Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber buku dan referensi. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat kami
selesaikan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pengampu, Ibu Aisyah Maulida, S. IP MPA. berkat beliau, kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Teori dan Paradigma” diselesaikan guna memenuhi tugas mata kuliah Logika.
Dengan kerendehan hati dari saya, saya mohon maaf apabila ada kesalahan pada
penulisan.Kami menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca agar
perbaikan dapat dilakukan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas bagi pembacanya.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pengampu dan para pembaca kami mengharap masukanya demi perbaikan
pembuatan makalah. Terima kasih.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A.Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Pengertian Teori......................................................................................................................3
B. Macam Teori...........................................................................................................................3
BAB III...........................................................................................................................................7
PENUTUP......................................................................................................................................7
Kesimpulan..................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya suatu teori dirumuskan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena
yang ada. Bangunan suatu teori yang merupakan abstrak dari sejumlah konsep yang
disepakatkan dalam definisi-definisi akan mengalami perkembangan, dan perkembangan itu
terjadi apabila teori sudah tidak relevan dan kurang berfungsi lagi untuk mengatasi masalah.
Jika suatu teori ingin diakui sebagai ilmiah, teori ini haruslah cocok (compatible) dengan
teori-teori lain yang telah diakui sebelumnya. Dan jika suatu teori memiliki kesimpulan
prediktif yang berbeda dengan teori lainnya, salah satu di antara kedua teori tersebut salah.
Penerimaan suatu teori di dalam komunitas ilmiah, tidak berarti bahwa teori tersebut
memiliki kebenaran mutlak. Setiap teori selalu sudah dipengaruhi oleh pengandaian-
pengandaian dan metode dari ilmuwan yang merumuskannya. Kemampuan suatu teori untuk
memprediksi apa yang akan terjadi merupakan kriteria bagi validitas teori tersebut. Semakin
prediksi dari teori tersebut dapat dibuktikan, semakin besar pula teori tersebut akan diterima
di dalam komunitas ilmiah. ]Ketika suatu bentuk teori telah dianggap mapan di dalam
komunitas ilmiah, maka hampir semua ilmuwan dalam komunitas ilmiah tersebut menggunakan
teori yang mapan itu didalam penelitian mereka. Teori yang mapan dan dominan itu disebut
oleh Kuhn sebagai paradigma.
Paradigma adalah cara pandang atau kerangka berfikir yang berdasarkannya fakta atau
gejala diinterpretasi dan dipahami. Para ilmuwan bekerja dalam kerangka seperangkat aturan
yang sudah dirumuskan secara jelas berdasarkan paradigma dalam bidang tertentu, sehingga
pada dasarnya solusinya sudah dapat diantisipasi terlebih dahulu. Jika dalam perjalanan
kegiatannya timbul hasil yang tidak diharapkan, atau penyimpangan dari paradigmanya yang
oleh Kuhn disebut sebagai anomali.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teori?
2. Apa saja macam-macam teori?
3. Apa yang dimaksud dengan teori dan metode ilmiah serta langkah apa saja yang
ditempuh?
4. Apa saja langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah?
5. Apa pengertian paradigm dan unsur pokoknya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori
2. Untuk mengetahui saja macam-macam teori
3. Untuk mengetahui maksud teori dan metode ilmiah serta langkah apa saja yang
ditempuh
4. Untuk mengetahui pengertian paradigma dan unsur pokoknya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori
Kata ‘teori” secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu theorea, yang berarti
melihat, theoros yang berarti pengamatan. Teori, merupakan sebuah rumusan atau
pernyataan yang berasal dari interpretasi seseorang terhadap fakta-fakta, atau penjelasan
mengenai gejala-gejala yang terdapat dalam dunia fisik. Teori merupakan suatu abstraksi
intelektual di mana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris.
Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang nyata antara fakta dan teori, karena setiap
teori merupakan pernyataan suatu fakta dalam hubungannya dengan fakta lain. Sebuah
teori biasanya terdiri dari hukum-hukum. Hukum pada hakekatnya merupakan pernyataan
yang menyatakan hubungan antara dua variabel. Pernyataan yang mencakup sebab akibat
atau kausalitas ini memberikan kemungkinan untuk membuat prediksi tentang sesuatu.
Teori dan hukum ini harus mempunyai tingkat keumuman yang tinggi, atau idealnya
harus universal.
B. Macam Teori
Teori umum, adalah suatu pernyataan, apabila ia benar maka ia benar secara
universal. Teori tersebut berlaku sepanjang waktu, di semua tempat, dan semua
keadaan, serta semua permasalahan yang sesuai dengannya. Suatu generalisasi
merupakan teori yang bersifat umum. Misalnya, sebuah pernyataan yang berbunyi:
‘bertambahnya permintaan akan menaikkan harga barang’; ‘bertambahnya penduduk
itu menurut deret ukur, sedangkan bertambahnya makanan seperti deret hitung’.
Teori khusus, adalah teori yang berkaitan dengan sejumlah fakta-fakta particular
tertentu. Ia berusaha untuk menjelaskan fakta-fakta dalam hubungannya yang satu
dengan lainnya. Ia harus sesuai dengan faktafakta yang diketahuinya, tetaapi juga
harus berhasil mengidentifikasi beberapa fakta atau sejumlah fakta yang selama itu
belum diketahui.
Misalnya, apabila ada kasus berkaitan dengan menurunnya jumlah pelanggan;
selanjutnya dilakukan penelitian dengan memperhatikan banyak fakta-fakta
berkenaan dengan menurunnya jumlah pelanggan. Akhirnya, ditemukanlah suatu
teori yang dipakai untuk mengatasi munurunnya jumlah pelanggan tersebur.
Kata “paradigma” berasal dari bahasa Yunani yaitu paradeigma yang berarti
contoh, tasrif, model. Paradigma ini dapat pula berarti: 1. Cara memandang sesuatu, 2.
Dalam ilmu pengetahuan berarti model, pola, ideal. Dari model-model ini fenomena yang
dipandang, diperjelas, 3. Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang
menentukan atau mendefenisikan suatu studi ilmiah konkret.4 Dasar untuk menyeleksi
problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset.
Menurut Guba, paradigma dalam ilmu pengetahuan mempunyai definisi
‘seperangkat keyakinan mendasar yang memandu tindakan-tindakan manusia dalam
keseharian maupun dalam penyelidikan ilmiah.
Ahimsa Putra mendefinisikan paradigma ‘sebagai seperangkat konsep yang
berhubungan satu sama lain secara logis membentuk sebuah kerangka pemikiranyang
berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan/ atau masalah
yang dihadapi’.
Beberapa konsep lain dengan makna yang kurang lebih sama dengan paradigma,
antara lain: kerangka teoritis (theoretical framework), kerangka konseptual (conceptual
framework), kerangka pemikiran (frame of thinking), orientasi teoritis (theoretical
orientation), sudut pandang (perspective), atau pendekatan (approach). Misal, dalam ilmu
pengetahuan telah berkembang paradigma: (1) positivisme, (2) postpositivisme, (3) teori
kritis atau critical theory, dan (4) kontruktivisme.
Menurut Thomas Kuhn, E.C. Cuff dan G.C.F Payne, sebuah paradigma, kerangka
teori atau pendekatan dalam ilmu sosial-budaya memiliki unsur pokok, yakni: (1) asumsi-
asumsi dasar; (2) nilainilai; (3) masalah-masalah yang diteliti; (4) model; (5)
konsepkonsep; (6) metode penelitian; (7) metode analisis; (8) hasil analisis atau teori, dan
(9) representasi (etnografi) (Ahimsa Putra).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerimaan suatu teori di dalam komunitas ilmiah, tidak berarti bahwa teori tersebut
memiliki kebenaran mutlak. Setiap teori selalu sudah dipengaruhi oleh pengandaian-
pengandaian dan metode dari ilmuwan yang merumuskannya. Kemampuan suatu teori
untuk memprediksi apa yang akan terjadi merupakan kriteria bagi validitas teori tersebut.
Semakin prediksi dari teori tersebut dapat dibuktikan, semakin besar pula teori tersebut
akan diterima di dalam komunitas ilmiah. ]Ketika suatu bentuk teori telah dianggap
mapan di dalam komunitas ilmiah, maka hampir semua ilmuwan dalam komunitas ilmiah
tersebut menggunakan teori yang mapan itu didalam penelitian mereka. Teori yang
mapan dan dominan itu disebut oleh Kuhn sebagai paradigma.