Anda di halaman 1dari 20

PENGUKURAN

(Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Dasar IPA)

Dosen Pengampu :

Rohmani S.pd,M.pd

Kelompok 1
Annisyah 2186206046
Bunga Enjelyca 2186206040
Dwi Mulia Anjani 2186206073
Febriani 2186206072
Ratih Kusumawati 2186206035
Vivi Apriliantini 2186206036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI
LAMPUNG UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengukuran” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Dasar IPA Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang pengukuran bagi para pembaca dan juga
bagi kami.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rohmani S.pd, M.Pd. selaku dosen


Mata Kuliah Pengantar Dasar IPA. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
anggota kelompok yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kotabumi, 27 September 2021

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pengukuran....................................................................

2.2 Pengukuran dalam ilmu pengetahuan alam ...................................

2.3 Jenis pengukuran............................................................................

2.3.1 Pengukuran dengan satuan baku..............................................

2.3.2 Pengukuran dengan satuan baku.............................................

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................

3.2 Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan


alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Misalnya, kamu melakukan kegiatan pengukuran
panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan tersebut artinya kamu membandingkan panjang
meja dengan panjang pensil. Panjang pensil yang kamu gunakan adalah sebagai satuan.
Panjang didefiniskan sebagai besaran yang menyatakan jarak dua titik. Besaran
panjang memiliki banyak nama diantaranya tebal, tinggi, lebar, dan kedalaman. Hasil
pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan meter, centimeter, milimeter,
atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah meter.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan pada makalah ini adalah sebagai berikut:


1.      Apa yang dimaksud dengan pengukuran?
2.      Apa saja pengukuran dalam ilmu pengetahuan alam ?
3.      Apa saja jenis-jenis pengukuran?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tulisan penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud pengukuran


2.      Untuk mengetahui pengukuran dalam ilmu pengetahuan alam.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis pengukuran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran


Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Semua pengukuran sedikit banyak dipengaruhi
oleh kesalah eksperimental karena ketidaksempurnaan. Dalam percobaan ini pengukuran
dilakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Pada percobaan yang telah dilakukan dianggap sukses karena tingkat ketelitian yang dihasilkan
melebihi tingkat kepercayaan pada teori ketidakpastian.
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan ukur. Pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka terhadap
suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek tertentu
menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati. Pengukuran dapat dilakukan pada
apapun yang dibayangkan, tetapi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Misalnya untuk
mengukur tinggi, maka seseorang dapat mengukur dengan mudah karena objek yang diukur
merupakan objek kasatmata dengan satuan yang sudah disepakati secara internasional. Namun
hal ini akan berbeda jika objek yang diukur lebih abstrak seperti kecerdasan, kematangan,
kejujuran, kepribadian, dan lain sebagainya sehingga untuk melakukan pengukuran diperlukan
keterampilan dan keahlian tertentu.
Pengukuran merupakan sebuah proses atau suatu kegiatan untuk mengidentifikasi
besar kecilnya, panjang pendeknya, atau berat ringannya suatu objek. Pengukuran dalam
modul ini meliputi pengukuran panjang, luas, volume, dan berat (yang akan dibahas secara
bertahap). Pengukuran panjang dapat dilakukan dengan menggunakan satuan tidak baku dan
dengan menggunakan satuan baku.

2.2 Pengukuran dalam Ilmu Pengetahuan Alam


a. Dalam fisika
Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan
kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan
untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error
peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran
dinamakan metrologi. Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran
mereka. Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai
ke mikroskop elektron dan pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam
pengembangan alat pengukur modern.

b. Dalam kimia
Seperti halnya dalam fisika pengertian pengukuran dalam kimia adalah pengukuran
sifat kimia yang dapat teramati oleh fisik maupun tidak. Pengukuran dalam kimia tidak harus
berupa data kuantitatif saja namun dapat berupa data kualitatif. Misalnya menentukan asam,
basa atau garam suatu zat menggunakan kertas lakmus. Dalam kimia pengukuran sangat
penting karena kesalahan dalam pengukuran dapat mengakibatkan reaksi yang berbeda.
Sehingga kesalahan pengukuran harus diminimalisir karena pengaruhnya sangat besar.

c. Dalam biologi
Pengukuran dalam biologi adalah suatu kegiatan pengukuran suatu variable yang
berhubungan dengan makhluk hidup dengan menggunakan suatu instrument untuk
mendapatkan data yang berupa angka-angka. Pengukuran ini dapat berupa pengukuran
langsung dan pengukuran tidak langsung.

2.3 Jenis Pengukuran

2.3.1. Pengukuran dengan Satuan Tidak Baku


Pengukuran dengan satuan tidak baku adalah satuan yang menghasilkan nilai ukuran
yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Jenis pengukuran ini biasanya dilakukan
dengan menggunakan jengkal telapak tangan, jengkal telapak kaki, lengan, hasta, ataupun
depa. Adapun contoh dari pengukuran ini dengan melakukan kegiatan pengukuran tinggi
badan dengan menggunakan jengkal telapak tangan, yang artinya membandingkan tinggi
badan dengan panjang jengkal tangan. Namun, hal tersebut tidak bisa dikatakan akurat karena,
jika mengukur kembali dengan jengkal tangan orang lain maka hasilnya akan berbeda, hal ini
dikarenakan ukuran jengkal tangan berbeda-beda. Dengan contoh tersebut maka, baik jengkal
telapak tangan, jengkal telapak kaki, hasta, lengan, maupun depa tersebut menimbulkan
perbedaan nilai hasil pengukuran yang mengakibatkan satuan tersebut tidak diakui secara
internasional dan tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur panjang.
Pengukuran panjang dengan menggunakan satuan tidak baku merupakan sebuah
pengukuran yang memungkinkan perbedaan hasil karena menggunakan alat ukur yang tidak
standar. Beberapa contoh pengukuran dengan menggunakan satuan tidak baku untuk
mengukur panjang antara lain sebagai berikut.

1. Besaran Panjang
a) Jengkal adalah pengukuran yang disesuaikan dengan jarak paling panjang antara ujung ibu
jari tangan dengan ujung jari kelingking.
b) Hasta adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran sepanjang lengan bawah dari siku
sampai ujung jari tengah.
c) Depa adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran sepanjang kedua belah tangan dari
ujung jari tengah kiri sampai ujung jari tengah kanan.
d) Kaki adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran panjang sebuah kaki.
e) Tapak adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran panjang sebuah
tapak.
f) Langkah adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran panjang sebuah langkah.
Mengajarkan pengukuran menggunakan satuan tidak baku pada siswa dapat kita mulai
dengan meminta siswa mengukur panjang meja dengan menggunakan jengkal ataupun depa.
Hasil yang diperoleh siswa tentulah berbeda-beda sesuai dengan ukuran masing-masing.

2. Besaran Masa
Besaran massa yang digunakan dalam pengukuran pada satuan tidak baku ada beberapa
macam, berikut adalah penjelasannya.
a) Mayam, adalah satuan tidak baku besaran massa dengan menggunakan alat ukur berat yang
biasa digunakan untuk menimbang emas. Nilai mayam setara dengan 1/16 bungkal.
b) Entik, adalah contoh satuan tidak baku besaran massa dengan menggunakan alat ukur berat
tertentu.
c) Kaleng, adalah contoh satuan tidak baku besaran massa dengan yang biasa digunakan
untuk menimbang barang satu dengan lainnya sebagai perbandingan tertentu menggunakan
berat kaleng.
d) Tempurung Kelapa adalah contoh satuan tidak baku besaran massa dengan yang biasa
digunakan untuk menimbang barang satu dengan lainnya sebagai perbandingan tertentu
menggunakan berat tempurung kelapa.
3. Besaran Luas
Besaran luas yang digunakan dalam pengukuran pada satuan tidak baku ada beberapa macam,
berikut adalah penjelasannya.
a) Tumbak, adalah satuan tidak baku besaran luas yang digunakan dalam pengukuran luas
tanah di daerah Jawa Barat. Satu tumbak dapat disamakan dengan 14 meter persegi.
b) Bahu, adalah satuan tidak baku besaran luas yang dapat digunakan untuk mengukur luas
benda menggunakan jarak antara bahu kiri dan bahu kanan.

4. Besaran Volume
Besaran volume yang digunakan dalam pengukuran pada satuan tidak baku ada beberapa
macam, berikut adalah penjelasannya.
a) Botol, adalah contoh satuan tidak baku besaran volume yang digunakan untuk mengukur
besar atau banyaknya volume benda yang terisi atau terdapat pada satu botol.
b) Gelas, adalah contoh satuan tidak baku besaran volume yang digunakan untuk mengukur
besar atau banyaknya volume benda yang terisi atau terdapat pada satu gelas.
c) Ember, adalah satuan tidak baku besaran volume yang digunakan untuk mengukur besar
atau banyaknya volume benda yang terisi atau terdapat pada satu ember.

5. Besaran Waktu
Besaran waktu yang digunakan dalam pengukuran pada satuan tidak baku ada beberapa
macam, berikut adalah penjelasannya.
a) Posisi matahari, adalah contoh satuan tidak baku besaran waktu dengan menggunakan arah
atau posisi matahari berada, dalam penentuan waktu tertentu.
b) Jam pasir, adalah contoh satuan tidak baku besaran waktu dengan menggunakan media jam
pasir, yang mana pasir memiliki ukuran partikel atau butiran yang berbeda-beda.

2.3.2 Pengukuran dengan Satuan Baku


Pengukuran dengan satuan baku adalah satuan yang dapat diterima secara
internasional. Kegunaan dari satuan baku ini untuk menyeragamkan hasil pengukuran yang
disepakati oleh para ilmuwan yang dikumpulkan menjadi satuan besaran pokok seperti
panjang, massa, waktu dan suhu. Kumpulan tersebut menjadi sistem satuan Standar
Internasional (SI). Alat ukur dengan satuan baku contohnya adalah meter untuk mengukur
panjang, Kilogram untuk mengukur massa, liter untuk mengukur volume, hektar atau meter
persegi untuk mengukur luas, dan detik untuk mengukur waktu.

Adapun contoh pengukuran dengan satuan baku antara lain :


a. Satuan Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan meter,
centimeter, milimeter, atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah meter. Pada
mulanya satu meter ditetapkan sama dengan panjang sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak
kutub utara ke khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari
campuran Platina-Iridium. Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua goresan pada batang
ketika bersuhu Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi suhu, serta
menimbulkan kesulitan dalam menentukan ketelitian pengukuran. Oleh karena itu, pada tahun
1960 definisi satu meter diubah. Satu meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali
panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam ruang
hampa pada suatu lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang timbangan  dan ukuran memutuskan bahwa
satu meter merupakan jarak yang ditempuh cahaya pada selang waktu 1/299792458 sekon.
Penggunaan kecepatan cahaya ini, karena nilainya dianggap selalu konstan.

2. Satuan Internasional untuk Massa


Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Pada mulanya para
ahli mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah silinder yang terbuat dari bahan
campuran Platina dan Iridium yang disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan
ketelitian yang lebih baik, massa standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter
air murni pada suhu 4ºC.

3.  Satuan Internasional untuk Waktu


Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI. Pada awalnya
satuan waktu dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik
didefinisikan sebagai 1/26400 kali satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam =
24 x 60 x 60 = 86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke waktu,
maka pada tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik adalah selang waktu
yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9192631770 kali.
contoh satuan baku dalam pengukuran:
a) Satuan baku besaran panjang: sentimeter (cm), meter (m), dan kilometer (km)
b) Satuan baku besaran massa: gram (g) dan kilogram (kg)
c) Satuan baku besaran waktu: sekon (s), menit, dan jam.
d) Satuan baku besaran suhu: celcius, kelvin, reaumur, dan fahrenheit.
e) Satuan baku besaran kuat arus listrik: miliampere (mA) dan ampere (A)
f) Satuan baku besaran intensitas cahaya: candela (cd)
g) Satuan baku besaran jumlah zat: mol.

Pengukuran satuan baku, yaitu satuan pengukuran yang nilainya tetap dan disepakati
secara internasional, misalnya meter, liter, dan kilogram.
a. Sistem Satuan
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin Anda menemui satuan- satuan berikut:
membeli air dalam galon, minyak dalam liter , dan diameter pipa dalam inchi. Satuan-
satuan di atas merupakan beberapa contoh satuan dalam sistem Inggris (British). Selain
satuan-satuan di atas masih ada beberapa satuan lagi dalam sistem Inggris, antara lain
ons, feet, yard, slug, dan pound. Setelah abad ke-17, sekelompok ilmuwan
menggunakan sistem ukuran yang mula-mula dikenal dengan nama sistem Metrik.
Pada tahun 1960, sistem Metrik dipergunakan dan diresmikan sebagai Sistem
Internasional (SI). Penamaan ini berasal dari bahasa Perancis Le Systeme
Internationale d’Unites. Sistem Metrik diusulkan menjadi SI, karena satuan-satuan dalam
sistem ini dihubungkan dengan bilangan pokok 10 sehingga lebih memudahkan
penggunaannya. Tabel-1, di bawah ini menunjukkan awalan- awalan dalam sistem Metrik
yang dipergunakan untuk menyatakan nilai-nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari satuan
dasar.
Awalan-awalan dalam sistem metrik yang digunakan dalam SI

Faktor Awalan Simbol Faktor Awalan Simbol


1018 Eksa E 10-1 desi D

1015 Peta P 10-2 centi C

1012 Tera T 10-3 mili M


6
10 Mega M 10-9 nano N
103 Kilo k 10-12 piko P
102 Hekto h 10-15 femto F
101 Deka da 10-18 atto A

b. Besaran Pokok dan Besaran Turunan


Besaran fisis dibedakan menjadi dua, yakni besaran pokok dan besaran turunan. Besaran
pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan sendiri berdasarkan hasil konferensi
internasional mengenai berat dan ukuran. Berdasar Konferensi Umum mengenai Berat dan
Ukuran ke-14 tahun 1971, besaran pokok ada tujuh, yaitu panjang, massa, waktu, kuat arus
listrik, temperatur, jumlah zat, dan intensitas cahaya.

Besaran pokok beserta satuan-satuan dasar SI


Besaran Pokok Satuan Simbol
Panjang meter M
Massa kilogram Kg
Waktu sekon S
Kuat arus listrik ampere A
Temperatur kelvin K
Jumlah zat mol Mol
Intensitas cahaya candela Cd

Sedangkan besaran-besaran lain yang diturunkan dari besaran pokok, misalnya: volume, massa
jenis, kecepatan, gaya, usaha dan masih banyak lagi disebut besaran turunan. Pada selanjutnya
Anda akan melakukan kegiatan dan diskusi tentang tiga besaran pokok yaitu : panjang, massa,
waktu dan satu besaran turunan yaitu volume. Besaran-besaran tersebut sering kita temui
dalam kehidupan sehari-hari.

c. Panjang
Panjang menyatakan jarak antara dua titik, misalnya panjang mistar adalah jarak antara
suatu titik di salah satu ujung mistar dengan titik di ujung mistar yang lain. Panjang
menggunakan satuan dasar SI meter (m). Satu meter standar (baku) sama dengan
1.650.763,73 kali panjang gelombang dalam vakum dari radiasi yang bersesuaian dengan
transisi atom krypton-86 (Kr86) di antara tingkat 2p10 dan 5d5. Untuk keperluan sehari-hari,
telah dibuat alat-alat pengukur panjang, seperti terlihat pada gambar-1.

Gambar-1: Mistar dan jangka sorong, sebagai alat pengukur besaran panjang
Selain meter, panjang juga dapat dinyatakan dalam satuan- satuan yang lebih besar atau lebih
kecil dari meter dengan cara menambahkan awalan-awalan seperti tercantum dalam Tabel -1.
Berdasar tabel tersebut

kilometer (km) = 1000 meter (m)


1 sentimeter (cm) = 1/100 meter (m) atau 0,01 m dan sebaliknya,
diperoleh:
1 m = 1/1.000 km = 0,001 km 1 m = 100 cm = 1.000 mm
Dalam sistem Inggris, panjang sering dinyatakan dalam inchi, feet, atau
yard. Konversi satuan-satuan tersebut dengan satuan SI sebagai berikut:
1 meter = 3,281 feet = 39,3 inchi
1 inchi = 2,54 cm.
Pemilihan satuan pengukuran seharusnya sesuai dengan ukuran benda yang
diukur. Benda kecil dinyatakan dengan ukuran kecil, benda yang lebih besar juga
harus dinyatakan dalam ukuran yang lebih besar, sehingga tidak menyulitkan
dalam komunikasi. Misalnya: tebal kertas umumnya dinyatakan dalam milimeter,
lebar buku dinyatakan dalam sentimeter, dan jarak antar kota dinyatakan dalam
kilometer. Tentu akan merepotkan bila tebal kertas dinyatakan dalam kilometer
atau jarak antar kota dinyatakan dalam milimeter.

d. Massa
Setiap benda tersusun dari materi. Jumlah materi yang terkandung dalam
masing-masing benda disebut massa benda. Dalam SI, massa menggunakan
satuan dasar kilogram (kg). Satu kilogram standar sama dengan massa sebuah
silinder yang terbuat dari campuran platinum-iridium yang disimpan di Sevres,
Paris, Perancis. Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering dirancukan dengan
berat, tetapi kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi,
sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Seorang astronot ketika berada di
bulan beratnya berkurang, karena gravitasi bulan lebih kecil dibanding gravitasi
bumi, tetapi massanya tetap sama dengan di bumi. Bila satuan SI untuk massa
adalah kilogram (kg), satuan SI untuk berat adalah newton (N). Massa diukur
dengan neraca lengan, berat diukur dengan neraca pegas, sebagaimana terlihat
pada gambar-2. Neraca lengan dan neraca pegas termasuk jenis neraca mekanik.
Sekarang, sudah banyak digunakan jenis neraca lain yang lebih teliti, yaitu neraca
elektronik.
b

Gambar-2 : a. neraca lengan b. neraca pegas

Selain kilogram (kg), massa benda juga dinyatakan dalam satuan-satuan


lain, misalnya: gram (g), miligram (mg), dan ons untuk massa-massa yang
kecil; ton (t) dan kuintal (kw) untuk massa yang besar.
1 ton = 10 kw = 1.000 kg
1 kg = 1.000 g = 10 ons
e. Waktu
Waktu adalah selang antara dua kejadian atau dua peristiwa. Misalnya,
waktu siang adalah sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam,
waktu hidup adalah sejak dilahirkan hingga meninggal.
Satuan dasar SI untuk waktu adalah sekon (s). Satu sekon standar bersesuaian
dengan 9.192.631.770 kali periode radiasi yang dihasilkan oleh transisi di
antara tingkat hiperhalus atom Cesium-
133 (Cs133). Berdasar jam atom ini, dalam selang 300 tahun hasil pengukuran
waktu tidak akan bergeser lebih dari satu sekon.
Untuk peristiwa-peristiwa yang selang terjadinya cukup lama, waktu
dinyatakan dalam satuan-satuan yang lebih besar, misalnya: menit, jam,
hari, bulan, tahun, abad dan lain-lain.
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 sekon.
Sedangkan, untuk kejadian-kejadian yang cepat sekali bisa digunakan satuan
milisekon (ms) dan mikrosekon (s). Untuk keperluan sehari-hari, telah
dibuat alat-alat pengukur waktu, misalnya stopwatch dan jam tangan seperti
terlihat pada gambar-3.

f. Volume
Volume menyatakan besarnya ruangan yang terisi oleh materi.
Benda dengan volume lebih besar, dapat menampung materi lebih banyak
dibanding benda lain yang volumenya lebih kecil. Volume merupakan
besaran turunan, yang disusun oleh besaran pokok panjang. Volume
benda padat yang bentuknya teratur, misalnya balok, dapat ditentukan
dengan mengukur terlebih dulu panjang, lebar dan tingginya kemudian
mengalikannya. Bila Anda mengukur panjang, lebar dan tinggi balok
menggunakan satuan sentimeter (cm), maka volume balok yang Anda

peroleh dalam satuan sentimeter kubik (cm 3 ). Sedangkan bila panjang,


lebar dan tinggi diukur dalam satuan meter, maka volume yang kamu

peroleh bersatuan meter kubik (m 3 ). Bagaimanakah cara menentukan


volume suatu zat cair? Zat cair tidak memiliki bentuk yang tetap. Bentuk
zat cair selalu mengikuti wadahnya, oleh karena itu bila zat cair
dituangkan ke dalam gelas ukur, ruang gelas ukur yang terisi zat cair sama
dengan volume zat cair tersebut. Volume zat cair biasanya dinyatakan
dalam satuan liter (l) atau mililiter (ml).

g. Arus listrik
Arus listrik dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut
amperemeter. Alat ini ada beberapa jenis, ada yang analog dan ada juga yang
digital. Amperemeter analog terdiri dari beberapa bagian atas ukur seperti
terlihat pada gambar berikut.

h. Luas

Luas merupakan salah satu besaran turunan yang diturunkan dari besaran
panjang. Satuan dari luas adalah m2. Cara menghitung luas permukaan suatu
benda ditentukan oleh model bidang tersebut. Menghitung luas yang paling
sederhana adalah menghitung luas persegi atau persegi panjang. Luas persegi
diperoleh dengan mengalikan dua sisi dan untuk persegi panjang luas diperoleh
dengan mengalikan panjang dan lebarnya.Untuk bidang yang tidak beraturan
misalnya untuk menghitung luas dari daus, kita bias melakukan estimasi
memperhatikan model daun apakah mendekati model jajaran genjang atau layang-
layang. Luas daun tersebut bias dihitung dengan menggunakan rumus luas bidang
tersebut. Ada cara lain juga yang bias dilakukan yaitu dengan menggunakan
kertas grafik. Luas bisa ditentukan dengan menghitung banyaknya kotak yang
disapu oleh daun kemudian mengalikan dengan luas tiap satu kotak kecil.

i. Volume

Volume pada umumnya dapat diperoleh dengan menggunakan rumus luas


alas dikali dengan tinggi. Misalnya untuk mencari volume buku, Anda dapat
mengukur tinggi, panjang, dan lebar dari buku tersebut kemudian mengalikan 3
hasil pengukuran tersebut. Atau Anda dapat mencari volume silinder dengan
menghitung luas alas yang berbentuk lingkaran kemudian mengalikan dengan
tinggi silinder tersebut. Menghitung volume zat cair dapat

dilakukan dengan menggunakan gelas ukur. Pada gelas ukur terdapat skala yang
menunjukan besar volume zat cair yang diukur. Gelas ukur juga dapat digunakan
untuk mengukur benda yang tidak beraturan misalnya batu. Volume batu dapat
ditentukan dengan memasukkan batu ke dalam

gelas ukur yang berisi air. Pertambahan volume saat batu dimasukkan ke
dalamnya adalah volume dari batu tersebut.

Bagaimana mengukur volume suatu danau? Diketahui bahwa danau bukan


wilayah yang beraturan seperti kolam renang yang berbentuk balok atau kubus.
Oleh karena itu untuk mengukur volume suatu danau diperlukan pendekatan.

Mengestimasi volume danau dengan menganggap danau berbentuk silinder.


Volume danau diperoleh dengan mengalikan tinggi atau kedalaman danau dengan
luas permukaan danau. Misalnya danau yang akan diukur memiliki kedalaman
rata-rata 10 m dengan diameter 1 km maka penghitungan volume danau adalah
sebagai berikut.

V = hπr2 ≈ 10 x 3 x (5 x 10)2 ≈ 8 x 106 m3

Gambar: Menentukan volume danau


Sumber: http://www.initempatwisata.com/
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya


terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas
pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua
benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan
konsumen. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang
membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat
pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian
tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error peralatan yang bervariasi. Bidang
ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.

3.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah pembelajaran literasi ini dapat menambah


wawasan kita sebagai calon pendidik mengenai pentingnya membudayakan
membaca dan menulis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari pembahasan
materi  yang ada di dalam penyusunan makalah ini,penyusun mengalami beberapa
kendala. Maka penyusun memohon maaf jika terdapat beberapa kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan kata serta rangkaian kalimat. Oleh sebab itu
penyusun juga membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi untuk menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. S. (2010). Satuan Baku dan Satuan Tidak Baku (online). Tersedia
di.http'//budiyonosetyo.blogspot.c om/2010/06/satuan-baku-dan satuan tidak-
baku.

Any Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Tooley, Mike. 2003. Prinsip dan Aplikasi Rangkaian Elektronik, edisi kedua.


Jakarta:Penerbit Erlangga

Wikipedia.

Anda mungkin juga menyukai