Anda di halaman 1dari 9

PEMBELAJARAN KOLABORATIF

MAKALAH
Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusi
Yang Dibina Oleh
M. Idris Nasrullah, S.Pd, M.Pd

Penulis :

1. Farhan Muzakki F
2. M. Akbar Amin
3. Ahmad Habibullah
4. Feri Fernanda

Universitas Nahdlatul Ulama Blitar


Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Februari 2022
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
2.1 Pengertian Pembelajaran Kolaboratif.............................................................4
2.2 Tujuan Pembelajaran Kolaboratif..................................................................4
2.3 Karakteristik Pembelajaran Kolaboratif.........................................................5
2.4 Macam - Macam Pembelajaran Kolaboratif..................................................5
2.5 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kolaboratif...................................7
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah berkembang
pesat ditambah kondisi pandemi yang mengharuskan pembelajaran dari rumah,
saat ini sangat memungkinakan untuk dilaksanakannya pembelajaran secara
kolaboratif. Kolaborasi sesungguhnya merupakan kebutuhan manusia, di mana
secara alamiah manusia sebagai makhluk sosial senantiasa berhubungan dengan
manusia lainnya, bekerjasama, dan saling bantu membantu antar sesama.
Demikian juga dalam kegiatan pembelajaran, kolaborasi merupakan suatu
keniscayaan. Pada kegiatan belajar konvensional, kolaborasi biasanya dilakukan
antar siswa atau guru dalam satu sekolah atau dalam satu kelas yang sama. Namun
dengan tersedianya jaringan komunikasi internet, kolaborasi sangat mungkin
dilakukan antar sekolah, antar wilayah, bahkan melampuai batas negara.

Belajar kolaboratif menuntut adanya modifikasi tujuan pembelajaran dari


yang semula sekedar penyampaian informasi menjadi konstruksi pengetahuan
oleh individu melalui belajar kelompok. Dalam belajar kolaboratif, tidak ada
perbedaan tugas untuk masing-masing individu, melainkan tugas itu milik
bersama dan diselesikan secara bersama tanpa membedakan percakapan belajar
siswa.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran kolaboratif?
2. Apa tujuan dari pembelajaran kolaboratif?
3. Apa saja karakteristik dan macam pembelajaran kolaboratif?
4. Bagaimana kelebihan dan kelemahan pembelajaran kolaboratif?

1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian dari pembelajaran kolaboratif
2. Mengetahui tujuan dari pembelajaran kolaboratif
3. Mengetahui karakteristik dan macam pembelajaran kolaboratif
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pendekatan keterampilan proses
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Kolaboratif


Gokhale (1995) mendefinisikan pembelajaran kolaboratif sebagai
pembelajaran yang menempatkan siswa dengan latar belakang dan
kemampuan yang beragam bekerja bersama dalam suatu kelompok kecil
untuk mencapai tujuan akademik bersama. Setiap siswa dalam suatu
kelompok bertanggung jawab terhadap sesama anggota kelompok. Dalam
pembelajaran kolaboratif, siswa berbagi peran, tugas, dan tanggung jawab
guna mencapai kesuksesan bersama.
Pembelajaran kolaboratif dapat menumbuhkan berbagai sikap positif
pada siswa, seperti melatih siswa untuk menghargai keberagaman dan
sekaligus melatih siswa untuk memahami perbedaan individu. Dalam
pembelajaran kolaboratif, siswa belajar dan bekerja dengan orang dengan
karakteristik yang berbeda dan mempunyai perspektif yang berbeda pula.
Selain itu, berdiskusi dalam kelompok kecil memungkinkan setiap siswa
untuk mengekspresikan ide-idenya. Hal yang demikian tidak terjadi dalam
kelas klasikal. Pembelajaran kolaboratif juga dapat menumbuhkan
kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Kemampuan yang demikian
sangat diperlukan oleh siswa dalam lingkungan pergaulan manapun.

2.2 Tujuan Pembelajaran Kolaboratif


Belajar kolaboratif menuntut adanya modifikasi tujuan pembelajaran dari
yang semula sekedar penyampaian informasi menjadi konstruksi pengetahuan
oleh individu melalui belajar kelompok. Dalam belajar kolaboratif, tidak ada
perbedaan tugas untuk masing-masing individu, melainkan tugas itu milik
bersama dan diselesikan secara bersama tanpa membedakan belajar siswa.
Dari uraian diatas, kita bisa mengetahui hal yang ditekankan dalam belajar
kolaboratif yaitu upaya agar siswa dalam aktivitas belajar kelompok terjadi
adanya kerjasama, interaksi, dan berdiskusi.
2.3 Karakteristik Pembelajaran Kolaboratif
Dalam kolaboratif, Guru membagi tanggung-jawab yang telah dijabarkan
dan disetujui oleh tiap anggota. Jadi pembelajaran kolaboratif memiliki
karakteristik seperti :
1. Adanya aktivitas belajar kelompok dan memiliki rasa ketergantungan antar
anggota dalam penyelesaian tugas
2. Terdapat interaksi intensif secara langsung antar anggota kelompok.
3. Tiap Anggota bertanggung jawab terhadap tugas yang telah disepakati.
4. Siswa harus belajar dan memiliki keterampilan komunikasi interpesonal.
5. Peran guru sebagai mediator.
6. Adanya sharing pengetahuan dan interaksi antara guru dan siswa, atau
siswa dan siswa.
7. pengelompokkan secara heterogen

2.4 Macam - Macam Pembelajaran Kolaboratif


Terdapat berbagai macam pembelajaran kolaboratif yang pernah
dikembangkan oleh para ahli maupun praktisi pendidikan, teristimewa oleh
para ahli Student Team Learning pada John Hopkins University. Tetapi
hanya sekitar sepuluh macam yang mendapatkan perhatian secara luas, yaitu:
1. Learning Together
Dalam metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan siswa-siswa
yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan
pada hasil kerja kelompok.
2. Teams-Games-Tournament (TGT)
Setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu
kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan
tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasarkan pada jumlah
nilai yang diperoleh kelompok.
3. Group Investigation (GI)
Semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian
beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok
menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan
melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan
forum kelas. Penilaian didasarkan pada proses dan hasil kerja kelompok.
4. Academic-Constructive Controversy (AC)
Setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam
situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar
masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan
anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan
pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran
kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan
keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota
maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya.
5. Jigsaw Proscedure (JP)
Dalam bentuk pembelajaran ini, anggota suatu kelompok diberi tugas yang
berbeda-beda tentang suatu pokok bahasan. Agar setiap anggota dapat
memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasarkan pada rata-rata skor tes kelompok.
6. Student Team Achievement Divisions (STAD)
Para siswa dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
Anggota-anggota dalam setiap kelompok saling belajar dan
membelajarkan sesamanya. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan
berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula
keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu
siswa. Penilaian didasarkan pada pencapaian hasil belajar individual
maupun kelompok.
7. Complex Instruction (CI)
Metode pembelajaran ini menekankan pelaksanaan suatu proyek yang
berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika
dan pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan
ketertarikan semua anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini
umumnya digunakan dalam pembelajaran yang
bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para siswa yang
sangat heterogen. Penilaian didasarkan pada proses dan hasil kerja
kelompok.
8. Team Accelerated Instruction (TAI)
Bentuk pembelajaran ini merupakan kombinasi antara pembelajaran
kooperatif/ kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap,
setiap anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan
sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama
dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar,
setiap siswa mengerjakan soal-soal tahap berikutnya. Namun jika seorang
siswa belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia
harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasarkan pada
hasil belajar individual maupun kelompok.
9. Cooperative Learning Stuctures (CLS)
Dalam pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua
siswa (berpasangan). Seorang siswa bertindak sebagai tutor dan yang lain
menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab
oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang
telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah
ditetapkan sebelumnya, kedua siswa yang saling berpasangan itu berganti
peran.
10. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Model pembelajaran ini mirip dengan TAI. Sesuai namanya, model
pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata
bahasa. Dalam pembelajaran ini, para siswa saling menilai kemampuan
membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di
dalam kelompoknya.

2.5 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kolaboratif


Adapun keunggulan dan kelemahan pembelajaran kolaboratif adalah:
1) Kelebihan Pembelajaran Kolaboratif
 Siswa belajar bermusyawarah
 Siswa belajar menghargai pendapat orang lain
 Dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan rasional
 Dapat memupuk rasa kerja sama
 Adanya persaingan yang sehat
2) Kelemahan Pembelajaran Kolaboratif
 Terdapat pendapat dan pertanyaan siswa dapat menyimpang dari
pokok persoalan sehingga membutuhkan waktu cukup banyak.
 Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau
sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung
pada orang lain.
 Kebulatan atau kesimpulan bahan kadang sukar dicapai. (Utomo
Dananjaya,2012:139).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada Penjabaran diatas, dapat diketahui terdapat hal yang ditekankan
dalam pembelajaran kolaboratif yaitu bagaimana cara agar siswa dalam
aktivitas belajar kelompok terjadi adanya kerjasama, interaksi, dan berdiskusi.
Maka dapat diasumsikan bahwa pengertian belajar kolaborasi adalah suatu
strategi pembelajaran yang menuntut siswa melakukan interaksi secara
langsung dan bekerja sama dalam kelompok untuk mecapai tujuan.
Di era serba modern ini Pembelajaran kolaboratif sangat cocok
diterapkan pada siswa karena dianggap lebih efisien dibandingkan dengan
metode lain, siswa dapat belajar bermusyawarah, Siswa belajar menghargai
pendapat orang lain, Dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan rasional,
Dapat memupuk rasa kerja sama, Adanya persaingan yang sehat. Jadi situasi
belajar kolaboratif ada unsur ketergantungan yang positif untuk mencapai
kesuksesan.

3.2 Saran
Model pembelajaran kolaboratif hanya dapat dipakai untuk materi
tertentu, maka seorang guru disarankan agar mampu memilih materi yang
tepat dan cocok yang dapat diterapkan agar waktu tetap efisien dan tepat
sasaran. Selain itu, alat bantu mengajar (audio visual, dll) haruslah
diusahakan oleh guru atau calon guru yang hendak menerapkan metode ini,
tujuannya untuk memberikan siswa pengalaman langsung.
DAFTAR PUSTAKA

 Parwoto. 2007. Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus.


Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Direktorat Ketenagaan.
 https://eprints.uny.ac.id/11996/1/PM%20%2057%20Ali%20Mahmudi.pdf
(diakses 22 februari 2022 pukul 11.00 WIB)
 https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/27/collaborative-
learning/ (diakses 22 februari 2022 pukul 11.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai