Anda di halaman 1dari 23

KONSEP DASAR IPA FISIKA

Ibunda Dr. Neni Hermita M.Pd

Besaran dan Pengukuran

Disusun Oleh :

Lora Septiana 2105110205


Oni Oktika Sari 2105110943
Annisa Ulfa Khaira 2105110207
Fadillah 2105110939
Nabilah Putri Awaliah 2105126534
Dea My Fitri 2105110938
Tri Widya Ningsih 2105111294
Rahmad Danil 2105112538
Putri Sion Sihite 2105134557
Siti Rabiah 2105111291

PGSD A 2021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2021

1|KONSEP DASAR IPA FISIKA


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bissmilahirahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa kita haturkan
sholawat beriringkan salam kepada junjungan Alam yakni Nabi Besar Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari alam yang penuh kegelapan menuju alam yang terang
benderang.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen
pengampu Ibunda Dr. Neni Hermita M.Pd pada Mata Kuliah Konsep Dasar IPA Fisika.
Makalah ini berisikan informasi mengenai besarasan dan pengukuran. Selain itu, tujuan
pembuatan makalah ini adalah dapat memberikan informasi dan menambah wawasan bagi
pembaca dan penulis.

Pemakalah mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda Dr. Neni


Hermita M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Konsep Dasar IPA Fisika yang telah memberikan
tugas tersebut. Oleh karena itu, pemakalah menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat.

Dengan kerendahan hati pmakalah memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian dan
kesalahan penulisan baik berupa kata dan kalimat. Karena kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT Tuhan seluruh Alam. Meskipun demikian, pemakalah tetap terbuka pada setiap
kritik dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah.

Hormat pemakalah.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

2|KONSEP DASAR IPA FISIKA


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
Tujuan ................................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
BESARAN DAN SATUAN .................................................................................................. 6
PENGUKURAN ................................................................................................................... 9
BAB III.................................................................................................................................... 16
PENUTUP DAN RANGKUMAN ......................................................................................... 16
RANGKUMAN................................................................................................................... 16
KESIMPULAN ................................................................................................................... 17
SARAN ................................................................................................................................ 17
BAB IV .................................................................................................................................... 18
SOAL-SOAL LATIHAN ....................................................................................................... 18
Objektif ............................................................................................................................... 18
Essai ..................................................................................................................................... 20
KUNCI JAWABAN ............................................................................................................... 21
Objektif ............................................................................................................................... 21
Essai ..................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 23

3|KONSEP DASAR IPA FISIKA


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Fisika merupakan ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam disiplin ilmu dan secara
tidak langsung sudah terjadi dalam kehidupan sehari hari. Salah satu materi di dalamnya yaitu
besaran dan pengukuran. Penguasaan pengukuran merupakan kemampuan membandingkan
nilai besaran diukur dengan besaran yang sama yang dijadikan sebagai sebuah acuannya.
Dalam proses pengukuran sendiri ada beberapa hal yang termasuk dalam proses pengukuran,
seperti misalnya berupa ketidapastian pengukuran, hasil dari pengukuran yang sudah di uji
coba sebelumnya, angka penting yang menjadi komponen dalam pengukuran dan aturan
angka penting yang terdapat dalam pengukuran.

Besaran dan satuan sendiri merupakan segala sesuatu yang mempunyai nilai dan dapat
dinyatakan dengan angka serta menjadi pembanding dalam suatu besaran. Jumlah besaran
yang terdapat dalam fisika ini ada bermacam-macam. Oleh karena itu diperlukan banyak
sekali satuan. Karena besaran-besaran fisika terbentuk dari besaran tertentu yang sejenis,
maka satuannya pun sering dinyatakan dengan yang namanya satuan pokok. Besaran yang
dapat dibentuk dari besaran lain dinamakan dengan besaran turunan. Sedang besaran-besaran
tertenu yang membentuk besaran turunan tersebut dinamakan besaran pokok.

Satuan untuk suatu besaran sesungguhnya dapat ditetapkan sembarang sesuai kebutuhan.
Misalnya besaran panjang dapat dinyatakan dengan jengkal,cm,kaki dan lain sebaginya.
Namun pemakaian satuan bermacam-macam akan menimbulkan kesukaran dan kebingungan.
Maka hal yang dapat dilakukan yaitu pertama dengan banyak mendefenisikan berbagai
macam alat ukur, kedua menyepakati satuan standar yang sesuai dengan satuan internasional.

Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Besaran dan Satuan!
2. Jelaskan Apa yang dimaksud dengan Besaran Pokok!
3. Jelaskan Apa yang dimaksud dengan Besaran Turunan!

4|KONSEP DASAR IPA FISIKA


4. Apa-apa saja Persamaan dan Perbedaan Besaran Pokok dan Besaran Turunan!
5. Jelaskan Sistem Satuan yang digunakan dalam Besaran Pokok dan Besaran
Turunan!

Tujuan
1. Mengetahui dan Memahami Pengertian Besaran dan Satuan.
2. Mengetahui dan Memahami Apa yang dimaksud dengan Besaran Pokok.
3. Mengetahui dan Memahami Apa yang dimaksud dengan Besaran Turunan.
4. Mengetahui dan Memahami Persamaan dan Perbedaan Besaran Pokok dan
Besaran Turunan.
5. Mengetahui dan Memahami Sistem Satuan yang digunakan dalam Besaran Pokok
dan Besaran Turunan.

5|KONSEP DASAR IPA FISIKA


BAB II

PEMBAHASAN

BESARAN DAN SATUAN

Untuk memudahkan dalam mengungkap gejala alam, maka digunakan berbagai lambang
notasi yang mewakili besaran-besaran fisika. Contohnya Massa (m), panjang (l), waktu (t),
laju (v), suhu (T) Kuat medan magnet (B) dan banyak lagi besaranbesaran lainnya. Untuk
lebih lengkapnya bisa dilihat pada lampiran. Sesungguhnya nama-nama besaran fisika itu
tidak asing bagi kita, mudah diingat, karena kata-kata tersebut biasa pula digunakan dalam
kehidupan sehari-hari seperti suhu, waktu, panjang, volume, kecepatan dan banyak lagi
besaran yang lainnya. Namun kadang-kadang untuk pendefinisian secara ilmiah,
menyebabkan makna besaran-besaran tersebut menjadi asing bagi kita.

Jumlah besaran dalam Fisika ini banyak karena itu akan diperlukan banyak sekali satuan. Hal
ini akan merepotkan dalam pendefinisian sistem satuannya. Namun karena ternyata dari
besaran-besaran fisika yang banyak itu ternyata banyak yang terbentuk dari besaran-besaran
tertentu yang sejenis, maka satuannya pun sering dinyatakan melalui besaran besaran pokok
tersebut. Besaran yang dapat dibentuk dari besaranbesaran lain disebut besaran turunan.
Sedang besaran-besaran tertentu yang membentuk besaran turunan disebut besaran pokok.
Misal, besaran volume merupakan perkalian dari panjang, lebar (besaran panjang juga), dan
tinggi (besaran panjang pula) maka volume tersebut merupakan besaran turunan yang
dibentuk dari perkalian tiga besaran pokok panjang, sehingga satuannya pun dapat dinyatakan
dengan meter kubik (m3) atau cm3. Satuan untuk suatu besaran sesungguhnya dapat
ditetapkan sembarang sesuai kebutuhan. Besaran panjang dapat dinyatakan dalam satuan
jengkal, cm, kaki dan lainnya. Karena itu dalam dunia ilmu pengetahuan digunakan satuan
standar yang disepakati secara Internasional.

1. Besaran, Dimensi, dan Sistem Satuan

a. Besaran Pokok

Misalkan seseorang berkata,”Rumahku berjarak 3 kilometer dari sini”. Dari kalimat tersebut
dalam fisika ada 3 hal yang penting. Kata “jarak” menunjukkan besaran yang diukur, “3”
menunjukkan besarnya (nilai) pengukuran dan “kilometer” menunjukkan satuan pengukuran.

6|KONSEP DASAR IPA FISIKA


Besaran adalah sifat-sifat atau keadaan pada benda yang dapat diukur dan dinyatakan dalam
angka-angka. Secara umum besaran dibedakan menjadi besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang dimensi dan satuannya didefinisikan atau ditetapkan
melalui perjanjian internasional. Perjanjian ini disepakati dalam forum Conference Generale
des Poids et Measures (Konferensi Umum Timbangan dan Ukuran) yang biasa dilaksanakan
tiap 6 tahun sekali.

b. Besaran Turunan dan Dimensi

Besaran turunan adalah besaran yang satuan dan dimensinya diturunkan dari satuan dan
dimensi besaran pokok. Dimensi besaran turunan menyatakan bagaimana besaran turunan itu
diturunkan atau disusun dari besaran pokok.

7|KONSEP DASAR IPA FISIKA


2. Satuan Sistem Internasional (SI) dan Notasi Ilmiah

a. Sasuan SI

Sistem satuan yang digunakan dalam fisika adalah sistem MKS atau Sistem Internasional
(SI). Satuan-satuan seperti : inchi, kaki, yard, pound, libus, mil, depa, hasta dan lain-lain tidak
digunakan, walaupun dalam teknik atau kehidupan sehari-hari masih dijumpai. Berikut ini
adalah tabel konversi satuan-satuan bukan SI.

Keunggulan sistem SI di antaranya adalah tersedianya awalan-awalan tertentu (seperti : senti,


kilo, mili, mikro, mega dan lain-lain) untuk menyatakan hasil pengukuran yang sangat besar
atau sangat kecil. Contoh : 10.000 meter atau 104 m cukup ditulis 10 km, 5/1000000 farad
atau 5.10–6 farad cukup ditulis 5 µf.

Di berbagai negara maupun di berbagai penerapan tekhnologi telah digunakan berbagai


macam satuan untuk suatu besaran. Misalnya untuk satuan panjang,masih ada orang yang

8|KONSEP DASAR IPA FISIKA


menggunakan inchi, kaki, mil, bahkan di daerah-daerah tertentu masih digunakan jengkal,
tumbak, depa atau yang lainnya. Adanya berbagai satuan untuk besaran yang sama tentu saja
dapat menimbulkan kesulitan. Untuk mengatasi kesulitan tesebut kita perlu merumuskan satu
jenis satuan untuk suatu besaran tertentu yang standar yang disebut satuan standar. Syarat
utama satuan standar adalah:

 Nilai satuannya harus sama


 Mudah diperoleh kembali ( mudah ditiru )
 Dapat diterima secara internasional

b. Notasi Ilmiah

Penulisan sepuluh berpangkat pada contoh di atas disebut notasi ilmiah atau penulisan baku
atau notasi pangkat 10. Format penulisannya adalah a x 10n, dengan ketentuan 0< a <10 dan
n bilangan bulat, a disebut mantisa sedangkan 10n disebut orde. Contohnya jarak bumi ke
bulan 384.000.000 m ditulis 3,84 x 108 m, tidak boleh ditulis 38,4 x 107 m atau 0,384 x 109
m walaupun ketiga penulisan tersebut bernilai sama.

PENGUKURAN

Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi , listrik,
dan magnet. Proses pengamatan gejala alam tersebut bermula dari pengamatan yang
dilakukan oleh indera kita. Akan tetapi pengamatan tersebut harus disertai dengan data
kuantitatif yang dapat diperoleh dari hasil pengukuran. Pada proses pengukuran, alat ukur
merupakan bagian terpenting dari sebuah pengamatan.

Pengukuran agar memberikan hasil yang baik maka haruslah menggunakan alat ukur yang
memenuhi syarat. Suatu alat ukur dikatakan baik bila memenuhi syarat yaitu valid (sahih)dan
reliable (dipercaya). Disamping ke dua syarat di atas, ketelitian alat ukur juga harus
diperhatikan. Semakin teliti alat ukur yang digunakan, maka semakin baik kualitas alat ukur
tersebut.

Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu besaran yang
sudah distandar. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan mistar, jangka sorong,
dan mikrometer sekrup. Pengukuran berat menggunakan neraca dengan berbagai ketelitian,

9|KONSEP DASAR IPA FISIKA


mengukur kuat arus listrik menggunakan ampermeter, mengukur waktu dengan stopwatch,
mengukur suhu dengan termometer, dan lain sebagainya. Mistar, jangka sorong, mikrometer
sekrup, neraca, amper meter, termometer merupakan alat ukur yang sudah distandar.
Penggunaan alat ukur yang sudah distandar, maka siapapun yang melakukan pengukuran,
dimanapun pengukuran itu dilakukan, dan kapanpun pengukuran itu dilaksanakan akan
memberikan hasil yang relatif sama.

Pengukuran Besaran Pokok

1. Pengukuran Besaran Panjang

Pengukuran besaran panjang bisa dilakukan dengan menggunakan mistar, jangka sorong, atau
mikrometer sekrup. Alat ukur tersebut memiliki nilai ketelitian yang berbeda-beda. Nilai
ketelitian adalah nilai terkecil yang masih dapat diukur.

2. Pengukuran Besaran Massa

Pengukuran massa pada umumnya dilakukan dengan menggunakan neraca. Ada beberapa
jenis neraca, antara lain neraca Ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca
tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Salah satu jenis neraca yang sering digunakan di
laboratorium adalah neraca lengan. Neraca ini mempunyai bagian-bagian penting, antara lain
tempat beban, skala yang disertai beban geser, sistem pengatur khusus dan penunjuk

3. Pengukuran Besaran Waktu

Pengukuran waktu umumnya dilakukan dengan menggunakan stopwatch. Jenis stopwatch


cukup banyak dan biasanya memiliki tiga tombol yaitu tombol start, stop dan reset. Tombol
start berfungsi untuk menjalankan stopwatch dan tombol stop untuk menghentikan nya.
Sedangkan tombol reset berfungsi untuk mengatur stopwatch ke posisi nol.

Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung

Pengukuran dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Mengukur panjang
tongkat dengan mistar, mengukur waktu dengan stopwatch merupakan contoh pengukuran
langsung. Kebanyakan pengukuran dalam fisika adalah pengukuran tidak langsung.
Contohnya pengukuran massa jenis benda (ρ) dapat dilakukan dengan mengukur massa (m)
dan volume benda (V), kemudian ρ dihitung dengan persamaan.

10 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
=

Mengukur jarak bumi ke bulan dilakukan dengan cara mengukur selang waktu perjalanan
pulang pergi pulsa radar. Mengukur temperatur bintang dilakukan dengan mengukur panjang
gelombang cahaya yang dipancarkan. Mengukur laju aliran cairan dilakukan dengan
mengukur beda tekanan di dua tempat.

Pengukuran berulang dan pengukuran tunggal

Pengukuran suatu besaran dapat dilakukan cukup hanya sekali jika diyakini sudah
menghasilakan nilai yang terbaik. Ada kalanya pengukuran tidak bisa menghasilkan nilai
terbaik jika hanya dilakukan hanya sekali. Misalkan kalian diminta untuk mengukur waktu
yang dibutuhkan kelereng untuk jatauh ke lantai dari ketinggian 1,5 m. Kecepatan respon
tangan menekan tombol stopwatch sangat berpengaruh pada hasil pengukuran. Oleh karena
itu untuk mengahasilkan pengukuran yang terbaik perlu dilakukan pengulangan.

Kriteria Kemampuan Alat Ukur

1. Ketelitian (accuracy) adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur yang
mendekati hasil sebenarnya

2. Ketepatan (precision) adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama
dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama

3. Sensitivitas (sensitivity) adalah tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan besaraan
yang akan diukur

4. Kesalahan (error) adalah penyimpangan hasil ukur terhadap nilai yang sebenarnya Idealnya
sebuah alat ukur memiliki akurasi, presisi dan sensitivitas yang baik sehingga tingkat
kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan akan akurat

Alat Ukur Panjang

Pengukuran panjang benda dapat dilakukan dengan meteran, mistar, jangka sorong dan
mikrometer sekrup.

1. Mistar

11 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
Mistar mempunyai nilai skala terkecil (NST) 1 mm atau 0,1 cm. Beberapa mistar dibuat salah
satu bagian pinggirnya tipis untuk mengurangi kesalahan paralaks.

2. Jangka sorong

Jangka sorong dalam industri permesinan sangat penting karena alat ukur panjang ini
mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi/akurat dan keistimewaan yang lain. Dalam
penggunaannya jangka sorong dapat digunakan untuk mengkur panjang, diameter dalam dan
luar serta kedalaman. Tingkat ketelitian jangka sorong selalu mengalami perkembangan dari
tahun ke tahun mulai dari 0,5 mm, 0,1 mm, 005 mm dan sekarang yang banyak digunakan
daat mencapai 0,02 mm. tingkat ketelitian jangka sorong atau skala terkecil disebut skala
Nonius.

3. Mikrometer Skrup

Alat ukur panjang ini memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibanding jangka sorong.
Tingkat ketelitian micrometer sekrup mencapai 0,01 mm sehingga tepat digunakan untuk
mengukur ketebalan suatu benda yang tipis seperti kertas, diameter kawat dan lainlian nyang
sejenis. Tetapi panjang maksimum skala utama pada jangka sorong terbatas sampai 2,5 cm,
dan skala noniusnya terdiri dari 50 skala atau sebanding denngan 0,01 mm. Micrometer
sekrup mempunyai dua komponen utama yaitu:

1. Poros tetap, yaitu poros yang tertulis skala utama (skala utama dalam satuan
millimeter).
2. Poros putar yaitu yang terdapat skala nonius.

Angka Penting (Angka Berarti)

Angka dapat diperoleh dari mengukur dan membilang. Untuk mengetahui luas tanah
perkebunan misalnya, maka harus dilakukan pengukuran. Sedangkan untuk mengetahui
jumlah pohon yang tertanam di kebun maka diperoleh dengan cara membilang. Angka yang
diperoleh dari hasil megukur disebut angka penting (berarti). Sedangkan angka hasil
membilang disebut angka eksak (pasti).

Angka dapat diperoleh dari mengukur dan membilang. Untuk mengetahui luas tanah
perkebunan misalnya, maka harus dilakukan pengukuran. Sedangkan untuk mengetahui

12 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
jumlah pohon yang tertanam di kebun maka diperoleh dengan cara membilang. Angka yang
diperoleh dari hasil megukur disebut angka penting (berarti). Sedangkan angka hasil
membilang disebut angka eksak (pasti).

Angka penting terdiri dari angka pasti dan angka yang diragukan (angka taksiran). Angka
taksiran pada angka penting (angka hasil pengukuran) terletak digit terakhir. Misalkan hasil
pengukuran tebal buku menggunakan jangka sorong adalah 1,25 cm. Angka 1 dan 2 adalah
angka pasti, sedangkan angka 5 adalah taksiran.

Pengukuran Masa

Dalam pengukuran massa , dapat di gunakan:

a. Neraca lengan/ Ohaus


Neraca lengan adalah alat ukur massa dengan ketelitian 0,01 g.
Neraca lengan terdiri dari tempat beban, skala,beban geser, system pengatur
khusus dan penunjuk.
Adapun cara mengukur massa menggunakan neraca lengan:
1. Atur beban geser pada posisi nol dan system pengatur khusus, sehingga neraca
lengan berada dalam keadaaan seimbang
2. Letakkan benda yang akan di ukur pada tempat beban
3. Atur beban geser yang ada sehingga neraca seimbang
4. Jumlah seluruh bacaan skala masing masing lengan skala yang merupakan
massa bedan yang di ukur.
b. Neraca pegas
Neraca pegas, adalah alat ukur massa dengan ketelitian 0,5 g.
Neraca pegas terdiri dari pegas dan selongsong besi yang ujungnya terdapat
pengait .
Cara pengukuran massa :
Neraca pegas adalah dengan menggantung benda yang akan diukur pada pengait .
neraca . bacaan skala yang ditunjuk neraca saam dengan massa benda yang di
ukur .

Pengukuran Waktu

Dalam pengukuran waktu, biasanya di gunakan stopwatch.

13 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
Stopwatch .

Stopwatch analog adalah alat ukur waktu yang memiliki ketelitian 1 s , ada[un stopwatch
digital dapat memiliki ketelitian yang lebih presisi .

Stopwatch analog terdiri dari tombol dan jarum petunjuk

a. Tombol stopwatch terdiri dari tombol mulai berhenti dan reset berfungsi untuk
mengembalikan jaruk petunjuk ke posisi nol .
b. Jarum jam terdiri dari jarum besar dan jarum kecil. Jarum besar adaalh jarum yang
menunjukkan menit, sedangkan jarum kecil adalah jarum yang menunjukkan
detik .

Proses pengukuran

Adapun untuk mengukur ini memiliki proses sebagai berikut :

1. Menetapkan serangkaian prosedur atau definisi untuk menerjemahkan hasil


pengukuran menjadi pernyataan atau data kuantitatif . namun, dalam pengukuran ,
kuantitatif informasi penting untuk menentukan atau membedakan atribut sehingga
kesimpulan yang di ambil tidak subyektif
2. Tentukan serangkaian operasi yang dapat di gunakan untuk mengukur atribut ini
3. Identifikasi dan rumuskan atribut atau kualitas yang akan diukur

Langkah Langkah untuk melakukan pengukuran sangat penting agar proses pengukuran dapat
dilakukan dengan benar .mulai dari identifikasi dan perumusan atribut mana yang akan
diukur , dalam penelitian misalanya ada keterampilan yang harus diukur .

Kemudian tentukan perangkat operasi yang sesuai untuk pengukuran. Jenis, metode, dan alat
yang di gunakan ditentukan sesuai dengan kompetensi dan indicator dalam pembelajara .

Dan akhirnya , prosedur di tetapkan untuk mendefinisikan pengukuran . pda fase ini hasil
pengukuran umumnya ditransformasikan menjadi data kuantitatif untuk memberikan
kemudahan dalam menentukan hasil .

Rumus Pengukuran

14 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
Adapun untuk pengukuran ini memiliki rumusan alat yang tersusun di dalamnya , dimana di
antaranya adalah .

Ketidakpastian Pengukuran berulang

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat, pengukuran harus diulang. Dalam
pengukuran berulang, nilai terbaik adalah mengganti nilai riil x0
adalah nilai rata-rata dari data yang diperoleh (x). Menimbang bahwa nilai ketidakpastian
(Δx) dapat diganti dengan standar deviasi dari nilai sampel rata-rata.

Ketidakpastian Pengukuran Tunggal

Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya sekali. Dalam pengukuran
tunggal, nilai yang digunakan sebagai pengganti nilai riil adalah hasil dari pengukuran itu
sendiri dan ketidakpastiannya diperoleh dari setengah dari nilai skala terkecil (nst) dari
instrumen yang digunakan.

Misalkan pengamat mengukur panjang pensil menggunakan bilah, Anda mendapatkan nilai
nyata 12 cm. Skala penguasa yang lebih kecil adalah 1 mm atau 0,1 cm, jadi Δx = 12 × nst =
12 × 0,1
Hasil pengukuran tunggal ini ditulis sebagai L = 12 ± 0,05 cm.

Aturan Penting

Definisi AP atau angka signifikan adalah sejumlah hasil pengukuran yang terdiri dari angka
pasti dan angka perkiraan. Nilai pastinya diperoleh dengan menghitung skala alat ukur,
sedangkan estimasi jumlah diperoleh dari skala terkecil yang dikurangi.

15 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
BAB III

PENUTUP DAN RANGKUMAN

RANGKUMAN

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan hasilnya selalu dapat dinyatakan dengan
angka.

Pengukuran merupakan proses membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis
yang digunakan sebagai patokan.

Aturan angka penting adalah sebagai berikut:

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting


2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol adalah angka penting
3. Untuk bilangan desimal yang kurang dari satu, angka nol di sebelah kanan dan kiri
tanda desimal adalah bukan angka penting
4. Deretan angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol adalah angka
penting, kecuali ada penjelasan lain

Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran fisis dengan suatu besaran
yang sudah distandar. Penggunaan alat ukur yang sudah distandar, maka siapapun yang
melakukan pengukuran, dimanapun pengukuran itu dilakukan, dan kapanpun pengukuran itu
dilaksanakan akan memberikan hasil yang relatif sama.. Karena adanya ketidakpastian dalam
pengukuran, maka hasil ukur tidak berupa sebuah nilai, melainkan berupa sebuah rentang
nilai yang setiap nilai dalam rentang tersebut memiliki kemungkinan (probabilitas) benar
yang sama satu terhadap yang lainnya. Pengukuran tunggal dilakukan terhadap besaran yang
dicapai pada kondisi-kondisi tertentu dan tidak mungkin terulang dengan kondisi-kondisi
yang sama atau setidak-tidaknya dianggap sama. Pengukuran berulang dimaksudkan sebagai
pengukuran yang berhingga, dengan pengulangan yang cukup kecil.

1. Mengukur adalah proses membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran
tertentu yang diketahui atau ditetapkan sebagai acuan. Setiap alat ukur memiliki
tingkat ketelitian yang berbeda-beda.

16 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
2. Semua angka yang didapatkan dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur
disebut angka penting. Angka penting juga memiliki angka terakhir berupa angka
taksiran.
3. Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka-angka.
Besaran terdiri atas besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah
besaran yang tidak dapat diturunkan dari besaran lain. Adapun besaran turunan
merupakan besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
4. Ada 7 besaran pokok dalam standar nasional, yaitu panjang, massa, waktu, jumlah
zat, suhu, intensitas cahaya, dan kuat arus listrik. Satuan yang digunakan saat ini
didasarkan pada satuan Sistem Internasional. Contoh: panjang satuannya adalah meter
dan massa satuannya adalah kg.
5. Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran
pokoknya. Contoh: dimensi panjang [L], dimensi massa [M] dimensi waktu [T]

KESIMPULAN

Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang
memiliki satuan. Dari pengertian tersebut , jadi besaran dan satuan mempunyai keterkaitan.
Sedangkan satuan diartikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Selain
mempunyai keterkaitan dengan satuan, besaran juga mempunyai keterkaitan dengan dimensI.
Karena dimensi diartikan cara untuk menyusun suatu besaran yang susunannya berdasarkan
besaran pokok dengan menggunakan lambang / huruf tertentu yang ditempatkan dalam
kurung siku. Angka penting merupakan semua angka hasil pengukuran .

SARAN

Untuk mempermudah pekerjaan ataupun untuk mengetahui hasil besaran, maka dibutuhkan
alat ukur. Namun dalam memilih alat ukur sebaiknya kita menyesuaikan. Alat ukur yang
akan digunakan dengan benda (objek) yang akan diukur.

17 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
BAB IV

SOAL-SOAL LATIHAN

Objektif

1. Sesuatu yang dapat ditentukan atau diukur, dan hasil pengukurannya dinyatakan
dengan satuan.... .Sesuatu yang digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran,.
Adalah dua istilah dari pengertian...
A. Besaran dan pokok
B. Besaran dan turunan
C. Besaran dan satuan
D. Besaran sistem

2. Berikut ini yang termasuk besaran pokok adalah...


A. Kecepatan, listrik, daya
B. Intensitas cahaya, massa, usaha
C. Kuat arus, suhu, panjang
D. Suhu, percepatan, kecepatan

3. Berikut merupakan satuan standar untuk 3 besaran pokok, kecuali...


A. Meter standar
B. Sekon standar
C. Ampere standar
D. Kilogram standar

4. Bilangan 0,000 000 086 bila dituliskan dalam notasi ilmiah menjadi…
A. 86 x 10-⁸
B. 8,6 x 10 ⁸
C. 0,8 x 10-⁸
D. 8,6 x 10-⁸

5. Berikut ini termasuk dari pengukuran dengan satuan tidak baku adalah…
A. Meter, sekon, kilogram
B. Sekon, ampere , mol

18 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
C. Hasta, depa, jengkal
D. Kilogram, liter, sekon

6. Alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran besaran panjang dengan
tingkat ketelitian mencapai 0,01 cm adalah…
A. Mistar
B. Jangka sorong
C. Meteran
D. Micrometer sekrup

7. Apabila anda diminta melakukan pengukuran besaran massa dengan menggunakan


neraca dua lengan yang satu sisi piringan telah dimasukkan anak timbangan 100 g dan
5 g, maka berapa massa benda yang anda ukur tersebut…
A. 95 g
B. 500 g
C. 20 g
D. 105 g

8. Untuk mengukur volume sebuah benda yang bentuknya tidak beraturan, alat yang
digunakan adalah…
A. Neraca dua lengan
B. Jangka sorong
C. Neraca digital
D. Gelas ukur

9. Micrometer sekrup adalah alat ukur besaran panjang yang memiliki tingkat ketelitian
mencapai…
A. 0,01 cm
B. 0,1 m
C. 0,01 mm
D. 0,001 mm

10. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur…


A. Kuat arus listrik
19 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
B. Tegangan listrik
C. Hambatan listrik
D. Daya listrik

Essai

1. Apa itu standarisasi satuan, dan bagaimana cara untuk memperoleh satuan standar
yang baik?
2. Sebuah kubus mempunyai panjang sisi 10 cm. Apabila 1m = 42,4 in, maka volume
tersebut adalah…
3. Dalam pengukuran ada namanya satuan baku dan ada satuan tidak baku. Adapun
satuan tidak baku tersebut seperti hasta, depa, jengkal. Satuan tersebut apabila
digunakan sangat menyulitkan dalam komunikasi dan kepentingan ilmiah. Jelaskan
mengapa demikian!
4. Tentukan berapa cm hasil dari pengukuran yang tertera pada jangka sorong dibawah
ini!

5. Berapa volume benda yang diukur pada gambar dibawah ini?

20 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
KUNCI JAWABAN

Objektif

1. C
2. C
3. C
4. D
5. C
6. B
7. D
8. D
9. C
10. B

Essai

1. Standarisasi satuan adalah persyaratan yang dibuat oleh lembaga berwenang yang
diakui oleh banyak pihak, berupa kriteria satuan dalam pengukuran. Dan cara untuk
memperoleh satuan standar adalah dengan mengupayakan kecermatan dan ketelitian
yang baik yaitu standar tetap memiliki sifat-sifat : nilainya tetap, tidak terpengaruh
oleh perubahan-perubahan lingkungan, mudah ditiru atau mudah diduplikasi, juga
mudah untuk prosedur menghasilkannya. Karena itu sesuai dengan perkembangan
ilmu dan teknologi definisi standar satuan telah mengalami beberapa perubahan dan
senantiasa diupayakan untuk menghasilkan ketelitian yang semakin tinggi
2. 10 cm = 0,1 m x 42,4
= 4,24 in

Volume kubus = I³ x inc³

Volume kubus = 4,24³ inc³ = 76,22

3. Satuan tidak baku seperti hasta, depa, jengkal merupakan satuan yang tidak
memenuhi satuan standar yang baik. Karena satuan standar yang baik harus memiliki
nilai yang tetap, tidak akan dapat dipengaruhi perubahan lingkungan, prosedur yang
mudah dan mudah untuk ditiru. Pada satuan standar tidak baku tidak memiliki sifat-
sifat tersebut karena satuan tidak baku dalam pengukuran antara orang satu dengan

21 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
yang lain akan mendapatkan hasil yang berbeda, ini merupakan hasil yang tidak
akurat dan tentu saja akan menyulitkan dalam komunikasi dan kepentingan ilmiah
yang mementingkan keakuratan seperti satuan baku sesuai Standar Internasional
4. SU = 2,4 cm
SN = 4 x 0,01 cm = 0,04 cm
SU+SN = 2,4 cm + 0,04 cm = 2,44 cm
5. V (awal) = 30 ml
V (akhir) = 40 ml
V (benda) = 40 – 30 = 10 ml

22 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A
DAFTAR PUSTAKA

Foster, Bob .2014. Akselerasi Fisika 1. Bandung: Penerbit Duta

Halliday, D, Resnick, R .1992. Fisika jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2017 . Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Depdiknas. (2005). Ilmu Pengetahuan Alam-Fisika. Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Djonoputro, B. D. (1984). Teori Ketidakpastian. Bandung: Penerbit ITB

Slamet, A., dkk. (2008). Praktikum IPA. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Soejoto dan Sustini, E. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti Depdiknas.

Tim Seqip. (2003). Buku IPA Guru Kelas VI. Dirjen Dikdasmen Depdiknas, Jakarta

Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Zaelani,A., Cunayah, C., Irawan, E.I.(2006).Bimbingan Pemantapan Fisika untuk SMA/MA.


Bandung: YRAMA WIDYA

https://kelasguru.com/rangkuman-materi-fisika-besaran-dan-pengukuran/

https://kabarkan.com/pengukuran-adalah/

23 | K O N S E P D A S A R I P A F I S I K A

Anda mungkin juga menyukai