DISUSUN OLEH:
1. EenIrawati NIM: A1C413014
2. FazrulFalah NIM: A1C413064
3. Khairil NIM: A1C409247
4. Khalid NIM: A1C413066
5. MaulidaWati NIM: A1C413226
6. MeldaRizkaPutri NIM:A1C413210
7. UlulHasanKomariah NIM: A1C413030
8. UmiKalsum NIM: A1C413060
1
Pujisyukur kamipanjatkankepada Allah SWT yang
telahmemberikanrahmatdankarunia-Nyasehingga
kamidapatmenyelesaikanMakalahPengukurandanKetidakpastiandalamPen
gukuran.MakalahinidisusununtukmemenuhitugaskuliahPengantarLaboratoriu
mFisikaolehBapakAndiIchsanMahardika,
M.Pddansebagaibahanreferensiuntuk program
matakuliahPengantarLaboratoriumFisika.
namanyateori, hitung-hitungan,
sertapraktik.Karenadenganadanyapraktiktersebutlahkitaakanlebihmenguasaiil
jikakitasudahmengenalataumendapatkanteori-teorinya,
pandaimenghitungdanmenggunakanrumus-rumusnyadengansemestinya,
sertamengetahuibesarannya,
makaakanlebihsempurnajikakitabisamempraktikkannya.
namanyapengukuran.Pengukurandilakukanuntukmembandingkansuatubesaran
pengukurantersebuttentujugapernahatauakanmengalamikesalahan,
jikakitatidakmemperhatikanketentuan-
ketentuanuntukmelakukanpengukurantersebut.
Sehiggamenimbulkanketidakpastiandalampengukuran.
2
Olehkarenaadanyaketidakpastiandalampengukurantersebutlah, kitasebagai
bisameminimalisirkesalahan-kesalahan yang
terjadidalammelakukanpengukuran-
pengukuran.Karenapengukurantersebutadalahsalahsatukegiatan yang
Kami sudahberusahamenyelesaikanmakalahinidengansebaik-
baiknya.Namundemikian kami
untukperbaikankedepannya.
Banjarmasin, 9 September
2013
Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
i
Bab IPendahuluan........................................................................................................................
1
1.1 LatarBelakang........................................................................................................................
1
1.2 RumusanMasalah...................................................................................................................
2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................
2
Bab II Pembahasan......................................................................................................................
3
2.1 PengertianPengukuran...........................................................................................................
3
2.2 BesaranPokokdanBesaranTurunan........................................................................................
3
2.3 PengukuranBesaranFisika......................................................................................................
6
4
2.4 KetidakpastiandalamPengukuran...........................................................................................
23
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................
31
3.2 DaftarPustaka.........................................................................................................................
33
BAB I
PENDAHULUAN
memahami segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau observasi
konsep-konsep fisika.
Pengamatan suatu gejala secara umum tidak lengkap apabila tidak ada data
yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila
kita dapat mengukur yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan
5
Pengukuran dilakukan untuk membandingkan suatu besaran dengan
tersebut tentu juga pernah atau akan mengalami kesalahan, jika kita tidak
sebagai orang yang mempelajari ilmu fisika, harus memiliki ketelitian yang tinggi
yang amat penting dalam praktik fisika untuk mendapatkan hasil yang tepat dan
akurat.
pengukuran ?
1.3 Tujuan
pengukuran.
E. Untuk mengetahui cara meminimalisir ketidakpastian dalam pengukuran.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam
satuan.Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut
yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap
untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan
7
Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih
pokok.
badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda.
Berat badan dapat kita tentukan dengan menggunakan alat timbangan berat
bermassa 50 kg. Tinggi atau panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat kita
ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka dan satuan. Panjang dan massa
merupakan besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda
fisika, misalnya perasaan sedih, gembira, dan lelah.Karena perasaan tidak dapat
diukur dan tidak dapat dinyatakan dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan
besaran fisika.
besaran-besaran pokok.
8
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku,
yaitu bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan
tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan para
dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second)
yang disebut sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau
Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan satuannya dapat dilihat dalam
Tabel berikut.
Besaran Pokok
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok tambahan,
yaitu sudut bidang datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan
9
Besaran Turunan
B. Sistem Internasional
alat ukur panjang. Ternyata hasil pengukuran yang dilakukan menghasilkan data
orang satu dengan lainnya tidak sama. Oleh karena itu, harus ditentukan dan
ditetapkan satuan yang dapat berlaku secara umum. Usaha para ilmuwan melalui
sebagai berikut:
10
membayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila tidak ada satuan standar,
tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai dengan pola
pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan meteran pita. Penjual daging
timbangan duduk.
lebar sawahnya menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang digunakan
adalah sebuah batu bata.Tetapi seorang insinyur sipil mengukur lebar jalan
panjang meja 100 cm, maka panjang meja merupakan besaran, 100 merupakan
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi panjang,
11
A.Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai
dengan ukuran benda.Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan
pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan
meteran kelos.
skalaukuran, yaitu skala utama dan skala terkecil.Satuan untuk skala utama
adalahsentimeter (cm) dan satuan untuk skala terkecil adalah milimeter (mm).
Skalaterkecil pada mistar memiliki nilai 1 milimeter. Jarak antara skala utama
adalah 1 cm. Di antara skala utamaterdapat 10 bagian skala terkecil sehingga satu
skala terkecil memiliki nilai1 cm10-1 = 0,1 cm atau 1 mm. Mistar memiliki
setengah dari nilai skalaterkecil yang dimiliki oleh mistar tersebut. Selain skala
Pada saat pembacaannya posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap
skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan
pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau
12
Pembacaan Skala
Salah satu alat ukur ini adalah jangka sorong. Anda dapatmenggunakan
alat ukur ini untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, serta kedalaman
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur
sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga
dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai
selisih 1 mm.
13
Jangka Sorong
Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan antara satu
nilai skala utama dengan jumlah skala nonius.Skala nonius jangka sorong.
Misalkan sebuah jangka sorong memiliki jumlah skala 20 maka skala terkecil
1 mm
adalah 2o = 0,05 mm. Maka nilai ketidakpastian jangka sorong ini adalah
setengah dari skala terkecil sehingga jika dituliskan secara matematis, diperoleh
1
x = 2 x 0,05 mm = 0,025 m
ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan
14
Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketikaAnda
memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akandiperoleh
0,5
nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu, nilai satu skala noniusadalah 50
1
adalah x = 2 x 0,01 mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm.
itu beratnya 1 kg. Pernyataan ini tidak benar, sebab 1 kg menunjukkan ukuran
massa bukan ukuran berat. Dalam fisika, massa dan berat memiliki pengertian
yang berbeda. Massa benda adalah ukuran banyaknya zat yang terkandung pada
benda, sedangkan berat benda adalah besarnya gaya gravitasi bumi yang bekerja
pada benda itu. Adapun alat dalam mengukur masssa benda diantaranya adalah
15
a. Neraca pegas
Neraca pegas mempunyai dua baris skala, yaitu skala N (newton) dan g
dengan cara memutar sekrup pengatur skala. Setelah itu gantungkan benda
dapat diketahui massa dan berat benda sekaligus. Pegassebagai alat untuk
Neraca Pegas
b. Neraca Ohauss
16
Ada beberapa jenis neraca. Jenis neraca yang sering digunakan di
laboratorium adalah neraca yang memiliki tiga lengan berskala yang dilengkapi
dengan beban geser, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.9. Lengan paling
10 g, dengan skala terkecil 0,1 g. Di samping itu, ada pula neraca yang memiliki
empat lengan.
Benda yang akan diukur massanya diletakkan pada piringan yang tersedia.
sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan. Massa benda yang diukur sama
menggunakan neraca dua lengan atau neraca berlengan sama. Massa benda yang
diukur diletakkan pada salah satu piringan. Pada piringan yang lain diletakkan
diukur sama dengan jumlah massa anak timbangan yang digunakan untuk
membuat keseimbangan.
17
Neraca dua lengan.
Pengukuran massa benda dengan neraca digital dapat dilakukan dengan mudah.
Neraca digital.
