Anda di halaman 1dari 37

MATA KULIAH

PENGANTAR LABORATORIUM FISIKA


MAKALAH
PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN
DALAM PENGUKURAN
Dosen:
ANDI ICHSAN MAHARDIKA, M.Pd

DISUSUN OLEH:
1. EenIrawati NIM: A1C413014
2. FazrulFalah NIM: A1C413064
3. Khairil NIM: A1C409247
4. Khalid NIM: A1C413066
5. MaulidaWati NIM: A1C413226
6. MeldaRizkaPutri NIM:A1C413210
7. UlulHasanKomariah NIM: A1C413030
8. UmiKalsum NIM: A1C413060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013
KATA PENGANTAR

1
Pujisyukur kamipanjatkankepada Allah SWT yang

telahmemberikanrahmatdankarunia-Nyasehingga

kamidapatmenyelesaikanMakalahPengukurandanKetidakpastiandalamPen

gukuran.MakalahinidisusununtukmemenuhitugaskuliahPengantarLaboratoriu

mFisikaolehBapakAndiIchsanMahardika,

M.Pddansebagaibahanreferensiuntuk program

matakuliahPengantarLaboratoriumFisika.

Dalamduniannya, ilmusainstentunyatidakpernahlepasdari yang

namanyateori, hitung-hitungan,

sertapraktik.Karenadenganadanyapraktiktersebutlahkitaakanlebihmenguasaiil

muataubidang yang kitapelajari. Begitujugadenganfisika,

jikakitasudahmengenalataumendapatkanteori-teorinya,

pandaimenghitungdanmenggunakanrumus-rumusnyadengansemestinya,

sertamengetahuibesarannya,

makaakanlebihsempurnajikakitabisamempraktikkannya.

Dalampraktikfisika, ada yang

namanyapengukuran.Pengukurandilakukanuntukmembandingkansuatubesaran

denganbesaranlainsejenis yang dipergunakansebagaisatuannya. Namun,

pengukurantersebuttentujugapernahatauakanmengalamikesalahan,

jikakitatidakmemperhatikanketentuan-

ketentuanuntukmelakukanpengukurantersebut.

Sehiggamenimbulkanketidakpastiandalampengukuran.

2
Olehkarenaadanyaketidakpastiandalampengukurantersebutlah, kitasebagai

orang yang mempelajariilmufisika, harusmemilikiketelitian yang tinggi agar

bisameminimalisirkesalahan-kesalahan yang

terjadidalammelakukanpengukuran-

pengukuran.Karenapengukurantersebutadalahsalahsatukegiatan yang

amatpentingdalampraktikfisikauntukmendapatkanhasil yang tepatdanakurat.

Kami sudahberusahamenyelesaikanmakalahinidengansebaik-

baiknya.Namundemikian kami

menyadaribahwamasihbanyakkekurangan.Olehkarenaitu demi kesempurnaan,

kami mengharapkanadanyakritikdan saran darisemuapihak demi

untukperbaikankedepannya.

Banjarmasin, 9 September

2013

Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................
i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................


iii

Bab IPendahuluan........................................................................................................................
1

1.1 LatarBelakang........................................................................................................................
1

1.2 RumusanMasalah...................................................................................................................
2

1.3 Tujuan....................................................................................................................................
2

Bab II Pembahasan......................................................................................................................
3

2.1 PengertianPengukuran...........................................................................................................
3

2.2 BesaranPokokdanBesaranTurunan........................................................................................
3

2.3 PengukuranBesaranFisika......................................................................................................
6

4
2.4 KetidakpastiandalamPengukuran...........................................................................................
23

2.5 Cara MeminimalisirKesalahanpadaPengukuran....................................................................


29

Bab III Penutup............................................................................................................................


31

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................
31

3.2 DaftarPustaka.........................................................................................................................
33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika adalah ilmu pengetahuan eksperimental, dimana berupa ilmu yang

memahami segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau observasi

dan memperoleh kebenarannya secara empiris melalui panca indera.Dalam

melakukan eksperimen kita memerlukan pengukuran- pengukuran. Karena itu,

pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses membangun

konsep-konsep fisika.

Pengamatan suatu gejala secara umum tidak lengkap apabila tidak ada data

yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila

kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan

angka-angka, berarti kita mengetahui apayang sedang kita bicarakan itu.

5
Pengukuran dilakukan untuk membandingkan suatu besaran dengan

besaran lain sejenis yang dipergunakan sebagai satuannya. Namun, pengukuran

tersebut tentu juga pernah atau akan mengalami kesalahan, jika kita tidak

memperhatikan ketentuan-ketentuan untuk melakukan pengukuran tersebut.

Sehigga menimbulkan ketidakpastian dalam pengukuran.

Oleh karena adanya ketidakpastian dalam pengukuran tersebutlah, kita

sebagai orang yang mempelajari ilmu fisika, harus memiliki ketelitian yang tinggi

agar bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam melakukan

pengukuran-pengukuran.Karena pengukuran tersebut adalah salah satu kegiatan

yang amat penting dalam praktik fisika untuk mendapatkan hasil yang tepat dan

akurat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran ?
2. Apa yang dimaksud dengan besaranfisika ?
3. Apa saja alat-alat yang digunakan dalam pengukuran ?
4. Apa saja penyebabkan terjadinya ketidakpastian dalam pengukuran ?
5. Bagaimanakah cara agar bisa meminimalisir ketidakpastian dalam

pengukuran ?

1.3 Tujuan

A. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran.


B. Untuk mengetahhui apa yang dimaksud dengan besaran fisika.
C. Untuk mengetahui alat- alat yang digunakan dalam pengukuran.
D. Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya ketidakpastian dalam

pengukuran.
E. Untuk mengetahui cara meminimalisir ketidakpastian dalam pengukuran.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengukuran

Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam

bilangan sebagai hasil membandingkannya dengan suatu besaran baku yang

diterima sebagai satuan.

Misalnya, kamu melakukan kegiatan pengukuran panjang meja dengan

pensil.Dalam kegiatan tersebut artinya kamu membandingkan panjang meja

dengan panjang pensil.Panjang pensil yang kamu gunakan adalah sebagai

satuan.Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut

besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan

yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap

untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk

melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan

disebut satuan tidak baku.

2.2 Besaran Pokok dan Besaran Turunan

7
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih

dahulu.Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diperoleh dari besaran

pokok.

A. Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok, dan Besaran Turunan

Di dalam pembicaraan kita sehari-hari yang dimaksud dengan berat

badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda.

Berat badan dapat kita tentukan dengan menggunakan alat timbangan berat

badan.Misalnya, setelah ditimbang berat badanmu 50 kg atau dalam fisika

bermassa 50 kg. Tinggi atau panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat kita

ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka dan satuan. Panjang dan massa

merupakan besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda

yang dinyatakan secara kuantitas.

Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran yang bukan besaran

fisika, misalnya perasaan sedih, gembira, dan lelah.Karena perasaan tidak dapat

diukur dan tidak dapat dinyatakan dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan

besaran fisika.

Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan

besaran turunan.Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih

dahulu.Adapun, besaran turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari

besaran-besaran pokok.

8
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku,

yaitu bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan

tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan para

ilmuwan di Sevres, Paris.Sistem satuan yang digunakan dalam dunia

pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang

dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second)

yang disebut sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau

CGS (Centimeter Gram Second).

Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan satuannya dapat dilihat dalam

Tabel berikut.

Besaran Pokok

Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok tambahan,

yaitu sudut bidang datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan

satuan steradian (sr).

Tabel Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya

9
Besaran Turunan

B. Sistem Internasional

Dahulu orang biasa menggunakan jengkal, hasta, depa, langkah sebagai

alat ukur panjang. Ternyata hasil pengukuran yang dilakukan menghasilkan data

berbeda-beda yang berakibat menyulitkan dalam pengukuran, karena jengkal

orang satu dengan lainnya tidak sama. Oleh karena itu, harus ditentukan dan

ditetapkan satuan yang dapat berlaku secara umum. Usaha para ilmuwan melalui

berbagai pertemuan membuahkan hasil sistem satuan yang berlaku di negara

manapun dengan pertimbangan satuan yang baik harus memiliki syarat-syarat

sebagai berikut:

1) satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena pengaruh

apapun, misalnya suhu, tekanan dan kelembaban.

2) bersifat internasional, artinya dapat dipakai di seluruh negara.

3) mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya.

Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan berguna

untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan antarnegara.Kamu dapat

10
membayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila tidak ada satuan standar,

misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.

2.3. Pengukuran Besaran Fisika

Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Seorang

tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai dengan pola

pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan meteran pita. Penjual daging

menimbang massa daging sesuai kebutuhan pembelinya dengan menggunakan

timbangan duduk.

Seorang petani tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang dan

lebar sawahnya menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang digunakan

adalah sebuah batu bata.Tetapi seorang insinyur sipil mengukur lebar jalan

menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan satuan meter.

Ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris, misalnya didapat

panjang meja 100 cm, maka panjang meja merupakan besaran, 100 merupakan

hasil dari pengukuran sedangkan cm adalah satuannya.

Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu ketepatan

(akurasi), kalibrasi alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas).Dengan

aspek-aspek pengukuran tersebut diharapkan mendapatkan hasil pengukuran yang

akurat dan benar.

Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi panjang,

massa, dan waktu.

11
A.Pengukuran Panjang

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai

dengan ukuran benda.Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan

pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan

meteran kelos.

a. Pengukuran Panjang dengan Mistar

Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua

skalaukuran, yaitu skala utama dan skala terkecil.Satuan untuk skala utama

adalahsentimeter (cm) dan satuan untuk skala terkecil adalah milimeter (mm).

Skalaterkecil pada mistar memiliki nilai 1 milimeter. Jarak antara skala utama

adalah 1 cm. Di antara skala utamaterdapat 10 bagian skala terkecil sehingga satu

skala terkecil memiliki nilai1 cm10-1 = 0,1 cm atau 1 mm. Mistar memiliki

ketelitian atau ketidakpastianpengukuran sebesar 0,5 mm atau 0,05 cm, yakni

setengah dari nilai skalaterkecil yang dimiliki oleh mistar tersebut. Selain skala

sentimeter (cm),terdapat juga skala lainnya pada mistar ukur.

Pada saat pembacaannya posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap

skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan

pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau

disebut dengan kesalahan paralaks.

12
Pembacaan Skala

b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong

Salah satu alat ukur ini adalah jangka sorong. Anda dapatmenggunakan

alat ukur ini untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, serta kedalaman

suatu benda yang akan diukur.

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur

sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga

dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam

sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:

1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm

2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai

selisih 1 mm.

13
Jangka Sorong

Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan antara satu

nilai skala utama dengan jumlah skala nonius.Skala nonius jangka sorong.

Misalkan sebuah jangka sorong memiliki jumlah skala 20 maka skala terkecil

1 mm
adalah 2o = 0,05 mm. Maka nilai ketidakpastian jangka sorong ini adalah

setengah dari skala terkecil sehingga jika dituliskan secara matematis, diperoleh

1
x = 2 x 0,05 mm = 0,025 m

c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.

Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai

ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan

onderdil kendaraan yang berukuran kecil.

Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala

putar, dan silinder bergerigi.Tempat skala nonius yang memiliki 50 bagianskala.

14
Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketikaAnda

memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akandiperoleh

0,5
nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu, nilai satu skala noniusadalah 50

mm = 0,01 mm sehingga nilai ketelitian aatau ketidak pastian micrometer sekrup

1
adalah x = 2 x 0,01 mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm.

Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.

B. Pengukuran Massa Benda

Dalam kehidupan sehari-hari, pengertian massa dan berat sering

dipertukarkan. Seorang pedagang sering berkata, Gula pasir di kantong plastik

itu beratnya 1 kg. Pernyataan ini tidak benar, sebab 1 kg menunjukkan ukuran

massa bukan ukuran berat. Dalam fisika, massa dan berat memiliki pengertian

yang berbeda. Massa benda adalah ukuran banyaknya zat yang terkandung pada

benda, sedangkan berat benda adalah besarnya gaya gravitasi bumi yang bekerja

pada benda itu. Adapun alat dalam mengukur masssa benda diantaranya adalah

neraca pegas, neraca Ohauss, neraca digital, dan lain- lain.

15
a. Neraca pegas

Neraca pegas mempunyai dua baris skala, yaitu skala N (newton) dan g

(gram). Untuk menimbang beban (benda),atur terlebih dahulu skala 0 (nol)

dengan cara memutar sekrup pengatur skala. Setelah itu gantungkan benda

padapengait neraca.Selanjutnya, baca hasil pengukuran. Adapun kelebihan

menimbang beban dengan neraca pegas yaitudalam sekali menimbang benda

dapat diketahui massa dan berat benda sekaligus. Pegassebagai alat untuk

menentukan massa benda yang diukurnya neraca pegas mengukur ketegangan

pegas, yang sebenarnya adalah tekanannya

Neraca Pegas

b. Neraca Ohauss

Neraca tiga lengan.

16
Ada beberapa jenis neraca. Jenis neraca yang sering digunakan di

laboratorium adalah neraca yang memiliki tiga lengan berskala yang dilengkapi

dengan beban geser, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.9. Lengan paling

belakang berskala 0 g 500 g, dengan skala terkecil 100 g; lengan di depannya

berskala 0 g 100 g, dengan skala terkecil 10 g; dan lengan paling berskala 0 g

10 g, dengan skala terkecil 0,1 g. Di samping itu, ada pula neraca yang memiliki

empat lengan.

Benda yang akan diukur massanya diletakkan pada piringan yang tersedia.

Untuk mengetahui massa benda, beban pada lengan-lengan neraca diatur

sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan. Massa benda yang diukur sama

dengan jumlah massa yang ditunjukkan pada beban geser.

Pengukuran massa di laboratorium dapat juga dilakukan dengan

menggunakan neraca dua lengan atau neraca berlengan sama. Massa benda yang

diukur diletakkan pada salah satu piringan. Pada piringan yang lain diletakkan

beberapa anak timbangan untuk membuat keseimbangan. Massa benda yang

diukur sama dengan jumlah massa anak timbangan yang digunakan untuk

membuat keseimbangan.

17
Neraca dua lengan.

Di samping neraca sebagaimana telah diuraikan di atas, sekolah-sekolah

unggulan telah memiliki laboratorium yang dilengkapi dengan neraca

digital.Neraca digital memiliki kepekaan (sensitivitas) yang lebih baik.

Pengukuran massa benda dengan neraca digital dapat dilakukan dengan mudah.

Neraca digital.

C. Pengukuran Waktu

Waktu dapat diukur dengan jam atau arloji. Ada dua macam arloji, yaitu

digital dan analog Selang waktu yang biasanya diukur dengan arloji antara lain

lama waktu istirahat (misalnya, 15 menit), lama waktu pelajaran berlangsung

(misalnya, 45 menit), dan lama perjalanan (misalnya, 20 menit). Jadi, arloji

biasanya digunakan untuk mengukur selang waktu yang relatif lama.

18
Arloji.

Untuk mengukur selang waktu yang sangat singkat, misalnya untuk

mencatat lomba lari 200 meter, biasanya digunakan stopwatch.Ada dua macam

stopwatch, yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital.

Stopwatch

Stopwatch analog dijalankan dan dihentikan dengan menekan tombol-

tombol yang disediakan.Ada stopwatch yang memiliki satu tombol, yaitu untuk

menjalankan, menghentikan, dan mengembalikan ke titik nol. Ada pula stopwatch

yang memiliki dua atau tiga tombol. Bagaimanakah cara menggunakan

stopwatch? Misalnya, Anda ingin mengukur waktu pada saat berlangsung lomba

lari 200 m. Ketika para pelari mulai bergerak dari garis start, Anda menekan

tombol dan ketika pelari mencapai garis finish, Anda menekan tombol lagi.

Selanjutnya, waktu yang diperlukan pelari dapat dibaca pada stopwatch. Untuk

mengembalikan jarum ke titik nol, Anda harus menekan tombol lagi.

