Anda di halaman 1dari 21

RESUME

KONSEP DASAR FISIKA SD

“Besaran dan Satuan”

Disusun Oleh :

RESKI ANANDA (18129032)

21 BKT 12

Dosen Pengampu : Dra. Zuryanty M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


i
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
Kata Pengantar
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Besaran Dan Satuan”dengan
tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Fisika
SD. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang besaran dan satuan bagi
para pembaca dan juga penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Zuryanty, M.Pd selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Konsep Dasar Fisika SD. Ucapan terima kasih juga disampkan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................1
Bab II Pembahasan....................................................................................................2
2.1 Pengertian Besaran dan Satuan...............................................................2
2.2 Dimensi dan besarannya.........................................................................4
2.3 Pengukuran dan Ketidakpastian..............................................................8
2.4 Alat-Alat Ukur.......................................................................................13
Bab III Penutup........................................................................................................17
3.1 Kesimpulan............................................................................................17
3.2 Saran ......................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Tanpa kita sadari, setiap hari kita menggunakan alat ukur sebagai alat untuk
mempermudah pekerjaan maupun untuk beraktivitas kita. Alat ukur yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari yang sering kita temui adalah alat ukur dan besaran pokok. Berbagai
macam alat ukur dari besaran pokok inilah yang mempermudah kita mengetahui berapa
hasil dari pengukuran yang didapat. Namun, yang sering kita temui dan kita gunakan dari
tujuh besaran pokok yang ditetapkan dalam satuan Internasional berupa panjang, suhu,
massa, waktu, kuat arus listrik, intensitas cahaya dan jumlah zat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud besaran dan satuan ?
2. Apa yang dimaksud dimensi dan besarannya ?
3. Apa yang dimaksud konversi satuan?
4. Apa yang dimaksud pengukuran dan ketidakpastian ?
5. Sebutkan dan jelaskan dari alat-alat ukur ?
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui definisi dari besaran dan satuan


2. Untuk mengetahui dimensi dan besarannya
3. Untuk mengetahui konversi satuan
4. Untuk mengetahui pengukuran dan ketidakpastian
5. Untuk mengetahui definisi dan jenis dari alat-alat ukur

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah “Konsep dasar Fisika SD” dan menambah wawasan penulis maupun pembaca
tentang Besaran dan Satuan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Besaran dan Satuan


Pengertian besaran merupakan sesuatu yang dapat diukur maupun juga dihitung serta
dinyatakan dengan melalui angka dan satuan. Angka tersebut merupakan sebuah nilai yang
diperoleh pada saat proses mengukur atau menghitung benda itu dilakukan .Pengertian
satuan merupakan sebuah standar ukuran dari besaran. Misalnya, second (s) untuk satuan
waktu.

Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran
harus mempunyai 3 syarat yakni sebagai berikut :

1. Dapat diukur atau dihitung


2. Dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. Mempunyai satuan

Bila terdapat satu saja dari syarat diatas tidak dipenuhi maka tidak dapat dikatakan sebagai
besaran.

2.1.1 Macam-Macam Besaran

Dengan berdasarkan satuannya, macam-macam besaran tersebut dibedakan menjadi 2


macam, yaitu besaran pokok  atau disebut dengan Base Quantities dan besaran turunan 
atau disebut juga dengan Derived Quantities. Dengan Besaran berdasarkan dengan cara
memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam antara lain ialah sebagai sebagai
berikut:

1. Besaran Fisika merupakan suatu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena
diperoleh dari pengukuran tersebut maka harus ada yang namanya alat ukurnya.
Sebagai contoh ialah massa. Massa ialah besaran fisika oleh karena hal itu massa
bisa diukur dengan menggunakan alat bantu neraca.

2. Besaran non Fisika merupakan suatu besaran yang diperoleh dari sebuah
penghitungan. Dalam hal tersebut tidak diperlukan alat ukur namun yang
dibutuhkan adalah alat hitung misal kalkulator. Contoh besaran non fisika ialah
Jumlah.
2
1) Besaran Pokok

Besaran pokok merupakan suatu besaran yang tidak tergantung pada besaran-
besaran yang lain. Besaran pokok tersebut dapat diukur dengan secara langsung serta
juga dapat dijadikan sebagai dasar besaran yang lainnya. Tabel dibawah ini adalah 7
besaran pokok beserta dengan satuannya.

