Anda di halaman 1dari 7

Nama : Melati Ayu Mahanani

NIM : 030518868

Tugas 2
Saudara mahasiswa, berikut adalah soal Tugas ke-2 yang wajib Anda kerjakan. Bacalah
pertanyaan dengan cermat kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.

a. Jelaskan pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Q.S. Al-’Ankabut/29: 45 !


1. Kita diwajibkan membaca Al-Qurán dan juga membaca ayat-ayat kauniyah yang telah
diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Perintah untuk mendirikan Sholat karena sesungguhnya sholat itu dapat mencegah dari
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.

3. Mengingat Allah lebih baik dan lebih besar keutamaannya dibanding dengan ibadah-ibadah
yang lain.

Bunyi Ayat 45 Surah al-Ankabut

َ ‫صاَل َة َت ْن َه ٰى َع ِن ْال َفحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر ۗ َولَ ِذ ْك ُر هَّللا ِ أَ ْك َب ُر ۗ َوهَّللا ُ َيعْ لَ ُم َما َتصْ َنع‬
‫ُون‬ َّ ‫ب َوأَق ِِم ال‬
َّ ‫صاَل َة ۖ إِنَّ ال‬ َ ‫ا ْت ُل َما أُوح َِي إِلَي‬
ِ ‫ْك م َِن ْال ِك َتا‬

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Makna yang terkandung dalam Surah Al-Ankabut ayat 45

1. Kita diwajibkan membaca Al-Qurán dan juga membaca ayat-ayat kauniyah yang telah
diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Perintah untuk mendirikan Sholat karena sesungguhnya sholat itu dapat mencegah dari
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.

3. Mengingat Allah lebih baik dan lebih besar keutamaannya dibanding dengan ibadah-ibadah
yang lain.

4. Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan.

b. Sebutkan dan jelaskan lima macam hukum Islam!


1. Wajib (Fardhu)
Wajib atau fardhu merupakan status hukum yang harus dilakukan oleh mereka yang memenuhi
syarat-syarat wajibnya. Syarat wajib yang dimaksud adalah orang yang sudah mukallaf, yaitu
seorang muslim yang sudah dewasa dan berakal sehat.
Jika kita mengerjakan perkara yang wajib, maka akan mendapat pahala. Namun bila
ditinggalkan maka akan mendapat dosa. Beberapa contoh ibadah yang diwajibkan bagi umat
Islam adalah shalat 5 waktu dan puasa Ramadhan.

Jika dibagi lagi, terdapat dua pembagian sifat hukum wajib, yaitu:

Fardhu ‘ain : yaitu hal yang harus dilakukan oleh semua orang muslim yang sudah memenuhi
syarat tanpa terkecuali
Fardhu kifayah : yaitu hal yang harus dilakukan oleh muslim mukallaf, namun jika sudah ada
yang melakukannya, maka tidak menjadi wajib lagi bagi yang lain. Contohnya adalah shalat
jenazah.
2. Sunnah
Sunnah atau sunnat adalah perkara yang dianjurkan bagi umat Islam. Artinya, jika dikerjakan
maka akan mendapatkan pahala, namun jika tidak dikerjakan tidak apa-apa.

Sebagai muslim, kita sangat dinajurkan untuk mengerjakan amalan ibadah sunnah yang
jumlahnya sangat banyak sekali agar kita bisa mendapatkan pahala. Contoh amalan sunnah
yaitu sholat sunnah, puasa Senin Kamis dan lain-lain.

Jika dibagi lagi, terdapat dua pembagian sifat hukum sunnah, yaitu :
Sunnah mu’akad : yaitu perkara amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad
SAW
Sunnah ghairu mu’akad : yaitu perkara amalan sunnah yang hanya dianjurkan saja
3. Mubah
Mubah artinya adalah boleh. Dalam Islam, mubah merupakan sebuah hukum dimana seorang
muslim boleh mengerjakan suatu perkara, tanpa mendapat pahala dan dosa. Hal ini lebih
condong pada aktivitas dan kegiatan duniawi. Contoh perkara mubah antara lain adalah makan,
minum dan lain-lain.

4. Makruh
Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan. Jika dilakukan tidak
berdosa namun jika ditinggalkan akan mendapat pahala.

Artinya, makruh adalah perbuatan yang sebaiknya dihindari meski jika dilakukan tidak
mendapat dosa, namun sebaiknya tidak dilakukan. Contoh perbuatan makruh adalah makan
sambil berdiri atau berkumur saat sedang berpuasa.

5. Haram
Haram adalah suatu hal yang dilarang dan tidak boleh dilakukan oleh umat Islam. Haram
termasuk status hukum dimana sebuah perkara tidak boleh dikerjakan. Jika dilakukan maka
akan mendapat dosa.

Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita menjauhi hal hal dan perbuatan yang haram
karena bisa mendekatkan kita dengan siksa api neraka. Beberapa contoh perbuatan haram
adalah perbuatan maksiat seperti zina, main judi, fitnah, makan dading babi, mencuri dan lain-
lain yang harus kita hindari.
c, Sebutkan dan jelaskan tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam !
1. Prinsip Tauhid

Tauhid adalah prinsip umum hukum Islam. Prinsip ini menyatakan bahwa semua manusia ada
dibawah satu ketetapan yang sama, yaitu ketetapan tauhid yang dinyatakan dalam kalimat
La’ilaha Illa Allah (Tidak ada tuhan selain Allah). Prinsip ini ditarik dari firman Allah QS. Ali
Imran Ayat 64. Berdasarkan atas prinsip tauhid ini, maka pelaksanaan hukum Islam merupakan
ibadah. Dalam arti perhambaan manusia dan penyerahan dirinya kepada Allah sebagai
manipestasikesyukuran kepada-Nya. Dengan demikian tidak boleh terjadi setiap mentuhankan
sesama manusia dan atau sesama makhluk lainnya. Pelaksanaan hukum Islam adalah ibadah
dan penyerahan diri manusia kepada keseluruhan kehendak-Nya.

Prinsip tauhid inipun menghendaki dan memposisikan untuk menetapkan hukum sesuai dengan
apa yang diturunkan Allah (Al-Qur‟an dan As-Sunah). Barang siapa yang tidak menghukumi
dengan hukum Allah, maka orang tersebut dapat dikateegorikan kedalam kelompok orang-
orang yang kafir, dzalim dan fasiq (Q.S. ke 5 Al-Maidah : 44, 45 dan 47).

Dari prinsip umum tauhid ini, maka lahirlah prinsip khusus yang merupakan kelanjutan dari
prinsip tauhid ini, umpamanya yang berlaku dalam fiqih ibadah sebagai berikut :
a. Prinsip Pertama : Berhubungan langsung dengan Allah tanpa perantara --- Artinya bahwa tak
seorang pun manusia dapat menjadikan dirinya sebagai zat yang wajib di sembah.
b. Prinsip Kedua : Beban hukum (takli’f) ditujukan untuk memelihara akidah dan iman,
penyucian jiwa (tajkiyat al-nafs) dan pembentukan pribadi yang luhur --- Artinya hamba Allah
dibebani ibadah sebagai bentuk/aktualisasi dari rasa syukur atas nikmat Allah.

Berdasarkan prinsip tauhid ini melahirkan azas hukum Ibadah, yaitu Azas
kemudahan/meniadakan kesulitan. Dari azas hukum tersebut terumuskan kaidah-kaidah hukum
ibadah sebagai berikut :
a. Al-ashlu fii al-ibadati tuqifu wal ittiba’ --- yaitu pada pokoknya ibadah itu tidak wajib
dilaksanakan, dan pelaksanaan ibadah itu hanya mengikuti apa saja yang diperintahkan Allah
dan Rasul-Nya ;
b. Al-masaqqah tujlibu at-taysiir --- Kesulitan dalam melaksanakan ibadah akan mendatangkan
kemudahan

2. Prinsip Keadilan

Keadilan dalam bahasa Salaf adalah sinonim al-mi’za’n (keseimbangan/ moderasi). Kata
keadilan dalam al-Qur‟an kadang diekuifalensikan dengan al-qist. Al-mizan yang berarti
keadilan di dalam Al-Qur‟an terdapat dalam QS. Al-Syura: 17 dan Al-Hadid: 25.

Term „keadilan‟ pada umumnya berkonotasi dalam penetapan hukum atau kebijaksanaan raja.
Akan tetapi, keadilan dalam hukum Islam meliputi berbagai aspek. Prinsip keadilan ketika
dimaknai sebagai prinsip moderasi, menurut Wahbah Az-Zuhaili bahwa perintah Allah ditujukan
bukan karena esensinya, seba Allah tidak mendapat keuntungan dari ketaatan dan tidak pula
mendapatkan kemadaratan dari perbuatan maksiat manusia. Namun ketaatan tersebut
hanyalah sebagai jalan untuk memperluas prilaku dan cara pendidikan yang dapat membawa
kebaikan bagi individu dan masyarakat.(10)