C. Pengukuran Waktu
Waktu dapat diukur dengan jam atau arloji. Ada dua macam arloji, yaitu
digital dan analog Selang waktu yang biasanya diukur dengan arloji antara lain
18
Arloji.
mencatat lomba lari 200 meter, biasanya digunakan stopwatch.Ada dua macam
Stopwatch
tombol yang disediakan.Ada stopwatch yang memiliki satu tombol, yaitu untuk
stopwatch? Misalnya, Anda ingin mengukur waktu pada saat berlangsung lomba
lari 200 m. Ketika para pelari mulai bergerak dari garis start, Anda menekan
tombol dan ketika pelari mencapai garis finish, Anda menekan tombol lagi.
Selanjutnya, waktu yang diperlukan pelari dapat dibaca pada stopwatch. Untuk
digital. Jika stopwatch analog hanya mampu melaporkan hasil pengukuran 9,8 s,
19
stopwatch analog memiliki ketelitian 0,1 s, sedangkan stopwatch digital memiliki
Stopwatch digital
Jam air atau klepsidra mengukur waktu menurut aliran air melalui bejana
yang berlubang (Jam air buatan 1760 bekerja dengan menggunakan sistem pipa
yang diletakkan di dalam dua bola kaca. Pada waktu jam dibalik, air dari bola
kaca atas mengalir ke bola kaca bawah dan udara naik ke atas melalui pipa
menggantikan air yang turun. Tekanan udara yang tetap menjami aliran air teratur.
Jam Air
Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan
besaran suhu.Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat
20
panas atau dinginnya suatu benda.Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu
termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol.
sebagai berikut:
menjadi teliti.
3) Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
4) Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu
Selain beberapa keuntungan, ternyata air raksa juga memiliki beberapa kerugian,
antara lain:
2) Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
pecah.
b. Termometer alkohol
21
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer
2) Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol
3) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol
1300C.
3) Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna dahulu agar dapat
dilihat.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan
atmosfer.Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu.Penetapan titik
22
tetap bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas adalah
a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka
100.Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
b. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80.Di
antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
c. Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212.Suhu es
yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0F. Di antara titik tetap bawah
d. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut
suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total partikel
benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan
suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas
23
Titik Tetap Termometer
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F=5:4:9
t C =5/4 tR
t K = tC + 273 K
yang kita buat dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada
saat menentukan titik tetap kedua termometer berada dalam keadaan yang sama.
24
Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y. Termometer X
dengan titik tetap bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik
tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik tetap bawah dan titik tetap atas kedua
termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan suhu saat air mendidih pada
tekanan 1 atmosfer.
Keterangan:
25
dilaboratorium untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan.
Sebagian besar laboratorium klinik menggunakan alat ini karena alat ini dapat
menentukan kadar suatu bahan didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma.
Prinsip dasar fotometri adalah pengukuran penyerapan sinar akibat interaksi sinar
yang mempunyai panjang gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang
penyerapan
fluoresensi
tertentu.
untuk mengetahui besarnya arus/aliran listrik baik berupa arus listrik yang
jaringan distribusi. Jika kita akan mengukur arus yang melewati penghantar
26
dengan menggunakan Amperemeter maka harus kita pasang seri dengan cara
ampermeter dihubungkan paralel akan terjadi dua aliran (I1 dan I2), maka
pengukuran tidak benar (salah) dan akan merusak ammeter karena dihubung
terpasang, kita dapat mengetahui besar kuat arus yang mengalir melalui
Ampermeter
27
Pada pengukuran jumlah zat tidak menggunakan alat pengukuran sehingga
digunakan metode matematika kimia dengan rumus massa (gram) dibagi dengan
disebabkan oleh masalah pada alat dan keadaaan pada saat pengamatan antara lain
Seperti pada yang dicontohkan diatas setiap alat ukur memiliki skala dalam
berbagai macam bentuk, tetapi setiap skala mempunyai batasan yaitu skala
Contohnya adalah pada alat pengukur panjang. Penggaris plastik yang biasa
digores dengan garis- garis yang berjarak 1 mm, maka nilai skala terkecilnya 1
mm. Sebuah jangka sorong adalah alat ukur panjang yang dibantu dengan skala
nonius yang memungkinkan kita membaca hingga 0,1 sampai 0,05. Akan tetapi,
dalam pembacaan hal tersebu kita hanya terbatas pada skala terkecilnya saja
2. Ketidakpastian Sistematik
28
Ketidakpastian sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat
alat atau kerusakan alat,kesalahan paralaks serta kesalahan akibat pengaruh suhu
dan kelembaban
a. Kesalahan Kalibrasi
Kesalahankalibrasiterjadikarenapemberiannilaiskalapadasaatpembuatanata
inimengakibatkanpembacaanhasilpengukuranmenjadilebihbesarataulebihkecildari
nilaisebenarnya.Kesalahaninidapatdiatasidenganmengkalibrasiulangalatmengguna
Misalnya :
digunakansebagaihasilpengukuranadalah 2,8 A
b. KesalahanTitikNol
mengalamipenambahanataupengurangansesuaidenganselisihdariskalanolsemestin
29
ya. Kesalahantitiknoldapatdiatasidengan melakukankoreksi
padapenulisanhasilpengukuran.
c. KesalahanKomponenAlat
Kerusakanpadaalatjelassangatberpengaruhpadapembacaanalatukur.Misaln
menjadikanjarumatauskalapenunjuktidaktepatpadaangkanol
yangmembuatskalaberikutnyabergeser.
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan
garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum
Kesalahan ini dikarenakan oleh faktor pemilihan waktu yang yidak tepat.
30
Kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab yang tidak dapat langsung
1. Gejala yang tidak dapat dikendalikan secara pasti atau diatasi secara
kita. Misalnya :
a. Gerak Brown Molekul Udara
tidak teratur atau rambang.Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang sangat cepat
secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur, nilainya juga berfluktuasi.
Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik. Tegangan listrik PLN atau
sumber tegangan lain seperti aki dan baterai selalu mengalami perubahan kecil
31
yang tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan data pengukuran besaran
skala yang berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak.Alat yang sangat
peka seperti seismograf butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika
landasannya bergetar, maka akan berpengaruh pada penunjukkan skala pada saat
d. Bising
elektronik.Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat
boleh digunakan di SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat ukur dalam
telepon seluler dapat mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur
4. Ketidakpastian Pengamatan
32
Ketidakpastian pengamatan adalah ketidakpastian yang bersumber dari
seperti ini memang tidak dapat dihindari, tetapi harus dicegah dan perlu
perbaikan. Sumber ketidakpastian ini juga tidak boleh dianggap enteng, karena
penting.
a. Kesalahan pemakaian alat ukur, misalnya ketika membaca skala pada jangka
sorong atau penggaris, arah pandangan harus tepat tegak lurus pada tanda garis
skala yang dibaca. Jika tidak, maka akan terjadi kesalahan paralaks (metode
pembacaan skala yang tidak tegak lurus). Perhatikan Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1.4 membacar skala pada penggaris (a) salah; (b) Benar; (c) salah
33
2.5 Cara Meminimalisir Ketidakpastian pada Pengukuran
Melakukan persiapan sebelum pelaksanaan (seperti kalibrasi dan
pengecekan alat ).
Tahu tentang teori pengukuran.
Paham dengan jenis- jenis alat ukur dan cara koreksinya.
Menguasai metode- metode hitung peralatan.
Bekerja dengan loyalitas tinggi dan rasa tanggung jawab waktu
pelaksanaan.
Menghindari pelaksanaan survey atau pengukuran dengan intensitas panas
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan:
1. Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam
kuantitas.
3. Alat pengukuran
Nama : Panjang
Satuan SI : Meter (m)
35
Nama : Suhu
Alat ukur :-
4. Penyebab ketidakpastian
Nilai skala terkecil
Ketidakpastian sistematik
Ketidakpastian acak
Keterbatasan pengamat
5. Cara meminimalisir kesalahan pengukuran antara lain dengan melakukan
mengetahui tentang teori pengukuran, memahami jenis- jenis alat ukur dan
Daftar Pustaka :
36
Nurachmandani, Setya. 2009. FISIKA 1 UNTUK SMA/MA KELAS X.
Sugiyarto, Teguh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Waluyanti, Sri dkk. 2008. ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN JILID 1
Winarsih, Any dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat
http://zullyandri47.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/51/2013/04/TUGAS-ONLINE-2-FISIKA-2.pdf
37