Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EKONOMETRI PELAYANANAN KESEHATAN

“ VARIABEL DAN SKALA PENGUKURAN ”

OLEH : KELOMPOK 1

1. Zahwa Abilia Usman 1811211039


2. Latifa Zapista 1811212010
3. Putri Laras Sati 1811213039
4. Nabeela Qurratu Aini 1811213010
5. Cyndi Yuniatri 1811213014
6. Fanny Hanifah Irfan 1811213023
7. Fadhilah Agustia Yunanda 1811213034

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULATAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Variabel dan
Skala Pengukuran“.
Penyusunaan makalah ini ditujukan kepada Fakultas Kesehatan Masyarakat sebagai
pemenuhan syarat untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ekonometri Pelayanan
Kesehatan. Penyusunan makalah ini dilaksanakan atas kerja sama antar anggota kelompok
serta bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah ini. Serta kami juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan materi dalam pembelajaran
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan masih jauh dari
katan sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar
kelompok dapat mengoreksi kekurangan tersebut. Demikianlah makalah ini kami buat semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Padang, 25 Januari 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1. PENGERTIAN ............................................................................................................. 6
2.1.1. Variabel ............................................................................................................. 6
2.1.2. Skala dan Pengukuran ..................................................................................... 6
2.2. VARIABEL ................................................................................................................... 7
2.2.1 Pengertian Variabel ......................................................................................... 7
2.2.2 Jenis variabel .................................................................................................... 7
2.3. SKALA PENGUKURAN .......................................................................................... 11
2.3.1. Skala Nominal ................................................................................................. 12
2.3.2. Skala Ordinal .................................................................................................. 12
2.3.3. Skala Interval.................................................................................................. 13
2.3.4. Skala Rasio ...................................................................................................... 14
BAB III .................................................................................................................................... 16
PENUTUP ............................................................................................................................... 16
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 16
3.2. Saran............................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ekonometrika merupakan salah satu alat analisis penting di bidang ekonomi. Dalam
analisis ekonometrika, ketersediaan data yang sesuai sangat mempengaruhi hasil analisis
yang diperlukan. Ekonometrika dapat didefinisikan sebagai ilmu sosial dimana perangkat
teori ekonomi, matematika, dan statistic inferensial diterapkan dalam menganalisis
fenomena ekonomi. Ekonometrika sebagai suatu hasil dari suatu hasil tinjauan tertentu
tentang peran ilmu ekonomi, mencakup aplikasi statistic matematik atas data ekonomi
guna memberikan dukungan empiris terhadap model yang disusun berdasarkan
matematika ekonomi serta memperoleh hasil berupa angka-angka.
Ekonometrika memberikan muatan empiris (berdasarkan observasi atau eksperimen)
terhadap hampir semua ilmu ekonomi. Jika dalam studi atau eksperimen kita menemukan
bahwa ketika harga satu unit barang/jasa naik sebesar satu dolar dan jumlah permintaan
turun, katakanlah, 100 unit, maka kita bukan hanya menegaskan kaidah tentang
permintaan, melainkan dalam proses tersebut kita juga memberikan taksiran angka-angka
mengenai hubungan antara kedua variable (harga dan jumlah permintaan atau kuantitas).
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk
mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti. Setiap instrumen harus mempunyai skala. Hal ini didasari agar data yang
dikumpulkan dapat diukur, penggunaan ukuran skala ini sesuai dengan kesepakatan
bersama yang menjadi standarisasi sebuah ukuran.
Misalnya dalam mengukur berat telah disepakati bersama untuk menggunakan
satuan mg, gram, kilogram hingga ton. Melalui pengukuran skala akan mempermudah kita
untuk mengolah data yang telah kita kumpulkan baik itu dalam penelitian kuantitatif
maupun kualitatif.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan variable dan bagaimana pengelompokannya?


2. Apa yang dimaksud dengan skala pengukuran dan apa saja skala yang biasa digunakan
dalam ekonometri?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi variable serta pengelompokkannya.
2. Untuk mengetahui definisi skala pengukuran dan skala yang biasa digunakan dalam
ekonometri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN
2.1.1. Variabel
Variabel secara teoritis adalah gejala yang nilainya bervariasi, misalnya pendapatan
dan usia. Pegertian variabel secara umum merupakan suatu objek yang bisa
berbentuk apa saja, yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk bisa
memperoleh informasi supaya dapat ditarik sebuah kesimpulan dalam proses
penelitian. Pengertian variabel menurut para ahli :
a. Menurut F.N. Kerlinger
Pengertian variabel menurut Kerlinger adalah konsep yang memiliki macam-
macam nilai, dan variabel adalah konsep yang sudah diubah.
b. Menurut Freddy Rankuti
Pengertian variabel adalah konsep yang memiliki nilai bervariasi dan nilai
tersebut bisa dibagi menjadi 4 data (empat) yang berbeda, yaitu skala, rasio,
ordinal, nomina dan intenal.
c. Menurut Sutrisno Hadi
Definisi variabel merupakan variasi dari objek penelitian, misalnya saja tinggi
manusia dan divariasikan dengan umur atau berat badan yang dimilikinya.
d. Menurut Sugiyono (2009)
Arti variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya
2.1.2. Skala dan Pengukuran
Tanpa pengukuran variabel, hubungan antar variabel tidak dapat diketahui.
Pengukuran pada dasarnya adalah usaha untuk menilai sesuatu berdasarkan pada
satuan nilai tertentu. Misalnya mengukur berat badan pada prinsipnya adalah usaha
untuk menila berat badan seseorang berasarkan satuan kilogram. Pada ekonometris,
pengukuran harus memenuhi syarat-syarat ketat agar dapat diakui kebenarannya.
Pada ilmu alam, skala pengukuran mudah untuk ditetapkannya, misalnya skala
pengukuran panjang dengan menggunakan satuan sentimeter, meter, kilometer dan
seterusnya. Skala pengukuran berat bisa menggunakan gram, ons, kilogram, dan
seterusnya. Namun pada ilmu social, termasuk ilmu ekonomi, hal ini menjadi lebih
rumit karena peneliti harus menyusun instrument sendiri, termasuk menentukan
skala pengukuran sendiri.
Pengertian skala dan pengukuran menurut para ahli :
a. Menurut Winarno (2013)
Pengukuran (measurement) adalah prosedur penetapan angka yang mewakili
kuantitas ciri (atribut) yang dimiliki oleh subjek dalam suatu populasi atau
sampel. Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk berbagai
objek sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut.
b. Menurut Muhammad (2005)
Skala pengukuran adalah penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel
berdasarkan jenis data yang melekat dalam variabel penelitian. Skala
pengukuran merupakan acuan atau pedoman untuk menentukan alat ukur demi
memperoleh hasil data kuantitatif. Misalnya alat ukur panjang adalah meter,
berat adalah kg, ton, kuintal dan sebagainya.
2.2. VARIABEL
2.2.1 Pengertian Variabel
Ekonometri tidak dapat dipisahkan dengan masalah variabel dan skala
pengukuran.Pengertian variabel secara teoritis adalah gejala yang nilainya
bervariasi,misalnya pendapatan dan usia.Pendapatan disebut sebagai variabel
karena nilainya bervariasi. Ada yang Rp 500.000,00 per bulan ada yang
1.000.000,00 per bulan dan lainnya dan masih banyak contoh lain seperti berat
badan, tinggi badan, suhu, motivasi, kinerja bidan, tingkat pendidikan.
2.2.2 Jenis variabel
a. Pembagian variabel berdasarkan sifatnya adalah sebagai berikut :
- Variabel Dikotomis
Variabel yang mempunyai dua nilai kategori yang saling
berlawanan.Variabel yang sering disebut juga dengan variabel diskrit
karena hanya memiliki suatu nilai tertentu.
Contoh,variabel
jenis kelamin Laki-laki : 1
Perempuan : 2
Disini tidak mempunyai kemungkinan untuk memiliki nilai 1,5
- Variabel Kontinu
Variabel Kontinu adalah variabel yang dapat mempunyai nilai dalam
satu interval tertentu yang memungkinkan untuk muncul suatu nilai
yang tidak selalu bulat sehingga dapat dihasilkan nilai yang berupa
bilangan pecahan. Contoh,variabel berat badan
Berat badan Didi : 50 Kg
Berat badan Dino : 62,75 Kg
Disini nilai variabel memiliki kemungkinan untuk berupa nilai desimal
(pecahan) karena berada pada suatu interval tertentu
b. Pembagian variabel berdasarkan hubungan antarvariabel dalam sebuah
penelitian adalah sebagai berikut :
- Variabel bebas (independen)
Variabel independent merupakan variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Variable ini
sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Variabel
Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, atau Variable
Bebas. Dalam SEM (Structural EquationModeling) atau Pemodelan
Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai
Variabel Eksogen. Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas
dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh : Pengaruh inovasi terhadap kinerja organisasi Maka yang
menjadi variabel independennya adalah Pengaruh inovasi
- Variabel terikat (dependen)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat atau
adanya variabel independen. Variabel terikat sering disebut sebagai
Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel
Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung. Dalam SEM
(Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural,
Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Indogen. Variabel
independen dan variabel dependen tidak dapat dipisahkan karena
masingmasing tidak bisa berdiri sendiri tetapi selalu berpasangan.
Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel
bebas/variabel independent. Contoh : Pengaruh inovasi terhadap
kinerja organisasi Maka yang menjadi variabel dependennya adalah
kinerja organisasi
- Variabel moderator
Adalah variabel yang dapat memperkuat dan memperlemah hubungan
antara variabel independent dengan dependent Contoh : Pengaruh
inovasi terhadap kinerja organisasi.Tetapi hubungan antara inovasi
terhadap kinerja organisasi ditentukan juga oleh intensitas
persaingan.Oleh sebab itu intensitas persaingan merupakan variabel
moderator.
- Variabel Intervening
Variabel Intervening merupakan variabel antara yang dipengaruhi oleh
variabel bebas tetapi mempengaruhi variabel tergantung.
Contoh : Pengaruh inovasi terhadap keunggulan bersaing dan
keunggulan bersaing berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Dalam
hal ini keunggulan bersaing merupakan variabel intervening. Secara
psikografis, jenis variabel hubungan antar variabel dapat digambarkan
sebagai berikut :

Variabel ada dapat diukur secara langsung dan ada juga yang harus
diukur dengan indikator yang membentuk variabel tersebut.

c. Pembagian variabel berdasarkan cara pengukurannya sebagai berikut :


- Pengukuran Variabel Observed
Variabel yang diukur secara langsung berdasarkan nilai skala yang
ditunjukkan oleh alat ukur tersebut misalnya panjang jalan,tinggi
badan,berat badan,luas bangunan,pendapatan keluarga
- Pengukuran Variabel Unobserved (laten) Variabel yang diukur melalui
indikator (indikasi) yang dapat digunakan untuk menggambarkan
variabel tersebut,misalnya loyalitas pelanggan,kepuasan
kerja,motivasi kerja,komitmen karyawan,rasa percaya.
d. Pembagian variabel berdasarkan prioritas hubungan indikator dengan variabel
laten adalah sebagai berikut :
- Variabel Reflektif
Dalam model penelitian reflektif ,indikator dipandang sebagai variabel
yang dipengaruhi oleh variabel laten. Oleh karena itu angka dalam
indikator formulatif tidak harus menunjukkan pola inter-corelation
agar dapat diterima sebagai pengukuran

Jika pada gambar diatas X1= Kesesuaian dengan harapan,


X2=Perasaan setelah membeli, X3= Kesediaanuntuk berbelanja ulang,
X4=Kesediaan untuk merekomendasikan kepada orang lain, X5=
Kesukaan terhadap olahraga tinju,maka antara X1,X2,X3,X4
kemungkinan besar jawaban responden akan saling berkorelasi karena
keempat item itu dapat mengindikasikan kepuasan pelanggan.Tetapi
untuk X5,kemungkinan untuk berkorelasi dengan indikator yang lain
sangat kecil karena X5 bukan merupakan indikasi kepuasan pelanggan
- Variabel Formatif
Dalam model penelitian formatif,indikator dipandang sebagai variabel
yang mempengaruhi variabel laten,Oleh karena itu angka dalam
indikator formulatif tidak harus menunjukkan pola inter-corelation
agar dapat diterima sebagai pengukuran.

Seperti diketahui,demografi ditentukan oleh tingkat pendidikan


,umur,jenis kelamin,tetapi antara tingkat pendidikan,umur,jenis kelami
tidak ada inter-corelation.Artinya jika tingkat pendidikan tinggi (misal
: SD=6,SMP=9,SLTA=12,D3=15,S1=17) tidak senantiasa umumnya
tinggi dan tidak senantiasa berjenis kelamin laki-laki (misal :
wanita=0,lakilaki=1)
2.3. SKALA PENGUKURAN
Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistimatik dalam menilai dan
membedakan sesuatu obyek yang diukur. Pengukuran tersebut diatur menurut kaidah-
kaidah tertentu. Kaidah-kaidah yang berbeda menghendaki skala serta pengukuran yang
berbeda pula. Dalam mengolah dan menganalisis data, kita sangat berkepentingan
dengan sifat dasar skala pengukuran yang digunakan. Operasi-operasi matematik serta
pilihan peralatan statistik yang digunakan dalam pengolahan data, pada dasarnya
memiliki persyaratan tertentu dalam hal skala pengukuran datanya. Ketidaksesuaian
antara skala pengukuran dengan operasi matematik/peralatan statistik yang digunakan
akan menghasilkan kesimpulan yang bias dan tidak tepat/relevan. Ada empat tipe
pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan dalam statistika, yakni: nominal,
ordinal, interval, dan rasio.
SKALA CIRI-CIRI OPERASI EMPIRIS DASAR
Nominal Tidak ada urutan, jarak, atau asal mula Penentuan Kesamaan
Ordinal Berurutan tetapi tidak ada jarak atau Penentuan nilai-nilai lebih besar
asal mula yang unik atau lebih kecil daripada
Interval Berurutan dan berjarak, tetapi tidak Penentuan kesamaan interval
mempunyai asal mula yang unik atau selisih
Rasio Berurutan, berjarak dan asal mula yang Penentuan kesamaan rasio
unik
Sumber : Donald R. Cooper & C. William Emory
2.3.1. Skala Nominal
Skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara skala pengukuran
yang ada. Skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu
dengan yang lainnya berdasarkan nama (predikat). Skala pengukuran nominal
digunakan untuk mengklasifikasi obyek, individual atau kelompok dalam bentuk
kategori. Pemberian angka atau simbol pada skala nomial tidak memiliki maksud
kuantitatif hanya menunjukkan ada atau tidak adanya atribut atau karakteristik pada
objek yang diukur.
Misalnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan.
Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki nilai instrinsik dan
tidak memiliki arti apa pun. Kita tidak bisa mengatakan perempuan dua kali dari laki-
laki. Kita bisa saja mengkode laki-laki menjadi 2 dan perempuan dengan kode 1, atau
bilangan apapun asal kodenya berbeda antara laki-laki dan perempuan. Misalnya lagi
untuk agama, kita bisa mengkode 1=Islam, 2=Kristen, 3=Hindu, 4=Budha dstnya. Kita
bisa menukar angka-angka tersebut, selama suatu karakteristik memiliki angka yang
berbeda dengan karakteristik lainnya.
Karena tidak memiliki nilai instrinsik, maka angka-angka (kode-kode) yang kita
berikan tersebut tidak memiliki sifat sebagaimana bilangan pada umumnya. Oleh
karenanya, pada variabel dengan skala nominal tidak dapat diterapkan operasi
matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan, perkalian, dan
lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah peralatan statistik
yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi
frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik lainnya.
2.3.2. Skala Ordinal
Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering juga disebut dengan
skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil
pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau tingkatan
obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu.
Misalnya tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan
5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau
misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.
Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita ingin mengganti angka-
angkanya, harus d ilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau dari kecil ke
besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas dstnya. Yang
boleh adalah 1=sangat puas 2=puas, 3=kurang puas dstnya. Selain itu, yang perlu
diperhatikan dari karakteristik skala ordinal adalah meskipun nilainya sudah memiliki
batas yang jelas tetapi belum memiliki jarak (selisih). Kita tidak tahu berapa jarak
kepuasan dari tidak puas ke kurang puas. Dengan kata lain juga, walaupun sangat puas
kita beri angka 5 dan sangat tidak puas kita beri angka 1, kita tidak bisa mengatakan
bahwa kepuasan yang sangat puas lima kali lebih tinggi dibandingkan yang sangat
tidak puas.
Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga tidak dapat
menerapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan,
perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala ordinal juga adalah
peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus,
distribusi frekuensi, Chi Square dan beberapa peralatan statistik non-parametrik
lainnya.
2.3.3. Skala Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan
ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap.
Dengan demikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak,
tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan
kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol
mutlak.
Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau ada tiga daerah dengan suhu daerah A = 10 oC,
daerah B = 15oC dan daerah C=20oC. Kita bisa mengatakan bahwa selisih suhu daerah
B, 5oC lebih panas dibandingkan daerah A, dan selisih suhu daerah C dengan daerah B
adalah 5oC. (Ini menunjukkan pengukuran interval sudah memiliki jarak yang tetap).
Tetapi, kita tidak bisa mengatakan bahwa suhu daerah C dua kali lebih panas
dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi kelipatan). Karena dengan pengukuran
yang lain, misalnya dengan Fahrenheit, di daerah A suhunya adalah 50 oF, di daerah B
= 59oF dan daerah C=68oF. Artinya, dengan pengukuran Fahrenheit, daerah C tidak dua
kali lebih panas dibandingkan daerah A, dan ini terjadi karena dalam derajat Fahrenheit
titik nolnya pada 32, sedangkan dalam derajat Celcius titik nolnya pada 0.
Skala interval ini sudah benar-benar angka dan, kita sudah dapat menerapkan semua
operasi matematika serta peralatan statistik kecuali yang berdasarkan pada rasio seperti
koefisien variasi.
2.3.4. Skala Rasio

SKALA DEFENISI LEVEL CONTOH


Nominal Data Kategori - Mutually - Jenis kelamin
exclusive - Warna kulit
Ordinal Data yang hanya - Mutually - Status sosial ekonomi
bisa diurutkan exclusive keluarga
dari kecil ke - Urutannya - Peringkat kelas
besar atau pasti/jelas - Pangkat/jabatan/golongan
sebaliknya
Interval Selain - Mutually - Suhu (celcius dan
mencakup exclusive farenheit)
karakteristik - Urutannya - IQ (tingkat kecerdasan)
nominal dan pasti
ordinal, juga - Jarak antara
sudah bisa kode sama
dilakukan
operasi
penjumlahan
karena jarak
antara datanya
sudah jelas.
Tidak
mempunyai nilai
nol mutlak
Rasio Mencakup - Mutually - Suhu (kelvin)
karakteristik exclusive - Waktu
interval dan - Urutannya - Panjang
mempunyai nilai pasti - Berat
nol mutlak - Jarak antara - tinggi
kode sama
- Terdapat
nilai nol
mutlak

Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat
semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat
adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar
yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada
skala ratio, pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio. Pengukuran-
pengukuran dalam skala rasio yang sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan
berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka
dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.

Hubungan antara skala pengukuran dengan jenis datanya


SKALA PENGUKURAN KUALITATIF KUANTITATIF
Nominal √
Ordinal √
Interval √
Rasio √
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ekonometri tidak dapat dipisahkan dengan masalah variabel dan skala pengukuran.
Pengertian variabel secara teoritis adalah gejala yang nilainya bervariasi, misalnya
pendapatan dan usia. Pendapatan disebut sebagai variabel karena nilainya bervariasi. Ada
yang Rp.500.000,00 per bulan ada yang 1.000.000,00 per bulan dan lainnya dan masih
banyak contoh lain seperti berat badan, tinggi badan, suhu, motivasi. Kinerja bidan,
tingkat pendidikan.
Pengertian variabel merupakan suatu objek yang bisa berbentuk apa saja, yang
ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi supaya dapat ditarik
sebuah kesimpulan dalam proses penelitian.
Skala pengukuran adalah penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel
berdasarkan jenis data yang melekat dalam variabel penelitian. skala pengukuran
merupakan acuan atau pedoman untuk menentukan alat ukur demi memperoleh hasil
data kuantitatif. Misalnya alat ukur panjang adalah meter,berat adalah kg, ton, kuintal
dan sebagainya.
Pada ilmu alam, skala pengukuran mudah untuk ditetapkannya, misalnya skala
pengukuran panjang dengan menggunakan satuan sentimeter, meter, kilometer dan
seterusnya. Skala pengukuran berat bisa menggunakan gram, ons, kilogram dan
seterusnya. Namun pada ilmu sosial termasuk ekonomi, hal ini menjadi lebih rumit
karena peneliti menyusun instrumen sendiri, termasukan menentukan skala pengukuran
sendiri.
3.2. Saran
Dari penulisan makalah ini, kelompok berharap agar pembaca
ataupun pendengar dapat memahami pembelajaran tentang Varibel dan Skala
Pengukuran, agar makalah ini dapat menjadi satu acuan. Dalam makalah
ini masih banyak terdapat kesalahan, untuk itu dibutuhkan kritik dan saran yang
membimbing kelompok kami dari pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Amri A., Junaidi, Yulmardi. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Penerapannya. Bogor:
IPB Press
Nurgiyantoro, B., Gunawan, Marzuki. 2000. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-
IlmuSosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Nazir, M.P. 2005. Metode Penelitan. Bogor : Ghalia Indonesia
Purnomo. 2012. Bahan Ajar Variabel dan Hipotesis : Semarang
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan : Teori & Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta : ANDI.
https://repository.unja.ac.id/112/1/skala_junaidi2015.pdf. Diakses pada 22 Januari 2021
https://smartstat.wordpress.com/2010/02/20/skala-pengukuran-variabel/. Diakses pada 22
Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai