1. Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Tentu dalam menjalankannya, manusia
dibekali ilmu dan segala macam pengetahuan. Dalam Q.S Ali Imran: 14.
Dapat ditafsirkan ayat tersebut bahwa untuk memenuhi keinginan fitrah manusia dalam hidupnya maka
manusia mencari jalan keluar mengatasi permasalahannya dan atau memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan menggunakan segala potensi yang dimilikinnya.
Dengan akal manusia menumbuhkan ide dan tata cara pencapainnya sehingga berkembanglah ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dan teknologi merupakan suatu kebutuhan karena manusia dibekali ilmu
untuk menyelesaikan permasalahnnya, dengan segala ilmu yang telah dimiliki maka teknologi pun
tercipta untuk memudahkan, serta mengatasi hal tersebut.
Seni yang islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang indah serta
sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan
islam tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran
dan keindahan (Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah, 119).
2. Dalam islam, islam mendukung perkembangan teknologi karena membantu manusia dalam
meengerjakan tugasnya dalam pekerjaan atau kegiatan sehingga menjadi lebih efektif dan menjadi sebuah
kebaikan. Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur
serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil
teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang
menggunakan teknologi itu.
Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan
sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu
persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan
teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.
3. Berpikir ilmiah merupakan sebuah tindakan yang dimana ketika melihat sebuah kejadian atau suatu
hal, kita menanggapinya dengan pikiran yang rasional, kritis dan realistis. Tidak mengkaitkannya dengan
suatu hal yang lainnya lagi tanpa ada bukti, informasi atau data yang belum jelas dan belum bisa
dipercayai statusnya. Karenanya sebelum bersikap atau mengambil keputusan, diperlukan berpikir untuk
mengetahui hasil serta kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi. Dan itu dinyatakan dalam Al-
Quran anatar lain QS. Al- Israa/17: 36.
4. Umumnya memang masih banyak mayarakat yang berpikiran seperti itu, karena memang pada
dasarnya yang mempengaruhi hal itu adalah pola pikir, dan pola pikir yang seperti itu masih banyak
ditemukan dilingkungan keluarga atau lingkungan sekitar. Dibutuhkan keterbukaan berpikir dan bersikap,
karena kebanyakan yang terjadi dimasyarakat adalah orang-orang dari kecil sudah disuapi dengan
pemikiran tradisonal tersebut, sehingga Ketika ada orang yang berbeda sikap atau berpikir, mereka sering
menyalahkan karena ketidak sesuaiannya. Sehingga pemikiran kita hanya sebatas itu saja, hanya
pemikiran yang dari dulu turun temurun disampaikan oleh orang-orang terdahulu. Menyebabkan kita
sudah terlebih dahulu menolak pikiran atau pendapat yang baru, dan membuat kita tidak kritis dan tidak
berpikiran terbuka.
Sedangkan dalam agama Islam, pengetahuan tidak boleh bebas begitu saja.
Di zaman sekarang ini, ilmu pengetahuan berkembang pesat sehingga semakin banyak teknologi
bermunculan di kehidupan manusia. Teknologi memang memiliki dampak positif bagi manusia.
Misalnya, memberi kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia.
Sayangnya, kehadiran teknologi juga dapat memberi dampak negatif berupa ketimpangan dalam
kehidupan. Sedangkan makna seni sendiri adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan
segala prosesnya.
Namun demikian, Islam tetap menyambut perkembangan teknologi modern dengan tangan terbuka.
Islam mengajar kita untuk menggunakan teknologi modern dengan bijak dan berhati-hati. Dengan
menggunakan teknologi modern secara bijak, kita dapat menggunakannya sebagai alat untuk beramal
kebaikan dan mencapai tujuan pokok kita sebagai umat Islam. Kita juga harus mengingat bahwa
teknologi modern hanyalah alat yang dapat membantu kita mencapai tujuan kita, tetapi tidak bisa
menggantikan nilai-nilai Islam yang hakiki.
Berpikir Ilmiah adalah sebuah metode yang fokus untuk mencapai suatu tujuan berfkir yang optimal.
Tujuan berpikir ilmiah tentu saja untuk menghasilkan suatu keputusan dan kesimpulan dari proses
berpikir yang sah dan benar. Berpikir ilmiah adalah sebuah proses panjang dan bersifat makro yang
terjadi dalam diri seorang manusia. Melewati serangkaian uji kebenaran mulai dari proses
pengamatan, perenungan, pembandingan, pengujian, penarikan keputusan hingga menyimpulkan,
semuanya ada dalam satu paket berpikir ilmiah yang dalam interaksinya dengan masyarakat
kemudian disebut dengan pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan ilmiah memiliki ciri diantaranya yaitu;
5. Kausal;
Berpikir ilmiah adalah sebuah seni yang sangat berharga bagi seorang akademisi. Sudah sepantasnya
sebagai mahasiswa yang merupakan akademisi aktif suatu institusi pendidikan tinggi untuk mengasah
kemampuan berpikir ilmiahnya. Agar menghasilkan pengetahuan yang teruji, sah dan benar sehingga
bisa memberikan sumbangsih yang baik bagi sesamanya. Jangan sampai terjebak pada rutinitas
berpikir instan yang tidak memiliki kedalam berpikir dan lemahnya validitas untuk pembuktian.
4) Kendala berpikir ilmiah di Indonesia pada masa kini, yaitu masih Kokohnya keyakinan yang
menentukan sikap keagamaan secara tradisional. Bagaimana strategi untuk mengantisipasi
kendala tersebut, jelaskan?
Berpikir ilmiah pada dasarnya pengambilan keputusan didukung dengan kaidah-kaidah berpikir
secara umum yang hasilnya bisa diterima oleh akal. Kaitannya dengan karakteristik berpikir ilmiah,
yang rasional akan berbenturan dengan doktrin teologis tradisional jabariah (fatalisme), yang
merupakan paham yang berkeyakinan bahwa apapun serba mungkin, jika Tuhan menghendaki.
Paham seperti ini yang banyak terdapat di Indonesia yang mengedepankan sikap keagamaan secara
tradisional.
Dalam tinjauan Islam, jika konsekuen dengan Al Qur'an semestinya keyakinan terebut tidak akan
muncul dan jika ada harus segera dihilangkan, karena bertentangan dengan prinsip berfikir secara
ilmiah.
Strategi khusus yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala berpikir ilmiah di Indonesia pada
masa sekarang ini yaitu masih kokohnya keyakinan yang menentukan sikap keagamaan secara
tradisional diantaranya:
Sumber Referensi :
https://www.fivser.com/
Sumber Referensi:
https://kumparan.com/
https://savethechallenger.com/