PENJELASAN MATERI
iman, iptek,dan amal memiliki kaitan yang penting. Iman dikatakan sebagai pengakuan
atau keyakinan dengan sepenih hati. Iptek ialah ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan
dalam kehidupan, kemudiaan amal memiliki arti segala perbuatan baik yang kita lakukan yang
kelak menjadi harapan jiwa atas perbuatan yang dilakukan.
Kewajiban menuntut ilmu, sebagai seorang muslim menuntut ilmu ialah hal yang wajib
dilakukan, seperti yang telah dijelaskan oleh hadis nabi SAW. Serta menuntut ilmu juga
merupakan ibadah kepada Allah SWT.
REFERENSI
https://www.google.com/search?
q=kewajiban+menuntut+dan+mengamalkan+ilmu+dalam+islam&rlz=1C1CHBD_idID
974ID974&oq=KEWAJIBAN+MENUNTUT+DAN&aqs=chrome.2.0i512j69i57j0i512l8.
10112j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8
Iptek singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kata ilmu adalah pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di (bidang pengetahuan).
Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya seminimal
mungkin antara lain:
1. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.
2. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya
permasalahan di tempat itu.
3. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada.
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan iptek itu sendiri. Untuk itu setiap muslim harus bisa
memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan iptek dan seni, tetapi harus tetap menjaga
dan tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap
berpegang teguh pada syari’at Islam.
Referensi :
Iman menurut bahasa adalah pengakuan dan sebuah keyakinan terhadap segala sesuatu.
Sedangkan Iman menurut Syari’at adalah pembenaran keyakinan dalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan. Iman yang tertancap dalam jiwa seorang muslim
merupakan asas diterimanya seegala perbuatan dan amal saleh. Oleh karena itu, segala perbuatan
dan amal sholeh yang dilakukan akan tertolak.
Iptek singkatan Ilmu Pengetahuan teknologi. Berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni telah banyak diberikan oleh para filosof, ilmuan dan budayaan sesuai dengan
bidang keahlian mereka masing-masing.
Amal adalah perwujudan dari sesuatu yang menjadi harapan dan jiwa, baik berupa ucapan,
perbuatan angota badan ataupun perbuatan hati.
Dalam agama Islam, menuntut ilmu wajib hukumnya. Perintah kewajiban menuntut ilmu
terdapat dalam hadis: ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai
shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224).
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan iptek.Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran
Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah
Islam sebagai standar penggunaan iptek .
Referensi : SMK Telkom bandung. (2020). Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pandangan
islam.https://smktelkom-bdg.sch.id/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-dalam pandangan-islam/.
(Diakses pada tanggal 23 November 2021,pukul 17:35)
Iman
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandungi imu bagi orang
yang membenarkan itu.Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah membenarkan dan
mengetahui diseertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi
segala larangan.
Iptek
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah satu sumberinformasi yang dapat meningkatkan
pengetahuan ataupunwawasan seseorang dalam bidang teknologi
Amal
Perbuatan atau tindakan yang baik atau yang patut yangdapat memberikan manfaat bagi diri
sendiri maupun orang lain.
Menuntut ilmu pengetahuan adalah suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu
kewajiban. Manusia dituntut untuk menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika tidak menuntut
ilmu berdosa. Harus kita sadari bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi kebahagiaan
dunia akhirat, sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang menjurus
kepada urusan akhirat, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi. Menuntut ilmu
bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau disebut ulama (orang yang memiliki ilmu).
PENJELASAN :
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan iptek.IPTEK dapat dimanfaatkan sebaga media dakwah,
menyebarkan llmu dan hal-hal positif lainnya.Orang yang tidak menempatkan ilmu sesuai
dengan pemahamannya termasuk orang-orang yang dzolim.
REFERENSI :
SMK Telkom bandung. (2020). Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pandangan
islam.https://smktelkom-bdg.sch.id/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-dalam-pandangan-islam/
(Diakses pada tanggal 23 November 2021,pukul 17:35)
https://id.scribd.com/presentation/379396906/powerpoint-pendidikan-agama-tentang-Iman-
Iptek-dan-Amal-sebagai-ketentuan
Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini
rasulullah menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Dalam kitab “Ta’limul
muta’alim” disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut terlebih dahulu adalah ilmu hal yaitu
ilmu yang seketika itu pasti digunakan dal diamalkan bagi setiap orang yang sudah baligh.
Seperti ilmu tauhid dan ilmu fiqih. Apabila kedua bidang ilmu itu telah dikuasai, baru
mempelajari ilmu-ilmu lainya, misalnya ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lainya.
Kadang-kadang orang lupa dalam mendidik anaknya, sehingga lebih mengutamakan ilmu-ilmu
umum daripada ilmu agama. Maka anak menjadi orang yang buta agama dan menyepelekan
kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua perlu sekali memberikan bekal ilmu
keagamaan sebelum anaknya mempelajari ilmu-ilmu umum.
Iman, Iptek dan Amal Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu, Pada dasarnya kita
hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah. Tentunya beribadah dan
beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi
siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh sungguh perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-
Hadist. Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3,
sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun
muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-
hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil)
Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang
yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata dan emas
pada babi hutan.”(HR. Ibnu Majah dan lainya) Juga pada hadist rasulullah yang lain, “carilah
ilmu walau sampai ke negeri cina”. Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda, “sedekah yang
paling utama adalah orang islam yang belajar suatu ilmu kemudian diajarkan ilmu itu kepada
orang lain. “(HR. Ibnu Majah) Maksud hadis diatas adalah lebih utama lagi orang yang mau
menuntut ilmu kemudian ilmu itu diajarkan kepada orang lain. Inilah sedekah yang paling utama
dibanding sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan ilmu, khususnya ilmu agama,
berarti menenan amal yang muta’adi (dapat berkembang) yang manfaatnya bukan hanya
dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat dinikmati orang lain.
Analisis saya :
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan masyarakat.
Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat yang
menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan makhluk-
Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al Imran: 7), “Ululal-Ilmi” (Al Imran: 18),
“Ulul al-Bab” (Al Imra: 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud: 24), “al-A'limun” (al-An’kabut:
43), “al-Ulama” (Fatir: 28), “al-Ahya' “(Fatir: 35) dan berbagai nama baik dan gelar mulia lain.
Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah menyatakan bahwasanya tidak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat
dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan
Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
Referensi:
H. Abdul Manan Syafi‟i. “Perspektif Al-Quran Tentang Ilmu Pengetahuan.” Media Akademika
27, no. 1 (2012): 44.
Iman, Iptek dan Amal Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu, Pada dasarnya kita
hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah. Tentunya beribadah dan
beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi
siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh sungguh perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-
Hadist. Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3,
sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun
muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-
hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil)
Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang
yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata dan emas
pada babi hutan.”(HR. Ibnu Majah dan lainya) Juga pada hadist rasulullah yang lain, “carilah
ilmu walau sampai ke negeri cina”. Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina,
tetapi dalam hadist ini rasulullah menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia.
Dalam kitab “Ta’limul muta’alim” disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut terlebih dahulu
adalah ilmu hal yaitu ilmu yang seketika itu pasti digunakan dal diamalkan bagi setiap orang
yang sudah baligh. Seperti ilmu tauhid dan ilmu fiqih. Apabila kedua bidang ilmu itu telah
dikuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lainya, misalnya ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan
lainya. Kadang-kadang orang lupa dalam mendidik anaknya, sehingga lebih mengutamakan
ilmu-ilmu umum daripada ilmu agama. Maka anak menjadi orang yang buta agama dan
menyepelekan kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua perlu sekali memberikan
bekal ilmu keagamaan sebelum anaknya mempelajari ilmu-ilmu umum. Dalam hadist yang lain
Rasulullah bersabda, “sedekah yang paling utama adalah orang islam yang belajar suatu ilmu
kemudian diajarkan ilmu itu kepada orang lain. “(HR. Ibnu Majah) Maksud hadis diatas adalah
lebih utama lagi orang yang mau menuntut ilmu kemudian ilmu itu diajarkan kepada orang lain.
Inilah sedekah yang paling utama dibanding sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan
ilmu, khususnya ilmu agama, berarti menenan amal yang muta’adi (dapat berkembang) yang
manfaatnya bukan hanya dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat dinikmati orang
lain. Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan
masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat
yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan
makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al Imran: 7), “Ululal-Ilmi” (Al
Imran: 18), “Ulul al-Bab” (Al Imra: 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud: 24), “al-A'limun” (al-
An’kabut: 43), “al-Ulama” (Fatir: 28), “al-Ahya' “(Fatir: 35) dan berbagai nama baik dan gelar
mulia lain. Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan
keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).
Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana".
Referensi:
H. Abdul Manan Syafi‟i. “Perspektif Al-Quran Tentang Ilmu Pengetahuan.” Media Akademika
27, no. 1 (2012): 44.
Sayid Qutub. “SUMBER-SUMBER ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR‟AN DAN
HADIS.”
. • Dalam pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai (tidak bebas nilai), yaitu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran islam • Ipteks merupakan hasil olah pikir dan rasa
manusia, karenanya harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan akal budi
manusia. • Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia
sebagai makhluk Allah yang berakal • Ipteks merupakan pedoman dan sarana bagi
manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah, agar kualitas
ibadah dan kesejahteraannya meningkat • Islam sangat mendorong pengembangan ipteks,
terbukti dengan banyaknya ayat Al-Qur’an atau Hadits Nabi yang memerintahkan untuk
memperhatikan penciptaan atau keberadaan alam semesta, bahkan ayat yang pertama
adalah perintah untuk membaca (dalam arti luas) bukan perintah tentang ibadah ritual
tertentu.
• Dalam pandangan Islam antara iman (taqwa) di satu sisi, dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni di sisi lain, haruslah terjadi hubungan yang harmonis dan tidak boleh
dipisah-pisahkan. Sistem yang terintegrasi inilah yang dinamakan dengan Dinul Islam
karena berarti telah memuat aqidah, syari’ah, dan akhlaq. • Aktivitas manusia tidak akan
bernilai sebagai amal shalih kalau tidak dibangun di atas iman dan ilmu yang benar. •
Pencarian dan pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan ketaqwaan tidak akan
bernilai ibadah, serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan
lingkungannya, bahkan bisa menjadi malapetaka. • Dengan pemahaman atas IPTEK
kesadaran atas kemahaEsaan Allah semakin mempertebal iman sehingga menuntut ilmu
menjadi kewajiban bagi manusia. Dengan menuntut ilmu berarti manusia memanfaatkan
semua anugerah fasilitas akal dan alam semesta. • Memikirkan perihal pembentukan,
susunan dan evolusi alam semesta dalam tinjauan astronomi merupakan cara mengenal
kekuasaan Allah yang pada gilirannya akan memperkuat Aqidah.
PENJELASAN
IPTEK dapat dimanfaatkan sebaga media dakwah, menyebarkan llmu dan hal-hal positif
lainnya.Orang yang tidak menempatkan ilmu sesuai dengan pemahamannya termasuk
orang-orang yang dzolim.
Referensi :
https://www.slideshare.net/Wulanrk/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-seni-ipteks-dalam-islam
Iptek adalah Iptek singkatan Ilmu Pengetahuan teknologi. Berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni telah banyak diberikan oleh para filosof, ilmuan dan budayaan sesuai dengan bidang
keahlian mereka masing-masing.
Amal adalah perwujudan dari sesuatu yang menjadi harapan jiwa, baik berupa ucapan, perbuatan angota
badan ataupun perbuatan hati. Syarat sahnya suatu amal ada dua. Pertama, amal harus dilakukan dengan
ikhlas, tanpa pamrih. Kedua, untuk amal ibadah dalam arti khusus, dilakukan sesuai dengan tuntutan al-
Qur’an dan Hadits, sedangkan untuk amal dalam arti umum, syarat tersebut ditambah dengan berdasarkan
dengan Ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman dalam QS. Az-Zumar (39): 2
Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu. Tentunya
beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur'an dan A-Hadist. Tidak akan tersesat
bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh perpedoman pada Al-Qur'an dan Al-Hadist
Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Sabda Rasulullah SAW: " menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban
atas setiap muslim laki-laki dan perempuan". IImu adalah kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan.
Mengamalkan ilmu Banyak orang menuntut ilmu yang tidak diamalkan,ilmunya menjadi sia-sia hanya
digunakan untuk menunjukan kehebatan dan keutamaan dirinya,serta untuk tujuan yang berbau
keduniaan. Dalam mengamalkan ilmu kita harus memperhatikan hal-hal berikut, diantaranya
Analisis: iman, iptek,dan amal memiliki kaitan yang penting. Iman dikatakan sebagai pengakuan atau
keyakinan dengan sepenih hati. Iptek ialah ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan dalam
kehidupan, kemudiaan amal memiliki arti segala perbuatan baik yang kita lakukan yang kelak menjadi
harapan jiwa atas perbuatan yang dilakukan.
Kewajiban menuntut ilmu, sebagai seorang muslim menuntut ilmu ialah hal yang wajib dilakukan, seperti
yang telah dijelaskan oleh hadis nabi SAW. Serta menuntut ilmu juga merupakan ibadah kepada Allah
SWT.
Referensi
Ainiyah Q dan Karsiyah. 2017. Konsep Kesatuan Iman, Iptek, dan Amal Menuju terbentuknya Insan
Kamil dalam Prespektif Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikn Islam. 2(2):84-97
Iman menurut bahasa adalah pengakuan dan sebuah keyakinan terhadap segala sesuatu.
Sedangkan Iman menurut Syari’at adalah pembenaran keyakinan dalam hati, diucapkan dengan
lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan. Iman yang tertancap dalam jiwa seorang muslim
merupakan asas diterimanya seegala perbuatan dan amal saleh. Oleh karena itu, segala perbuatan
dan amal sholeh yang dilakukan akan tertolak.
Iptek singkatan Ilmu Pengetahuan teknologi. Berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni telah banyak diberikan oleh para filosof, ilmuan dan budayaan sesuai dengan
bidang keahlian mereka masing-masing.
Amal adalah perwujudan dari sesuatu yang menjadi harapan dan jiwa, baik berupa ucapan,
perbuatan angota badan ataupun perbuatan hati.
Dalam agama Islam, menuntut ilmu wajib hukumnya. Perintah kewajiban menuntut ilmu
terdapat dalam hadis: ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai
shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih waDha’if Sunan Ibnu Majah no. 224).
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas,
memperdalam, dan mengembangkan iptek.Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran
Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah
Islam sebagai standar penggunaan iptek .
Referensi :
SMK Telkom bandung. (2020). Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pandangan
islam.https://smktelkom-bdg.sch.id/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-dalam-pandangan-islam/.
(Diakses pada tanggal 23 November 2021,pukul 17:35)
Iman, Iptek dan Amal Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu, Pada dasarnya kita hidup didunia ini
tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan
ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan
sungguh sungguh perpedoman pada Al- Qur’an dan Al-Hadist. Disebutkan dalam hadist, bahwasanya
ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun
(keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi),
sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris
atau ilmu faroidh yang adil) Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “mencari ilmu itu wajib bagi
setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan
permata dan emas pada babi hutan.”(HR. Ibnu Majah dan lainya) Juga pada hadist rasulullah yang lain,
“carilah ilmu walau sampai ke negeri cina”. Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina,
tetapi dalam hadist ini rasulullah menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Dalam kitab
“Ta’limul muta’alim” disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut terlebih dahulu adalah ilmu hal yaitu
ilmu yang seketika itu pasti digunakan dal diamalkan bagi setiap orang yang sudah baligh. Seperti ilmu
tauhid dan ilmu fiqih. Apabila kedua bidang ilmu itu telah dikuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lainya,
misalnya ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lainya. Kadang-kadang orang lupa dalam mendidik
anaknya, sehingga lebih mengutamakan ilmu-ilmu umum daripada ilmu agama. Maka anak menjadi
orang yang buta agama dan menyepelekan kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua
perlu sekali memberikan bekal ilmu keagamaan sebelum anaknya mempelajari ilmu-ilmu umum. Dalam
hadist yang lain Rasulullah bersabda, “sedekah yang paling utama adalah orang islam yang belajar suatu
ilmu kemudian diajarkan ilmu itu kepada orang lain. “(HR. Ibnu Majah) Maksud hadis diatas adalah lebih
utama lagi orang yang mau menuntut ilmu kemudian ilmu itu diajarkan kepada orang lain. Inilah
sedekah yang paling utama dibanding sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan ilmu,
khususnya ilmu agama, berarti menenan amal yang muta’adi (dapat berkembang) yang manfaatnya
bukan hanya dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat dinikmati orang lain. Orang yang
berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan masyarakat. Al-Quran menggelari
golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan
ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun
fil Ilm” (Al Imran: 7), “Ululal-Ilmi” (Al Imran: 18), “Ulul al-Bab” (Al Imra: 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “
(Hud: 24), “al-A'limun” (al-An’kabut: 43), “al-Ulama” (Fatir: 28), “al-Ahya' “(Fatir: 35) dan berbagai nama
baik dan gelar mulia lain. Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para
Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan
Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
Referensi:
H. Abdul Manan Syafi‟i. “Perspektif Al-Quran Tentang Ilmu Pengetahuan.” Media Akademika 27, no. 1
(2012): 44.
Iptek singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kata ilmu adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di (bidang pengetahuan) itu. Pengetahuan berasal dari kata “tahu”
atau disebut juga mengerti. Dalam pandangan Al-Quran, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan
manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan.
Penjelasan :
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam,
dan mengembangkan iptek.Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam
perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma
pemikiran dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek .
Referensi
https://osf.io/vdkge/download#:~:text=Umat%20Islam%20boleh%2 Diakses pada 23 November 2021
pukul 14:08 wib
Al-Maroghi, Ahmad Musthofa. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: PT Karya Toha Putra Semarang,
1993
Secara garis besar dapat diuraikan bahwa tanggung jawab pokok ilmuwan adalah:
Iman , iptek dan amal serta kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu
Iptek singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kata ilmu adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode - metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di (bidang pengetahuan) itu. Pengetahuan berasal dari kata “tahu”
atau disebut juga mengerti. Dalam pandangan Al-Quran, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan
manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Perkembangan
iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan
mengembangkan iptek itu sendiri. Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama
dalam perkembangan iptek dan seni setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan.Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar
penggunaan iptek dan seni. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang
seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek dan seni. Untuk itu setiap
muslim harus bias memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan iptek dan seni, tetapi harus tetap
menjaga dan tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap
berpegang teguh pada syari’at Islam.
Penjelasan
Ilmu ialah sebagai pengetahuan yang ilmiah, sedangkan teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar
untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu. Orang berilmu pengetahuan berarti
menguasai ilmu dan memiliki kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan antara lain adanya sarana tertentu, yakni yang disebut
“berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya merupakan suatu proses untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan.
Sumber
https://www.academia.edu/36067756/MAKALAH_PENDIDIKAN_AGAMA_TENTANG_ILMU_PENGETAHU
AN_DAN_TEKNOLOGI_IPTEK_DALAM_ISLAM
Al-Quran, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain
guna menjalankan fungsi kekhalifahan.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Islam sangat mendukung umatnya untuk menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek). Dalam hal pengembangan Iptek, umat Islam dapat mempelajarinya dari orang-orang
no-Islam, disamping juga dapat mengembangkan Iptek dari spirit ajaran Islam sendiri. Oleh karena
produk keilmuan yang datang dari orang-orang non-Islam –secara umum- bersifat sekuleristik, maka
setelah dipelajari, sebelum diadopsi dan diterpkan di dunia Islam, penting untuk terlebih dahulu
diberikan nilai-nilai keislaman, agar tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran hukum Islam. Ajaran
hukum Islam secara normatif dan empirik sangat memulyakan orang-orang yang beriman dan berilmu
dengan beberapa derajat. Dalam ajaran hukum Islam, ditegaskan bahwa tidak sama antara orang yang
berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Orang yang berilmu jelas lebih baik dan lebih utama daripada
orang yang tidak berilmu. Dengan demikian, pengembagan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
ragam modelnya (misal dengan bahasa Islamisasi Iptek) sangat dianjurkan oleh ajaran hukum Islam.
Penjelasan :
IPTEK sangat berperan penting dalam islam, dalam kemajuan dan pengembangan ilmu
Sumber : https://www.neliti.com/id/publications/117316/pengembangan-iptek-dalam-tinjauan-hukum-
islam
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Iptek singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kata ilmu adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di (bidang pengetahuan) itu. Pengetahuan berasal dari kata “tahu”
atau disebut juga mengerti. Dalam pandangan Al-Quran, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan
manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan.
Dalam pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai (tidak bebas nilai), yaitu harus disesuaikan
dengan nilai-nilai ajaran islam • Ipteks merupakan hasil olah pikir dan rasa manusia, karenanya harus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan akal budi manusia.
Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai makhluk Allah
yang berakal, Ipteks juga merupakan pedoman dan sarana bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya
sebagai hamba dan khalifah Allah, agar kualitas ibadah dan kesejahteraannya meningkat, Islam sangat
mendorong pengembangan ipteks, terbukti dengan banyaknya ayat Al-Qur’an atau Hadits Nabi yang
memerintahkan untuk memperhatikan penciptaan atau keberadaan alam semesta, bahkan ayat yang
pertama adalah perintah untuk membaca (dalam arti luas) bukan perintah tentang ibadah ritual
tertentu.
Penjelasan ;
Kepribadian yang baik adalah hal yang perlu diperhatikan oleh generasi muda saat ini, namun
pemahaman juga harus benar, IPTEK harus digunakan sebaik-baiknya dan generasi muda haruslah bisa
memilah milih mana yang harus di ikuti ataupun yang yang harus di jauhi.
Referensi:
https://www.slideshare.net/Wulanrk/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-seni-ipteks-dalam-islam
https://jurnal.polban.ac.id/ojs-3.1.2/sigmamu/article/view/968
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Iman, Iptek dan Amal Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu, Pada dasarnya kita hidup didunia ini
tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan
ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan
sungguh sungguh perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Disebutkan dalam hadist, bahwasanya
ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun
(keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi),
sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris
atau ilmu faroidh yang adil) Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “mencari ilmu itu wajib bagi
setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan
permata dan emas pada babi hutan.”(HR. Ibnu Majah dan lainya) Juga pada hadist rasulullah yang lain,
“carilah ilmu walau sampai ke negeri cina”. Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina,
tetapi dalam hadist ini rasulullah menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Dalam kitab
“Ta’limul muta’alim” disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut terlebih dahulu adalah ilmu hal yaitu
ilmu yang seketika itu pasti digunakan dal diamalkan bagi setiap orang yang sudah baligh. Seperti ilmu
tauhid dan ilmu fiqih. Apabila kedua bidang ilmu itu telah dikuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lainya,
misalnya ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lainya. Kadang-kadang orang lupa dalam mendidik
anaknya, sehingga lebih mengutamakan ilmu-ilmu umum daripada ilmu agama. Maka anak menjadi
orang yang buta agama dan menyepelekan kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua
perlu sekali memberikan bekal ilmu keagamaan sebelum anaknya mempelajari ilmu-ilmu umum. Dalam
hadist yang lain Rasulullah bersabda, “sedekah yang paling utama adalah orang islam yang belajar suatu
ilmu kemudian diajarkan ilmu itu kepada orang lain. “(HR. Ibnu Majah) Maksud hadis diatas adalah lebih
utama lagi orang yang mau menuntut ilmu kemudian ilmu itu diajarkan kepada orang lain. Inilah
sedekah yang paling utama dibanding sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan ilmu,
khususnya ilmu agama, berarti menenan amal yang muta’adi (dapat berkembang) yang manfaatnya
bukan hanya dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat dinikmati orang lain. Orang yang
berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan masyarakat. Al-Quran menggelari
golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan
ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun
fil Ilm” (Al Imran: 7), “Ululal-Ilmi” (Al Imran: 18), “Ulul al-Bab” (Al Imra: 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “
(Hud: 24), “al-A'limun” (al-An’kabut: 43), “al-Ulama” (Fatir: 28), “al-Ahya' “(Fatir: 35) dan berbagai nama
baik dan gelar mulia lain. Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para
Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan
Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
Referensi:
H. Abdul Manan Syafi‟i. “Perspektif Al-Quran Tentang Ilmu Pengetahuan.” Media Akademika 27, no. 1
(2012): 44.
• Dalam pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai (tidak bebas nilai), yaitu harus disesuaikan
dengan nilai-nilai ajaran islam
• Ipteks merupakan hasil olah pikir dan rasa manusia, karenanya harus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan akal budi manusia.
• Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai makhluk Allah
yang berakal
• Ipteks merupakan pedoman dan sarana bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai hamba
dan khalifah Allah, agar kualitas ibadah dan kesejahteraannya meningkat
• Islam sangat mendorong pengembangan ipteks, terbukti dengan banyaknya ayat Al-Qur’an atau
Hadits Nabi yang memerintahkan untuk memperhatikan penciptaan atau keberadaan alam semesta,
bahkan ayat yang pertama adalah perintah untuk membaca (dalam arti luas) bukan perintah tentang
ibadah ritual tertentu.
• Dalam pandangan Islam antara iman (taqwa) di satu sisi, dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni di sisi lain, haruslah terjadi hubungan yang harmonis dan tidak boleh dipisah-pisahkan. Sistem yang
terintegrasi inilah yang dinamakan dengan Dinul Islam karena berarti telah memuat aqidah, syari’ah,
dan akhlaq.
• Aktivitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal shalih kalau tidak dibangun di atas iman dan ilmu
yang benar.
• Pencarian dan pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai
ibadah, serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan lingkungannya, bahkan
bisa menjadi malapetaka.
• Dengan pemahaman atas IPTEK kesadaran atas kemahaEsaan Allah semakin mempertebal iman
sehingga menuntut ilmu menjadi kewajiban bagi manusia. Dengan menuntut ilmu berarti manusia
memanfaatkan semua anugerah fasilitas akal dan alam semesta.
• Memikirkan perihal pembentukan, susunan dan evolusi alam semesta dalam tinjauan astronomi
merupakan cara mengenal kekuasaan Allah yang pada gilirannya akan memperkuat Aqidah.
PENJELASAN
IPTEK dapat dimanfaatkan sebaga media dakwah, menyebarkan llmu dan hal-hal positif lainnya.Orang
yang tidak menempatkan ilmu sesuai dengan pemahamannya termasuk orang-orang yang dzolim.
Referensi:
https://www.slideshare.net/Wulanrk/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-seni-ipteks-dalam-islam
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandungilmu bagi orang yang
membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman adalahmembenarkan dan mengetahui adanya Tuhan dan
sifat-sifat-Nya disertai melaksanakansegala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala
larangan.Para sarjana berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanyaterbatas pada
pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja,. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini,maka dapatlah kita
pahami, bahwa Kitab suci itu merupakan sumber pengetahuan danilmu pengetahuan manusia
(knowledge and science).
Pengertian yang kita petik dari kata ini bahwasanya menuntut ilmu pengetahuan adalahsuatu perintah
sehingga dapat dikatakan suatu kewajiban. Harus kitasadari bahwa agamaadalah merupakan pedoman
bagi kebahagiaan dunia akhirat,sehingga ilmu yangtersimpul dalam agama tidak semata ilmu yang
menjurus kepadaurusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada duniawi.Manusia dituntut
untuk menuntut ilmu, danhukumnya wajib. Jika tidak menuntut ilmu berdosa.Selain hukum tersebut
menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau disebut ulama (orang yang memiliki ilmu).
Namun di balik itu, orang yang memiliki ilmu (ilmuwan) akan berdosa jika ilmunyatidak diamalkan.
Analisis:
Ilmu ialah sebagai pengetahuan yang ilmiah, sedangkan teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar
untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu. Orang berilmu pengetahuan berarti
menguasai ilmu dan memiliki kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan antara lain adanya sarana tertentu, yakni yang disebut
“berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya merupakan suatu proses untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan.
Referensi:
• Dalam pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai (tidak bebas nilai), yaitu harus disesuaikan
dengan nilai-nilai ajaran islam
• Ipteks merupakan hasil olah pikir dan rasa manusia, karenanya harus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan akal budi manusia.
• Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai makhluk Allah
yang berakal
• Ipteks merupakan pedoman dan sarana bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai hamba
dan khalifah Allah, agar kualitas ibadah dan kesejahteraannya meningkat
• Islam sangat mendorong pengembangan ipteks, terbukti dengan banyaknya ayat Al-Qur’an atau Hadits
Nabi yang memerintahkan untuk memperhatikan penciptaan atau keberadaan alam semesta, bahkan
ayat yang pertama adalah perintah untuk membaca (dalam arti luas) bukan perintah tentang ibadah
ritual tertentu.
• Dalam pandangan Islam antara iman (taqwa) di satu sisi, dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni di sisi lain, haruslah terjadi hubungan yang harmonis dan tidak boleh dipisah-pisahkan. Sistem yang
terintegrasi inilah yang dinamakan dengan Dinul Islam karena berarti telah memuat aqidah, syari’ah,
dan akhlaq.
• Aktivitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal shalih kalau tidak dibangun di atas iman dan ilmu
yang benar.
• Pencarian dan pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai
ibadah, serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan lingkungannya, bahkan
bisa menjadi malapetaka.
• Dengan pemahaman atas IPTEK kesadaran atas kemahaEsaan Allah semakin mempertebal iman
sehingga menuntut ilmu menjadi kewajiban bagi manusia. Dengan menuntut ilmu berarti manusia
memanfaatkan semua anugerah fasilitas akal dan alam semesta.
• Memikirkan perihal pembentukan, susunan dan evolusi alam semesta dalam tinjauan astronomi
merupakan cara mengenal kekuasaan Allah yang pada gilirannya akan memperkuat Aqidah.
PENJELASAN
IPTEK dapat dimanfaatkan sebaga media dakwah, menyebarkan llmu dan hal-hal positif lainnya.Orang
yang tidak menempatkan ilmu sesuai dengan pemahamannya termasuk orang-orang yang dzolim.
Referensi :
https://www.slideshare.net/Wulanrk/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-seni-ipteks-dalam-islam
Ilmu dalam Islam sebagai : Segala sesuatu yang dipahami adalah segala sesuatu yang dihadapi atau
dibutuhkan oleh manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hamba ataupun khalifah Allah. Sumber ilmu
dalam pandangan Islam pemikiran(akal), serta pengalaman manusia.
Integrasi Iman, Ilmu dan Amal Makna Dalam pandangan Islam antara iman (taqwa) di satu sisi, dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni di sisi lain, harus terjadi hubungan yang harmonis dan tidak boleh
dipisah-pisahkan. Sistem yang terintegrasi inilah yang Mulanya dengan Dinul Islam karena berarti telah
memuat seluruh aqidah, syari'ah, dan akhlaq. Aktivitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal shalih
jika tidak dibangun di atas iman dan ilmu yang benar.
Seperti digambarkan dalam Al-Qur'an ; Artinya “Tidakkah kamu perhatikan Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yg baik(Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik,akarnya kokoh(menghujam
ke bumi)dan cabangnya menjulang ke langit. pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dg seizin
Tuhannya.Allah membuat perumpamaan – perumpamaan itu agar manusia selalu ingat” (QS >14;24-25).
Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar, Ilmu adalah pohon yang mengeluarkan dahan
dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.Sedangkan amal seperti buah dari pohon identik dengan
teknologi dan seni. Ipteks yang dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal
saleh bukan kerusakan alam.
Penjelasan
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu hal yang tidak asing lagi di dengar,manusia
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang telah diciptakan oleh Tuhan yang maha esa
untuk kita dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita miliki.oleh sebab itu marilah kita menjaga
dan melestarikannya agar alam ini tidak punah dan tetap bersykur kepada Tuhan yang Maha Esa
Referensi
https://pdfcoffee.com/iman-iptek-dan-amal-sebagai-satu-pdf-free.html
Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung ilmu bagi orang yang
membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui
adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta
menjauhi segala larangan.
Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah. Tentunya
beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat
bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3, sedangkan yang
lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat
Al-Qur’an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan
faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil).
Penjelasan : Bahwa manusia itu memiliki derajat yang senpurna dimana telah diciptakan allah di muka
bumi ini, dan makanya kita sebagai makhluk hidup harus bisa memanfaatkan, mengelola,
mengembangkan serta menjaga kelestarian apa yang telah allah kasih di bumi ini. Dan tetap berdoman
pada al-qur’an sebagai rasa syukur kita kepada allah swt.
Referensi :
http://iptek-dan-seni-menurut-pandangan-islam.html
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Iptek singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kata ilmu adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di (bidang pengetahuan)
itu. Pengetahuan berasal dari kata “tahu” atau disebut juga mengerti. Dalam pandangan Al-Quran, ilmu
adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna
menjalankan fungsi kekhalifahan.sendangkan Teknologi, adalah kemampuan teknik dalam
pengertiannya yang utuh dan menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan ilmu-ilmu alam yang
bersandar kepada proses teknis tertentu. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-Quran
yang berbicara tentang alam materi dan fenomenanya. Al-Quran menyatakan bahwa alam raya
diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia.
Ilmu merupakan sesuatu yang dengannya akan tersingkap segala hakikat secara sempurna. Lawan kata
dari “ilmu” adalah “bodoh”. Sebagai umat Islam ditekankan untuk menguasai ilmu sedalam-dalamnya
sehingga mampu memunculkan pakar atau ahli disegala bidang disiplin ilmu.
KESIMPULAN :
Islam beredar di tengah-tengah masyarakat dengan ilmu, dan umat Islam adalah umat yang berilmu,
karena semua aturan dan ajaran yang terdapat di dalam agama Islam ini didasari dan dilandasi dengan
ilmu. Ilmu juga yang banyak mengandung pelajaran yang sangat penting dan berharga kepada kita, dan
tidak dibenarkan kita berbicara tentang agama ini kecuali dengan ilmu. Manusia diciptakan oleh Allah
SWT.
DAFTAR PUSTAKA :
Mujilan, dkk. Agama Islam (membangun pribadi muslim moderat) UNIVERSITAS INDONESIA.2018.11
https://www.academia.edu/36067756/MAKALAH_PENDIDIKAN_AGAMA_TENTANG_ILMU_PENGETAHU
AN_DAN_TEKNOLOGI_IPTEK_DALAM_ISLAM
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
2. Analisis
Menurut pandangan saya sebagai seorang muslimin, Allah SWT telah menciptakan Al-Qur'an agar umat
Nya akan menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk jalannya. Banyak sekali ilmu-ilmu yang telah tertera di
dalam Al-Qur'an. Manusia dituntut untuk membaca dan memahami isi dari Al-Qur'an tersebut niscaya
manusia akan mengetahui apa yang tidak diketahuinya.
3. Sumber
https://smktelkom-bdg.sch.id/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-dalam-pandangan-islam/ Diakses Pada
hari Selasa. 23 November 2021. Pada jam 11: 51 WIB
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Iman berasal dari kata amana yu’minu imanan yang artinya percaya. Secara istilah,sebagaimana
terdapat dalam Al-Quran dan Hadis Nabi Saw., iman adalah percaya kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir-Nya. Iman itu sebenarnya melahirkan nilai-nilai yang
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (rabbaniyyah), yaitu tata nilai yang dijiwai oleh kesadaran bahwa
hidup itu berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan (Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un),
“Sesungguhnya kita berasal dari Tuhan dan kita akan kembali kepada-Nya, maka Tuhan adalah “sangkan
paran” dumadi, yakni asal dan tujuan hidup seluruh makhluk.
Dengan belajar, manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya,
kita khususnya sebagai umat muslim haruslah lebih memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di
dalam agama Islam sudah dijelaskan keutamaan bagi para penuntut ilmu.
Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam Al-Quran Q.S. Al-Mujadalah ayat 11:
۟ ُوا ِمن ُك ْم َوٱلَّ ِذينَ أُوت
وا ۟ ُوا يَرْ فَع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءامن
۟ وا فَٱن ُش ُز
۟ ُوا يَ ْف َسح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوإ َذا قِي َل ٱن ُش ُز ۟ ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا إ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسح
۟ ُوا فِى ْٱلم ٰ َجلِس فَٱ ْف َسح
َ ِ ِ ِ ِ َ ِ َ
ٍ ْٱل ِع ْل َم د ََر ٰ َج
ت ۚ َوٱهَّلل ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”,
maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah
kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”
Referensi
https://www.gontor.ac.id/berita/kewajiban-menuntut-ilmu-dalil-dari-al-quran-dan-hadits
Analisis
Menuntut ilmu adalah suatu hal yang wajib sebagai mana firman Allah yang telah ditegaskan di dalam
Al-quran dan Hadist dan kita sebagai umat manusia harus dapat menuntut ilmu dan juga dapat
menerapkan nya di dalam kehidupan sehari hari.