Anda di halaman 1dari 7

DISKUSI 6 PAI

1. Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Tentu dalam menjalankannya, manusia
dibekali ilmu dan segala macam pengetahuan. Dalam Q.S Ali Imran: 14.

Dapat ditafsirkan ayat tersebut bahwa untuk memenuhi keinginan fitrah manusia dalam hidupnya maka
manusia mencari jalan keluar mengatasi permasalahannya dan atau memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan menggunakan segala potensi yang dimilikinnya.

Dengan akal manusia menumbuhkan ide dan tata cara pencapainnya sehingga berkembanglah ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dan teknologi merupakan suatu kebutuhan karena manusia dibekali ilmu
untuk menyelesaikan permasalahnnya, dengan segala ilmu yang telah dimiliki maka teknologi pun
tercipta untuk memudahkan, serta mengatasi hal tersebut.

Seni yang islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang indah serta
sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan
islam tentang alam, hidup, dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran
dan keindahan (Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah, 119).

2. Dalam islam, islam mendukung perkembangan teknologi karena membantu manusia dalam
meengerjakan tugasnya dalam pekerjaan atau kegiatan sehingga menjadi lebih efektif dan menjadi sebuah
kebaikan. Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari zikir dan tafakur
serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil
teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang
menggunakan teknologi itu.

Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan
sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi suatu

persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik demi penciptaan
teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.

3. Berpikir ilmiah merupakan sebuah tindakan yang dimana ketika melihat sebuah kejadian atau suatu
hal, kita menanggapinya dengan pikiran yang rasional, kritis dan realistis. Tidak mengkaitkannya dengan
suatu hal yang lainnya lagi tanpa ada bukti, informasi atau data yang belum jelas dan belum bisa
dipercayai statusnya. Karenanya sebelum bersikap atau mengambil keputusan, diperlukan berpikir untuk
mengetahui hasil serta kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi. Dan itu dinyatakan dalam Al-
Quran anatar lain QS. Al- Israa/17: 36.

4. Umumnya memang masih banyak mayarakat yang berpikiran seperti itu, karena memang pada
dasarnya yang mempengaruhi hal itu adalah pola pikir, dan pola pikir yang seperti itu masih banyak
ditemukan dilingkungan keluarga atau lingkungan sekitar. Dibutuhkan keterbukaan berpikir dan bersikap,
karena kebanyakan yang terjadi dimasyarakat adalah orang-orang dari kecil sudah disuapi dengan
pemikiran tradisonal tersebut, sehingga Ketika ada orang yang berbeda sikap atau berpikir, mereka sering
menyalahkan karena ketidak sesuaiannya. Sehingga pemikiran kita hanya sebatas itu saja, hanya
pemikiran yang dari dulu turun temurun disampaikan oleh orang-orang terdahulu. Menyebabkan kita
sudah terlebih dahulu menolak pikiran atau pendapat yang baru, dan membuat kita tidak kritis dan tidak
berpikiran terbuka.

Sumber/referensi : MODUL MKDU 4221


1) Bagaimana konsep integrasi antara ilmu pengetahuan, Teknologi dan seni?
Mengutip dari buku Pendidikan Agama Islam Interdisipliner untuk Perguruan Tinggi karya Nino
Indrianto (2020:104), integrasi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni adalah teknologi dan
seni memiliki cara kerja yang berkaitan dan harus berdasarkan dengan ilmu pengetahuan yang ada.
Khususnya terkait dengan ilmu agama.
Hal di atas dikarenakan ilmu agama merupakan tolak ukur dampak akibat baik buruknya
pemanfaatan teknologi dan juga hasil sebuah karya seni.
Memang tak dapat dipungkiri jika agama Islam memiliki peran penting dalam perkembangan IPTEK.
Maka dari itu, syariah Islam harus menjadi standar pemanfaatan IPTEK. Mulai dari ketentuan halal-
haram dan lain sebagainya.
Adapun tujuan manusia terus meningkatkan ilmu pengetahuan sejatinya adalah untuk meningkatkan
harkat kemanusiaannya, menghilangkan rasa kesombongan, dan juga memperbanyak berbuat
kebajikan melalui akal yang dimilikinya.
Jika dilihat dalam pemikiran sekuler, pengetahuan memiliki tiga karakteristik utama, yaitu:
1. Objektif
2. Netral,
3. Bebas nilai.

Sedangkan dalam agama Islam, pengetahuan tidak boleh bebas begitu saja.
Di zaman sekarang ini, ilmu pengetahuan berkembang pesat sehingga semakin banyak teknologi
bermunculan di kehidupan manusia. Teknologi memang memiliki dampak positif bagi manusia.
Misalnya, memberi kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia.
Sayangnya, kehadiran teknologi juga dapat memberi dampak negatif berupa ketimpangan dalam
kehidupan. Sedangkan makna seni sendiri adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan
segala prosesnya.

2) Bagaimana pandangan Islam terhadap perkembangan teknologi?


Islam adalah agama yang mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik dan berpikir positif. Melalui
ajaran-ajaran ini, Islam memandang teknologi modern dengan pandangan yang beragam.
Dikatakan bahwa Islam menyambut perkembangan teknologi modern dengan tangan terbuka.
Dengan melihat hal ini, para ulama telah berusaha untuk menggabungkan antara ajaran-ajaran Islam
dengan perkembangan teknologi modern.
Salah satu alasan utama mengapa Islam menyambut perkembangan teknologi modern adalah karena
teknologi dapat membantu umat Islam untuk mencapai tujuan pokok mereka, yaitu mencari petunjuk
Allah dan mengamalkan ajaran-ajarannya.
Dengan demikian, teknologi dapat membantu umat Islam memahami ajaran-ajaran Allah lebih baik
dan mengimplementasikannya dengan lebih efektif.
Selain itu, teknologi modern dapat membantu umat Islam untuk melaksanakan tugas-tugas religius
mereka dengan lebih mudah dan berkesinambungan. Contohnya, teknologi modern dapat membantu
umat Islam dalam memantau dan mengawasi waktu shalat mereka. Teknologi ini juga dapat
membantu mereka untuk mengendalikan dan mengawasi pembayaran zakat mereka.
Selain itu, teknologi modern juga dapat membantu umat Islam untuk mengakses informasi dan
berbagai sumber daya yang bermanfaat untuk kehidupan mereka. Contohnya, mereka dapat
mengakses berbagai konten berkualitas tinggi yang dapat membantu mereka dalam mencapai tujuan
mereka, seperti meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang ajaran Islam.
Namun, meskipun Islam menyambut perkembangan teknologi modern dengan tangan terbuka, ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan yakni:
1. Islam mengajar kita untuk berhati-hati dalam menggunakan teknologi modern karena teknologi ini
dapat membawa dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat. Contohnya, teknologi modern
dapat membantu memperluas penyebaran berita palsu yang dapat mengakibatkan fitnah dan
kecurigaan.
2. Islam mengajar kita untuk berhati-hati dalam menggunakan teknologi modern karena teknologi ini
juga dapat mengancam privasi dan keamanan personal. contohnya adalah penyadapan dan
pengintaian pribadi. Selain itu, teknologi modern dapat menjadi sumber penyalahgunaan data pribadi
dan mengancam privasi kita.

Namun demikian, Islam tetap menyambut perkembangan teknologi modern dengan tangan terbuka.
Islam mengajar kita untuk menggunakan teknologi modern dengan bijak dan berhati-hati. Dengan
menggunakan teknologi modern secara bijak, kita dapat menggunakannya sebagai alat untuk beramal
kebaikan dan mencapai tujuan pokok kita sebagai umat Islam. Kita juga harus mengingat bahwa
teknologi modern hanyalah alat yang dapat membantu kita mencapai tujuan kita, tetapi tidak bisa
menggantikan nilai-nilai Islam yang hakiki.

3) Coba Anda jelaskan pengertian berpikir ilmiah!

Berpikir Ilmiah adalah sebuah metode yang fokus untuk mencapai suatu tujuan berfkir yang optimal.
Tujuan berpikir ilmiah tentu saja untuk menghasilkan suatu keputusan dan kesimpulan dari proses
berpikir yang sah dan benar. Berpikir ilmiah adalah sebuah proses panjang dan bersifat makro yang
terjadi dalam diri seorang manusia. Melewati serangkaian uji kebenaran mulai dari proses
pengamatan, perenungan, pembandingan, pengujian, penarikan keputusan hingga menyimpulkan,
semuanya ada dalam satu paket berpikir ilmiah yang dalam interaksinya dengan masyarakat
kemudian disebut dengan pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan ilmiah memiliki ciri diantaranya yaitu;

1. Sistematik, sebab ilmu adalah suatu system yang utuh;

2. Relatif, sebab tidak ada kebenaran ilmiah yang sifatnya absolut;

3. Koheren, bahwa ilmu itu pasti saling berkaitan atau runtut;

4. Heuristik, bahwa ilmu bersifat terbuka ;

5. Kausal;

6. Netral, sebab ilmu haruslah bebas nilai dan tidak emosional.

Berpikir ilmiah adalah sebuah seni yang sangat berharga bagi seorang akademisi. Sudah sepantasnya
sebagai mahasiswa yang merupakan akademisi aktif suatu institusi pendidikan tinggi untuk mengasah
kemampuan berpikir ilmiahnya. Agar menghasilkan pengetahuan yang teruji, sah dan benar sehingga
bisa memberikan sumbangsih yang baik bagi sesamanya. Jangan sampai terjebak pada rutinitas
berpikir instan yang tidak memiliki kedalam berpikir dan lemahnya validitas untuk pembuktian.

4) Kendala berpikir ilmiah di Indonesia pada masa kini, yaitu masih Kokohnya keyakinan yang
menentukan sikap keagamaan secara tradisional. Bagaimana strategi untuk mengantisipasi
kendala tersebut, jelaskan?

Berpikir ilmiah pada dasarnya pengambilan keputusan didukung dengan kaidah-kaidah berpikir
secara umum yang hasilnya bisa diterima oleh akal. Kaitannya dengan karakteristik berpikir ilmiah,
yang rasional akan berbenturan dengan doktrin teologis tradisional jabariah (fatalisme), yang
merupakan paham yang berkeyakinan bahwa apapun serba mungkin, jika Tuhan menghendaki.
Paham seperti ini yang banyak terdapat di Indonesia yang mengedepankan sikap keagamaan secara
tradisional.

Dalam tinjauan Islam, jika konsekuen dengan Al Qur'an semestinya keyakinan terebut tidak akan
muncul dan jika ada harus segera dihilangkan, karena bertentangan dengan prinsip berfikir secara
ilmiah.
Strategi khusus yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala berpikir ilmiah di Indonesia pada
masa sekarang ini yaitu masih kokohnya keyakinan yang menentukan sikap keagamaan secara
tradisional diantaranya:

1. Masyarakat menerapkan lingkungan yang berpikir logis dan ilmiah.


2. Membuang serta menghilangkan pemikiran mistis dan tahayul, 3.
3. menjadikan realita dan pemikiran masyarakat yang berdasarkan sumber agama dan
mengedapankan pola berpikir ilmiah.
4. Mengubah cara pikir masyarakat yang awalnya hanya mengandalkan alam, ke cara pikir yang
lebih melibatkan logika, seperti berpikir cara untuk mengolah dari hasil alam dan mempelaiari suatu
keterampilan dengan tak meninggalkan aiaran-aiaran agama dalam Islam. Membuat masyarakat
terbuka dan menerima budaya dan perkembangan IPTEK dari luar, namun tetap menjaga kebudayaan
serta tak terpengaruh dari budaya luar. Sebagaimana Allah Menciptakan manusia sebagai makhluk
yang terhormat, Maka sudah seharusnya dengan cara berfikir ilmiah di era saat ini menjadi suatu
yang sangat penting.

Sumber Referensi :
https://www.fivser.com/
Sumber Referensi:

https://kumparan.com/

https://savethechallenger.com/

Anda mungkin juga menyukai