Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Ilmu pengetahuan, Teknologi dan


Seni dalam Islam ( IPTEKNI )

Dosen Pengampu:

Feri Irawan, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh:

Ilhamdi Fatiha (22027024)


Azizah Oktamia (22332022)
Rion Oktaviandi (22020110)
Amanda (22332021)

Icha Rizal (22135072)


Muhammad Alfaraby (22135075)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Tahun Ajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami kirimkan shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan
Al-Qur’an Islam bertema “Ilmu pengetahuan, Teknologi dan Seni dalam Islam ( IPTEKNI )”

Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai Ilmu pengetahuan, Teknologi dan Seni
dalam Islam ( IPTEKNI ) .

Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami haturkan terima kasih kepada.

● Feri Irawan, S.Pd.i, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

● Orang tua kami yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil.

● Semua pihak yang tidak dapat kami rinci satu per satu yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amiin.

Padang, 13 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii

PENDAHULUAN................................................................................................................. 2

BAB II.................................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN.................................................................................................................... 4

A. IPTEK dan seni dalam islam............................................................................................ 4

1. Pengertian IPTEKNIK......................................................................................................................4

2. Unsur unsur IPTEKNIK.................................................................................................................11

3. Tujuan dan manfaat IPTEKNI.................................................................................... 11

B. Seni dalam islam............................................................................................................13

C. Kebudayaan dalam Islam................................................................................................14

D. Etos Kerja dalam islam................................................................................................... 15

BAB III KESIMPULAN.....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Puji syukur kehadiran Allah SWT senantiasa memberikan kesempatan dan kesehatan
dalam aktifitas keseharian kita. Amin selam dan taslim atas Baginda Rasulullah Muhammad
SAW atas segala risalah dan petunjuk yang telah dibawahnya. Peran Islam dalam
perkembangan iptek dan seni pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam
sebagai paradigma ilmu pengetahuan dan seni. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki
umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini
menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi
seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala
macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka
ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang
yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan
Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam
kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnnya yang digunakan umat
Islam, bukan standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang.
Standar syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada
ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek
dan mengembangkan seni, jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu
aspek iptek dan seni telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam
memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan
manusia.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban
barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek
modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa
dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya.

Bukan hanya itu saja, pengaruh barat tidak hanya pada bidang iptek saja, tetapi juga
pada bidang seni. Misalnya penyanyi di jaman sekarang sebagian besar memakai pakaian
yang sangat minim, dan tidak menutup aurat. Kenyataan menyedihkan tersebut sudah

2
selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas muslim untuk gigih
memperjuangkan iptek dan seni yang islami.

Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut
ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “ menuntut ilmu
adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Ilmu adalah
kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP IPTEKNIK DALAM ISLAM

1. Pengertian IPTEK

IPTEK adalah ilmu yang mempelajari perkembangan teknologi berdasarkan ilmu


pengetahuan. Seiring berjalannya perkembangan global, ilmu pengetahuan dan teknologi
berjalan beriringan membentuk kemajuan. Ada banyak manfaat yang didapatkan dari
IPTEK dan jenis-jenisnya pun beragam. Peran Islam dalam perkembangan iptek adalah
bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah islam) wajib dijadikan tolok ukur dan pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah islam. Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah
yang telah diharamkan. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT sumber segala kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan. Keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu
pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta
sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-
Nya.

Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,sangat


mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan
merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat
mementingkan pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi. Berbeda dengan
pandangan Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk mementingkan
duniawi, maka Islam mementingkan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah atau
pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada manusia dan
menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang
mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan tehadap berbagai gejala
alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah.

Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta
ilmiah, maka kemumgkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran

4
agama tersebut. Bila ada ilmu pengetahuan yang menentang prinsip pokok ajaran agama
Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme yang
beradadi balik wajah ilmu pengetahuan modern tersebut. Karena alam semesta yang
dipelajari melalui ilmu pengetahuan dan ayat-ayat suci Tuhan( Al-Quran) dan Sunnah
Rasulullah SAW yang di pelajari melalui agama adalah sama-sama ayat (tanda-tanda dan
perwujudan ) Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan dan
bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu sumber sama, Allah Yang Maha
Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.

