Anda di halaman 1dari 3

1) Bagaimana konsep integrasi antara ilmu pengetahuan, Teknologi dan seni?

2) Bagaimana pandangan Islam terhadap perkembangan teknologi?

3) Coba Anda jelaskan pengertian berpikir ilmiah!

4) Kendala berpikir ilmiah di Indonesia pada masa kini, yaitu masih

Kokohnya keyakinan yang menentukan sikap keagamaan secara tradisional.

Bagaimana strategi untuk mengantisipasi kendala tersebut, jelaskan?

Jawaban:
1. Dalam Konsep Integrasi Antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan seni, Ilmu pengetahuan
(sains) adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, disistemisasi, diorganisasi, dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan pengatahuan yang obyektif, general, dan
verifikatif,sains dalam Konsep Integrasi Antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan seni
adalah pengetahuan yang rasional, empiris, obyektif, terukur, verifikatif, serta
komunal/general. Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis.
Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan
dan kenyamanan hidup manusia.Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia yang
bernilai keindahan. Pembacaan ayat - ayat kauniyah ini melahirkan sains dalam upaya
menafsirkan. Ada astronomi, Matematika, Fisika, Kimia, biologi, dan sebagainya. Dari segi
esensinya, semua sains sudah islami, sepenuhnya tunduk pada Hukum Allah.
Tujuan manusia meningkatkan ilmu pengetahuan adalah untuk meningkatkan harkat
kemanusiaannya, meredam rasa kesombongan dan memperbanyak berbuat kebajikan
melalu karunia akal.
Dalam pemikiran sekuler, pengetahuan mempunyai tiga karakteristik yaitu obyektif, netral
dan bebas nilai. Sedangkan dalam islam, pengetahuan tidak bole bebas. Pada zaman
sekarang ilmu pengetahuan berkembang peat sehingga teknologi bermunculan di
kehidupan manusia.
Akal dan wahyu adalah sumber ilmu dalam Islam. Keduanya tidak boleh bertentangan.
Berdasarkan itu, ilmu dalam pemikiran Islam memiliki sifat:
(1) abadi (perennial knowledge) Berarti bahwa tingkat kebenarannya bersifat mutlak karena
bersumber dari wahyu Allah.
(2) perolehan (acquired knowledge) Berarti bahwa tingkat kebenaranya relatif karena
berasal dari pemikiran manusia.
Teknologi mempunyai dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bag manusia
dan mempunyai dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan.
Sedangkan seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya
yang merupakan ekspresi jiwa seseorang.
Seni adalah hasil ungkapan akal budi manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan
ekspresi jiwa seseorang yang identik dengan keindahan.Keindahan yg hakiki adalah
kebenaran. Keduanya memiliki nilai y sama yaitu keabadian.
Seni yang lepas dari nilai nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa
nafsu bukan akal budi. Agama dan ilmu harus sejalan tidak boleh dipertentangkan. begitulah
seharusnya karena hakikat agama adalah membimbing dan mengarahkan akal.
2. Kemajuan teknologi modern yang begitu peat telah memasyarakatkan produk-produk
teknologi canggih seperti radio, televisi, internet, alat-alat komunikasi dan barang-barang
mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, kaum muda, atau
anak-anak. Namun tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang
diakibatkannya. Justru di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu.
Sebab adanya pelbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia sat ini
dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah yang menentukan operasionalnya.
Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat.
Tetapi dapat pula mendatanakan dosa dan malapetaka manakala manusia
menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata. Dalam islam,

3. Dalam berpikir ilmiah di tuntut untuk senantiasa berpikir dalam koridor logika, bersifat
empiris berdasarkan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenerannya, dan kritis
akan hasil serta penyebab terjadinya suatu proses penemuan pengetahuan baru.

Adapun ciri yang menunjukkan berpikir ilmiah dalam kehidupan sehari-hari adalah

- memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

- selalu bersikap optimis

- berpikir analis terhadap segala persoalan dan solusi yang perlu di ambil
- tidak mudah putus asa

dalam berpikir ilmiah juga diperlukan sarana- sarana yang mendukung. Adapun saranan yang
mendukung berpikir ilmiah adalah bahasa yang komunikatif dan informatif dan logika atau
penalaran.

4. Berfikir ilmiah pada dasarnya pengambilan kesan didukung dengan kaidah –kaidah berfikir
umum, dan hasilnya dapat diterima dengan akal. Dalam kaitannya dengan karakteristik
berpikir ilmiah, yang rasional akan berbenturan dengan doktrin teologis tradisional jabariah
(fatalisme), yaitu paham yang berkeyakinan bahwa apapun serba mungkin, jika Tuhan
menghendaki. Faham seperti ini yang banyak terdapat di Indonesia yang mengedepankan
sikap keagamaan secara tradisional. Dalam tinjauan Islam, jika konsekuen dengan Al Qur’an
semestinya keyakinan tersebut tidak akan muncul dan jika ada harus segera di kubur, karena
bertentangan dengan prinsip berfikir secara ilmiah. Tidak ada strategi khusus untuk
mengantisipasi kendala tersebut, hanya saja sebagai umat muslim selalunya kita dianjurkan
menggunakan akal kita untuk berfikir secara logis yang sebagaimana merupakan tuntunan
dari Allah.

Anda mungkin juga menyukai