Anda di halaman 1dari 15

PARADIGMA ISLAMI MENUJU PERADABAN UNGGUL

BERBASIS IPTEK

Oleh :

Andini Puspita Raharjo NIM: 02191003

Nurhastivania S.K NIM: 02191021

Alvian Hayyu D.P NIM: 10191007

Emma Nor Kholida W NIM: 10191024

Hardiani NIM: 10191038

Muhammad Iqbal Al-Haswan NIM: 10191057

Ricky Subarja NIM: 10191072

Zidane J.N.A. NIM: 10191092

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penyusun dapat menyusun
makalah yang berjudul “ISLAM DAN IPTEK” untuk memenuhi mata kuliah
"Pendidikan Agama Islam" ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar


pada makalah ini. Oleh karena itu penyusun berharap pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang bersifat membangun. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penyusun harapkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Balikpapan , 27 september 2019

Tim penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………….1

1.3 Tujuan ...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan..........................................................................

2.2 Hubungan Antara Islam dan IPTEK................................................................

2.3 Hakikat dan Fungsi Ilmu Pengetahuan dalam Islam.......................................

2.4 Kandungan Ayat – Ayat Al – Qur’an Mengenai IPTEK..................................

2.5 Perkembangan IPTEK dalam Islam................................................................

2.6 Penerapan IPTEK dalam Islam.......................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

3.1 Kesimpulan......................................................................................................

3.2 Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat seiring
perkembangan zaman. Perkembangan ini membawa berbagai dampak bagi
kehidupan manusia. Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu
pengetahuan. Karena, selain ditentukan oleh nilai-nilai peribadatan kepada
Allah, martabat manusia juga ditentukan oleh ilmu yang dimilikinya. Al-
Qur’an tidak hanya mengatur urusan masalah ubudiyah saja, tetapi juga
memuat ayat-ayat yang berhubungan dengan IPTEK.

Makalah ini akan membahas tentang Islam dan IPTEK.Bagaimanakah


hubungan IPTEK dengan Islam? Bagaimana kandungan ayat – ayat Al –
Qur’an mengenai perkembangan IPTEK? Pertanyaan inilah yang
melatarbelakangi penyusunan makalah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari ilmu dan pengetahuan?

2. Apa hubungan antara Islam dan IPTEK?

3. Apa hakikat ilmu dan fungsi pengetahuan dalam Islam?

4. Apa saja kandungan ayat-ayat Al-Quran mengenai IPTEK?

5. Bagaimanakah perkembangan IPTEK dalam Islam?

6. Siapa sajakah tokoh-tokoh perkembangan IPTEK dalam Islam?

7. Bagaimana penerapan Islam dalam IPTEK?

8. Apa peran Pendidikan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi?

1
Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi ilmu dan pengetahuan

2. Untuk mengetahui hubungan antara Islam dan IPTEK

3. Untuk mengetahui hakikat ilmu dan fungsi pengetahuan dalam Islam

4. Kandungan Ayat – Ayat Al – Qur’ an mengenai IPTEK

5. Untuk mengetahui perkembangan Islam dalam IPTEK

6. Untuk mengetahui tokoh-tokoh perkembangan IPTEK dalam Islam

7. Untuk mengetahui penerapan Islam dalam IPTEK

8. Untuk mengetahui peranan pendidikan Islam terhadap perkembangan


teknologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan


Pengertian Ilmu Pengetahuan adalah suatu sistem berbagai pengetahuan
yang didapatkan dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti
dengan menggunakan suatu metode tertentu. Jadi, ilmu adalah segala proses
kegiatan terhadap suatu keadaan dengan cara menggunakan alat, prosedur, cara,
metode, sehingga menghasilkan pengetahuan baru bagi manusia itu sendiri.

Secara etimologi, kata ilmu berasal dari bahasa Arab “ilm” yang berarti
memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam bahasa Inggris, “science” atau
bahasa latin “Scientia” yang mengandung kata kerja scire yang berarti tahu atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-
masalah sosial, dan sebagainya.

2.2 Hubungan Antara Islam dengan IPTEK

Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran
agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya
“tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau
ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa
seluruh isi jagat raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan
islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan
manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu
manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu
pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf yang
sama: ain-lam-mim.

Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan


pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Kita membutuhkan ilmu
karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan
Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu
sebuah akal pikiran. Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi
dengan ilmu. Akal yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik
pula. Sedangkan teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan

3
iptek itu sendiri, harus memperhatikan beberapa hal yang penting. Tidak semua
sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita. Terkadang
ada pula yang menggunakan bahan – bahan berbahaya bagi kesehatan lingkungan
sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil penelitian tsb.
Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi, seperti dalam
firman-Nya (Q.S. Al-A’raf : 56).

2.3 Hakikat Ilmu Dan Fungsi Pengetahuan Dalam Islam

Islam sebagai agama yang sangat menghormati ilmu pengetahuan, tidak


diragukan lagi. Banyak argumen yang dapat dirujuk, di samping ada ayat-ayat
al-Qur`an dan hadits Nabi saw. yang mengangkat derajat orang berilmu, juga
di dalam al-Qur`an mengandung banyak rasionalisasi, bahkan menempati
bagian terbesar. Hal ini diakui Meksim Rodorson (seorang penulis Marxis)
ketika menelaah Q.S. Ali Imrân/3: 190-191 dan Q.S. Al-Baqarah/2: 164.
Menurutnya, dalam al-Qur`an kata ‘aqala (mengandung pengertian
menghubungkan sebagian pikiran dengan sebagian yang lain dengan
mengajukan bukti-bukti yang nyata sebagai argumentasi yang harus dipahami
secara rasional) disebut berulang kali, tidak kurang dari lima puluh kali dan
sebanyak tiga belas kali berupa bentuk pertanyaan sebagai protes yang
mengarah pada kajian ilmiyah, seperti “Apakah kamu tidak berakal?".
Seandainya meneliti kata-kata lainnya: nazhara (menganalisa), tafakkara
(memikirkan), faqiha (memahami), ‘alima (mengerti, menyadari), burhan
(bukti, argumentasi), lubb (intelektual, cerdas, berakal) dan lain-lain, niscaya
akan menemukan banyak sekali nilai-nilai ilmiyah yang terdapat dalam al-
Qur`an.
Maka dapat dikatakan bahwa ilmu itu membutuhkan pembuktian (dalil,
hujjah atau argumen) sebagai hasil dari sebuah pencarian, dan al-Qur`an
mengisyaratkan mengenai hal ini. Karena itu, ada beberapa definisi al-‘ilmu
yang disodorkan para ulama sebagaimana dikemukakan Syarief ‘Ali bin
Muhammad al-Jarjani, yaitu: “keyakinan yang pasti sesuai dengan kenyataan”,
“sampainya gambaran sesuatu terhadap akal”, “hilangnya keraguan setelah
diketahui”, “hilangnya kebodohan”, “merasa cukup setelah tahu”. Dikatakan
pula “sebagai sifat yang mendalam yang dapat mengetahui perkara yang

4
universal dan farsial” atau “sampainya jiwa kepada sesuatu makna yang
diketahui”. Adapula yang memberikan definisi dengan “ilmu adalah istilah
untuk menyebutkan terjadinya kesinambungan yang khusus antara subjek
yang berpikir dan objek yang dipikirkan”. Juga (pengertian yang lebih
ringkas) “mengetahui sifat persifat”. Disebut Ilmu al-Yaqin, adalah
pengetahuan yang berdasarkan dalil dengan gambaran berupa perkara yang
meyakinkan.

2.4 Kandungan Ayat – Ayat Al – Qur’ an mengenai IPTEK

Sebagian orang yang rendah pengetahuan keislamannya beranggapan


bahwa al-Qur’an adalah sekedar kumpulan cerita kuno yang tidak mempunyai
manfaat bagi kehidupan modern, apalagi jika dihubungkan dengan kemajuan
IPTEK saat ini. Al-Qur’an menurut mereka cukuplah dibaca untuk sekedar
mendapatkan pahala bacaannya, tidak untuk digali kandungan ilmu
didalamnya.

Anggapan diatas merupakan indikasi bahwa orang tersebut tidak mau


berusaha untuk membuka al-Qur’an dan menganalisis kandungan ilmu
didalamnya. Anggapan tersebut amatlah keliru. Bukti-bukti di bawah ini
menunjukkan yang sebaliknya :

1. ) ‫عللببقم بذبباِسلققلقذم‬ ‫( اسققرسأ قوقربَب ق‬2) ‫ق‬


‫( اللذذيِ ق‬1) ‫ك اسلقسكقرمم‬ ‫ق ا س ذلسنقساِقن ذمسن قعلق ق‬ ‫اسققرسأ ذباِسسذم قربب ق‬
‫ك اللذذيِ قخلق ق‬
‫( قخلق ق‬3) ‫ق‬
‫( قعللقم ا س ذلسنقساِقن قماِ لقسم يقسعلقسم‬4

Wahyu yang pertama sekali diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi
Muhammad saw adalah perintah untuk membaca/belajar (QS 96 : 1-5) dan
menggunakan akal, bukan perintah untuk shalat, puasa, atau dzikrullah.
Hal ini menunjukkan perhatian Islam yang besar terhadap ilmu
pengetahuan.

‫ضهمسم قعقلىَ اسلقملَئذقكذة فقققاِقل أقسنبذمئوُذنيِ بذأ قسسببقماِذء هقببمؤلُذء إذسن مكسنتمببسم ق‬
2. ‫( ققبباِملوُا‬31) ‫صبباِذدذقيِقن‬ ‫قوقعللقم آقدقم السسقماِقء مكللقهاِ ثملم قعقر ق‬
) ‫( ققاِقل قياِ آقدمم أقسنبذسئهمسم بذأ قسسقماِئذذهسم فقلقلماِ أقسنبقأ قهمسم بذأ قسسقماِئذذهسم‬32) ‫ت اسلقعذليِمم اسلقحذكيِمم‬
‫ك أقسن ق‬
‫ك لُ ذعسلقم لققناِ ذإلُ قماِ قعللسمتققناِ إذنل ق‬
‫مسسبقحاِنق ق‬
‫ض قوأقسعلقمم قماِ تمسبمدوقن قوقماِ مكسنتمسم تقسكتممموُقن‬
‫ت قوالسر ذ‬ ‫(ققاِقل أقلقسم أققمسل لقمكسم إذبنيِ أقسعلقمم قغسيِ ق‬33
‫ب اللسقماِقوا ذ‬

5
Allah SWT mengangkat manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi,
bukan para malaikat-Nya, karena manusia memiliki ilmu pengetahuan (QS
2 : 31-33). Dengan kelebihan ilmu pengetahuan itu juga, Allah SWT
memuliakan Adam as sehingga malaikat bersujud padanya.

‫ازشش للزكششنم ْلوُإقلذا ققيِششلل انن ز‬


3. ‫شششززوُا‬ ‫ح ا‬
‫سشش ق‬ ‫س لفاَنف ل‬
‫سششزحوُا يلنف ل‬ ‫لياَ ألييلهاَ الاقذيلن آلمزنوُا إقلذا ققيِلل للزكنم تلفل ا‬
‫سزحوُا فقششيِ انللملجششاَلق ق‬
‫از الاقذيلن آلمزنوُا قمننزكنم لوُالاقذيلن زأوُزتوُا انلقعنللم لدلرلجاَ ت‬
‫ت ٍلوُ ا‬
‫از بقلماَ تلنعلمزلوُلن لخقبيِرر‬ ‫شززوُا يلنرفلقع ا‬
‫لفاَنن ز‬

Manusia yang memiliki derajat yang paling tinggi disisi Allah SWT adalah
manusia yang memiliki iman dan ilmu (QS 58 : 11). Iman membawa
manusia pada ketinggian di akhirat, dan ilmu membawa manusia pada
ketinggian di dunia.

