Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH FULL DAY TERHADAP PESERTA DIDIK DI SMA

NEGERI 1 MALANG

PROPOSAL PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata pelajaran Bahasa Indonesia

Oleh:
Angela Maheswari Lintang Calista / 1
Firjatula Rahmi Nurvina Putri / 2
Rika Ayu Febrina / 6
Safina Indyazzahra Putri Sanjaya / 7

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR


SMA NEGERI 1 MALANG
Jl. Tugu Utara No.1, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65111 Telp. (0341)
366454 Website : sman1-mlg.sch.id, Email : mitrekasatata@ sman1-mlg.sch.id
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
rahmat dan kebesaran-Nya yang membuat peneliti bisa menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “Pengaruh Full Day Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar di
SMA Negeri 1 Malang” dengan lancar dan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi
tugas terstruktur mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, proposal penelitian ini
juga bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapa kebijakan Full Day School
dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa, mendeskripsikan faktor penghambat
penerapan kebijakan Full Day School, mendeskripsikan bagaimana peran kebijakan
Full Day School terhadap hasil belajar siswa. Penulis juga berharap dengan adanya
proposal ini dapat membantu kita berpikir lebih subjektif dan kondisional dalam
memandang kebijakan Full Day School.

Proposal penelitian ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Maka dari itu,
peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya Ibu Luluk Maulatus Zahro,
S.Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Terima kasih juga kepada teman-teman yang dengan tulus memberikan semangat
dalam penulisan proposal penelitian ini, serta kepada pihak-pihak lain yang ikut
menjadi bagian dalam penyempurnaan proposal penelitian ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya jika proposal penelitian ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang peneliti miliki. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan segala bentuk timbal balik melalui saran, masukan,
dan/atau kritik yang membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Malang, 09 Agustus 2022


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa sekolah mungkin pernah melaksanakan pembelajaran atau


sistem belajar ‘Full Day School’. Para siswa dan siswi dituntut untuk berada di
sekolah untuk menunjang ilmu dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya
matahari. Kegiatan tersebut dilakukan bukan tanpa alasan melainkan untuk
menumbuhkan rasa minat belajar dikalangan siswa siswi menengah atas,
khususnya pada SMA Negeri 1 Malang. Pada dasarnya, Full Day School
merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki beberapa karakteristik
yaitu mengedepankan akhlak dan prestasi akademis, tenaga pengajar yang terdiri
dari guru-guru profesional, dan menggunakan kurikulum terpadu. Sistem
pengajaran ini dilakukan sejak pagi pukul 06.45 sampai dengan sore jam 15.15.

Banyak pro dan kontra setelah kegiatan belajar ‘Full Day School’ di
berlakukan. Diantaranya banyak yang merasa sangat keberatan karena jam
belajar yang sangat padat dan terkesan sangat melelahkan, namun tak jarang
pula ada siswa siswi yang menikmati dengan adanya sistem belajar seperti ini
yang merasa sistem belajar Full Day School mampu membuat siswa siswi
menjadi lebih disiplin dan tidak banyak waktu yang terbuang sia sia hanya untuk
santai atau bermain. Jauh sebelum pemberitahuan mengenai sistem Full Day
School, SMA Negeri 1 Malang sudah lebih dulu menerapkan sistem Full Day
School, namun pembelajaran Full Day ini sempat terhenti dan kembali
dilanjutkan menjadi pembelajaran Full Day. Penulisan proposal ini bertujuan
untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh kebijakan Full Day terhadap siswa-
siswi SMA Negeri 1 Malang ditinjau dari faktor perubahan aktivitas, serta faktor
penyebab dan akibat dari perilaku setelah diadakannya Full Day School.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh adanya pemberlakuan sistem Full Day terhadap siswa-


siswi di SMA Negeri 1 Malang?
2. Bagaimana evaluasi pembelajaran Full Day ditinjau dari siwa-siswi SMA Negeri
1 Malang?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberlakuan Full Day School terhadap siwa-siswi


di SMA Negeri 1 Malang.
2. Untuk mengevaluasi pemebelajaran Full Day ditinjau dari siwa-siswi SMA
Negeri 1 Malang.

1.4 Manfaat

Manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan


keilmuan dalam bidang pengelolaan pembelajaran Full Day School. Hasil
penelitian ini juga dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian yang lebih
mendalam sehingga dapat memperbanyak informasi mengenai pengelolaan
pembelajaran Full Day School.

Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian


selanjutnya yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran Full Day School di
SMA Negeri 1 Malang.

b. Bagi Sekolah

Sebagai bahan kajian dan bila mungkin sebagai masukan berkaitan


dengan pengelolaan pembelajaran Full Day School di SMA Negeri 1 Malang.

c. Bagi Guru

Sebagai kajian untuk melakukan perencanaan pembelajaran yang


berkualitas dan sebagai referensi dalam proses pelaksanaan pembelajaran Full
Day School di SMA Negeri 1 Malang.

d. Bagi Siswa-Siswi

Dapat meningkatkan mutu pendidikan lewat diadakannya sistem Full


Day di SMA Negeri 1 Malang dan mengevaluasi pengembangan diri masing-
masing dalam adanya sistem Full Day ini.

1.5 Batasan Masalah

Penelitian dengan garis besar pengaruh Full Day Terhadap Kegiatan


Belajar Mengajar ini direfleksikan dengan batasan masalah. Mengambil subjek
penelitian khususnya kepada para siswa SMA Negeri 1 Malang yang akan
menyampaikan pendapatnya melalui kuisioner yang diberikan. Penelitian ini
membatasai masalah hanya pada perubahan aktivitas saat Full Day, pengaruh
pemberlakuan Full Day, faktor penyebab dan akibat dari perilaku saat Full Day
yang dialami oleh siswa SMA Negeri 1 Malang.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori

2.1 Pengertian Full Day School

Full Day School menurut Sukur Basuki (Baharudin, 2010:221) adalah


sekolah yang sebagian waktunya digunakan untuk program-program
pembelajaran yang suasana informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan
membutuhkan kretivitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini Sukur berpatokan
pada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa waktu belajar afektif bagi anak
itu hanya 3-4 jam sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam
suasana informal).

Full Day School merupakan kata yang berasal dari bahasa inggris yang
terdiri dari tiga kata yaitu Full Day School. Kata full berarti penuh, day berarti
hari, dan school berarti sekolah. Apabila digabungkan berarti sekolah sehari
penuh. Full Day School juga dapt diartikan sebagai suatu proses yang
berlangsung secara aktif, kreatif, dan transformative.

Sistem pembelajaran Full Day School ini merupakan sistem


pembelajaran yang mengadopsi dari sistem pembelajaran pesantren, yang mana
sistem pembelajaran dilakukan selama 24 jam atau disebut juga dengan sistem
pendidikan sepanjang hari (Full Day education system).

2.2 Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar


Menurut pendapat Bafadal (2005:11), pembelajaran dapat diartikan
sebagai “segala usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien”.

Sejalan dengan itu, Jogiyanto 78 (2007:12) juga berpendapat bahwa


pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan
berasal atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan karakteristik-
karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan
kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan-
perubahan sementara. Kegiatan belajar menurut para ahli memiliki arti:

 Adams dan Decey

Kegiatan belajar mengajar (KBM) adalah bentuk terselenggarakan kegiatan yang


dipandu oleh tenaga pendidik (guru) sebagai pengajar, pempinan kelas, pengatur
lingkungan, pembimbing, partisipan, perencana, suvervisor, evaluator, dan
konselor.

 Lukman (2003)

Pengertian kegiatan belajar mengajar adalah suatu bentuk kegiatan yang


dialkukan di dalam kelas dengan memerlukan konsentrasi yang tinggi dan
perhatian yang penuh.

 Usman (1990)

Definisi kegiatan belajar mengajar adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan
antara guru dan murid dengan pola tertentu, sehingga dapat mencapai suatu
tujuan media pembelajaran.
 Purba (2005)

Menurutnya, arti kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang memiliki sifat
searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer yang terus mengacu pada
kegiatan siswa, sedangkan kegiatan mengajar adalah kegiatan sekunder yang
mengacu pada kegiatan guru.

 Rusman (2011)

Pengertian kegiatan belajar mengajar adalah suatu aktivitas belajar yang


menggunakan seluruh potensi individu sehingga mendorong terjadinya
perubahan terhadap perilaku tertentu.

2.3 Tujuan Diberlakukannya Sistem Pembelajaran Full Day School

Pelaksanaan sistem Full Day School merupakan salah satu alternatif atau cara
yang tepat untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan (baik dalam prestasi
baik akademik atau non-akademik) maupun dalam hal moral atau akhlak, karena
dengan adanya sistem fullday school ini siswa lebih banyak waktu di sekolah
dan dapat mengembangkan bakat minat serta prestasinya dan juga pendidikan
moral yang diajarkan melalui penilaian sikap, attitude. Dengan mengikuti Full
Day School, dapat membantu orang tua untuk mencegah dan menetralisir
kemungkinan dari kegiatan-kegiatan anak yang menjerumus pada kegiatan yang
negatif di luar sekolah . Salah satu alasan para orangtua memilih dan
mengikutsertakan anaknya ke dalam program Full Day School adalah dari segi
edukasi siswa dan pembelajaran sikap di dalamnya.

2.4 Alasan Diberlakukannya Sistem Pembelajaran Full Day School

Banyak alasan mengapa Full Day School menjadi pilihan ( Ragella


2011 : 50).
Pertama, meningkatnya jumlah orangtua (parent-career) yang kurang
memberikan perhatian kepada anaknya, terutama yang berhubungan dengan
aktivitas anak setelah pulang dari sekolah.

Kedua, perubahan sosial budaya yang terjadi dimasyarakat, dari


masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas
berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang masyarakat.

Kemajuan sains dan teknologi yang begitu cepat perkembangannya,


terutama teknologi komunikasi dan informasi lingkungan kehidupan perkotaan
yang menjurus kearah individualisme.

Ketiga, perubahan sosial budaya mempengaruhi pola pikir dan cara


pandang masyarakat.Salah satu ciri masyarakat industri adalah mengukur
keberhasilan dengan materi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan
masyarakat yang akhirnya berdampak pada perubahan peran. Peran ibu yang
dahulu hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan tugas utamanya mendidik anak,
mulai bergeser. Peran ibu di zaman sekarang tidak hanya sebatas sebagai ibu
rumah tangga, namun seorang ibu juga dituntut untuk dapat berkarier di luar
rumah.

Keempat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat


sehingga jika tidak dicermati, maka kita akan menjadi korban, terutama korban
teknologi komunikasi. Dengan semakin canggihnya perkembangan di dunia
komunikasi, dunia seolah-olah sudah tanpa batas (borderless world), dengan
banyaknya program televisi serta menjamurnya stasiun televisi membuat anak-
anak lebih enjoy untuk duduk di depan televisi dan bermain play station (PS).
Adanya perubahan-perubahan di atas merupakan suatu sinyal penting untuk
dicarikan alternatif pemecahannya. Dari kondisi seperti itu, akhirnya para
praktisi pendidikan berpikir keras untuk merumuskan suatu paradigma baru
dalam dunia pendidikan.
Full Day School selain bertujuan mengembangkan mutu pendidikan
yang paling utama adalah Full Day School bertujuan sebagai salah satu upaya
pembentukan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Full
Day School juga memberikan dasar yang kuat dalam belajar pada segala aspek
yaitu perkembangan intelektual, fisik, sosial dan emosional.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Aep Saifuddin bahwa dengan Full


Day School sekolah lebih bisa intensif dan optimal dalam memberikan
pendidikan kepada anak, terutama dalam pembentukan akhlak dan akidah.

Kemudian menurut Farida Isnawati mengatakan bahwa waktu untuk


mendidik siswa lebih banyak sehingga tidak hanya teori, tetapi praktek
mendapatkan proporsi waktu yang lebih. Sehingga pendidikan tidak hanya teori
mineed tetapi aplikasi ilmu (Seli 2009 : 23).

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pembelajaran Full Day School

Sistem Fullday yang sekarang telah di terapkan di SMAN 1 Malang


ternyata dapat menimbulkan dampak negatif dan positif. Untuk dampat
positifnya adalah adanya banyak waktu pembelajaran di sekolah sehingga
membuat para siswa dapat menerima lebih banyak materi, selain itu dimudahkan
interaksi antara guru dan siswa, sehingga apabila siswa mengalami kendala atau
kesulitan dalam memahami suatu mata pelajaran dapat langsung
menanyakannya kepada guru yang bersangkutan, sehingga
dapat mengefisiensi waktu dan sarana. Selain itu, dengan banyaknya waktu di
sekolah, para siswa dapat mengisi kegiatan mereka dengan hal-hal positif yang
ada di sekolah, misalnya dengan belajar kelompok, ekstrakurikuler, dan lain lain.
Tetapi dibalik dampak positif ternyata sistem fullday ini juga
memunculkan dampak negatif. Diantaranya adalah dapat menimbulkan
kejenuhan siswa-siswi sehingga kesulitan untuk mencerna pelajaran yang
semakin banyak. Selain itu dapat menimbulkan kelelahan bahkan sampai dapat
menimbulkan imunitas tubuh siswa siswi menurun karena padatnya jadwal
sekolah hingga sore hari, belum lagi ketika pulang mereka masih harus
melakukan kewajiban mereka untuk mengerjakan tugas rumah.

A. Kelemahan Full Day School

Menurut Hasan, (2006: 116) sistem pembelajaran Full Day School memiliki
kekurangan, di antaranya adalah:

1. Sistem Full Day School menimbulkan rasa bosan pada siswa.

Sistem pembelajaran dengan pola Full Day School membutuhkan


kesiapan baik fisik, psikologis, maupun intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan
pembelajaran yang padat dan penerapan sanksi yang konsisten, dalam batas
tertentu akan menyebabkan siswa menjadi jenuh. Namun demikian, bagi
mereka yang telah siap, hal tersebut bukan suatu masalah, tetapi justru akan
mendatangkan keasyikan tersendiri. Oleh karenanya, kejelian dan improvisasi
pengelola sangatlah dibutuhkan. Keahlian dalam merancang Full Day School
sehingga tidak membosankan, namun menyenangkan sangatlah penting. Maka
dari itu kerjasama semua pihak, yakni pakar pendidikan, psikolog dan ahli-ahli
pendidikan lainnya sangat perlu digalakkan.

2. Sistem Full Day School memerlukan perhatian dan kesungguhan


manajemen bagi pengelola.

Agar proses pembelajaran pada lembaga pendidikan yang berpola Full


Day School berlangsung optimal, sangat dibutuhkan perhatian dan curahan
pemikiran terlebih dari pengelolanya, bahkan pengorbanan baik fisik, psikologis,
material, dan lainnya.

Mengelola Full Day School sangat membutuhkan kerapian manajerial


dan ketajaman sekaligus kepekaan konseptual, yakni bagaimana agar pada satu
sisi terdidik merasa enak belajar, berdisiplin dan merasa betah saat di rumah di
tengah ketegasan dan keketatan sanksi dan kepadatan proses edukasi. Tanpa hal
demikian, Full Day School tidak akan mencapai hasil optimal bahkan boleh jadi
hanya sekedar rutinitas yang tanpa makna.

B. Kelebihan Full Day School 

Menurut Baharuddin (2009), kelebihan atau keunggulan Full Day School adalah:
1. Pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi
seminimal mungkin karena waktu pendidikan anak di sekolah lama.
2. Anak didik oleh tenaga kependidikan yang terlatih dan profesional.
3. Adanya perpustakaan yang nyaman dan representatif sehingga
membantu peningkatan prestasi belajar anak.
4. Siswa mendapat pelajaran dan bimbingan ibadah praktis.

2.6 SMA Negeri 1 Malang

SMAN 1 Malang merupakan salah satu sekolah favorit yang ada di Kota
Malang. Letaknya yang berada di pusat kota dan dekat dengan pusat
pemerintahan Kota Malang membuat sekolah ini dikenal banyak orang. SMA
Negeri 1 Malang ini terletak di Jl. Tugu Utara No.1, Klojen, Kota Malang, Jawa
Timur, dengan kode pos 65111. SMAN 1 Malang ini memiliki semboyan
‘MITREKA SATATA’ yang artinya selalu bersahabat atau bersahabat yang
sederajat, yang terdiri dari penggalan kata-kata:

Mitra = teman / sahabat

Ika = itu, satu

Setelah lepas dari pembelajaran daring selama 2 tahun karena pandemi


COVID-19, akhirnya pada tahun 2022 sekolah ini akhirnya melakukan
pembelajaran secara luring kembali dengan jam pulang pukul 12.00. Setelah
beberapa bulan lamanya, akhirnya saat ini SMAN 1 Malang menerapkan
kembali program Full Day. Sehingga yang tadinya jam kepulangannya pukul
12.00 menjadi pukul 13.55.

Khusus bagi kelas XII dan juga KBC (Kelompok Belajar Cepat yang
ditargetkan lulus hanya selama 2 tahun) memiliki jam khusus kepulangannya
yaitu pukul 15.00 karena terdapat penguatan yang ditujukan untuk
mempersiapkan ujian kelulusan dan masuk ke jenjang berikutnya.

Mengikuti program pemerintah, mulai tahun pembelajaran 2022/2023


SMAN 1 Malang menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka. Yang
dimana pada kelas X tidak ada yang namanya program peminatan MIPA, IPS,
Bahasa seperti pada tahun-tahun ajaran sebelumnya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Bentuk Penelitian

Menurut Narbuko & Ahmadi (2010: 1), metodologi penelitian berasal


dari kata “Metode” yang artinya cara tepat untuk melakukan sesuatu dan
“Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi dapat diartikan
sebagai cara yang tepat dalam melakukan sesuatu dengan memanfaatkan ilmu
dan pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan
menganalisis sampai menyusun laporan.

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif dengan


pendekatan kuantitatif, karena peneliti bermaksud memahami seberapa besar
persentase sampel yang sedang mengalami pengaruh Full Day ini. Menurut
Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih, tanpa
mengkorelasikan dengan variabel lainnya. Sedangkan menurut Nazir (2011: 54),
penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Lebih lanjutnya
Suharsimi Arikunto (Prastowo, 2011: 204) mengatakan bahwa metode penelitian
deskriptif dilakukan untuk tujuan mendeskripsikan apa adanya suatu variabel,
gejala, atau keadaan, bukan untuk menguji hipotesis. Sementara itu, pendekatan
kuantitatif menurut Arikunto (2013: 12) merupakan pendekatan yang
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data,
serta penampilan dari hasil penelitian.

Disimpulkan jika metode penelitian deskriptif kuantitatif adalah metode


penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan variabel penelitian dalam
bentuk angka-angka statistik. Metode kuantitatif tepat jika digunakan untuk
mengetahui sebuah permasalahan yang melibatkan responden dengan jumlah
cukup banyak.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini berfokus pada analisis persentase sampel yang mengalami


pengaruh Full Day. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah siswa/
siswi SMAN 1 Malang sejumlah 50 orang. Untuk mengumpulkan data
penelitian, peneliti menggunakan metode angket atau kuesioner yang akan
dibagikan kepada sampel penelitian. Metode angket atau kuesioner adalah suatu
daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau
bidang yang akan diteliti (Narbuko & Ahmadi, 2010: 76). Kuesioner ini
berisikan pertanyaan yang relevan mengenai tingkat pengaruh Full Day,
aktivitas yang sering dilakukan selama Full Day, faktor penyebab dan akibat
yang dirasakan setelah melakukan pembelajaran Full Day. Bentuk kuesionernya
adalah kuesioner tertutup atau kuesioner yang pertanyaannya menggunakan
teknik pilihan ganda sehingga responden dapat memilih jawaban yang
dikehendaki. Bentuk kuesioner tertutup juga memudahkan peneliti untuk
mendapatkan persentase variabel yang akan diteliti.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan cara menyebarkan kuesioner secara online.


Kuesioner disebarkan melalui Google Form pada hari .... 2022 hingga .... 2022
bertempat di kediaman masing-masing responden yang merupakan siswa SMA
Negeri 1 Malang sejumlah ... orang.

4.2 Hasil Penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Narbuko, C. & Ahmadi, A. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Prastowo, A. (2011). Memahami Metode-Metode Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabet.

Baharuddin. 2009. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media

Hilalah, Nur. 2009. Tesis - Pelaksanaan Full Day School di SD Plus Nurul Hikmah
Pamekasan (Telaah Problematika Perkembangan Sosial Peserta Didik). Surayaba:
IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Susianti, Purnama dan Asyhar, Ali. 2015. Pelaksanaan Full Day School Sekolah Dasar
Islam amTerpadu Al Huda Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik (Studi
Problematika Perkembangan Sosial Peserta Didik). Jurnal Pendidikan Vol.1,
No.1.
Suyanto, Totok dan Soapatty, Lisnawaty. 2014. Jurnal - Pengaruh Sistem Sekolah
Sehari Penuh (Full Day School) Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMP Jati
Agung Sidoarjo. Surabaya: UNESA. 

Hasan, Nor. 2006. Full day school (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa Asing).
Jurnal Pendidikan Islam, Vol.1, No.1 Tahun 2006

Seli, Muhammad. 2009. “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Full
Day School Di Sekolah Alam Bilingual Madrasah Tsanawiyah Surya Buana
Lowokwaru Malang”. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Malang.

Bafadal. 2005. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi aksara.

Jogiyanto. 2007. Pembelajaran Metode Kasus. Yogyakarta: Andi.

Septiana, Ragella. 2011. “Pengelolaan Pembelajaran Full Day School Di SD Budi


Mulia Dua Yogyakarta”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai