Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU PADA KEHIDUPAN

SEHARI-HARI MAHASISWA UNTIDAR

Ahmad Robih Rizqi, 1810501077

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tidar,


Jl. Kapten Suparman 39 Potrobangsan, Magelang Utara, Jawa Tengah 56116
Telp/Fax: (0293)364113/362438
email : ahmadrobih9b.32@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) mencari
kesalahan-kesalahan para mahasiswa dalam berbahasa Indonesia, khususnya di wilayah
Universitas Tidar Magelang, (2) kesadaran para mahasiswa mengenai seberapa
pentingnya memahami kata berdasarkan PUEBI. Penelitian ini bersifat deskriptif
kualitatif. Penulis mengambil data melalui survei untuk mengetahui seberapa sering
penggunaan kalimat baku yang sesuai dengan struktur bahasa oleh masyarakat,
khususnya dalam hal ini, mahasiswa Universitas Tidar Magelang. Seberapa penting
menurut mereka penggunaan kalimat baku, baik dalam percakapan atau hal lain. Dalam
kehidupan sehari-hari kita harus menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
karena bahasa resmi kenegaraan adalah bahasa indonesia. Pengertian bahasa adalah
sistem yang terbentuk dari isyarat suara yang telah disepakati, yang ditandai dengan
struktur yang saling tergantung, kreatifitas, penempatan, dualitas dan penyebaran
budaya (Jeans Aitchison, 2009 : 21) [1].

Kata kunci : Bahasa baku, Mahasiswa Untidar, Pengertian bahasa

1. PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang
sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda
menjajah Indonesia. Cikal bakal bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
dan bahasa Negara berawal dari pernyataaan sikap politik pemuda nusantara
dengan ikrar sumpah pemuda.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara yang ditetapkan sehari
setelah hari proklamasi kemerdekaan republik Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam pasal 36 UUD 1945, sejak saat itu bahasa Indonesia
menjadi bahasa resmi yang digunakan dalam mengelola Negara dalam
situasi formal, seperti interaksi di kantor-kantor, di sekolah-sekolah, pidato

1
dan ceramah serta secara tertulis dalam buku. Namun tidak semua orang
menggunakan tatacara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada
penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan.
Oleh karena itu pengetahuan tentang bahasa baku cukup penting untuk
mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa
diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas
kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang (Asep Joharly dkk.
2014:2)[2].
Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat.
Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib
mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada
yang disebut bahasa baku. Dimana bahasa baku merupakan standar
penggunaan bahasa yang dipakai dalam bahasa Indonesia.
Bahasa indonesia yang baik merupakan kemampuan berbahasa yang
sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa indonesia yang baik
bukan berarti bahasa indonesia yang baku, namun merupakan suatu susunan
bahasa yang dikemas secara fleksibel untuk mempermudah berkomunikasi
dalam kehidupan sehari-hari. untuk itu kita perlu mengetahui dan menguasai
bahasa indonesia yang baik, dengan mempelajari penggunaan bahasa
indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, serta manfaat
bahasa indonesia yang baik dan benar dalam kehidpan sehari-hari.
Pengertian kata baku adalah kata yang penulisannya sudah sesuai
dengan kaidah atau pedoman yang telah ditentukan. Secara sederhana. Kata
baku adalah kata- kata yang penulisannya sudah ditetapkan secara resmi
lewat surat putusan pejabat, pemerintah, maklumat ataupun kata yang telah
diterima berdasarkan kesepakatan umum. Bahasa baku yang juga sering
disebut bahasa standar atau bahasa formal merupakan bahasa yang sudah
benar dengan aturan maupun ejaan sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI).
Cara termudah membedakan apakah sebuah kata dapat dikatakan
baku atau tidak adalah dengan mengecek kata tersebut dalam PUEBI (buku
atau online). Bila kata tersebut ada dan sama cara penulisannya dengan yang
tertera dalam kamus tersebut. Maka kosakata tersebut dapat dikatakan baku.
Begitupun sebaliknya.
Bahasa baku dalam bentuk tulisan atau bahasa lisan digunakan dalam
berbagai keperluan,utamanya dalam aktivitas formal atau kegiatan-kegiatan
resmi. Diantaranya :

1. Komunikasi Resmi
Komunikasi resmi adalah komunikasi yang dilakukan dalam bentuk formal.
Contohnya: Surat menyurat antar lembaga (surat dinas, surat niaga).
perundang-undangan, pengumuman instansi resmi, peristilahan dan
penamaan resmi dsb.

2
2. Wacana Teknis
Contohnya: Laporan resmi, buku pelajaran, karya ilmiah dsb.
3. Pembicaraan di Depan Umum
Contohnya: Kuliah, diskusi ilmiah, ceramah dll.
4. Pembicaraan sesuai Situasi, Kondisi, dan Tempat
Misalnya berbicara dengan orang yang lebih tua, dihormati dll.
Kemudian, Bahasa Baku juga memiliki beberapa fungsi dan tujuan,
diantaranya bahasa baku digunakan sebagai alat pemersatu, pemberi-
kekhasan, pembawa kewibawaan dan kerangka acuan (Ade Wahyu Tysna,
2015 : 5-6)[3].

Daftar Kata Baku dan Tidak Baku Sehari-Hari :

No Baku Tidak Baku


1 Atlet Atlit
2 Cabai Cabe
3 Detergen Deterjen
4 Analisis Analisa
5 Ambulans Ambulan
6 Atmosfer Atmosfir
7 Permukiman Pemukiman

Fungsi Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku Secara umum, fungsi
ragam bahasa baku dan tidak baku adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian bahasa baku dan tidak baku dapat mempersatukan sekelompok
orang menjadi satu masyarakat bahasa baik dalam kegiatan resmi ataupun
tidak resmi.
2. Pemakaian bahasa baku dan tidak baku dapat menjadi pembeda dengan
pemakaian bahasa lainnya.
3. Bahasa baku menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya bahasa seseorang atau
sekelompok orang.
4. Membawa wibawa kepada seseorang atau kelompok sesuai ragam bahasa
yang dipakainya.

METODE

Untuk mendapatkan hasil penelitian ini, penulis menggunakan


metode kualitatif karena metode ini menekankan pada aspek pengukuran
secara objektif terhadap lingkungan sosial. Metode penelitian kualititatif
merupakan suatu cara yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian
yang berkaitan dengan data berupa narasi yang bersumber dari aktivitas
wawancara, pengamatan, pengalian dokumen. Untuk dapat menjabarkan
dengan baik tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti,

3
lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan
pengecekan keabsahan temuan dalam suatu proposal dan/atau laporan
penelitian diperlukan pemahaman yang baik tentang masing-masing konsep
tersebut. Hal ini penting untuk memastikan bahwa jenis penelitian sampai
dengan pengecekan keabsahan temuan yang dituangkan dalam proposal dan
laporan penelitian telah sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah yang
dipersyaratkan. Pada artikel ini disajikan contoh-contoh riil pemaparan
pendekatan dan jenis penelitian sampai dengan analisis data penelitian
kualitatif. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
adalah metode kuesioner dan wawancara. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya. Kuesioner yang
digunakan oleh peneliti sebagai instrumen penelitian, metode yang
digunakan adalah dengan kuesioner tertutup. Wawancara merupakan teknik
pengambilan data di mana peneliti langsung berdialog dengan responden
untuk menggali informasi dari responden (Lexy J Moleong, 2010: 186)[4].
Pada dasarnya terdapat dua jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur
dan wawancara bebas tidak terstruktur. Wawancara terstrukur yaitu jenis
wawancara yang disusun secara terperinci. Wawancara tidak terstruktur
yaitu jenis wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan
ditanyakan(Septian Raibowo, 2015 : 12)[5].

2. HASIL PEMBAHASAN

Isi pembahasan

1. Topik Wawancara

“ Penggunaan Bahasa Baku dan Tidak Baku Mahasiswa Untidar”

2. Waktu dan Jadwal Kegiatan


 Tempat : Universitas Tidar
 Juni 2019 : Pembuatan Kuisioner
 Akhir Juni 2019 : Penyebaran Kuisioner dan wawancara
 Juli 2019 : Tabulasi dan analisis data
 Juli 2019 : Pelaporan dan penyusunan jurnal

3. Laporan Hasil Kuisioner dan Wawancara


Narasumber 49 Mahasiswa aktif Untidar

4
a) Hasil Kuesioner Analisis
1) Apakah anda selalu menggunakan Bahasa Indonesia sesuai PUEBI ?

Jika dilihat dari grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian
mahasiswa Universitas Tidar jarang menggunakan Bahasa Indonesia.

2) Pilihlah kata yang sesuai dengan PUEBI (Atlet dan Atlit )

Dari grafik diatas dapat dilihat hampir semua mahasiswa UNTIDAR


menjawab kata baku sesuai PUEBI yaitu Atlet.
3) Pilihlah kata yang sesuai dengan PUEBI (Cabai dan Cabe )

5
Dari grafik diatas dapat dilihat hampir semua mahasiswa UNTIDAR
menjawab kata baku sesuai PUEBI yaitu Cabai.

4) Pilihlah kata yang sesuai dengan PUEBI (Detergen dan Deterjen )

Dari grafik diatas dapat dilihat lebih dari 60% mahasiswa UNTIDAR
menjawab kata baku sesuai PUEBI yaitu Detergen. Sisanya masih salah.
5) Pilihlah kata yang sesuai dengan PUEBI (Analisis dan Analisa )

Dari grafik diatas dapat dilihat lebih dari 60% mahasiswa UNTIDAR
menjawab kata baku sesuai PUEBI yaitu Analisis. Sisanya masih salah.
6) Pilihlah kata yang sesuai dengan PUEBI (Ambulan dan Ambulans )

6
Dari grafik diatas dapat dilihat lebih dari 60% mahasiswa UNTIDAR
menjawab kata baku sesuai PUEBI yaitu Ambulans. Sisanya masih
salah.

7) Pilihlah kata yang sesuai dengan PUEBI (Atmosfer dan Atmosfir )

Dari grafik diatas dapat dilihat hampir semua mahasiswa UNTIDAR


menjawab kata baku sesuai PUEBI yaitu Atmosfer.

Berdasarkan data diatas, sebagian besar responden masih paham dengan


kata baku sesuai PUEBI.
b) Hasil Wawancara
1) Menurut anda seberapa pentingkah memmahami kata berdasarkan
PUEBI ? Jelaskan alasannya
Menurut analisis jawaban responden, memahami kata berdasarkan
PUEBI penting sekali. PUEBI menjadi pedoman penyaring bahasa asing
yang masuk ke negara kita sehingga bahasa Indonesia tetap lestari.
Dengan pahamnya kata sesuai PUEBI maka juga akan memudahkan
masyarakat khususnya mahasiswa dalam menulis ataupun menyusun
karya ilmiah.
2) Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia baku dalam kehidupan sehari-
hari mahasiswa UNTIDAR ?
Kesimpulan dari hasil wawancara adalah bahwa penggunaan Bahasa
Indonesia baku dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa UNTIDAR

7
masih sangat jarang, karena sehari – hari mahasiswa UNTIDAR dalam
berkomunikasmasih menggunakan bahasa daerah terutama bahasa Jawa.
3) Menurut Anda, apa faktor yg membuat mahasiswa sering menggunakan
bahasa yg tidak baku ?
Sebagian besar responden menjawab faktor yang membuat mahasiswa
sering menggunakan bahasa tidak baku adalah teman atau pergaulan.
Karena mayoritas mahasiswa UNTIDAR berasal dari Jawa Tengah,
sehingga bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa
Jawa. Sebagian kecil menjawab karena penggunaan bahasa tidak baku
terkesan lebih santai dan akrab.

Pembahasan
A. Pengertian Bahasa Baku
Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang dapat menghubungkan
seseorang dengan yang lainnya. Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua
ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku.
Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya
telah ditentukan oleh negara. Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah
setiap saat. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan
teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan
acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup
pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan.
Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada sistem
pendidikan negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks
resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang
menggunakan bahasa tidak baku dan sesuka hati.
Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar yang benar
dan digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa baku atau
standar itu harus diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa.

B. Pengertian Bahasa Tidak Baku


Bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan
kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa
nonbaku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan
tulisan pribadi buku harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur,
yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam
percakapan.

C. Pengertian Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku


Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang
bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai
sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas. Bahasa Indonesia

8
nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak
diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas,
tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.

D. Fungsi Bahasa Baku


Bahasa baku mendukung empat fungsi, yaitu:
Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika
setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat
berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa.
Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari
bahasa yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan
kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa
atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang
mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat
pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang
mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata
orang lain. Fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian
bahasa dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas. Norma
dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa
seseorang atau golongan ( Hasan Alwi dkk, 2010 : 14-16)[6].

E. Fungsi Bahasa Tidak Baku


Bahasa tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan santai
(tidak resmi) sehari-hari yang biasanya digunakan pada keluarga, teman, dan di
pasar. Fungsi penggunaan bahasa nonbaku adalah untuk mengakrabkan diri dan
menciptakan kenyamanan serta kelancaran saat berkomunikasi (berbahasa).

F. Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku dengan Baik dan Benar
Bahasa Indonesia baku dan nonbaku mempunyai kode atau ciri bahasa
dan fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau ciri dan fungsi setiap ragam
bahasa itu saling berkait. Bahasa Indonesia baku berciri seragam, sedangkan ciri
bahasa Indonesia nonbaku beragam. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah
bahasa yang dibakukan atau yang dianggap baku adalah pemakaian bahasa
Indonesia baku dengan benar. Dengan demikian, pemakaian bahasa Indonesia
baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa atau
gramatikal bahasa baku.
Sebaliknya, pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan benar adalah
pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal baku,
melainkan kaidah gramatikal nonbaku. Pemakaian bahasa Indonesia baku
dengan baik adalah pemakaian bahasa Indonesia yang mengikuti atau sesuai
dengan fungsi pemakaian bahasa baku. Pemakaian bahasa Indonesia nonbaku
dengan baik adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti atau sesuai dengan
fungsi pemakaian bahasa Indonesia nonbaku (E. Zainal Arifin dan Amran Tasai
S, 2009:57)[7].

9
KESIMPULAN

Berdasarkan data diatas, sebagian besar responden masih paham


dengan kata baku sesuai PUEBI.
Secara umum mahasiswa Universitas Tidar yang menjadi
responden adalah mahasiswa yang dapat dikatakan merupakan orang yang
mengetahui akan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar sesuai dengan PUEBI. Hampir semua responden mengetahui kata
baku dan tidak baku sesuai dengan PUEBI.
Menurut responden memahami kata berdasarkan PUEBI sangat
penting sekali. Dengan pahamnya kata sesuai PUEBI maka juga akan
memudahkan masyarakat khususnya mahasiswa dalam menulis ataupun
menyusun karya ilmiah.

Jika dilihat dari bagaimana sikap mahasiswa dalam menyikapi


penggunaan bahasa Indonesia sesuai PUEBI dikampus maka hasil penelitian
menunjukan bahwa responden memperlihatkan masih jarang menggunakan
bahasa baku sesuai PUEBI.

Cara melestarikan bahasa baku salah satunya adalah


menghindari penggunaan bahasa asing secara berlebihan atau di luar garis
ketentuan dan kebijakan yang telah ditentukan. Penghindaran penggunaan
bahasa asing secara berlebihan dapat disebabkan telah ada kesebandingan
dalam bahasa Indonesia ataupun untuk menghindari gangguan terhadap
kelancaran komunikasi. Selain itu, penggunaan bahasa asing secara
berlebihan atau di luar lingkungan dan keperluannya selain merupakan
pelecehan terhadap peran dan kedudukan serta hasil-hasil pengembangan
bahasa Indonesia, juga melemahkan pembinaan wawasan kebangsaan.

10
DAFTAR PUSTAKA

[1] Aitchison, Jean. 2009. Linguistics. London : Hodder Headline.

[2] Joharly, Asep dkk. 2014. Analis Ragam Bahasa Baku Dan Tidak Baku Pada Skripsi
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil 2013. Ciamis : Universitas Galuh.

[3] Tysna, Wahyu Ade. 2015. Ragam Bahasa Indonesia. Serang : Universitas Serang
Raya

[4] Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosadakarya

[5] Raibowo, Septian. 2015. Pengembangan Instrument (Lembar Observasi & Pedoman
Wawancara) Pada Penelitian Kuantitatif. Malang : Universitas Negri Malang

[6] Alwi, Hasan dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa dan Balai Pustaka.

[7] Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia : untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

11

Anda mungkin juga menyukai