‫ق ذباِسلممسل ذ‬
4. ‫ك ذمسنهم‬ َ‫ك قعلقسيِقناِ قونقسحمن أققح ب‬
‫ت قملذككاِ ققاِملوُا أقلنىَ يقمكوُمن لقهم اسلممسل م‬
‫طاِملوُ ق‬
‫ث لقمكسم ق‬ ‫قوققاِقل لقهمسم نقبذبَيِهمسم إذلن ل‬
‫اق ققسد بققع ق‬
‫امبب يمببسؤذتيِ ممسلقكببهم‬
‫طةك ذفيِ اسلذعسلذم قواسلذجسسببذم قو ل‬
‫طقفاِهم قعلقسيِمكسم قوقزاقدهم بقسس ق‬
‫ص ق‬ ‫ت قسقعةك ذمقن اسلقماِذل ققاِقل إذلن ل‬
‫اق ا س‬ ‫قولقسم يمسؤ ق‬
‫قمسن يققشاِمء قو ل‬
‫ام قواذسمع قعذليِمم‬
Syarat untuk menjadi pemimpin dalam Islam ada 2 hal, yaitu ilmu yang
tinggi dan fisik yang sehat (QS 2 : 247). Ini menunjukkan betapa tingginya
penghargaan Islam kepada nilai-nilai ilmu dan kesehatan.

‫صلر لوُانلفزلؤالد زكيل زأوُ لللئقلك لكاَلن لعننهز لم ن‬


5. ‫سزئوُلل‬ ‫سنملع لوُانلبل ل‬
‫س لللك بققه قعنلرم ٍإقان ال ا‬
‫ف لماَ للنيِ ل‬
‫لوُلل تلنق ز‬

Allah SWT melarang manusia untuk melakukan suatu pekerjaan tanpa


memiliki ilmunya (QS 17 : 36). Islam sangat menghargai spesialisasi
dalam berbagai bidang ilmu dan menganjurkan umatnya untuk menjadi
seseorang yang profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.

6. Sejarah menunjukkan bahwa pada masa kaum muslimin mempelajari dan


melaksanakan ajaran agamanya dengan benar, maka mereka memimpin
dunia dengan pakar-pakar yang menguasai ilmunya masing-masing,
sehingga Barat pu belajar dari mereka. Dan, disaat kaum muslimin
meninggalkan ajaran agamanya, mulai tergiur dengan kenikmatan
duniawi, lalu berpaling ke Barat, Allah SWT merendahkan dan menghina
mereka. Sesungguhnya Rasulullah telah memperingatkan hal ini. Dalam
hadisnya disebutkan: “Kelak akan datang suatu masa dimana kalian akan

6
menjadi makanan diatas piring yang dihadapi oleh orang-orang yang
kelaparan. Para sahabat bertanya : Apakah karena jumlah kita sedikit ya
Rasulullah? Jawab Nabi Muhammad saw : Bahkan jumlah kalian sangat
banyak. Tetapi kalian terkena penyakit “wahn”! Tanya para sahabat : Apa
itu “wahn” ya Rasulullah? Jawab Nabi Muhammad saw : Kalian cinta
dunia dan takut mati.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

2.5 Perkembangan IPTEK dalam Islam

Iptek menjadi dasar dan pondasi yang menyangga bangunan


peradaban modern. IPTEK terdiri dari dua hal yaitu Ilmu
Pengetahuan dan Tekonologi, dua hal yang memiliki arti dan peranan
masing-masing dalam kehidupan manusia. Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi telah muncul sejak manusia lahir, hal ini
dikarenakan manusia diberi akal dan kemampuan berfikir dari Allah SWT.
Ilmu Pengetahuan dapat didefinisiikan sebagai segala hal yang
diketahui manusia dengan pancaindra dan intuisi serta sudah
diproses sedemikian ruga sehingga objektif dan kebenarannya dapat
diuji secara ilmiah. Teknologi, di lain pihak merupakan salah satu produk d a r i
ilmu pengetahuan yang berwujud maupun berupa bentuk .
Konsep umum dari munculnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi awal
mulanya adalah untuk memudahkan kehidupan manusia dan untuk
menjelaskan fenonema alam yang tadinya t i d a k d a p a t d i j e l a s k a n
sehingga manusia memiliki tingkat pemahaman yang lebih
maju sekaligus komplek mengenai alam semesta.
Te r l e p a s d a r i t u j u a n d a n k o n s e p a w a l , implementasi dari
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berada di tangan manusia dan
mampu memiliki dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan
bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa
ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang
berakibat kehancuran alam semesta.Sebagai faktor pembentuk budaya

7
masyarakat, IPTEK memiliki andil atas fenomena y a n g k i t a j u m p a i s a a t
ini.
Dalam Islam pun diajarkan untuk menuntuk ilmu yang
m e n g i n d i k a s i k a n b a h w a selama ilmu tersebut bermanfaat bagi umatnya
(dalam konteks positif) maka diwajibkan bagi u m a t n y a untuk
mempelajarinya, hal ini juga sebagai wujud syukur
a k a n A l l a h a t a s kemampuan akal dan kemampuan berfikir yang
diberikan. Selain itu, Agama Islam juga mewajibkan bagi umatnya untuk
mengamalkan ilmu yang mereka peroleh untuk kebaikan didunia, yang di
realisasikan dalam bentuk teknologi serta pengajaran akan ilmu tersebut.
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Oleh
karena itu ilmu dalam pemikiran islam terbagi menjadi ilmu bersifat abadi dan
ilmu bersifat perolehan. Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu
pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang disebut
Dinul Islam yang memiliki 3 unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak.
Dalam Q.S. Ibrahim (14) : 24-25 “ (24) Maka kamu perhatikan bagaimana
ALLAH telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang
baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, (25) Pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musin dengan seizing tuhannya. Allah
membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Ini gambaran bahwa antara iman, ilmu, dan amal merupakan satu kesatuan
yang utuh . iman di identikkan dengan dengan akar pohon yang menopang
tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan
dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon
yang di identikkan dengan teknologidan seni. Iptek yang dikembangakan di
atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shalih, bukan
kerusakan alam.

8
Tokoh tokoh perkembangan IPTEK dalam islam
1. Ibn Sina (980 – 1037)
Dunia medis kini semakin berkembang. Perkembangan tersebut berkat eksplorasi
ilmuwan Persia, Ibn Sina yang menulis buku The Canon of Medicine. Buku yang
ia tulis menjadi pedoman mahasiswa kedokteran di Eropa hingga tahun 1600-an.
2. Al-Khawarizmi (780-850)

Al-Khawarizimi ialah ilmuwan muslim yang ahli di bidang matematika. Imuwan


dari Persia ini menemukan sistem penomoran 1-10. Ia juga berjasa menemukan
konsep aljabar dan algoritma.

3. Jabir Ibn- Hayyan (721-815)

Jabir ialah ilmuwan dari Iran yang ahli di bidang kimia. Dia adalah orang pertama
yang mengidentifikasi zat yang bisa melarutkan emas. Jabir juga orang pertama
yang menemukan asam sulfat, klorida dan nitrat. Kontribusi lainnya ialah pada
penemuan alkali. Karya-karya Jabir antara lain Kitab Al-Kimya, Kitab Al-Sab'een,
Kitab Al Rahmah dan lain sebagainya.
4. Ibnu al-Nafis (1213 – 1288)
Ibnu al-Nafis merupakan ilmuwan dari Damaskus yang punya kontribusi besar di
bidang medis. Ia merupakan ilmuwan pertama yang mengungkapkan teori
pembuluh darah kapiler. Ia secara akurat dapat mendeskripsikan peredaran darah
dalam tubuh. Ibnu al-Nafis sering dijuluki sebagai bapak fisiologi peredaran
darah.
5. Ibnu Khaldun (1332 – 1406)
Ibnu Khaldun ialah ilmuwan dari Tunisia yang dikenal sebagai bapak pendiri
ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalam
Muqaddimah. Ilmuwan ini sudah hafal Alquran sejak dini.

2.6 Penerapan Islam dalam IPTEK

Teknologi hanyalah suatu keterampilan, hasil dari ilmu pengetahuan


berkenaan dengan teknik, serba mesin itu. Teknologi tidak berarti bila manusia
dibelakang teknologi itu tidak berfungsi, tidak berperan dan mati. Sebelum
teknologi dihidupkan, wajib lebih dahulu menghidupkan dhamir manusia yang
akan mempergunakan perangkat teknologi, agar hasil yang diperoleh

9
bermanfaat untuk kehidupan manusia. Jangan sebaliknya merusak kehidupan
itu sendiri.

Pemilik ilmu pengetahuan dan pengguna teknologi mestinya mampu


mencipta dan menampilkan produk teknologi ditengah kehidupan dunia
menyeluruh (global) tanpa merusak harkat manusia melalui produk hasil
ciptaan teknologi tersebut.

Di sini sebenarnya arti penerapan Iptek dari sudut pandang agama Islam.
Iptek menjadi musuh kemanusian bila hasilnya menghancurkan harkat
(derajat) manusia. Iptek juga sangat penting teramat berguna dalam
meningkatkan taraf hidup manusia. Karena itu perlu ada saringan pengguna
iptek itu. Saringannya adalah agama, akal budi, dan di Minangkabau adalah
adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

2.7 Peran Pendidikan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi


Pendidikan Islam berperan terhadap perkembangan teknologi, yaitu
sebagai berikut :
1. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah
Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma
Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw. Namun di sini perlu
dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan iptek,
bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari al-Qur`an dan al-Hadits,
tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandarisasi benar salahnya dengan
tolok ukur al-Qur`an dan al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan
keduanya.
2. Syariah Islam Standar Pemanfaatan Sains dan Teknologi
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah
Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-
hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah

10
dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan,
adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga
hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk
menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya.
Tetapi banyak orang barat yang mengaplikasikan iptek secara tidak
bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama.
Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak
berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya
meletakkan embrio pada ibu pengganti), mengkloning manusia, mengekploitasi
alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan
seterusnya. Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan
diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik
segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana
yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki
berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah
SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah Islam

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Menurut pengertian Barat, ilmu adalah murni ciptaan manusia, tanpa
adanya campur tangan Allah. Sedangkan menurut al-Qur’an, ilmu adalah
rangkaian keterangan teratur dari Allah (Q.S. Ar-Rahman : 1-13).

Orang Barat menganggap bahwa teknologi merupakan objek yang terlahir


atas kebudayaan perilaku manusia. Menurut al-Qur’an, teknologi tercipta karena
adanya kesadaran untuk menciptakannya, bukan sebagai ambisi tiap individu.
Sebelum Islam datang, Para ilmuwan Barat terinspirasi oleh kemajuan IPTEK
yang dibangun kaum muslimin.

11
Rahasia kemajuan peradaban Islam adalah karena Islam tidak mengenal
pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu
dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Secara implisit, bangsa
Indonesia menghendaki agar agama dapat berperan sebagai jiwa, penggerak, dan
pengendali ataupun sebagai landasan spiritual, moral, dan etik bagi pembangunan
nasional, termasuk pembangunan bidang iptek tentunya. Pengembangan agama
diharapkan tidak menghambat pengembangan iptek sedang pengembangan iptek
diharapkan tidak mengganggu pengembangan kehidupan beragama. Konflik yang
timbul antara keduanya diselesaikan dengan kebijaksanaan.

Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempunyai dampak positif dan negatif. Dari sisi positifnya, kemajuan iptek
membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal. Dampak negatifnya adalah
adanya globalisasi cara berfikir, yang dapat membuat orang tidak lagi mengacu
pada nilai-nilai tradisional bangsanya. Kondisi Indonesia sekarang sudah
mengikuti pada gaya Barat. Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya
menjadi cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih
memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.zonareferensi.com/pengertian-ilmu/

http://yasminsekara.blogspot.com/2014/02/hubungan-agama-islam-dan-ilmu.html

12

Anda mungkin juga menyukai