Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam merupakan agama yang sangat memerhatikan segala aspek kehidupan. Segalanya
telah diatur sesuai dengan perintah dari Allah SWT. Cakupan aspek yang diaturitu dimulai
dari bangun tidur sampai kita tidur lagi. Itu diatur agar kita bisa menjalanikehidupan dengan
teratur, baik, dan bermanfaat.Aspek yang cukup diperhatikan dalam Islam adalah
pengetahuan atau ilmu yang bermanfaat. Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, seperti yang
telah diterangkan dalamhadits:
Rasulullah saw bersabda: "Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik
musliminmaupun muslimah)." (HR. Ibnu Majah)
Ilmu juga berkaitan dengan perkembangan teknologi. Sampai sekarang, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang pesat.IPTEK seperti yang kita
kenal saat ini merupakan kreasi manusia dalam ribuan tahun dan berasal dari sumbangan
banyak bangsa di dunia. kemajuan IPTEK itu sendiri didominasi kuat oleh peradaban orang
Barat. Sedangkan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam sebagian
besar merupakan negara berkembang.
Tcknologi tanpa dukungan sainstak akan berkembang. dengan demikian istilah IPTEK
pada dasamya menunjuk adanya satu kcsatuan antara. sains dan teknologi atau keduanya
ibarat dua muka dari satu mata uang. Membicarakan kontribusi atau sumbangan Islam dapat
dipandang dari dua sisi. Yang pertama merujuk pada kontribusi yang telah dilakukan. Hal ini
berarti kita melihatnya dari sudut sejarah.
Kedua melihat kemungkinan ke arah pengembangan ataupun koreksi terhadap
kecenderungan perkembangan IPTEK yang sedang bcrlangsung sekarang. Sebagai umat yang
mewarisi ajaran ketuhanan dan pernah mengalami kejayaan di bidang IPTEK pada zaman
dahulu, ini merupakan suatu kenyataan yang cukup memprihatinkan.
Di samping adanya manfaat dari perkembangan IPTEK itu sendiri, IPTEK ternyata
juga memberikan dampak buruk kepada para penggunanya, seperti pengaksesan situs porno
di internet, perjudian, dan kecurangan. Di sinilah peran agama Islam untuk meluruskannya.
Tulisan ini bertujuan menjelaskan peran Islam itu sendiri terhadap perkembangan IPTEK.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan IPTEK?
2. Bagaimana hubungan islam dengan IPTEK?
3. Apa saja fungsi IPTEK dalam islam?
4. Bagaimana peran islam dalam perkembangan tekhnologi?
5. Apa itu IPTEK yang sesuai dengan islam?
6. Bagaimana sikap muslim terhdapa IPTEK?
7. Apa saja dampak positif dan negatif IPTEK dalam islam?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui definisi IPTEK (Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi)
2. Mengetahui hubungan islam dengan IPTEK
3. Mengetahui fungsi IPTEK dalam islam
4. Mengetahui Peran islam dalam perkembangan tekhnologi
5. Mengetahui IPTEK yang sesuai dengan Islam
6. Mengetahui Sikap muslim terhadap IPTEK
7. Mengetahui dampak positif dan negatif IPTEK dalam islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IPTEK

Sebagai sebuah proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, dalam interaksi
antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan dimensi waktu. Dimensi ruang yang dapat diartikan
jarak semakin dekat atau dipersempit sedangkan waktu makin dipersingkat dalam interaksi
dan komunikasi pada skala dunia. Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan pesatnya laju
perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK).

IPTEK adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yaitu suatu sumber
informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dibidang
teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK ialah merupakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru dan bersangkutan dengan
teknologi ataupun perkembangan di bidang teknologi itu sendiri. Ilmu adalah pengetahuan
yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi, menghasilkan
kebenaran objektif, yang sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah.
Secara etimologis, kata ilmu berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar
katanya mempunyai ciri kejelasan. Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali
dalam Alqur’an. Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek
pengetahuan. (Quraish Shihab, 1996).

3
Imam Al Ghozali juga mengatakan “Barang siapa yang berilmu, akan dapat
membimbing dirinya dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan matahari, selain
menerangi dirinya, juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kesturi yang harum dan
menyebarkan pesona keharumannya kepada orang yang berpapasan dengannya.” Teknologi
adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan
tertentu, atau dapat dikatakan juga teknologi adalah ilmu tentang penerapan ilmu
pengetahuan untuk memenuhi suatu tujuan. Teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan
yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Perkembangan IPTEK, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan IPTEK.

Aspek yang cukup diperhatikan dalam Islam adalah pengetahuan atau ilmu yang
bermanfaat. Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, seperti yang telah diterangkan dalam hadits:
Rasulullah saw bersabda:

"Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah)." (HR. Ibnu
Majah).

Berikut merupakan pembahasan mengenai pengertian Ilmu, Pengetahuan dan


Teknologi:

a. Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai fungsi


untuk mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu
merupakan suatu pengetahuan yang sudah teruji kebenarannya.
b. Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang yang
didapat dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu
ilmu karena kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul disebabkan seseorang
menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.
c. Teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat,
atau mebuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia.

Sebagaimana firman Allah SWT berikut:

4
Artinya: “Katakanlah (Muhammad): "lakukanlah nadzar (penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di bumi ...”(QS.
Yunus ayat 101).”

Ilmu pengetahuan merupakan gabungan pengetahuan manusia yang dikumpulkan


melalui pengkajian dan dapat diterima oleh rasio. Dalam pemikiran sekuler, sains mempunyai
tiga karakterisitik, yaitu objektif, netral, dan bebas nilai. Sedangkan menurut Islam, sains
tidak boleh lepas dari nilai-nilai. Dalam pemikiran Islam, ilmu bersumber dari wahyu dan
akal. Ilmu yang bersumber dari wahyu Allah, bersifat abadi dan kebenarannya mutlak.
Sedangkan ilmu yang bersumber dari akal manusia bersifat perolehan dan kebenarannya nisbi
(relatif). Pengembangan IPTEK dilakukan hanya untuk menemukan bagaimana proses
sunatullah terjadi di alam semesta, bukan menciptakan hukum baru di luar sunatullah.

2.2 Hubungan antara Islam dan IPTEK

Pengetahuan agama dicari oleh manusia dengan budi dan hatinya, dengan segala ilmu
pengetahuan dan alat teknologi yang memadai. Bagi orang beriman, agama bukan sekedar
lembaga pembuat dan penjaga aturan atau norma dan kewajiban moral. Agama bersangkut
paut dengan seluruh hidup manusia, dengan segala segi-seginya. Dasar dari sebuah agama
adalah iman, yaitu relasi mendalam manusia dengan Allah yang menginspirasi hidup. Agama
berhubungan dengan pertanggungjawaban intelektual agar orang terbuka untuk semakin
memahami ajaran dan memaknai sertai mengkomunikasikannya dalam kesaksian hidup di
tengah dunia. Agama berkaitan dengan ajaran moral yang bersumber pada Kitab Suci dan
tradisi. Ajaran moral itu berisi tentang nilai-nilai yang mendorong hidup individu dan
bersama di tengah masyarakat. Agama berhubungan dengan ibadah yang mengungkapkan
pengalaman kesatuan dengan sesama dan Yang Ilahi dalam doa dan peribadatan.

5
Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan IPTEK:

(a) berseberangan atau bertentangan,


(b) bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai,
(c) tidak bertentangan satu sama lain,
(d) saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan IPTEK atau
IPTEK mendasari penghayatan agama.

Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang
dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan IPTEK akan
menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran agama dan pendalaman agama dapat
menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin
menekuni ajaran agama akan cenderung untuk menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dikembangkan oleh manusia. Pola hubungan pertama ini pernah terjadi di zaman
Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat bahwa bumi mengitari matahari sedangkan
gereja berpendapat bahwa matahari lah yang mengitari bumi, maka Galileo dipersalahkan dan
dikalahkan. Ia dihukum karena dianggap menyesatkan masyarakat.

Pola hubungan kedua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika
kebenaran IPTEK yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat disangkal
sementara keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan satu-satunya adalah
menerima kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing mempunyai wilayah
kebenaran yang berbeda. Kebenaran agama dipisahkan sama sekali dari kebenaran ilmu
pengetahuan. Konflik antara agama dan ilmu, apabila terjadi, akan diselesaikan dengan

6
menganggapnya berada pada wilayah yang berbeda. Dalam pola hubungan seperti ini,
pengembangan IPTEK tidak dikaitkan dengan penghayatan dan pengamalan agama
seseorang karena keduanya berada pada wilayah yang berbeda. Baik secara individu maupun
komunal, pengembangan yang satu tidak mempengaruhi pengembangan yang lain. Pola
hubungan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler yang sudah terbiasa untuk
memisahkan urusan agama dari urusan negara/masyarakat.

Pola ketiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran ajaran
agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak saling
mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan IPTEK, ajaran agama tidak
dikaitkan dengan IPTEK sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola hubungan seperti ini
terjadi, penghayatan agama tidak mendorong orang untuk mengembangkan IPTEK dan
pengembangan IPTEK tidak mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran
agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya
sudah terbiasa dengan pemisahan agama dan negara/masyarakat, maka. ketika agama
bersinggungan dengan ilmu, persinggungan itu tidak banyak mempunyai dampak karena
tampak terasa aneh kalau dikaitkan. Mungkin secara individu dampak itu ada, tetapi secara
komunal pola hubungan ini cenderung untuk tidak menimbulkan dampak apa-apa.

Pola hubungan yang keempat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola
hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama dan ilmu
pengetahuan serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola hubungan ini
dapat terjadi dalam tiga wujud: ajaran agama mendukung pengembangan IPTEK tapi
pengembangan IPTEK tidak mendukung ajaran agama, pengembangan IPTEK mendukung
ajaran agama tapi ajaran agama tidak mendukung pengembangan IPTEK, dan ajaran agama
mendukung pengembangan IPTEK dan demikian pula sebaliknya.

2.3 Fungsi IPTEK dalam Islam

Islam mendorong umatnya untuk berdakwah dengan mengikuti perkembangan zaman,


salah satunya dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan IPTEK untuk menjadi sarana ibadah.
Selain itu IPTEK juga sebagai pengabdian muslim kepada Allah (spiritual) dan

7
mengembangkan amanah khalifatullah (wakil Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin).

Teknologi secara hukum fiqih tentu berkaitan dengan masalah duniawi dan hukumnya
adalah boleh. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa beliau menyerahkan urusan duniawi
kepada umatnya, sedangkan urusan agama maka Rasulullah yang lebih memahaminya. Pada
poin selanjutnya yaitu menjelaskan bahwa pada dasarnya teknologi ini memiliki dua sisi mata
pedang tergantung siapa yang menggunakannya. Teknologi pada dasarnya merupakan sarana
atau wasilah yang memiliki kaidah fiqihnya sendiri. Hukum wasilah bergantung pada
tujuannya. Jadi misalnya dalam penggunaan laptop, gawai apapun teknologinya itu dihukumi
berdasarkan tujuannya. Kalau digunakan untuk tujuan yang buruk maka menjadi haram tetapi
jika digunakan untuk kebaikan maka hukumnya bisa menjadi mubah. Misalkan ketika kita
hendak naik pesawat terbang untuk menunaikan ibadah haji maka pesawatnya itu merupakan
wasilah atau teknologi. Kemudian menggunakan pesawat itu hukumnya menjadi boleh
karena digunakan sebagai sarana untuk beribadah. Sedangkan terkait hukum dalam
mengembangkan teknologi sama halnya dengan hukum mempelajari ilmu yang terkait
teknologi. Hukumnya adalah fardhu kifayah. Itu tidak termasuk ke dalam ilmu agama akan
tetapi ilmu tersebut dibutuhkan oleh Umat Islam. Pengembangan IPTEK akan mendorong
orang untuk lebih mendalami dan menghayati ajaran agama dan pendalaman serta
penghayatan ajaran agama akan mendorong orang untuk mengembangkan IPTEK.

Sudah ada pemanfaatan teknologi dalam bidang keislaman. Beberapa di antaranya


adalah digitalisasi kitab klasik sehingga bisa diakses dengan gampang. Lalu, ada pula aplikasi
pengingat shalat, Al-Qur’an digital, doa-doa dan beragam cara penunjang ibadah ubudiyah
yang bisa diakses secara praktis melalui perangkat mobile. Media sosial juga telah
dimanfaatkan untuk melakukan koordinasi pengajian rutin yang dikenal dengan sebutan one
day one juz (ODOJ). Kini juga telah tersedia aplikasi kalkulator zakat, pengingat shalat,
aplikasi halal, dan lainnya. 

8
Adanya perkembangan IPTEK saat ini bisa dimanfaatkan untuk kemajuan sarana
ibadah umat muslim. Misalnya saja di era pandemi covid 19, dimana protokol kesehatan
mewajibkan kita untuk sebisa mungkin mengurangi interaksi langsung dengan orang banyak.
Dengan adanya perkembangan IPTEK, Kita bisa melakukan kegiatan tarbiyat atau
pengajian online melalui live streaming YouTube atau Zoom. Bahkan dengan adanya
kemajuan IPTEK, MTA (Muslim Television Ahmadiyya) dapat menyiarkan pesan tabligh ke
seluruh dunia selama 24 jam non-stop.

Bercermin dari fenomena perkembangan IPTEK tersebut, teringat sebuah pepatah


mengatakan, “Jalanilah kehidupan di dunia ini tanpa membiarkan dunia hidup di dalam
dirimu, karena ketika perahu berada di atas air, ia mampu berlayar dengan sempurna, tetapi
ketika air masuk ke dalamnya, perahu itu tenggelam.” (Ali bin Abi Thalib)

9
Kita memang diharuskan untuk menggali kemajuan teknologi tanpa melupakan satu
tujuan penciptaan manusia. Jika kita mampu menjalani dan memanfaatkan kemajuan IPTEK
dengan baik, maka kita dapat menggunakan perkembangan IPTEK sebagai sarana kemajuan
ibadah kepada Allah SWT. Tapi jika kita tidak bisa mengambil manfaatnya dengan baik,
maka kita akan tenggelam dalam kehidupan dunia, dan akhirnya kehidupan duniawi akan
membawa kita melupakan Allah SWT.

2.4 Peran Islam dalam Perkembangan Teknologi

Pada dasarnya “Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam di arahkan untuk
meningkatkan kualitas kemanusiaan. IPTEK merupakan alat atau media bukan tujuan”.(Toto
Suryana:2008:140)  Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi jangan sampai mengatur
manusia sebagai penciptannya. Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk menyertakan nilai-
nilai ke dalam IPTEK yang disebut dengan Islamisasi ilmu pengetahuan ”Islamisasi ilmu
pengetahuan bertujuan untuk menyertakan nilai-nilai islam ke dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi sehingga ilmu tidak berdiri sendiri  di tempat netral, namun  menjadi dasar
pemikiran ilmiah saat ini”(Toto Suryana: 2008:140).

Peran Islam terhadap perkembangan IPTEK, yaitu sebagai berikut :

1. Aqidah Islam Sebagai Dasar IPTEK


Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam IPTEK, yaitu aqidah Islam harus
dijadikan basis segala konsep dan aplikasi IPTEK. Inilah paradigma Islam
sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw. Namun di sini perlu dipahami
dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan IPTEK, bukan berarti

10
konsep-konsep IPTEK harus bersumber dari al-Qur`an dan al-Hadits, tapi maksudnya
adalah konsep IPTEK harus distandarisasi benar salahnya dengan tolok ukur al-
Qur`an dan al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya.
2. Syariah Islam Standar Pemanfaatan Sains dan Teknologi
Peran kedua Islam dalam perkembangan IPTEK, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan IPTEK. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan IPTEK, bagaimana pun juga
bentuknya. IPTEK yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh
syariah Islam. Sedangkan IPTEK yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang
mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan IPTEK)
dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain firman Allah:
Artinya : “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya…[i/]” (Qs. al-A’raaf [7]: 3).
Sabda Rasulullah Saw:
“Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka
perbuatan itu tertolak.” [HR. Muslim].

2.5 IPTEK yang sesuai dengan Islam


Atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan IPTEK dalam
rangka untuk mengolah SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Islam pun tidak menghambat kemajuan IPTEK, tidak anti produk teknologi,
tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus,
asalkan dengan analisa-analisa yang teliti, obyekitf dan tidak bertentangan dengan
dasar al-Qur`an.
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam al-Qur`an
Bagi ilmuwan al-Qur`an adalah inspirator, maknanya bahwa dalam al-
Qur’an banyak terkandung teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia untuk
melihat, memandang, berfikir, serta mencermati fenomena-fenomena alam
semesta yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al-Qur’an
menantang manusia untuk menggunakan akal fikirannya seoptimal mungkin.

11
Al-Qur`an memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang
sudah diketahui maupun belum diketahui. Informasi tentang ilmu pengetahuan
dan teknologi pun disebutkan berulang-ulang dengan tujuan agar manusia
bertindak untuk melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan metode,
mengadakan observasi dan penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa
alam di seluruh jagad ini, juga terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan
historisitas bangsa-bangsa zaman dahulu.
Sebagaimana firman Allah berikut ini:

‫ت‬ َّ ‫ا َذا فِي‬RRRR‫ َم‬R‫رُوا‬RRRRُ‫ ِل ا ْنظ‬RRRRُ‫ق‬


ِ ‫ َما َوا‬RRRR‫الس‬
ِ ْ‫َواَأْلر‬
‫ض‬

Artinya: “Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar (penelitian


dengan menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di
bumi…”(QS. Yunus ayat 101)

َ‫ض فَا ْنظُرُوا َك ْيفَ َكانَ عَاقِبَةُ ْال ُم َك ِّذبِ ْين‬


ِ ْ‫ فِي اَْألر‬R‫ت ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم ُسن ٌَن فَ ِس ْيرُوا‬
ْ َ‫قَ ْد خَ ل‬

Artinya:“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah


Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”. (QS. Ali
Imran: 137)

2. Al-Qur`an Sebagai Produk Wujud IPTEK Allah


Al-Qur`an menuntun manusia pada jalur-jalur riset yang akan ditempuh
sehingga manusia memperoleh hasil yang benar. Al-Qur`an juga sebagai hudan
memberi kecerahan pada akal manusia, kebenaran hasil riset dapat diukur dari
kesesuaian rumus baku, dan antara akal dengan naql.

12
Al-Qur`an merupakan rumus baku, alam semesta dengan segala perubahannya
sebagai persoalan yang layak dan perlu dijawab,Solusi tentang teka-teki alam
semesta akan terselesaikan dengan benar jika digunakan formula yang tepat yaitu
al-Qur`an. Ilmu pengetahuan seperti ini jika menjelma menjadi teknologi maka
akan menjadikan teknologi berbasiskan Qur’an atau teknologi yang Qur’anik.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang pengembangan IPTEK,
seperti wahyu pertama QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh manusia untuk membaca,
menulis, melakukan penelitian dengan dilandasi iman dan akhlak yang mulia.
Sedangkan perintah untuk melakukan penelitian secara jelas terdapat dalam QS.
Al-Ghasiyah, ayat 17-20:
Artinya:”Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung
bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”(QS. Al-
Ghasiyah: 17-20)

Dari ayat-ayat tersebut, maka munculah di lingkungan umat Islam suatu


kegiatan observasional yang disertai dengan pengukuran, sehingga ilmu tidak lagi
bersifat kontemplatif seperti yang berkembang di Yunani, melainkan memiliki ciri
empiris sehingga tersusunlah dasar-dasar sains.
Pengembangan IPTEK dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
Sementara orang bahkan memuja IPTEK lebagai liberator yang akan
membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. IPTEK yakin kan akan
memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan
IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidak dapat dipungkiri.

13
Bagaimanapun sebagai ilmuwan yang meletakkan sandaran pada kaidah-kaidah
agama khususnya al Qur’an, Hadist Nabi dan Siroh Nabawiyyah kita tidak boleh
begitu saja tergiur dengan produk IPTEK yang bukan terlahir dari sifat rahim
Allah. Yang kita butuhkan dari semua itu adalah keridhoan Allah SWT.
IPTEK wajib berstandar pada al-Qur`an dan al-Hadits. Ringkasnya, al-Qur`an
dan al-Hadits adalah standar (miqyas) IPTEK, dan bukannya sumber (mashdar)
IPTEK. Artinya, apa pun konsep IPTEK yang dikembangkan, harus sesuai dengan
al-Qur`an dan al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan dengan al-Qur`an dan al-
Hadits itu. Jika suatu konsep IPTEK bertentangan dengan al-Qur`an dan al-Hadits,
maka konsep itu berarti harus ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang
menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang
selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih
kompleks hingga menjadi manusia modern sekarang.
Maka Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan
landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan.
Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu
pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka
ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan
diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh
diamalkan.

2.6 Sikap muslim terhadap IPTEK


Sikap yang sebaiknya diterapkan seorang Muslim atau Muslimah dalam
menanggapi IPTEK:
a) Resesif, kita harus menerimanya dengan bijak. jangan sampai kita menolaknya
terhadap perkembangan IPTEK. Kemajuan IPTEK itu tidak bisa kita tolak.
b) Selektif, setelah menerima kita harus memilah dan memilih mana yang baik dan mana
yang tidak. Dengan dasar Al-Quran, hadits dan sunnah tentu kita bisa melakukan hal
ini.

14
c) Digesif, IPTEK itu perlu kita arahkan, tentunya untuk amal ma,ruf nahi munkar.
Adaftif, perlu juga kita sesuaikan dengan dengan jati diri kita sebagai muslim yang
pasti sesuai dengan dasar islam.
d) Transmitif, kembangkanlah IPTEK untuk menyiarkan agama Islam. Sebagai contoh
dengan adanya alquran seluler, Al Quran digital dan sebagainya

2.7 Dampak Positif dan Negatif IPTEK dalam Islam


Dampak positif:
a. Peningkatan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam mempunyai sesuatu kekuatan yang sangat signifikan
dipertahankan atau dikembangkan. Hal ini mungkin dapat dilihat dari tataran filosofis
atau konseptual dan pengalaman selama ini dari lembaga-lembaga pendidikan Islam.
Yang dari waktu ke waktu telah mampu tumbuh di tengah-tengah dinamika
masyarakat. 
b. Meningkatkan Akses terhadap Informasi Keagamaan
Teknologi dapat membantu orang mengakses Al Quran dengan lebih mudah. 
c. Dapat mencari informasi seputar kajian ibadah
Perkembangan IPTEK memudahkan kita dalam mencari informasi. Dalam bidang
agama, kita dapat mencari dengan mudah kajian-kajian tentang ibadah. Seperti mencari
hadist tentang puasa, zakat, ataupun sebagainya.
Dampak negatif:
a) Mudahnya tersebar berita tentang perselisihan agama
Umat beragama di Indonesia rawan kehilangan kontrol diri dalam menggunakan
teknologi. 
b) Menghilangnya norma dan nilai serta sopan santun akibat dari teknologi membuat
masyarakat tidak lagi mengindahkan moral yang ada di Indonesia. 
c) Ada pergeseran  identitas banyak dipengaruhi oleh siaran televisi, radio, media massa,
dan yang mengalami ledakan dahsyat dalam dasawarsa belakangan ini yaitu internet.
Perkembangan IPTEK di bidang agama yang semakin pesat menyebabkan
pegerseran identitas yang dipengaruhi internet.
d) Menurunnya budi luhur umat islam atau umat muslimin dikalangan umat yg beragama
lain dikarnakan banyaknya umat muslim yang juga ikut ikutan budaya barat.

15
Tak bisa dipungkiri memang perkembangan globalisasi juga turut andil dalam
perubahan budi luhur umat islam terhadap umat beragama yang lain. Tentunya ini
dilatarbelakangi oleh berkembanganya budaya barat dalam kehidupan sehari-hari
e) Kurangnya perkembangan potensi dan kreatifitas individu muslim akibat tidak adanya
kemerdekaan dan kebebasan pemikiran di tengah kaum muslim.

BAB III
KESIMPULAN
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupanini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan.Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan.

16
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia.
Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia.
Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa
oleh inovasi- inovasi yang telah dihasilkan dalam dekat terakhir ini. Namun manusia tidak
bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif
bagi manusia.
Oleh karena itu untuk menyikapi terhadap IPTEK dan untuk mencegah atau
mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara harus membuat
peraturan- peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh
pengguna teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Harun, R. A. (2017, November 12). Islam Dan IPTEK. Retrieved February 24, 2023, from
https://www.academia.edu/35123010/islam_dan_IPTEK

17
Adittya, M. nadin. (2022, December 10). Peran pentingnya IPTEK Dalam Penyebaran
agama Islam: Retizen. retizen.id. Retrieved February 24, 2023, from
https://retizen.republika.co.id/posts/192054/peran-pentingnya-IPTEK-dalam-
penyebaran-agama-islam

DIni, D. (2016, January 10). Makalah Islam Dan IPTEK. Academia.edu. Retrieved February
24, 2023, from https://www.academia.edu/20133222/Makalah_Islam_dan_IPTEK

Hikmawati, M. (2021, February 6). Pemanfaatan IPTEK Sebagai Sarana Ibadah Kepada
Allah SWT. Islam Rahmah. Retrieved February 24, 2023, from
http://islamrahmah.id/pemanfaatan-IPTEK-sebagai-sarana-ibadah-kepada-allah-swt/

Home. (n.d.). Retrieved February 24, 2023, from https://publikasiilmiah.ums.ac.id/

Kontribusi Islam terhadap Pengembangan IPTEK - Universitas islam Indonesia. (n.d.).


Retrieved February 24, 2023, from
https://journal.uii.ac.id/Unisia/article/download/5425/4782/9140

Relasi IPTEK Dengan agama Islam - Times Indonesia. (n.d.). Retrieved February 24, 2023,
from https://timesindonesia.co.id/kopi-times/387077/relasi-IPTEK-dengan-agama-
islam

Rohman, N. (2022, November 3). Nur Rohman. Universitas Islam An Nur Lampung.
Retrieved February 24, 2023, from https://an-nur.ac.id/cara-islam-memfilter-
perkembangan-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi/

Rohman, N. (2022, November 3). Nur Rohman. Universitas Islam An Nur Lampung.
Retrieved February 25, 2023, from https://an-nur.ac.id/iptek-yang-sesuai-dengan-
islam/2/

RedaksiKamis, & Redaksi. (n.d.). 10 Dampak Positif Dan negatif IPTEK di Bidang
Agama. Sosiologi Info. Retrieved February 25, 2023, from
https://www.sosiologi.info/2022/01/10-dampak-positif-dan-negatif-iptek-di-bidang-
agama.html

18

Anda mungkin juga menyukai