Penggunaan term “adil/keadilan” dalam Al-Quran diantaranya sebagai berikut :


a. QS. Al-Maidah : 8 --- Manusia yang memiliki kecenderungan mengikuti hawa nafsu, adanya
kecintan dan kebencian memungkinkan manusia tidak bertindak adil dan mendahulukan
kebatilan daripada kebenaran (dalam bersaksi) ;
b. QS. Al-An‟am : 152 --- Perintah kepada manusia agar berlaku adil dalam segala hal terutama
kepada mereka yang mempunyai kekuasaan atau yang berhubungan dengan kekuasaan dan
dalam bermuamalah/berdagang ;
c. QS. An-Nisa : 128 --- Kemestian berlaku adil kepada sesama isteri ;
d. QS. Al-Hujrat : 9 --- Keadilan sesama muslim ;
e. QS. Al-An‟am :52 --- Keadilan yang berarti keseimbangan antara kewajiban yang harus
dipenuhi manusia (mukalaf) dengan kemampuan manusia untuk menunaikan kewajiban
tersebut.

Dari prinsip keadilan ini lahir kaidah yang menyatakan hukum Islam dalam praktiknya dapat
berbuat sesuai dengan ruang dan waktu, yakni suatu kaidah yang menyatakan elastisitas
hukum Islam dan kemudahan dalam melaksanakannya sebagai kelanjutan dari prinsip keadilan,

Teori „keadilan‟ teologi Mu‟tazilah melahirkan dua terori turunan, yaitu :


1) al-sala’h wa al-aslah dan
2) al-Husna wa al-qubh.

Dari kedua teori ini dikembangkan menjadi pernyataan sebagai berikut :


a. Pernyataan Pertama : Allah tidaklah berbuat sesuatu tanpa hikmah dan tujuan” --- perbuatan
tanpa tujuan dan hikmah adalah sia-sia
b. Pernyataan Kedua : Segala sesuatu dan perbuatan itu mempunyai nilai subjektif sehingga
dalam perbuatan baik terdapat sifat-sifat yang menjadi perbuatan baik. Demikian halnya dalam
perbuatan buruk. Sifat-sifat itu dapat diketahui oleh akal sehingga masalah baik dan buruk
adalah masalah akal.

3. Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar

Hukum Islam digerakkan untuk merekayasa umat manusia untuk menuju tujuan yang baik dan
benar yang dikehendaki dan ridloi Allah dalam filsafat hukum Barat diartikan sebagai fungsi
social engineering hukum. Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar didasarkan pada QS. Al-Imran :
110, pengkategorian Amar Makruf Nahi Mungkar dinyatakan berdasarkan wahyu dan akal.

4. Prinsip Kebebasan/Kemerdekaan

Prinsip kebebasan dalam hukum Islam menghendaki agar agama/hukum Islam disiarkan tidak
berdasarkan paksaan, tetapi berdasarkan penjelasan, demontrasi, argumentasi. Kebebasan
yang menjadi prinsip hukum Islam adalah kebebasan dl arti luasyg mencakup berbagai
macamnya, baik kebebasan individu maupun kebebasan komunal. Keberagama dalam Islam
dijamin berdasarkan prinsip tidak ada paksaan dalam beragama (QS. Al-Baqarah : 256 dan Al-
Kafirun: 5)

5. Prinsip Persamaan/Egalite

Prinsip persamaan yang paling nyata terdapat dalam Konstitusi Madinah (al-Shahifah), yakni
prinsip Islam menentang perbudakan dan penghisapan darah manusia atas manusia. Prinsip
persamaan ini merupakan bagian penting dalam pembinaan dan pengembangan hukum Islam
dalam menggerakkan dan mengontrol sosial, tapi bukan berarti tidak pula mengenal stratifikasi
sosial seperti komunis.

6. Prinsip At-Ta‟awun

Prinsip ini memiliki makna saling membantu antar sesama manusia yang diarahkan sesuai
prinsip tauhid, terutama dalam peningkatan kebaikan dan ketakwaan.

7. Prinsip Toleransi

Prinsip toleransi yang dikehendaki Islam adalah toleransi yang menjamin tidak terlanggarnya
hak-hak Islam dan ummatnya --- tegasnya toleransi hanya dapat diterima apabila tidak
merugikan agama Islam.

Wahbah Az-Zuhaili, memaknai prinsip toleransi tersebut pada tataran penerapan ketentuan Al-
Qur‟an dan Hadits yang menghindari kesempitan dan kesulitan, sehingga seseorang tidak
mempunyai alasan dan jalan untuk meninggalkan syari‟at ketentuan hukum Islam. Dan lingkup
toleransi tersebut tidak hanya pada persoalan ibadah saja

tetapi mencakup seluruh ketentuan hukum Islam, baik muamalah sipil, hukum pidana,
ketetapan peradilan dan lain sebagainya.(11)

d. Jelaskan pengertian taat kepada hukum Allah SWT sesuai dengan isi kandungan An-
Nisaa’/4: 59 !

Bunyi surat an-nisa' ayat 59

ِ ‫ون ِباهَّلل‬u َ u‫إِنْ َت َن‬uu‫ ِر ِم ْن ُك ْم ۖ َف‬uْ‫ِين آ َم ُنوا أَطِ يعُوا هَّللا َ َوأَطِ يعُوا الرَّ سُو َل َوأُولِي اأْل َم‬
ِ u‫ ُردُّوهُ إِلَى هَّللا ِ َوالرَّ ُس‬u‫يْ ٍء َف‬u‫ازعْ ُت ْم فِي َش‬u
َ u‫ول إِنْ ُك ْن ُت ْم ُت ْؤ ِم ُن‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
‫ك َخ ْي ٌر َوأَحْ َسنُ َتأْ ِوياًل‬ َ ٰ ‫آْل‬ ْ
َ ِ‫َوال َي ْو ِم ا خ ِِر ۚ ذل‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Pembahasan
Kandungan surat an-nisa ayat 59

Setiap orang yang beriman harus ta'at kepada Allah dan Rosulnya
Kepada pemimpin kita juga harus ta'at jika pemimpin itu benar, berdasarkan al-qu'an dan al-
hadits, namun jika pemimpin itu tidak berdasarkan al-qur'an dan al-hadits kita boleh tidak
menta'atinya
Apabila terjadi perselisihan dalam suatu urusan, maka harus kembali kepada Allah dan Rasul-
Nya. maksud dari kembali kepada Allah dan Rosul-Nya adalah kita kembali kepada al-qur'an
dan al-hadits, kita cari dasar hukumnya atau dalilnya dalam al-qur'an dan al-hadits tentang apa
yang kita perselisihkan itu.

2. Al-Quran dan Sunnah menjadi sumber moral dan akhlak bagi manusia. Suri tauladan
pelaksanaannya ada padadiri Rasulullah SAW. Dalam kerangka pendidikan dan pembinaan
akhlak manusia,

a. Jelaskan sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan QS. An-Nahl/16: 125 !

‫ض َّل َعنْ َس ِب ْيلِهٖ َوه َُو اَعْ لَ ُم ِب ْال ُم ْه َت ِدي َْن‬ َ ‫ِي اَحْ َس ۗنُ اِنَّ َر َّب‬
َ ْ‫ك ه َُو اَعْ لَ ُم ِب َمن‬ َ ‫ا ُ ْد ُع ا ِٰلى َس ِبي ِْل َرب‬
َ ‫ِّك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْوعِ َظ ِة ْال َح َس َن ِة َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّتِيْ ه‬

ud'u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau'iẓatil-ḥasanati wa jādil-hum billatī hiya aḥsan, inna
rabbaka huwa a'lamu biman ḍalla 'an sabīlihī wa huwa a'lamu bil-muhtadīn

Penjelasan:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk.

b. Jelaskan peranan agama sebagai sumber akhlak menurut isi kandungan QS. Al-Ahzab/33:21
!
surat al-Ahzab ayat 21 memiliki kandungan (makna) tentang pendidikan akhlak yang sangat
dalam. Di antara kandungan yang terdapat di dalamnya adalah ajaran bahwa umat manusia
agar senantiasa menjadikan Rasulullah saw sebagai teladan dalam kehidupan.

Oleh karena itu, ayat tersebut sangat penting dan perlu digali lebih dalam untuk dijadikan
rujukan dan pedoman bagi umat Muslim dalam rangka pembelajaran, pembentukan serta
pembinaan akhlak yang mulia.

3. Pergaulan sosial di era modern pada saat ini sangat berpengaruh pada akhlak, etika dan
moral manusia, agama yang merupakan sumber akhlak, etika dan moral mulai dijauhi oleh
manusia sehingga ajaran agama tidak lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana
menurut anda tentang hal tersebut, berikan contoh nyata yang terjadi terkait pernyataan
tersebut!
Contoh nyata terkait pernyataan tersebut antara lain adalah

Seorang anak yang membentak orang tuanya karena tidak memiliki ilmu pengetahuan agama
Banyak anak muda yang tidak mau peduli dengan ajaran agama yang cenderung terjerumus
dengan pergaulan bebas dan perbuatan kriminal
Penjelasan:

Agama islam merupakan agama yang Allah ridhai kepada umat manusia. Agama islam banyak
menjelasakan tentang akhlak dan perilaku manusia yang baik. Sehingga seseorang yang
beraktifitas sesuai dengan ajaran islam sudah pasti dalam kehidupan sehari-hari ia akan selalu
memiliki perilaku dan etika yang baik

Anda mungkin juga menyukai