatan yang bersifat madharat dan tidak boleh dilakukan menurut syara’, tetapi Allah
memaafkan pelakunya sehingga perbuatan itu menjadi mubah. Contohnya, mengerjakan
pekerjaan sebelum masuk Islam
JAWAB:
1. Prinsip tauhid
Prinsip ini menjelaskan bahwa Allah swt adalah pencipta dan pengatur alam semesta.
Manusia adalah ciptaan Allah sehingga harus mengabdi kepada-Nya. Prinsip ini juga
menegaskan bahwa manusia untuk berhubungan dengan Allah tidak boleh melalui
perantara, langsung kepada Allah, karena Allah maha melihat, maha mendengar dan
maha mengetahui. Selanjutnya, semua hukum yang telah ditetapkan oleh Allah adalah
untuk kemaslahatan manusia itu sendiri, bukan untuk kepentingan Allah swt.
2. Prinsip keadilan
d. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan An-
Nisaa’/4:59!
JAWAB:
Pertama, taat bermakna ( خضوعkhudhu’) artinya memposisikan diri siap diperintah. Orang
yang sudah mentasbihkan diri taat kepada sesuatu, maka dia harus siap apa pun kondisinya
kapan pun waktunya untuk siap diperintah melakukan apa pun oleh pihak yang ditaatinya.
Karena begitulah heirarki dalam sebuah pengabdian. Tidak ada ruang baginya untuk
membantah dan menyanggah.
Kedua, taat bermakna امتثال imtisal, artinya seorang yang dikatakan taat itu musti
mewujudkan ketaatannya tadi dalam bentuk tindakan yang kongkrit dan nyata. Apakah itu
dalam bentuk perintah melakukan sesuatu atau pun perintah meninggalkan sesuatu.
Kalau belum tampak ketaatan itu dalam bentuk tindakan yang kongkrit tadi, maka taat
seseorang itu belum membuahkan hasil dan masih dalam tahap wacana serta belum bisa
dinilai. Sebab setelah ada tindakan yang kongkrit tadi barulah bisa tampak nilai ketaatan
seseorang. Apakah standarnya masih di bawah atau sudah pada level di atas rata-rata.
2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri
tauladan pelaksanaannya ada pada diri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan
dan pembinaan akhlak manusia.
a. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16:125!
JAWAB :
Sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan Surah An-Nahl ayat 125 adalah
berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Jadi perilaku, akhlak, dan moral yang kita tunjukkan
harus sesuai dengan apa yang diajarkan dalam kitab Al-Quran dan apa yang diajarkan oleh
Rasulullah dalam Al-Hadits. Contohnya dalam Surah An-Nahl ayat 125 kita diperintahkan
untuk bersikap, berperilaku, dan berbicara kepada orang lain dengan cara yang baik, santun,
lemah lembut. Kita harus mengetahui cara berkomunikasi sesuai dengan karakteristik orang
yang kita ajak bicara namun tetap dengan cara santun dan baik. Apabila kita tidak setuju
dengan pendapat orang tersebut, kita tetap diperintahkan untuk menyampaikan
ketidaksetujuan kita dengan cara yang baik. Termasuk ketika kita ingin memberikan nasihat,
maka sampaikan juga nasihat-nasihat yang baik, positif, memotivasi, serta dengan
penyampaian dan perkataan yang baik.
b. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-
Ahzab/33:21!
JAWAB:
Menurut Tafsir As-Sa’id isi kandungan surat Al Ahzab ayat 21 ini adalah Allah
memberitahukan kepada kita bahwa Rasulullah merupakan manusia yang mulia lagi
sempurna, pahlawan nan pemberani. Maka, umat Islam harus meneladani beliau dalam semua
hukum, kecuali ada dalil syar’i yang mengecualikan kekhususan beliau.
Melansir dari buku Tafsir Ayat-ayat Alquran Tentang Konsep Metode Pembelajaran oleh
Rony Sandra Yofa Zebua dan Arief Setiawan, suri keteladanan yang dimaksud dalam surat
Al Ahzab ayat 21 itu ada dua macam, yaitu keteladanan yang baik dan keteladanan yang
buruk.
Keteladanan yang baik ada pada Rasulullah. Orang yang meneladani beliau berarti
menelusuri jalan yang dapat mengantarkannya kepada kemuliaan Allah, yaitu jalan yang
lurus. Sedangkan bersuri teladan kepada selain beliau, maka itulah yang buruk.
3. Banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya, materi dan fenomenanya,
dan yang memerintahkan kepada manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya.
QS. Al-Jaatsiyah 45:13 menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan
Allah untuk manusia.
JAWAB :
Artinya: Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
Referensi : https://tafsirweb.com/9505-surat-al-jatsiyah-ayat-13.html
JAWAB: