Anda di halaman 1dari 7

A.

Interaksi wilayah desa dengan kota dalam pembangunan daerah


1. Pengertian interaksi wilayah
Interaksi wilayah adalah kontak atau hubungan yang terjadi antara dua
wilayah atau lebih (perkotaan dengan pedesaan) beserta hasil hubungannya.
Interaksi antara desa dan kota terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang ada
dalam desa, kota dan diantara desa dan kota. Kemajuan masyarakat desa,
perluasan jaringan jalan desa-kota, integrasi atau pengaruh kota terhadap desa,
kebutuhan timbal balik desa-kota telah memacu interaksi desa-kota.

2. Prinsip-prinsip interaksi desa dan kota


Pasa dasarnya, interaksi desa dan kota terjadi karena ada beberapa
prinsip yang mendasarinya. Prinsip-prinsip tersebut di uraikan di berikut ini:
a. Adanya hubungan timbal balik antara dua daerah
Hubungan timbal balik melibatkan dua daerah, yaitu desa dan kota atau
kota dan desa. Adanya hubungan timbal balik ini menimbulkan gejala,
kenampakan, dan permasalahan baru, baik yang sifatnya positif maupun
negatif. Misalnya, ada dua daerah, yaitu X dan Y. Wilayah X merupakan daerah
perdesaan sebagai penghasil sumber bahan pangan, seperti padi, sayur mayur,
dan buah-buahan. Adapun wilayah Y merupakan daerah perkotaan yang
menjadi sentra industri pertanian. Beberapa jenis produk industri yang
dihasilkan sebagai pendukung kegiatan pertanian antara lain pupuk dan alat-
alat pertanian. Perbedaan produk antara kedua wilayah tersebut
mengakibatkan terjadinya interaksi. Untuk memasarkan hasil pertanian,
penduduk desa X menjual ke kota Y yang sebagian besar masyarakatnya
bekerja pada sektor industri. Sebaliknya, produk-produk industri dari kota Y
didistri busikan ke desa X yang sangat memerlukan teknologi pertanian
berupa pupuk dan perkakas sehingga dapat memperlancar kegiatan
bertaninya. Akibatnya, terjalinlah hubungan timbal balik antara kedua wilayah
tersebut
Gejala ataupun permasalahan baru terjadi di berbagai daerah, baik desa
maupun kota. Sebagai contoh, terjadinya urbanisasi memicu kota menjadi
lebih padat dan mempengaruhi munculnya permukiman kumuh di pinggiran
kota. Selain itu, adanya interaksi desa dan kota menyebabkan makin
terbukanya peluang terjadinya perkawinan antarsuku dan budaya yang
berbeda di Indonesia.
b. Adanya proses pergerakan manusia, informasi, maupun barang.
• Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk)
• Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi
suatu wilayah
• Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian,
bahan bangunan dan sebagainya
c. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan
permasalahan baru yang bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
• kota menjadi sasaran urbanisasi
• terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda

3. Faktor-faktor yang mendasari terjadinya interaksi desa dan kota


a. Ada wilayah yang saling melengkapi (Regional Complementarity)
Suatu daerah tidak dapatmencukupi kebutuhannya sendiri sehingga
memerlukan interaksi dengan daerah lain. Adanya permintaan dan penawaran
suatu komunitas akan mendorong terciptanya hubungan saling melengkapi
berbagai kebutuhan dari kelompok manusia maupun daerah yang berbeda.

Wilayah A Wilayah B
Potensi Potensi
Sumberdaya X (-) Sumberdaya X (+)
Sumberdaya Y (+) Sumberdaya Y (-)

= Jalinan

b. Adanya kesempatan untuk berintervensi (Intervening Opportunity)


Intervening Opportunity mempunyai dua pengertian.
1) Adanya keungkinan perantara yang dapat menghambat timbulnya suatu
interaksi antara dua wilayah dan dapat memenuhi kebutuhan sumber daya
wilayah lain.

Wilayah A Wilayah B
Potensi Potensi
Sumberdaya X (-) Sumberdaya X (+)
Sumberdaya Y (+) Sumberdaya Y (-)

Wilayah C
Kebutuhan wilayah B
Kebutuhan wilayah A Potensi
Sumberdaya X (+) disuplai wilayah C
disuplai wilayah C
Sumberdaya Y (+)

= Arus

2) Adanya sumber pengganti yang dibutuhkan suatu wilayah, sehingga


melemahkan interaksi dengan wilayah lain.

Wilayah A Wilayah B

Potensi Potensi
2|Geografi S M A k e lXa(-)
Sumberdaya s XI IPS
Sumberdaya X (+)
tetapi memiliki
sumber daya Z sebagai
pengganti sumber
= Jalinan

c. Adanya kemudahan pemindahan barang dalam ruang (Spatial Transfer


Ability)
Spatial Transfer Ability adalah kemudahan pemindahan dalam
ruang, baik pemindahan berupa benda, manusia, gagasan, atau informasi.
Kemudahan pemindahan ini, dipngaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Jarak mutlak dan jarak relatif antarwilayah
2) Biaya angkutan atau transportasi dari suatu tempat ke tempat lain
3) Kemudahan atau kelancaran angkutan antarwilayah
4. Teori interaksi wilayah
a. Teori gravitasi
Dasar interaksi desa-kota adalah hukum gravitasi dari Issac
Newton, seorang ahli ilmu fisika. Sir Issac Newton (1687) mengatakan
bahwa dua buah benda atau materi memiliki gaya tarik-menarik yang
kekuatannya berbading lurus dengan kuadrat jarak benda tersebut.
Hukum gravitasi Newton dapat diterapkan dalam studi geografi
pemasaran dan studi transportasi. Selain itu, juga digunakan dalam studi
perpindahan penduduk, masalah memilih lokasi, dan masalah interaksi.
Jika hukum gravitasi Newton digunakan untuk menghitung besarnya
interaksi antara wilayah pertumbuhan A dan B, maka rumusnya menjadi:

Keterangan:
IA.B : Interaksi wilayah pertumbuhan A dan B
PA : jumlah penduduk wilayah pertumbuhan A
PB : jumlah penduduk wilayah pertumbuhan B
DA.B : jarak antara wilayah pertumbuhan A dan kota B

b. Teori titik henti


Teori ini memerkirakan lokasi garis batas yang memisahkan wilayah-
wilayah perdagangan dari dua kota yang berbeda ukurannya. Selain itu,
dapat digunakan untuk memerkirakan penempatan lokasi industri atau
pelayanan-pelayanan sosial antara dua wilayah sehingga mudah dijangkau
oleh penduduk. Secara matematis dapat dinyatakan dengan rumus:

Keterangan:
DAB : Jarak lokasi titik henti, yang diukur dari kota atau wilayah yang
jumlah penduduknya lebih kecil (dari kota A)
dAB : jarak antara kota A dan B
PA : jumlah penduduk kota yang lebih kecil (penduduk kota A)
PB : jumlah penduduk kota yang lebih besar (penduduk kota B)
3|Geografi SMA kelas XI IPS
c. Teori grafik
Daerah yang dihubungkan oleh jaringan jalan yang kompleks berarti
memiliki pola interaksi keruamgan yang tinggi. Untuk mengetahui kekuatan
interaksi suatu wilayah digunakan indeks konektivitas
Rumus:
 =

Keterangan :
 = indek konektivitas
e = jumlah jaringan jalan
v = jumlah kota dalam satu wilayah

5. Zona interaksi desa dan kota

Zona interaksi yang digambarkan sebagai daerah yang membentuk jalur-


jalur linier yang teratur di atas merupakan gambaran yang ideal. Pada
kenyataannya, zona tersebut tidak lagi bersifat konsentris meskipun unsur-
unsurnya masih dapat diamati. Interaksi antarzona dapat terjadi, baik dari zona-
zona yang berdekatan maupun yang berjauhan.

6. Interaksi desa dengan kota dalam pengembangan ekonomi daerah


Kota selalu mempunyai hubungan erat dengan wilayah sekitarnya.
Penduduk kota yang terdiri dari pedagang, pegawai pemerintah dan swasta,
tukang-tukang, seniman, guru dan sebagainya, hidup dari hasil pertanian yang
dihasilkan oleh para petani di pedesaan. Penduduk kota sangat tergantung secara
ekonomis terhadap penduduk pedesaan. Demikian pula sebaliknya, penduduk
desa mempunyai ketergantungan terhadap perkotaan terutama menyangkut
sandang, pangan, dan barang jadi. Timbulnya pasar bisa menjadi ajang
pertukaran kebutuhan antara penduduk desa dan kota.
Interaksi antara dua atau lebih daerah yang berbeda akan berpengaruh
pada masing-masing wilayah sehingga akan memicu terjadinya perubahan.
Seberapa besar perubahan yang terjadi tergantung dari jarak, jumlah penduduk,
dan berbagai factor pendukung lainnya seperti sarana transportasi, komunikasi,
listrik, dan lain sebagainya.Pengembangan ekonomi daerah adalah suatu proses
di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-
sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah
daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut.
Kemampuan wilayah untuk mengefisienkan pergerakan orang, barang dan
jasa adalah komponen pembangunan ekonomi yang penting. Suatu wilayah perlu
memiliki akses transportasi menuju pasar secara lancar. Jalur jalan yang
4|Geografi SMA kelas XI IPS
menghubungkan suatu wilayah dengan kota-kota lebih besar merupakan
prasarana utama bagi pengembangan ekonomi wilayah. Pelabuhan laut dan
udara berpotensi untuk meningkatkan hubungan transportasi selanjutnya.
Pemeliharaan jaringan jalan, perluasan jalur udara, jalur air diperlukan untuk
meningkatkan mobilitas penduduk dan pergerakan barang. Pembangunan
prasarana diperlukan untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing wilayah.
Mengenali kebutuhan pergerakan yang sebenarnya perlu dilakukan dalam
merencanakan pembangunan transportasi.
Dengan transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi
antara penduduk lokal dengan dunia luar sehingga menghilangkan keterisolasian
yang ada. Keterisolasian merupakan masalah pertama yang harus ditangani
dalam pengembangan ekonomi antar wilayah. Transportasi berfungsi sebagai
jembatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen antar
wilayah.Interaksi antara wilayah desa dan kota dapat terjadi karena berbagai
faktor. Misalnya, peningkatan pengetahuan penduduk desa, perluasan jaringan
jalan antara desa dan kota, pengaruh budaya kota terhadap desa, dan kebutuhan
timbal balik antara desa dan kota. Faktor-faktor tersebut memacu interaksi desa-
kota secara bertahap dan efektif.
Kemajuan bidang transportasi menyebabkan ketertutupan desa
berangsur-angsur berkurang. Kehidupan kota telah memberi banyak pengaruh
terhadap desa-desa di pinggiran kota. Salah satu pengaruhnya adalah persentase
penduduk desa yang bertani berkurang dan beralih pekerjaan pada bidang
nonagraris. Wilayah desa yang terletak di pinggiran kota dikenal dengan ”rural
urban areas”.Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana transportasi
dapat mengurangi perpindahan penduduk desa ke kota. Penduduk desa dapat
bekerja di kota dengan menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi
tanpa harus menetap di kota. Mereka sebagai penglaju yang bekerja di kota dan
kembali ke desa setiap hari.
Di bidang pendidikan, gedung-gedung sekolah dibangun di desa-desa yang
terletak jauh dari kota. Para guru dapat datang dari kota kecamatan, kabupaten,
dan kota besar untuk mengajar. Perdagangan hasil pertanian dan kerajinan
antardesa-kota dapat berjalan lancar. Penduduk kota dapat membeli sayur-
sayuran dan buah-buahan yang masih segar dari desa.
Pasar-pasar kecil bermunculan di wilayah pinggiran kota (rural-urban).
Wilayah pinggiran kota makin lama berkembang dan berubah fungsi, yaitu desa
dagang (trade/merchandesing village). Hasil-hasil bumi dari desa dan hasil
industri dari kota diperdagangkan di daerah rural-urban ini.
Jumlah penduduk dan jaringan lalu lintas yang bertambah di daerah ini
mempercepat pembentukan kota kecil baru. Jadi, perkembangan desa tidak
hanya tergantung pada petani desa, tetapi dapat juga tergantung pada suatu
lokasi yang menguntungkan.

 Dampak interaksi desa dan kota


a. Dampak positif
1) Bagi desa
a) Pengetahuan penduduk desa menjadi meningkat karena banyak
sekolah dibangun di desa
b) Angka buta huruf penduduk desa semakin berkurang dengan
banyaknya dibangun sekolah

5|Geografi SMA kelas XI IPS


c) Perluasan jalur jalan desa kota dan peningkatan jumlah kendaraan
bermotor sehingga hasil panen dari desa mudah diangkut ke kota
dan kelangkaan bahan pangan di kota dapat dihindari.
d) Produktivitas desa makin meningkat dengan hadirnya teknologi
tepat guna.
e) Pelestarian lingkungan hidup pedesaan dapat dilakukan dengan
hadirnya para ahli dari berbagai disiplin ilmu.
f) Peningkatan kegiatan wiraswasta yang menghasilkan produk
berkualitas dapat dilakukan karena pemerintah turun tangan
g) Kesadaran memiliki keluarga kecil telah diterima oleh masyarakat
desa
h) Koperasi dan organisasi sosial yang berkembang di perdesaan telah
memberi manfaat dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dan
pembangunan desa.
2) Bagi kota
a) Tercukupinya kebutuhan bahan pangan bagi penduduk perkotaan
yang sebagian besar berasal dari daerah perdesaan
b) Jumlah tenaga kerja di perkotaan melimpah karena banyaknya
penduduk dari desa yang pergi ke kota
c) Produk-produk yang dihasilkan di daerah perkotaan dapat
dipasarkan sampai ke pelosok desa sehingga keuntungan yang
diperoleh lebih besar

b. Dampak negatif
1) Bagi desa
a) Modernisasi kota telah melunturkan orientasi pertanian yang
menjadi pokok kehidupan mereka
b) Penduduk desa dengan mudah meniru iklan dan tindak kejahatan
dalam film yang ditanyangkan di televisi
c) Pengurangan tenaga produktif bidang pertanian di desa, karena
banyak tenaga muda yang lebih tertarik bekerja di kota.
d) Perubahan tata guna lahan di perdesaan akibat perluasan wilayah
kota dan banyak orang kota membeli lahan di wilayah perbatasan
desa-kota.
e) Tata cara dan kebiasaan yang menjadi budaya kota masuk ke
pelosok desa dan cenderung mengubah budaya desa
f) Ketersediaan bahan pangan yang berkurang, peningkatan
pengangguran, dan pencemaran lingkungan menjadi masalah
penting akibat interaksi desa-kota.

2) Bagi kota
a) Semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin
b) Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi
kebutuhan hidupnya
c) Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan
lahan atau tempat yang tidak layak untuk pemukiman
d) Terjadi degradasi kualitas lingkungan
 Degradasi kualitas lingkungan fisik
 Pencemaran air
6|Geografi SMA kelas XI IPS
 Pencemaran udara
 Pencemaran suara
 Degradasi kualitas lingkungan sosial
 Kepadatan lalu lintas kendaraan yang banyak dimiliki
penduduk kota dapat menimbulkan perasaan jengkel dan kesal
pemakai jalan akibat kemacetan
 Semakin berkembangnya sikap hidup materialistis dan
individualistis
 Tumpukan sampah yang terdapat di banyak tempat, terutama
dekat pemukiman, mengganggu kesehatan, dan keindahan
lingkungan
 Rumah dan bangunan kota yang terlantar atau tidak terawat
mengganggu pemandangan di sekitarnya

7|Geografi SMA kelas XI IPS

Anda mungkin juga menyukai