Penyikapan terhadap Perkembangan IPTEK

Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah SWT berupa “alat” untuk mencapai
dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah :

1) indera, untuk menangkap kebenaran fisik,

2) naluri, untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara


probadi maupun sosial

3) pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan


tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga
merupakan penghantar untuk menuju kebenaran tertinggi

4) imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan


menyempurnakan pengetahuannya

5) hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran tingkah
laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.

Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang
islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat
manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK
menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri.

IPTEK akan bermanfaat apabila:

1) Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya

2) Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik),

3) Dapat memberikan pedoman bagi sesama,

4) Dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat
dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.
5
Keselarasan IMTAQ dan IPTEK

“Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin menguasai
akhirat dengan ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya juga harus dengan
ilmu” (Al-Hadist). Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa ini sebagai dampak
globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), harus diakui telah
memberikan kemudahan terhadap berbagai aktifitas dan kebutuhan hidup manusia. Di sisi
lain, memunculkan kekhawatiran terhadap perkembangan perilaku khususnya para pelajar
dan generasi muda kita, dengan tumbuhnya budaya kehidupan baru yang cenderung
menjauh dari nilai-nilai spiritualitas. Semuanya ini menuntut perhatian ekstra orang tua
serta pendidik khususnya guru, yang kerap bersentuhan langsung dengan siswa.

Dari sisi positif, perkembangan iptek telah memunculkan kesadaran yang kuat
pada sebagian pelajar kita akan pentingnya memiliki keahlian dan keterampilan.
Utamanya untuk menyongsong kehidupan masa depan yang lebih baik, dalam rangka
mengisi era milenium ketiga yang disebut sebagai era informasi dan era bio-teknologi. Ini
sekurang-kurangnya telah memunculkan sikap optimis, generasi pelajar kita umumya telah
memiliki kesiapan dalam menghadapi perubahan itu. Don Tapscott, dalam bukunya
Growing up Digital (1999), telah melakukan survei terhadap para remaja di berbagai
negara. Ia menyimpulkan, ada sepuluh ciri dari generasi 0 (zero), yang akan mengisi masa
tersebut. Ciri-ciri itu, para remaja umumnya memiliki pengetahuan memadai dan akses
yang tak terbatas. Bergaul sangat intensif lewat internet, cenderung inklusif, bebas
berekspresi, hidup didasarkan pada perkembangan teknologi, sehingga inovatif, bersikap
lebih dewasa, investigative arahnya pada how use something as good as possible bukan
how does it work.

Sikap optimis terhadap keadaan sebagian pelajar ini tentu harus diimbangi dengan
memberikan pemahaman, arti penting mengembangkan aspek spiritual keagamaan dan
aspek pengendalian emosional. Sehingga tercapai keselarasan pemenuhan kebutuhan otak
dan hati (kolbu). Penanaman kesadaran pentingnya nilai-nilai agama memberi jaminan
kepada siswa akan kebahagiaan dan keselamatan hidup, bukan saja selama di dunia tapi
juga kelak di akhirat. Jika hal itu dilakukan, tidak menutup kemungkinan para siswa akan
terhindar dari kemungkinan melakukan perilaku menyimpang, yang justru akan merugikan
masa depannya serta memperburuk citra kepelajarannya. Amatilah pesta tahunan pasca
ujian nasional, yang kerap dipertontonkan secara vulgar oleh sebagian para pelajar. Itulah
salah satu contoh potret buram kondisi sebagian komunitas pelajar kita saat ini. Untuk itu,

6
komponen penting yang terlibat dalam pembinaan keimanan dan ketakwaan (imtak) serta
akhlak siswa di sekolah adalah guru. Kendati faktor lain ikut mempengaruhi, tapi dalam
pembinaan siswa harus diakui guru faktor paling dominan. Ia ujung tombak dan garda
terdepan, yang memberi pengaruh kuat pada pembentukan karakter siswa. Kepada guru
harapan tercapainya tujuan pendidikan nasional disandarkan. Ini sebagaimana termaktub
dalam Pasal 3 Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Intinya, para pelajar kita disiapkan agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri. Sekaligus
jadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan sebenarnya mengisyaratkan, proses dan hasil harus


mempertimbangkan keseimbangan dan keserasian aspek pengembangan intelektual dan
aspek spiritual (rohani), tanpa memisahkan keduanya secara dikhotomis. Namun
praktiknya, aspek spiritual seringkali hanya bertumpu pada peran guru agama. Ini
dirasakan cukup berat, sehingga pengembangan kedua aspek itu tidak berproses secara
simultan. Upaya melibatkan semua guru mata ajar agar menyisipkan unsur keimanan dan
ketakwaan (imtak) pada setiap pokok bahasan yang diajarkan, sesungguhnya telah digagas
oleh pihak Departeman Pendidikan Nasional maupun Departemen Agama. Survei
membuktikan, mengintegrasikan unsur ‘imtaq’ pada mata ajar selain pendidikan agama
adalah sesuatu yang mungkin. Namun dalam praktiknya, target kurikulum yang menjadi
beban setiap guru yang harus tuntas serta pemahaman yang berbeda dalam menyikapi
muatan-muatan imtaq yang harus disampaikan, menyebabkan keinginan menyisipkan
unsur imtak menjadi terabaikan. Memang tak ada sanksi apapun jika seorang guru selain
guru agama tidak menyisipkan unsur imtaq pada pelajaran yang menjadi tanggung
jawabnya. Jujur saja guru umumnya takut salah jika berbicara masalah agama, mereka
mencari aman hanya mengajarkan apa yang menjadi tanggung jawabnya.

Sesungguhnya ia bukan sekadar tanggung jawab guru agama, tapi tanggung jawab
semuanya. Dalam kacamata Islam, kewajiban menyampaikan kebenaran agama kewajiban
setiap muslim yang mengaku beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Seni Menurut Islam

Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,
walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata
“SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut

7
kajian ilimu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah
barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.

Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan
menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah
melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan
segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak
melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan
menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS 50: 6].

Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi
saw., kepada para sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
bersabda :

“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat
atom.” Ada orang berkata,” Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan
bersandal bagus.” Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai
keindahan. Sedangkan sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang
lain.” (HR. Muslim). Bahkan salah satu mukjizat Al-Qur’an adalah bahasanya yang
sangat indah, sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya merasa kalah
berhadapan dengan keindahan sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama,
serta alur bahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir. Dalam
membacanya, kita dituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan akurasi bacaannya
dengan irama tilawahnya sekaligus. Rasulullah bersabda : “Hiasilah Al-Qur’an dengan
suaramu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Darimi)

Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai


keindahan. Dan tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan manusia.
Namun bagaimana dengan fenomena sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari
nyanyian-nyanyian cinta ataupun gambar-gambar seronok yang diklaim sebagai seni oleh
sebagian orang semakin marak menjadi konsumsi orang-orang bahkan anak-
anak.Sebaiknya di kembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bahwa dalam Al-
Qur’an disebutkan :

“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak
berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan
jalan Allah itu sebagai olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan.”
(Luqman:6)

8
Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak
berguna bahkan menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian tersebut.
Nyanyian-nyanyian yang membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-hal yang tidak
patut maka kesenian tersebut haram hukumnya.

Kontribusi Iptek dan Seni Bagi Dakwah Islam

Kontribusi adalah kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang di


hasilkan oleh perkembangan iptek moderen membuat orang mengagumi meniru gaya
hidup peradaban orang barat samapidi barengi sikap kritis terhadap segala dampak
negatif yang diakibatkannya, bukan hanya bidang iptek saja tetapi dalam bidang seni
juga.

Dalam kontribusi iptek dan seni dalam dakwah islam banyak memberikan
perkembangan di dalam dakwahnya, misalnya pada jaman dahulu ketika para ulama di
pulau jawa menyebarkan ajaran agama Islam mereka menyebarkan dakwahnya melalui
kesenian wayang yang isinya tentang ajaran-ajaran agama Islam. Maka dengan adanya
kesenian wayang ini digunakan sebagai media dakwah Islam dan daya tarik masyarakat
untuk menyaksikan kesenian wayang tersebut.

Pada saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat maju, di
buktikan dengan adanya penemuan-penemuan baru yang fungsinya untuk memudahkan
segala aktifias manusia, begitu juga kemudahan dalam derdakwah bagi para ulama. Ada
banyak hal yang sudah dihasilkan oleh teknologi untuk dakwah Islam sebagai bagian dari
integrasi itu sendiri, Al Quran digital, akses hadist shahih yang bisa dilakukan dimana
saja,silahturahmi yang tidak pernah putus karena sudah ada HP, jejaring sosial dan
sebagainya. Bahkan media pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan game
untuk memperdalam ilmu Islam itu sendiri.

Contok-contoh Kontribusi Iptek dan Seni bagi dakwah Islam

 Arsitektur masjid yang indah membuat para jamaah senang dan nyaman beribadah

 Wayang sebagai media dakwah bagi Wali Songo

 Perkembangan busana muslim seperti jilbab

 Media dakwah di televisi, internet, koran, dan majalah

 Penggunaan internet, blog, dan situs Islami sepertisuara Islam, Muslim,dll

9
 Al Quran dan Hadist dalam bentuk digital semuga mempermudah pencarian ayat,
terjemaah, tafsiran Al Quran

 Penggunaan LCD sebagai media dakwah sehingga lebih jelas dipahami.

Integrasi Iman ,Iptek dan Seni

Fenomena dan kecenderungan kehidupan saat ini memang sangat dipengaruhi oleh
pesatnya kemajuan iptek dengan segala dampaknya, baik yang bernilai positif maupun
yang negatif. Hal itu pula yang telah mendorong terjadinya arus globalisasi yang mengalir
demikian derasnya, serta mendatangkan berbagai implikasi yang demikian luas di semua
aspek kehidupan manusia. Dalam keadaan demikian, manusia berhadapan dengan
kemajuan iptek yang berkembang demikian pesat,serta berada di dalam arena percaturan
hidup yang kompleks yang ditandai dengan berkembangnya sikap dan gaya hidup global.
Di sini, iman berperan sebagai pengendali sikap dan perilaku kehidupan manusia,maupun
sebagai landasan moral,etika dan spiritual masyarakat suatu bangsa dalam melaksanakan
pembangunan di segala bidang.Realita membuktikan,bahwa penguasaan,pengembangan
dan pendayagunaan iptek yang tidak disertai dengan keluhuran akhlak atau budi
pekerti,akan dapat membawa manusia atau suatu bangsa menuju kepada penderitaan dan
kesengsaraan , atau bahkan kehancuran. Oleh karena itu, penguasaan ,pengembangan dan
pendayagunaan iptek harus senantiasa berada di jalur nilai-nilai keimanan dan
kemanusiaan yang luhur.

Adapun dengan seni, Islam dapat menerima semua hasil karya manusia selama
sejalan dengan pandangan Islam. Al-Quran memerintahkan manusia untuk menegakkan
kebajikan,memerintahkan perbuatan yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang munkar.
Kesenian yang ma’ruf merupakan budaya masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai
Islam. Sedangkan yang munkar adalah perbuatan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai
Islam. Beranjak dari itu semua, setiap orang hendaknya memelihara nilai-nilai seni yang
ma’ruf dan sejalan dengan ajaran Islam. Hal ini mengantarkan mereka untuk memelihara
hasil kesenian setiap masyarakat. Seandainya ada pengaruh yang dapat merusak
kebudayaan dan kreasi suatu masyarakat,maka seorang muslim harus tampil
mempertahankan ma’ruf yang telah ada dan diakui di masyarakat tersebut. Dengan
demikian, pada hakikatnya Islam sangat menghargai segala kreasi manusia,termasuk
kreasi manusia yang lahir dari penghayatan manusia terhadap wujud alam semesta ini,
selama kreasi tersebut sejalan fitrah kesucian jiwa manusia.

10
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem
yang disebut dinul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok, yaitu
akidah,syari’ah,dan akhlak ,dengan kata lain iman,ilmu dan amal shaleh.

2. Unsur-unsur IPTEKNI
Selama perjalanan sejarah, umat manusia telah berhasil menciptakan berbagai
macam kebudayaan. Berbagai menciptakan berbagai macam atau ragam kebudayaan saja.
Ketujuh unsur kebudayaan tersebut merupakan unsur-unsur pokok yang selalu ada pada
setiap kebudayaan masyarakat yang ada dibelahan dunia.

 Peralatan hidup (teknologi)


 Sistem mata pencarian hidup
 Sistem kemasyarakat
 Sistem bahasa
 Kesenian
 Sistem pengetahuan
 Serta sistem kepercayaan

Ketujuh unsur budaya tersebut merupakaan unsur-unsur budaya pokok yang pasti
ada apabila kita menelita atau mempelajari setiap kehidupan masyarakat. Karena ada pada
setiap kehidupan masyarakat manusia di dunia ini, maka ketujuh unsur pokok dari
kebudayaan yang ada di dunia sebagai unsur-unsur budaya yang bersifat universal.

Demikianlah pada masa-masa sesudahnya, pelantapi pasti IPTEKS terus


berkembang semakin maju sejalan dengan kemajuan penalaran yang telah dicapai oleh
umat manusia. Bahkan, kini IPTEKS yang pada awal perkembangannya berasal dari
embrio filsafat, bahkan ratusan disiplin ilmu ataupun teknologi yang masing-masing
memiliki karakteristik serta dasarnya.

3. Tujuan dan Manfaat IPTEKNI

1. Bidang Informasi dan komunikasi Dalam bidang informasi dan komunikasi telah
terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak
positipnya antara lain:

a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan


terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.

b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat


jauh hanya dengan melalui handphone.

c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain

11
d. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas).

e. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet


yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu.

f. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat


memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat
memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.

g. Kecemasan teknologi Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi
komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan
berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang
terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.

2. Bidang Ekonomi dan Industri Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang


sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara
lain:

● Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.

● Terjadinya industrialisasi.

● Produktifitas dunia industri semakin meningkat Kemajuan teknologi akan


meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek
teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan
reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin
meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak
perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-
tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang
memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung
dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan
selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak
perlu pergi ke toko.

● Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu


menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan
perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan
tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi
tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami
perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah

12
pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu
mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan
kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.

● Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk


kedokteran menjadi komoditi

3. Bidang Pendidikan Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam


bidang pendidikan antara lain:

a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber


ilmu dan pusat pendidikan.Dampak dari hal ini adalah guru bukannya
satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan


siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi
terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami
materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan
teknologi bisa dibuat abstrak.

c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka Dengan kemajuan


teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan
guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lainlain.

B. Seni dalam Islam


Islam adalah agama yang fleksibel dan cakupannya pun sangat luas, sangat tidak bisa
kalau hanya dilihat dari satu sudut pandang saja. Yang mana dalam Islam sendiri tidak ada
pemaksaan ataupun keterpaksaan bagi umatnya.

Semua aspek kehidupan sudah diatur dalam Islam. Cakupan yang diajarkan dalam
kajian agama islam sangatlah luas dan tak ada satupun ilmu yang terlewati dalam kajian
agama islam semua terjawab dalam islam.

Bahkan Islam sangat menghargai seni dan kebudayaan. Sesuai dengan sistem
penyebaran Islam zaman dahulu, seni dan kebudayaan dianggap cara yang paling efektif
dalam berdakwah. Melalui sistem tersebut masyarakat lebih mudah memahami nilai – nilai
Islam melalui seni tanpa adanya kekerasan.

Seiring perkembangan Islam, kebudayaan mulai muncul dengan berbagai jenis. Bahkan
dalam setiap daerah memiliki kebudayaannya masing – masing. Kebuadayaan mengalami
perkembangan yang sangat pesat dan signifikan. Hal ini memberikan dampak pada
perkembangan kebudayaan islam.

13
C. Kebudayaan dalam islam

Kebudayaan Islam adalah peradaban yang berlandaskan pada nilai – nilai ajaran
Islam. Nilai kebudayaan ini dapat dilihat dari tokoh – tokoh terdahulu yang telah
menyebarkan agama islam baik dalam bidang sains maupun teknologi. Dalam kebudayaan
juga terdapat nilai – nilai yang dijadikan landasan pokok guna menentukan sikap untuk
dunia luarnya, bahkan untuk mendasari langkah yang hendak dilakukannya sehubungan
dengan pola hidup dan tata cara bermasyarakat.

Islam rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam semesta. Kalau di tafsiri
atau diterjemahkan islam rahmatan lil alamin sangat luas sekali. Karena ajaran agama
islam sendiri tampil menjadi pemecah solusi untuk segala permasalahan yang menimpa
manusia.

Upaya – upaya islam rahmatan lil alamin dibuktikan oleh peran penyebar agama
islam yaitu para wali songo yang sangat berperan besar dalam penyebaran agama islam di
pulau Jawa. Salah satu upaya yang dilakukan wali songo dalam menyebarkan agama islam
di tanah Jawa yaitu dengan berkesenian dan berkebudayaan.

Hal ini menunjukkan bahwa seni adalah cara paling efektif untuk para wali songo
berdakwah menyebarkan agama islam di tanah Jawa. Karena islam akan membawa
kemaslahatan bagi manusia di bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna, rahmat bagi
seluruh alam, kebeneran dan penunjuk jalan bagi umat manusia guna memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, tentu mempunyai sikap dalam dinamika budaya
umat manuisa.

Dinamika budaya yang dikehendaki Islam adalah dinamika yang positif, yaitu
bermanfaat tanpa menimbulkan malapetaka dan aniaya bagi manusia. Karena memang
seni dalam islam lahir dari suatu proses pembelajaran pendidikan yang positif dan tidak
keluar dari batas – batas syariat.

Seni Islam merupakan seni yang berpedoman pada aqidah Islam yaitu pengesaan
kepada Allah dan tidak keluar dari aqidah dan akhlak. M. Abdul Jabbar Beg
berpendapat, suatu seni akan menjadi islamis, jika seni mengungkapkan pandangan
kehidupan muslimin yaitu dengan konsep tauhid (Beg, 1981: 2-3).

Tujuan dari seni Islam tidak lain hanya karena mencari keridhoaan Allah SWT
semata, sedangkan kesenian yang tidak berkonsep Islam hanya semata – mata untuk dunia
sebagai hiburan atau kesenangan saja tak ada manfaatnya. Quraish Shihab mengemukakan
pandangannya, Seni Islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan
Islam tentang Islam, hidup dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna
antara kebenaran dan keindahan (Shihab, 1996: 398). Kesenian atau seni dalam Islam
berperan untuk membimbing manusia kepada akhlak yang mulia dengan pembelajaran
positif yang tidak keluar dari syariat – syariat Islam. Adanya kesenian dalam Islam
bertujuan untuk mengesakan Allah SWT dan mencari keridhoan-Nya. Seni dalam Islam
juga digunakan untuk sarana dakwah guna menebarkan kebaikan dan mengingatkan
manusia untuk beribadah kepada Allah SWT.

Jadi, antara Islam dan kebudayaan bersifat saling mempengaruhi. Islam dan
Kebudayaan juga saling mewarnai satu sama lain. Ketentuan harus dijaga oleh umat Islam
adalah ajaran Islam yang tetap dan abadi tidak dihilangkan atau dikorbankan dan harus
14
diimplementasikan secara efektif di masyarakat. Nilai – nilai budaya juga dapat
dipraktekkan dalam ajaran agama. Nilai Budaya yang tidak sesuai dengan Islam, dapat
diubah secara berangsur – angsur atau bertahap.

D. Etos Kerja dalam Islam

Menurut Nurcholish Madjid, etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan
seorang Muslim, bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh
perkenan Allah swt. Berkaitan dengan ini, penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya,
Islam adalah agama amal atau kerja (praxis).Inti ajarannya ialah bahwa hamba mendekati dan
berusaha memperoleh ridha Allah melalui kerja atau amal saleh, dan dengan memurnikan
sikap penyembahan hanya kepada-Nya.Toto Tasmara, dalam bukunya Etos Kerja Pribadi
Muslim, menyatakan bahwa “bekerja” bagi seorang Muslim adalah suatu upaya yang
sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh asset, fakir dan zikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus
menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik
(khaira ummah), atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dengan bekerja manusia itu
memanusiakan dirinya.

Etos kerja Islami di sini digali dan dirumuskan berdasarkan konsep iman dan amal
shaleh, tanpa landasan iman dan amal shaleh, etos kerja apa pun tidak dapat menjadi Islami.
Tidak ada amal saleh tanpa iman dan iman akan merupakan sesuatu yang mandul bila tidak
melahirkan amal shaleh. Kesemuanya itu mengisyaratkan bahwa iman dan amal shaleh
merupakan suatu rangkaian yang terkait erat, bahkan tidak terpisahkan.Dari beberapa
pendapat tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa etos kerja dalam Islam terkait erat
dengan nilai-nilai (values) yang terkandung dalam dan Alsunnah tentang “kerja” – yang
dijadikan sumber inspirasi dan motivasi oleh setiap Muslim untuk melakukan aktivitas kerja
di berbagai bidang kehidupan. Cara mereka memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-
nilai dan Alsunnah tentang dorongan untuk bekerja itulah yang membentuk etos kerja Islam.

15
BAB III
KESIMPULAN

Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek dan seni. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek dan seni setidaknya ada 2
(dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan.
Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek dan seni. Jadi, syariah Islam-
lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam
dalam mengaplikasikan iptek dan seni.
Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan iptek dan
seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan
mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari’at Islam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qardhawi, Yusuf. 2001. Fiqih Musik dan Lagu, persfektip Al-Quran dan As-
Sunnah. Bandung : Mujahid Press
Al-Qardhawi, Yusuf. 2003. Halal Haram dalam Islam. Solo : Era Intermedia HR. Abdun bin
Hunan dan Tirmidzi.
Samantho, Y.Ahmad.IPTEK dari Sudut
PandangIslam.http://ahmadsamantho.wordpress.co Taher, Tarmizi.Ummatan
Wasathan.www.republika.co.id.
Ainiyah, N. (2013). Pembentukan karakter melalui pendidikan agama Islam. Al-Ulum, 13(1),
25- 38.
Aji, S. D. (2017, August). Etnosains dalam membentuk kemampuan berpikir kritis dan kerja
ilmiah siswa. In Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) (pp. 7-11).
Andriani, A. (2016). Munculnya Lembaga Pendidikan Islam. FALASIFA: Jurnal Studi
Keislaman, 7(2), 285-298.

https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/97155#:~:text=Menurut%20Nurcholish%20
Madjid%2C%20etos%20kerja,).%5B15%5D%20Inti%20ajarannya
https://iainutuban.ac.id/2021/11/05/seni-dan-kebudayaan-dalam-perspektif-pendidikan-
islam/#:~:text=Kesenian%20atau%20seni%20dalam%20Islam,SWT%20dan%20mencari%20
keridhoan%2DNya.

17

Anda mungkin juga menyukai