Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang berupaya
menyelidiki karakteristik perilaku dan perkembangan individu dalam bidang pendidikan.
Psikologi pendidikan digunakan untuk memahami siswa sebagai pelajar dan guru sebagai
pengajar. Psikologi pendidikan merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan,
sebab dengan psikologi pendidikan para pegiat pendidikan dapat menentukan sikap
terhadap perilaku orang-orang yang ada dalam bidang pendidikan. Psikologi pendidikan
juga menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, serta menentukan tujuan pembelajaran.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku.
Sedangkan pendidikan adalah ilmu yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara
menanamkannya. Psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu, yakni ilmu yang
mempelajari proses belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan.
Berbicara mengenai psikologi berarti kita berbicara mengenai jiwa manusia dan
perilakunya. Pembicaraan mengenai psikologi diawali dengan kajian psikologi dari segi
etimologinya. Secara etimologis, psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan
logos yang berarti ilmu. Berdasarkan arti kata tersebut, secara harfiah psikologi
merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada
salah satu syarat ilmu yakni adanya objek yang dipelajari, tidaklah tepat jika kita
mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Hal
ini karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara
langsung.
Ichsan (2016) menyatakan bahwa pada awalnya, psikologi digunakan oleh para
ilmuwan dan para filsuf untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal
pikiran dan tingkah laku makhluk hidup, mulai dari hal yang primitif sampai hal yang
paling modern. Namun, hal tersebut ternyata tidak cocok karena menurut mereka
psikologi memiliki batas-batas tertentu yang berada di luar kaidah keilmuan dan etika
falsafi.
Adapun topik-topik yang biasa dibahas dalam psikologi pendidikan meliputi:
pengaruh keturunan dan lingkungan, perbedaan individual, proses belajar dan faktor-
faktor yang mempengaruhi, teori-teori belajar, intelegensi, motivasi belajar, masalah
transfer belajar, evaluasi belajar dan kesehatan mental. Membahas topik-topik yang erat
hubungannya dengan masalah belajar, dengan harapan agar para pendidik dapat
menciptakan kondisi belajar yang optimal dan mampu memberikan bantuan belajar yang
tepat bagi peserta didik.
Psikologi adalah sesuatu yang sangat esensial dalam “dunia” pendidikan, ini
menjadi hal yang sangat esensial karena dalam menyambut era globalisasi, pendidikan
sangat berperan penting dan menjadi salah satu faktor yang paling menentukkan
kemajuan suatu bangsa. Jika suatu bangsa tidak maju pendidikannya maka pasti bangsa
itu tidak dapat bersaing dengan bangsa yang lain, dan akan menjadi bangsa yang
terbelakang. Untuk hal ini maka psikologi harus diterapkan dalam dunia pendidikan, agar
pendidikan dapat berjalan efektif.
Keberhasilan pendidikan ditandai dengan kualitas manusia terdidik. ya itu tidak
hanya mengetahui yang benar tetapi juga bertindak yang mulia Semua orang harus
bertanggung jawab membuat lintasan menuju masa depan dirinya sendiri dan secara
kolektif bersama orang lain untuk masa depan bangsa dan seluruh umat manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang di maksud dengan Konsep Psikologi Pendidikan ?
2. Bagaimana terbentuknya sebuah sejarah Konsep Psikologi Pendidikan ?
3. Apa sajakah yang menjadi tujuan dari Konsep Psikologi Pendidikan ?
4. Apa sajakah yang menjadi manfaat dari Konsep Psikologi Pendidikan ?
5. Apa yang menjadi Filosofi,teori & praktik dari Konsep Psikologi Pendidikan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi Konsep Psikologi Pendidikan.
2. Untuk mengetahui terbentuknya sebuah sejarah Konsep Psikologi Pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa tujuan dari Konsep Psikologi Pendidikan.
4. Untuk mengetahui apa manfaat dari Konsep Psikologi Pendidikan.
5. Untuk mengetahui apa filosofi,teori & praktik dari Konsep Psikologi Pendidikan.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
2. Menambah wawasan kita seputaran Psikologi Pendidikan.
3. Membantu dalam penyelesaikan masalah.
4. Memahami Perbedaan individu.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Psikologi Pendidikan
Secara etimologis,psikologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “psyche” yang berarti jiwa,
dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan.Jika kita lihat darai arati kata tersebut ,psikologi
merupakan ilmu jiwa atau ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa yang mana hal
tersebut tidak bisa dilihat dan diketahui secara empiris (Rohmah,2012,hal.1).
Perkataan psikologi boleh diartikan sebagai suatu kajian mengenai sesuatu yang
memeberi kesan kepada jiwa seseorang.Merujuk kepada Kamus Dewan(1985),psikologi
didefinisikan sebagai kajian mengenai proses mental dan pemikiran,terutamanya berhubungan
dengan perlakuan manusia dan haiwan,pola pemikiran dan perlakuan seseorang atau sesuatu
kumpulan tertentu dan kebijaksanaan memahami sifat manusia.
Bidang psikologi pendidikan adalah salah satu bidang psikologi yang menggabungkan
dua bidang, yaitu psikologi dan pendidikan. Borich dan Tombari (1997) mengatakan psikologi
pendidikan adalah satu disiplin yang memfokuskan kajiannya kepada pengetahuan teoretikal dan
pengetahuan empirikal mengenai pengajaran dan pembelajaran di dalam bilik darjah sementara
Clifford, 1984 (dalam Henson dan Eller, 1999) mengatakan psikologi pendidikan sebagai
aplikasi pendekatan- pendekatan psikologi bagi meyelidiki proses pendidikan.

2.2 Konsep Asas Psikologi Pendidikan


Dalam kajian psikologi pendidikan terdapat empat konsep asas yang penting diketahui oleh guru-
guru. Keempat-empat konsep asas tersebut adalah:
 Naluri
Naluri dimiliki oleh setiap individu ataupun pelajar. Naluri merujuk kepada suatu kuasa
yang menjadi pendorong kepada seseorang individu bertingkah laku dalam situasi yang
tertentu. Antara naluri-naluri yang biasa dilihat atau boleh diperhatikan adalah naluri
ingin tahu, naluri keibu-bapaan, naluri kejantanaan dan lain-lain lagi. Contohnya, bayi
yang baru dilahirkan memiliki naluri keinginan memenuhi keperluan sendiri dengan cara
menangis.
 Motivasi
Motivasi adalah penggerak penting dalam kehidupan seseorang pelajar atau individu.
Motivasi merujuk kepada kecenderungan seseorang melakukan sesuatu aktivitas apabila
menerima rangsangan. Sasaran atau tujuan tertentu akan dibentuk dan si pelaku akan
melakukan sesuatu tingkah laku atau gerak kerja demi mencapai tujuan itu. Pada
kebiasaannya, motivasi wujud apabila keperluan fisiologi dan keperluan psikologi
mendesak dalam kehidupan. Tahap motivasi yang berbeda diantara setiap individunya.

 Keperluan
Manusia mempunyai keperluan tertentu supaya dipenuhi sepanjang kehidupan mereka.
Keperluan tersebut perlu dipenuhi untuk menjamin seseorang itu dapat menjalani
kehidupan dengan sempurna. Antara keperluan yang penting adalah keperluan fisiologi
dan psikologi. Keperluan- keperluan itu adalah keperluan yang tidak stabil. Dari masa ke
masa mereka memerlukan tambahan terus menerus kerana keperluan yang ada
berkurangan daripada segi kuantitif dan kualitifnya.

 Desakan
Desakan adalah salah satu konsep penting dalam bidang pendidikan. Desakan akan
timbul atau muncul apabila terjadinya kekurangan dalam keperluan fisiologi seperti
keperluan makanan dan minuman. Kekurangan dalam keperluan fisiologi ini mendorong
seseorang individu bertingkah laku bagi menampung kekurangan tersebut.

2.3 Sejarah perkembangan Psikologi


Berbica mengenai sejarah psikologi Pendidikan,tidak terlepas dari nama seorang
penggagas psikologi yaitu,Johan Priedrick Hertbart yang dianggap sebagai bapak psikologi
Pendidikan.Hearbart adalah seorang filsuf kenamaan yang lahir di Ordenburgh,Jerman 4 Mei
1776. Di usia nya yang ke 29 ia sudah menjadi dosen filsafat di Gottingen dan mencapai puncak
karirnya di tahun 1809.
Herbart meninggal pada tanggal 14 Agustus 1941,setelah itu nama nya di abadikan
sebagai nama sebuah aliran psikologi yang disebut dengan Herbartianisme.Dalam pandangan
Herbart proses belajar untuk memahami sesuatu sangat bergantung pada pengenalan individu
terhadap hubungan-hubungan antara ide baru dengan pengetahuan yang telah
dimilikinya.Konseo inilah yang sampai saat ini masih digunakan dalam dunia Pendidikan yang
bias akita kenal dengan istilah apresiasi,sebagai salah satu tahapan dalam proses belajar
mengajar.
Psikologi awalnya adalah suatu konsep sederhana yang kemuadian terus dikembangkan
dengan pemikiran kritis oleh para ahli psikolog.Kajian atau ilmu psikologi telah bermula semasa
zaman awal Yunani,yaitu pada tahun 384 hingga 322 sebelum masehi (SM),oleh tokoh-tokoh
seperti Socrates,Plato dan Aristotle.
Selepas zaman Yunani ini,sejarah psikologi dibagikan kepada beberapa fahaman dan aliran yang
di kemukakan oleh beberapa tokoh psikologi seperti :
1) Aliran Interactionism
Konsep interactionism mulanya dikenalkan oleh Rene Descartes(1595-1650),seorang ahli
falsafah dan pakar matematik Prancis yang mengatakan manusia terdiri dari “gabungan
pemikiran dan badan” atau jasad dan roh.Konsep ini menentang pendapat dualism,yaitu manusia
terdiri dari jasad yang teroisah dari roh.
2) Aliran Empirisme
Pada abad ke-17 dan 18 di England,timbul pula aliran filsafah empirisme.Tokoh-tokoh falsafah
psikologi yang terkenal pada masa itu adalah John Locke(1632-1704)dan George
Berkeley(1685-1753).John Locke mengemukakan konsep tabula rasa,yaitu jiwa manusia kosong
semasa dilahirkan.
3) Aliran Strukturalisme
Aliran ini telah muncul di Jerman.Tokohnya adalah Wihelm Wundt (1832-1920),konsep ini
dikenali sebagai strukturalisme karena ahli-ahli nya menumpukkan kajian kepada pengalaman
sedarnya.Ahli-ahli psikologi structural telah mengenal pasti tiga komponen utama pengalaman
sedar yaitu sensasi,imej dan afeksi.Sensa meliputi penglihatan,bunyi,bau,rasa dan
pemerasaan.imej pula adalah pengalaman tidak wujud,seperti ingatan mengenai seseorang atau
peristiwa.Afeksi meliputi reaksi emosional seperti cinta,kasih sayang,Bahagia dan
cemburu.Elemen-elemen pengalaman ini dipercayai akan bergabung dalam pengalaman
seseorang dalam proses perkaitan.
4) Aliran Fuctionalisme
Aliran Fuctionalisme yang diasaskan oleh John Dewey (1859-1952) dan William James (1842-
1910).Aliran ini menekankan pengalaman sadar dan tingkah laku.Pemahaman ini mengkaji
bagaimana manusia menggunakan dirinya berfikir dan menghasilkan tingkah laku.Mereka juga
berpendapat proses mental senantiasa aktif dan berterusan.

5) Aliran Behaviourisme
Aliran Behaviorisme muncul di Amerika Utara dan diasaskan oleh J.B. Watson (1878-1958)
yang popular dengan Teori Pelaziman Klasik di mana beliau telah menjalankan kajian ke atas
seorang kanak-kanak yang bernama Albert dan seekor tikus putih. Pada tahun 1913, Watson
menerbitkan pendapatnya yang bertajuk Psychology as the Behaviorist Views It. Dalam artikel
tersebut, beliau dengan jelas mengatakan psikologi ialah ilmu yang mengkaji tingkah laku yang
nyata atau overt behaviour. Aliran ini juga dikenali sebagai Associationism, yaitu mengkaji
kaitan mental antara dua peristiwa atau antara dua ide yang membawa kepada terjadinya
pembelajaran.
Prinsip pembelajaran atau tingkah laku yang diperoleh melalui kajian akan cuba
diaplikasikan kepada pembelajaran atau tingkah laku manusia. Aliran ini juga memfokuskan
kajian kepada tingkah laku manusia dan menolak aspek kerohanian. Aliran behaviourisme ini
dipengaruhi kuat oleh aliran falsafah logik positif.
6) Aliran Psikologi Gestalt
Di Jerman pada masa yang sama, timbul pula pemahaman psikologi Gestalt. pemahaman ini
timbul sebagai reaksi kepada pendapat ahli strukturalisme. Ahli psikologi Gestalt berpendapat
manusia mempersepsi dunia dalam suatu keseluruhan, atau gestalt. Gestalt berasal dari bahasa
Jerman gestalten, yang boleh diterjemahkan sebagai keseluruhan, 'pola' atau 'terorganisasi. Tiga
tokoh yang telah mengasaskan fahaman ini ialah Max Wertheimer (1880-1943), Wolfgang
Kohler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1886-1941).
7) Aliran Humanistik
Aliran humanistik diasaskan oleh Abraham Maslow (1908- 1970) dan Carl Rogers (1902-
1987). Pendekatan humanisme menekankan cara fikiran, pengamatan serta interpretasi seseorang
individu mengenai sesuatu peristiwa. Ahli-ahli psikologi humanisme mempercayai seseorang
individu bertanggungjawab ke atas tindakannya. Menurut pendekatan ini, kuasa motivasi
seseorang individu adalah kecenderungannya berkembang serta mencapai pemenuhan sendiri
atau self-actualisation. Ini bermakna setiap individu mempunyai keperluan mengembangkan
potensinya ke tahap yang maksimum Walaupun terdapat halangan, kecenderungan semula jadi
berfungsi mengembangkan potensi ke tahap maksimum. Konsep ini dipelopori oleh Maslow.
8) Aliran Kognitivisme
Aliran kognitivisme dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti ahli- ahli psikologi Gestalt, Piaget,
Vygotsky, Gagne, Bruner dan Ausubel. Ahli-ahli psikologi daripada aliran ini berminat mengkaji
pemikiran manusia, persepsi dan penanggapan, kognisi, metakognitif, kemahiran berfikir kritis
dan kreatif. kemahiran belajar, motivasi dan lain-lain.
9) Aliran Konstruktivisme
Aliran ini diasaskan oleh tokoh-tokoh seperti Von Glaserfeld, Piaget, Vygotsky, Confrey
dan Seymour Peppert. Konstruktivisme atau faham binaan mengambil kira-kira bagaimana
individu membina kepemahaman terhadap bahan yang mereka pelajari. Konstruktivisme
menekankan peranan aktif pelajar semasa proses pengajaran dan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran ini sangat digemari sebagai kaedah mengajar matematik dan subjek-subjek
sains.
Uraian kesejarahan yang khusus berkaitan dengan psikologi Pendidikan konon pernah dilakukan
secara ala kadarnya oleh beberapa orang ahli seperti Boring dan Murpy pada tahun 1929 dan
Burt 1957,tetapi terbatas untuk psikologi Pendidikan yang berkembangan di wilayah Inggris.
Riwayat psikologi yang mereka tulis tidak bisa kita jadikan menjadi sebuah acuan,karena
keterbatasan wilayah pengembangan dan juga karena karya-karya tulis tersebut diputuskan sudah
kadaluarsa.
2.4 Tujuan Aksiologi Pendidikan
1. Untuk Membentuk Kepribadian Pendidik dan Prestasi Belajar
Kepribadian pendidik memberikan pengaruh yang amat besar bagi sikap, karakter maupun
hidup belajar dari seorang peserta didik, sehingga seorang pendidik sebelum mengajar maka ia
perlu mengetahui kepribadiannya sendiri. Dan psikologi pendidikan sebagai sebuah disiplin ilmu
yang mengkaji pengembangan semua potensi dan kecakapan yang dimiliki peserta didik dalam
interaksi antar individu dapat membantu pendidik untuk mempunyai pemahaman yang baik
tentang diri sendiri sehingga melalui pemahaman terhadap diri sendiri seseorang dapat mengajar
secara bijaksana.
2. Untuk Mengetahui Situasi
Memadai atau tidaknya situasi dalam lingkungan belajar dapat berpengaruh bagi prestasi belajar,
oleh karena itu psikologi pendidikan dapat menemukan permasalahan dari berbagai masalah
pendidikan dengan melihat pada kepribadian peserta didik yang dipengaruhi situasinya.
3. Mengetahui Keadaan Emosi Seseorag
Sehingga dengan mengetahui emosi tersebut seorang pendidik dapat memahami dan
memperlakukakan seorang peserta didik dengan bijaksana. Emosi adalah suatu keadaan jiwa
yang dapat sangat berpengaruh bagi keadaan belajar peserta didik. Jika keadaan emosinya stabil
maka ia dapat belajar dengan baik, begitu juga sebaliknya.
4. Membangkitkan Motivasi Belajar
Tujuan psikologi pendidikan yang paling penting adalah membangkitkan motivasi belajar
peserta didik. Psikologi pendidikan dengan pemahaman terhadap karakteristik jiwa peserta didik
akhirnya haruslah mampu membangkitkan motivasi peserta didik untuk belajar.
Dari hal ini maka tujuan psikologi pendidikan merupakan alat bantu yang penting untuk
dijadikan segala dasar untuk berpikir, bertindak bagi pendidik, konselor dan juga tenaga kerja
professional kependidikan lainnya delam mengelola proses belajar-mengajar.
2.5 Manfaat Konsep Psikologi Pendidikan
Manfaat dan kegunaan psikologi pendidikan juga membantu untuk memahami
karakteristik peserta didik apakah termasuk anak yang lambat belajar atau yang cepat belajar,
dengan mengetahui karakteristik ini guru atau pendidik dapat mendesain pendekatan belajar
untuk anak didik yang berbeda-beda tersebut, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan secara
optimal sesuai karakteristik peserta didik.Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa :
“Inti persoalan psikologi pendidikan terletak pada anak didik sebab pendidikan adalah
perlakuan terhadap anak didik yang secara psikologis perlakuan tersebut harus selaras dengan
keadaan anak didik, dengan demikian persoalan psikologi yang berperan dalam proses
pendidikan anak dapat terjawab apabila pendidik dapat memberikan bantuan kepada peserta
didik agar berkembang secara wajar melalui bimbingan dan konseling, pemberian bahan
pelajaran yang berstruktur dan berkualita”s
2.6 Filosofi, Teori Serta Praktek Psikologi Pendidikan
a) Konstribusi Psikologi pendidikan Bagi pengembangan Kurikulum
• Kurikulum adalah seperangkat pengalaman belajar yang direncanakan dan
dilaksanakan baik di dalam maupun di luar sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan.
• Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek :
1. karakteristiik psikologis peserta didik;
2. kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks;
3. pengalaman belajar siswa;
4. hasil belajar (learning outcomes), dan
5. standarisasi kemampuan siswa.
• Penyusunan buku ajar didasarkan pada segi-segi psikologis peserta didik.
b) Konstribusi Psikologi pendidikan Bagi Program Pendidikan
 misalnya penyusunan jadwal pelajaran, jadwal ujian, dst. tidak bisa lepas dari
aspek psikologis peserta didik;
 Penentuan jurusan atau program
 Pengembangan program harus mengacu pada upaya pengembangan kemampuan
potensial peserta didik.
c) Konstribusi Psikologi pendidikan Bagi Sistem Pembelajaran
 Pemilihan teori belajar yang akan diaplikasikan;
 Pemilihan model-model pembelajaran;
 Pemilihan media dan alat bantu pembelajaran;
 Penentuan alokasi waktu belajar dan pembelajaran
d) Konstribusi Psikologi pendidikan Bagi Sistem Evaluasi Pendidikan
 Penentuan teknik evaluasi (teknik tes atau teknik non tes);
 Penentuan jenis tes (lisan, tulis, dan perbuatan, serta objektif atau subjektif);
 Penentuan mengenai waktu pelaksanaan evaluasi;
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bidang psikologi pendidikan adalah salah satu bidang psikologi yang menggabungkan dua
bidang, yaitu psikologi dan pendidikan. Borich dan Tombari (1997) mengatakan psikologi
pendidikan adalah satu disiplin yang memfokuskan kajiannya kepada pengetahuan teoretikal dan
pengetahuan empirikal mengenai pengajaran dan pembelajaran di dalam bilik darjah sementara
Clifford, 1984 (dalam Henson dan Eller, 1999) mengatakan psikologi pendidikan sebagai
aplikasi pendekatan- pendekatan psikologi bagi meyelidiki proses pendidikan.
 Konsep Asas Psikologi Pendidikan
1. Naluri dimiliki oleh setiap individu ataupun pelajar.
2. Motivasi adalah penggerak penting dalam kehidupan seseorang pelajar atau individu.
3. Manusia mempunyai keperluan tertentu supaya dipenuhi sepanjang kehidupan mereka

Psikologi awalnya adalah suatu konsep sederhana yang kemuadian terus dikembangkan
dengan pemikiran kritis oleh para ahli psikolog.Kajian atau ilmu psikologi telah bermula
semasa zaman awal Yunani,yaitu pada tahun 384 hingga 322 sebelum masehi (SM),oleh
tokoh-tokoh seperti Socrates,Plato dan Aristotle.
Selepas zaman Yunani ini,sejarah psikologi dibagikan kepada beberapa fahaman dan
aliran yang di kemukakan oleh beberapa tokoh psikologi
“Inti persoalan psikologi pendidikan terletak pada anak didik sebab pendidikan adalah perlakuan
terhadap anak didik yang secara psikologis perlakuan tersebut harus selaras dengan keadaan anak
didik, dengan demikian persoalan psikologi yang berperan dalam proses pendidikan anak dapat
terjawab apabila pendidik dapat memberikan bantuan kepada peserta didik agar berkembang
secara wajar melalui bimbingan dan konseling, pemberian bahan pelajaran yang berstruktur dan
berkualitas
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan diatas, berikut ini beberapa saran yang dikemukakan
oleh peneliti sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka para pengajar/guru harus mampu memberikan
dorongan bagi siswa agar belajar dengan sungguh-sungguh.
2. Agar siswa berminat untuk belajar sebaiknya guru menggunakan metode pembelajaran yang
menyenangkan dan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa serta menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif.
3. Selain minat belajar, faktor lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa antara lain:
motivasi dan bakat siswa tingkat intelejensi, metode pembelajaran, fasilitas yang memadai dan
lingkungan. Faktor-faktor tersebut juga harus diperhatikan oleh para peengajar untuk dapat
meningkatkan kualitas pendidikan di negara kita.

Anda mungkin juga menyukai