Anda di halaman 1dari 2

1.

Dalam Konsep Integrasi Antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan seni, Ilmu pengetahuan
(sains) adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, disistemisasi, diorganisasi, dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan pengatahuan yang obyektif, general, dan verifikatif.
sains dalam Konsep Integrasi Antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan seni adalah
pengetahuan yang rasional, empiris, obyektif, terukur,
verifikatif, serta komunal/general. Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan
praktis. Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia yang bernilai keindahan. Pembacaan
ayat – ayat
kauniyah ini melahirkan sains dalam upaya menafsirkan. Ada astronomi, Matematika ,
Fisika, Kimia , biologi, dan sebagainya. Dari segi esensinya, semua sains sudah islami,
sepenuhnya tunduk pada Hukum Allah.
Tujuan manusia meningkatkan ilmu pengetahuan adalah untuk
1. meningkatkan harkat kemanusiaannya, meredam rasa kesombongan dan
2. memperbanyak berbuat kebajikan melalu karunia akal.
Dalam pemikiran sekuler, pengetahuan mempunyai tiga karakteristik yaitu obyektif, netral
dan bebas nilai. Sedangkan dalam islam, pengetahuan tidak boleh bebas. Pada zaman
sekarang ilmu pengetahuan berkembang pesat sehingga teknologi bermunculan di
kehidupan manusia.
Akal dan wahyu adalah sumber ilmu dalam Islam. Keduanya tidak boleh bertentangan.
Berdasarkan itu, ilmu dalam pemikiran Islam memiliki sifat:
(1) abadi (perennial knowledge) Berarti bahwa tingkat kebenarannya bersifat mutlak karena
bersumber dari wahyu Allah.
(2) perolehan (acquired knowledge) Berarti bahwa tingkat kebenaranya relatif karena
berasal dari pemikiran manusia.
Teknologi mempunyai dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia
dan mempunyai dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan.
Sedangkan seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya
yang merupakan ekspresi jiwa seseorang.
Seni adalah hasil ungkapan akal budi manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan
ekspresi jiwa seseorang yang identik dengan keindahan.Keindahan yg hakiki adalah
kebenaran. Keduanya memiliki nilai yg sama yaitu keabadian.
Seni yang lepas dari nilai nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa
nafsu bukan akal budi. Agama dan ilmu harus sejalan tidak boleh dipertentangkan. begitulah
seharusnya karena hakikat agama adalah membimbing dan mengarahkan akal.

2. Pandangan Islam terhadap perkembangan teknologi, yaitu Agama Islam tidak pernah
melarang perkembangan teknologi karena teknologi sangat penting untuk mempermudah
kehidupan manusia.
Teknologi merupakan alat atau metode yang diciptakan untuk mengefisienkan dan
mempermudah pekerjaan manusia.
Dalam pandangan Islam, perkembangan teknologi sangatlah penting karena dapat
mempermudah kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi manusia dapat
mengembangkan sumber daya alam yang disekitarnya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Teknologi sudah ada sejak zaman dahulu yang dibuktikan dengan banyaknya ilmuwan-
ilmuwan muslim, baik itu bidang kedokteran, astronomi, matematika, dll. Teknologi ini sudah
berkembang dari zaman ke zaman. Perkembangan teknologi yang kita rasakan sampai
sekarang ini contohnya adanya handphone untuk berkomunikasi, tv, motor, mobil, dll.
Dampak perkembangan teknologi dalam Islam dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Dampak Positif
Dengan adanya teknologi, Kita dapat menyebarkan agama, seperti melakukan dakwah
tanpa harus bertatap muka dan dilakukan secara online.
Dengan adanya teknologi, Kita dapat membaca Al-Quran yang ada di handphone tanpa
membawa Al-Qur'an secara langsung.
Dengan adanya teknologi, Kita dapat mempelajari kitab ataupun berbagai macam buku
untuk menambah pengetahuan Kita.
Dengan adanya Teknologi, Kita dapat bersilaturahmi dengan keluarga atau teman yang jauh
menggunakan handphone, dll.

2. Dampak Negatif
Banyak orang yang menyalahgunakan teknologi, seperti membuat bom yang tata caranya
diperoleh dari internet.
Melakukan berbagai kejahatan dengan menggunakan teknologi, seperti melakukan
pemerasan atau penipuan di internet.

3. Berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang menghasilkan suatu pengetahuan dan
keilmuan sesuai dengan kaidah logika, bersifat empiris dan kritis serta sesuai dengan
kebenarannya.
Dapat dikatakan pula berpikir secara ilmiah merupakan kegiatan berpikir yang menghasilkan
pengetahuan baru berdasarkan kajian secara logis dan dapat dipertanggung jawabkan serta
dapat bermanfaat.

4. Berfikir ilmiah pada dasarnya pengambilan kesan didukung dengan kaidah –kaidah
berfikir umum, dan hasilnya dapat diterima dengan akal. Dalam kaitannya dengan
karakteristik berpikir ilmiah, yang rasional akan berbenturan dengan doktrin teologis
tradisional jabariah (fatalisme), yaitu paham yang berkeyakinan bahwa apapun serba
mungkin, jika Tuhan menghendaki. Faham seperti ini yang banyak terdapat di Indonesia
yang mengedepankan sikap keagamaan secara tradisional. Dalam tinjauan Islam, jika
konsekuen dengan Al Qur’an semestinya keyakinan tersebut tidak akan muncul dan jika ada
harus segera di kubur, karena bertentangan dengan prinsip berfikir secara ilmiah. Tidak ada
strategi khusus untuk mengantisipasi kendala tersebut, hanya saja sebagai umat muslim
selalunya kita dianjurkan menggunakan akal kita untuk berfikir secara logis yang
sebagaimana merupakan tuntunan dari Allah.

Anda mungkin juga menyukai