Untuk mengukur selang waktu yang lebih teliti, digunakan stopwatch

digital. Jika stopwatch analog hanya mampu melaporkan hasil pengukuran 9,8 s,

maka stopwatch digital mampu melaporkan hasil pengukuran 9,85 s. Jadi,

19
stopwatch analog memiliki ketelitian 0,1 s, sedangkan stopwatch digital memiliki

ketelitian sampai 0,01 s. Gambar 1.14 menunjukkan stopwatch digital yang

menunjukkan angka 223 sekon.

Stopwatch digital

Jam air atau klepsidra mengukur waktu menurut aliran air melalui bejana

yang berlubang (Jam air buatan 1760 bekerja dengan menggunakan sistem pipa

yang diletakkan di dalam dua bola kaca. Pada waktu jam dibalik, air dari bola

kaca atas mengalir ke bola kaca bawah dan udara naik ke atas melalui pipa

menggantikan air yang turun. Tekanan udara yang tetap menjami aliran air teratur.

Jam Air

D. Pengukuran Besaran Suhu

Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan

besaran suhu.Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat

20
panas atau dinginnya suatu benda.Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu

suatu benda adalah termometer.Termometer yang umum digunakan adalah

termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol.

Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer adalah

sebagai berikut:

1) Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya

menjadi teliti.

2) Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.

3) Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.

4) Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu

400C dan mendidih pada suhu 3600 C.

5) Volume air raksa berubah secara teratur.

Selain beberapa keuntungan, ternyata air raksa juga memiliki beberapa kerugian,

antara lain:

1) Air\ raksa harganya mahal.

2) Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.

3) Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya

pecah.

Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer alkohol

b. Termometer alkohol

21
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer

alkohol, alasan menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :

1) Alkohol harganya murah.

2) Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol

mengalami perubahan volume yang besar.

3) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol

1300C.

Kerugian menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :

1) Membasahi dinding kaca.

2) Titik didihnya rendah (780C)

3) Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna dahulu agar dapat

dilihat.

Mengapa air tidak dipakai untuk mengisi tabung thermometer ? Alasannya

karena air membasahi dinding kaca, jangkauan suhunya terbatas, perubahan

volumenya kecil, dan merupakan penghantar panas yang jelek.

Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan

titik tetap bawah.Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1

atmosfer.Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu.Penetapan titik

22
tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas adalah

suhu saat air mendidih.

Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.

a. Termometer Celcius

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka

100.Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.

b. Termometer Reaumur

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80.Di

antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.

c. Termometer Fahrenheit

Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212.Suhu es

yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0F. Di antara titik tetap bawah

dan titik tetap atas dibagi 180 skala.

d. Termometer Kelvin

Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut

suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total partikel

benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan

suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas

termometer Kelvin dibagi 100 skala.

23
Titik Tetap Termometer

Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan

termometer Fahrenheit adalah

C : R : F = 100 : 80 : 180

C:R:F=5:4:9

Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0C = 0R = 32F, maka hubungan skala

C, R, dan F dapat ditulis sebagai berikut:

t C =5/4 tR

t C =5/9 (tF 32)

t C =4/9 (tF 32)

Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah

t K = tC + 273 K

Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer

yang kita buat dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada

saat menentukan titik tetap kedua termometer berada dalam keadaan yang sama.

24
Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y. Termometer X

dengan titik tetap bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik

tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik tetap bawah dan titik tetap atas kedua

termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan suhu saat air mendidih pada

tekanan 1 atmosfer.

Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap

masing-masing termometer, diperoleh hubungan sebagai berikut.

(Tx -Xb)/(Xa- Xb)=(Ty- Yb)/( Ya- Yb)

Keterangan:

Xa = titik tetap atas termometer X

Xb = titik tetap bawah termometer X

Tx= suhu pada termometer X

Ya = titik tetap atas termometer Y

Yb = titik tetap bawah termometer Y

Ty = suhu pada termometer Y

E. Pengukuran Intensitas Cahaya

Alat pengukuran intensitas cahaya adalah Fotometer atau

Fotometri.Fotometri adalah titrasi untuk mengukur kandungan suatu zat dalam

campuran dengan mengukur absorbs. Fotometri merupakan peralatan dasar

25
dilaboratorium untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan.

Sebagian besar laboratorium klinik menggunakan alat ini karena alat ini dapat

menentukan kadar suatu bahan didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma.

Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar

yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang

dilewatinya.Fotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur pencahayaan

atau penyinaran. Seperti penerapan di fotometry industri, suatu "fotometer" adalah

kata umum yang meliputi alat-alat untuk mendeteksi:

intensitas cahaya hamburan

penyerapan

fluoresensi

Kebanyakan fotometer berlandaskan pada sebuah fotoresistor atau

fotodioda.Masing-masing mengalami perubahan sifat kelistrikan ketika disinari

cahaya, yang selanjutnya dapat dideteksi dengan suatu rangkaian elektronik

tertentu.

F. Pengukuran Kuat Arus Listrik

Alat pengukura kuat arus adalah Amperemeter.Alat ukur ini digunakan

untuk mengetahui besarnya arus/aliran listrik baik berupa arus listrik yang

diproduksi mesin pembangkit, maupun arus listrik yang didistribusikan ke

jaringan distribusi. Jika kita akan mengukur arus yang melewati penghantar

26
dengan menggunakan Amperemeter maka harus kita pasang seri dengan cara

memotong penghantar agar arus mengalir melewati ampere meter. Apabila

ampermeter dihubungkan paralel akan terjadi dua aliran (I1 dan I2), maka

pengukuran tidak benar (salah) dan akan merusak ammeter karena dihubung

singkat dengan batere/tegangan sumber alat ukur tersebut. Setelah amperemeter

terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus yang mengalir melalui

penghantar dengan membaca amperemeter melalui jarum penunjuk.

Dalam membaca amperemeter harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena

jarum penunjuk tidak selalu menyatakan angka apa adanya.

Ampermeter

Kuat arus yang terukur I dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan : A = Ampermeter yang digumakan

G. Pengukuran Jumlah Zat

27
Pada pengukuran jumlah zat tidak menggunakan alat pengukuran sehingga

digunakan metode matematika kimia dengan rumus massa (gram) dibagi dengan

massa relatif unsur atau senyawa yang bersangkutan

2.4. Ketidakpastian dalam Pengukuran

Ketidakpastian pada pengukuran di sebabkan oleh beberapa yang

disebabkan oleh masalah pada alat dan keadaaan pada saat pengamatan antara lain

adalah adanya nilai skala terkecil, ketidakpastian sistematik, ketidakpastian acak

dan keterbatasan pengamat.

1. Nilai Skala Terkecil

Seperti pada yang dicontohkan diatas setiap alat ukur memiliki skala dalam

berbagai macam bentuk, tetapi setiap skala mempunyai batasan yaitu skala

terkecil yang dapat dibaca.

Contohnya adalah pada alat pengukur panjang. Penggaris plastik yang biasa

digores dengan garis- garis yang berjarak 1 mm, maka nilai skala terkecilnya 1

mm. Sebuah jangka sorong adalah alat ukur panjang yang dibantu dengan skala

nonius yang memungkinkan kita membaca hingga 0,1 sampai 0,05. Akan tetapi,

dalam pembacaan hal tersebu kita hanya terbatas pada skala terkecilnya saja

sehingga sulit untuk lebih membuatnya spesifik.

2. Ketidakpastian Sistematik

28
Ketidakpastian sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat

yangdigunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja

alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen

alat atau kerusakan alat,kesalahan paralaks serta kesalahan akibat pengaruh suhu

dan kelembaban

a. Kesalahan Kalibrasi

Kesalahankalibrasiterjadikarenapemberiannilaiskalapadasaatpembuatanata

u kalibrasi (standarisasi) tidaktepat.Hal

inimengakibatkanpembacaanhasilpengukuranmenjadilebihbesarataulebihkecildari

nilaisebenarnya.Kesalahaninidapatdiatasidenganmengkalibrasiulangalatmengguna

kanalat yang telahterstandarisasi.

Misalnya :

Terbacaarus 2,5 A sedangkanhasilkalibrasimenunjukkan 2,5 A

sesuaidengan 2,8 A padaalatstandar, maka yang

digunakansebagaihasilpengukuranadalah 2,8 A

b. KesalahanTitikNol

Kesalahantitiknolterjadikarenatitiknolskalapadaalat yang digunakant

tidaktepatberhimpitdenganjarumpenunjukataujarumpenunjuk yang tidak bias

kembalitepatpadaskala nol. Akibatnya, hasilpengukurandapat

mengalamipenambahanataupengurangansesuaidenganselisihdariskalanolsemestin

29
ya. Kesalahantitiknoldapatdiatasidengan melakukankoreksi

padapenulisanhasilpengukuran.

c. KesalahanKomponenAlat

Kerusakanpadaalatjelassangatberpengaruhpadapembacaanalatukur.Misaln

ya, padaneracapegas.Jikapegas yang digunakansudah lama danaus,

makaakanberpengaruhpadapengurangankonstantapegas. Hal ini

menjadikanjarumatauskalapenunjuktidaktepatpadaangkanol

yangmembuatskalaberikutnyabergeser.

d. KesalahanParalaks ( KesalahanArah Pandang )

Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan

garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum

e. Kesalahan karena Suhu dan Kelembaban

Kesalahan ini dikarenakan oleh faktor pemilihan waktu yang yidak tepat.

Contohnya pada mistar plastik jika penggunaannya dilakukan diterik matahari

akan mempengaruhi hasil pengamatan. Hal tersebut, dapat menyebabkan

pemuaian pada misttar yang berakibat pada kesalahan pengukuran.

Kesalahan sistematik sesuai namanya memberikan penyimpangan tertentu

yang prinsipnya dapat dikoreksi/ diperhitungkan

3. Ketidakpastian Acak yang Tak Disengaja (random errors)

30
Kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab yang tidak dapat langsung

diketahui. Antara lain sebab perubahan-perubahan parameter atau sistem

pengukuran terjadi secara acak. Pada pengukuran yang sudah direncanakan

kesalahan-kesalahan ini biasanya hanya kecil. Tetapi untuk pekerjaan-pekerjaan

yang memerlukan ketelitian tinggi akan berpengaruh.

Kesalahan acak(random)adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya

fluktuasi-fluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran.Penyebab kesalahan

random pada umumnya bersumber dari dua hal, yaitu :

1. Gejala yang tidak dapat dikendalikan secara pasti atau diatasi secara

tuntas. Gejala tersebut pada umumnya merupakan perubahan yang sangat

cepat dan acak hinga pengaturan dan pengontrolannya diluar kemampuan

kita. Misalnya :
a. Gerak Brown Molekul Udara

Molekul udara seperti Anda ketahui keadaannya selalu bergerak secara

tidak teratur atau rambang.Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang sangat cepat

dan menyebabkan jarum penunjuk yang sangat halus seperti pada

mikrogalvanometer terganggu karena tumbukan dengan molekul udara.

b. Fluktuasi Besaran Listrik

Tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi (perubahan terus menerus

secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur, nilainya juga berfluktuasi.

Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik. Tegangan listrik PLN atau

sumber tegangan lain seperti aki dan baterai selalu mengalami perubahan kecil

31
yang tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan data pengukuran besaran

listrik yang tidak konsisten.

c. Landasan yang Bergetar

Getaran pada landasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan

skala yang berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak.Alat yang sangat

peka seperti seismograf butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika

landasannya bergetar, maka akan berpengaruh pada penunjukkan skala pada saat

terjadi gempa bumi.

d. Bising

Bising merupakan gangguan yang selalu Anda jumpai pada alat

elektronik.Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat

dari komponen alat bersuhu.

e. Radiasi Latar Belakang

Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa) dapat

mengganggu pembacaan dan menganggu operasional alat.Misalnya, ponsel tidak

boleh digunakan di SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat ukur dalam

SPBU atau pesawat.Gangguan ini dikarenakan gelombang elektromagnetik pada

telepon seluler dapat mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur

pada SPBU atau pesawat.

4. Ketidakpastian Pengamatan

32
Ketidakpastian pengamatan adalah ketidakpastian yang bersumber dari

kurang terampilnya manusia saat melakukan kegiatan pengukuran. Kesalahan

seperti ini memang tidak dapat dihindari, tetapi harus dicegah dan perlu

perbaikan. Sumber ketidakpastian ini juga tidak boleh dianggap enteng, karena

keterampilan seseorang dalam melakukan praktik-praktik tersebut sangatlah

penting.

Ketidakpastian ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu:

a. Kesalahan pemakaian alat ukur, misalnya ketika membaca skala pada jangka

sorong atau penggaris, arah pandangan harus tepat tegak lurus pada tanda garis

skala yang dibaca. Jika tidak, maka akan terjadi kesalahan paralaks (metode

pembacaan skala yang tidak tegak lurus). Perhatikan Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1.4 membacar skala pada penggaris (a) salah; (b) Benar; (c) salah

b. Kesalahan pada pemindahan data contohnya yaitu pencatatan hasil pengukuran

yang berbeda dari pembacaannya.


c. Penyetelan instrumen yang tidak tepat. Misalnya jika kita ingin menimbang berat

badan di timbangan, maka kita terlabihdahlu harus mengatur pengenolan

meternya dengan tepat agar data yang di dapatpun bisa akurat.

33
2.5 Cara Meminimalisir Ketidakpastian pada Pengukuran
Melakukan persiapan sebelum pelaksanaan (seperti kalibrasi dan

pengecekan alat ).
Tahu tentang teori pengukuran.
Paham dengan jenis- jenis alat ukur dan cara koreksinya.
Menguasai metode- metode hitung peralatan.
Bekerja dengan loyalitas tinggi dan rasa tanggung jawab waktu

pelaksanaan.
Menghindari pelaksanaan survey atau pengukuran dengan intensitas panas

tinggi ( 10.00 14.00).

34
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan:

1. Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam

bilangan sebagai hasil membandingkannya dengan suatu besaran baku

yang diterima sebagai satuan.


2. Besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara

kuantitas.
3. Alat pengukuran
Nama : Panjang
Satuan SI : Meter (m)

Alat ukur : Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup


Nama : Massa
Satuan SI : Kilogram (kg)

Alat ukur : Neraca


Nama : Waktu

Satuan S : Sekon (s)

Alat ukur : Stopwatch


Nama : Kuat arus

Satuan SI : Ampere (A)

Alat ukur : Amperemeter

35
Nama : Suhu

Satuan SI : Kelvin (K)

Alat ukur : Termometer Kelvin


Nama : Intensitas Cahaya

Satuan : Candela (Cd)

Alat Ukur : Fotometer


Nama : Jumlah Zat

Satuan : mol (mol)

Alat ukur :-

4. Penyebab ketidakpastian
Nilai skala terkecil
Ketidakpastian sistematik
Ketidakpastian acak
Keterbatasan pengamat
5. Cara meminimalisir kesalahan pengukuran antara lain dengan melakukan

persiapan sebelum pelaksanaan (seperti kalibrasi dan pengecekan alat ),

mengetahui tentang teori pengukuran, memahami jenis- jenis alat ukur dan

cara koreksinya, menguasai metode- metode hitung peralatan,

menghindari pelaksanaan survey atau pengukuran dengan intensitas panas

tinggi ( 10.00 14.00).

Daftar Pustaka :

Kandi. 2010. PENGUKURAN UNTUK GURU SMP. Jakarta: Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)

36
Nurachmandani, Setya. 2009. FISIKA 1 UNTUK SMA/MA KELAS X.

Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional.

Sugiyarto, Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sustini, Euis. Soejoto.1992. PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR.

Bandung. Departemen Pendidikan Nasional

Waluyanti, Sri dkk. 2008. ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN JILID 1

UNTUK SMK. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional.

Winarsih, Any dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

http://zullyandri47.weblog.esaunggul.ac.id/wp-

content/uploads/sites/51/2013/04/TUGAS-ONLINE-2-FISIKA-2.pdf

37

Anda mungkin juga menyukai