Gambar 1. Besaran Pokok

2) Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan suatu besaran yang tersusun atas satu atau lebih
besaran pokok, misalnya seperrti luas, kecepatan, percepatan, volume, gaya, dan usaha.
Berikut ini merupakan tabel beberapa contoh dari besaran turunan.

Gambar 2. Besaran turunan

Misalnya, luas = panjang x lebar. Panjang ialah besaran pokok panjang dengannya satuan
meter, lebar tersebut juga termasuk kedalam besaran pokok panjang dengan satuannya

3
yaitu meter. Jadi, satuan luas merupakan m2 (meter persegi) yang diturunkan dari hasil
perkalian dari satuan besaran pokok panjang, yakni m x m.

2.1) Besaran Skalar

Besaran skalar merupakan suatu besaran yang hanya mempunyai nilai (besar),
tidak memiliki arah. Besaran skalar merupakan kebalikan dari besaran vector.
Contoh dari besaran skalar ialah volume, massa, waktu, jarak, daya, usaha, energi
kinektik, dan energi potensial.

2.2) Besaran Vektor


Besaran vektor merupakan suatu besaran yang memiliki atau mempunyai nilai
(besar) dan arah. Contoh dari besaran vektor ialah perpindahan, kecepatan, gaya,
momentum, impuls, gaya gesek dan tegangan permukaan.

2.2 Dimensi dan besarannya

Dimensi suatu besaran menunjukan cara besaran tersebut tersusun dari besaran-
besaran pokoknya. Pada system satuan internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang
berdimensi. Cara penulisannya dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda
kurung persegi. Umtuk penulisan perkalian pada dimensi bisa ditulis dengan tanda pangkat
positif sedangkan pembagian ditulis dengan tanda pangkat negative.

Gambar 2.2. Dimensi dan besarannya


Dimensi mempunyai dua kegunaan, yaitu untuk menentukan satuan dari suatu besaran
turunan dengan cara analisis dimensional dan menunjukkan kesetaraan beberapa besaran
yang sepintas tampak berbeda. Analisis Dimensional

4
1. Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran
turunan, dengan cara memerhatikan dimensi besaran tersebut
2. Menunjukkan Kesetaraan Beberapa Besaran

3. Selain digunakan untuk mencari satuan, dimensi juga dapat digunakan untuk
menunjukkan kesetaraan beberapa besaran yang terlihat berbeda

2.2.1. Konversi Satuan


1) Satuan berat
Sebenarnya, dalam fisika satuan berat yang benar adalah Newton. Akan tetapi dalam
kehidupan sehari-hari, lebih sering berat diberi satuan kilogram Untuk mengkonversi satuan
berat, sama seperti konversi satuan panjang di atas, kamu hanya perlu membagi dengan 10
setiap kenaikan satuan dan membagi dengan 10 setiap penurunan satuan.

Gambar 1). Satuan berat

1 gram = 1000 mg (1000 miligram)


1 kilogram (kg) = 1000 gram (g)
1 ton = 1000 kg
1 kuintal = 100 kg
1 kg = 10-3 ton
1 kg = 10 ons

2) Satuan Waktu
Satuan Satuan Internasional dalam waktu adalah seconds(detik).Satu detik ini di
definisikan ialah sebagai waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium dalam bergetar
ialah sebanyak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi pada tingkat
energi dasarnya (CGPM ke-13, 1967). Pada dasarnya waktu berbasis jam merupakan
kelipatan 6, bukan kelipatan 10 seperti pada berat dan panjang.

1 hari 24 jam
5
1 jam 60 menit
1 menit 60 detik
1 detik 1/ 60 menit
1 menit 1/ 60 jam
1 jam 3.600 detik
1 hari 86.400 detik

3) Satuan panjang

Satuan Internasional untuk panjang ialah meter. Definisi dari satu meter ialah jarak
yang ditempuh cahaya yang merambat di dalam ruang vakum (hampa udara) dalam
kurung atauselang waktu 1/299.792.458 seconds(CGPM kE- 17, 1983). Meter standar
mempunyai bentuk batang logam yang terbuat dari campuran platina serta juga
iridium.

Satuan panjang biasa kita gunakan ketika mempertimbangkan panjang dari sesuatu.
Entah itu benda, jalan, dan lain sebagainya .jika kita menaikkan satuan meter ke satuan
di atasnya, maka nilainya harus dibagi 10. Adapun jika kita menurunkan satuan meter
ke satuan di bawahnya, makan nilainya harus dikalikan dengan 10.

1 m = 10 dm
1 m = 100 cm
1 m = 1000 mm
1 km = 10 hm
1 km = 100 dam
1 km = 1000 m

Gambar 3). Satuan Panjang

4) Satuan luas

Untuk satuan luas, konversi dilakukan dengan cara mengkali 100 setiap kenaikan
satuan dan membagi 100 setiap penurunan satuan.

6
Gambar 4). Satuan luas

1 km2 = 1.000.000 m2 = 106 m2


1 hm2 = 10.000 m2 = 104 m2
1 dam2 = 100 m2 = 102 m2
1 dm2 = 0,01 m2 = 10-2 m2
1 cm2 = 0,0001 m2 = 10-4 m2
1 mm2 = 0,000001 m2 = 10-6 m2
1 m2 = 100 dm2 = 102 dm2
1 m2 = 10.000 cm2 = 104 cm2
1 m2 = 1.000.000 mm2 = 106 mm2
1 ha (hektar) = 10.000 m2 Pengukuran

5) Satuan Volume

Satuan volume menunjukkan nilai dari isi suatu bangun 3 dimensi. pada konversi
satuan volume, nilainya dikali atau dibagi dengan faktor 1000.

Satuan volume ini bermacam-macam. Salah satu yang sering digunakan di


Indonesia adalah liter.

7
Gambar 5). Satuan volume

1 km3 = 109 m3
1 hm3 = 106 m3
1 dam3 = 103 m3
1 dm3 = 10-3 m3
1 cm3 = 10-6 m3
1 mm3 = 10-9 m3
1 m3 = 103 dm3
1 m3 = 106 cm3
1 m3 = 109 mm3

2.3 Pengukuran dan Ketidakpastian

Pengukuran adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur (besaran) dengan


sesuatu yang ditetapkan sebagai patokan (satuan). Pengukuran tersebut mengandung
makna ialah proses mengukur. Sedangkan pengertian mengukur ialah sebuah aktivitas atau
kegiatan dalam membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran sejenis yang
ditetapkan ialah sebagai satuan.

Dengan berdasarkan caranya, pengukuran tersebut dibedakan menjadi dua jenis, yakni
pengukuran langsung serta juga pengukuran tidak langsung.

1. Pengukuran langsung merupakan pengukuran menggunakan alat ukur sehingga


bisa memperoleh sebuah hasil pengukuran itu secara langsung. Contoh pengukuran
langsung ialah dengan mengukur lingkar pohon menggunakan alat rol meter.
2. Pengukuran tidak langsung merupakan suatu proses pengukuran yang dilaksanakan
dengan memakai beberapa jenis dari alat ukur yang berjenis
komparator/pembanding, standar dan juga bantu.

8
Untuk mengukur suatu besaran fisika, kita dapat menggunakan satu instrumen atau
lebih. Dalam menggunakan instrumen, kita harus dapat memilih dan merangkai alat ukur
atau instrumen tersebut dengan benar. Selain itu, kalian juga dituntut untuk dapat
membaca nilai atau skala yang ditunjukkan oleh instrumen dengan benar. Dengan memilih
alat yang sesuai, merangkai alat dengan benar, dan cara membaca skala dengan benar, kita
bisa meminimalkan kesalahan dalam pengukuran.

Selain faktor dari orang yang mengukur, ketelitian alat ukur atau instrumen juga
mempengaruhi hasil pengukuran. Ketelitian alat ukur atau instrumen dijamin sampai pada
persentase tertentu dari skala penuh. Ketelitian alat ukur terkadang menyebabkan hasil
pengukuran mengalami penyimpangan dari yang sebenarnya. Batas-batas dari
penyimpangan ini disebut dengan kesalahan batas.

1) Kesalahan dalam Pengukuran


Dalam pengukuran besaran fisis menggunakan alat ukur atau instrumen, kalian
tidak mungkin mendapatkan nilai benar. Namun, selalu mempunyai ketidakpastian
yang disebabkan oleh kesalahankesalahan dalam pengukuran. Kesalahan dalam
pengukuran dapat digolongkan menjadi kesalahan umum, kesalahan sistematis, dan
kesalahan acak.

Berikut macam-macam kesalahan tersebut.

a. Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada pengamat
saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan
membaca skala kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat,
terutama untuk alat yang melibatkan banyak komponen.
Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang ketika mengukur termasuk dalam
kesalahan umum. Kesalahan umum yaitu kesalahan yang disebabkan oleh pengamat.
Kesalahan ini dapat disebabkan karena pengamat kurang terampil dalam menggunakan
instrumen, posisi mata saat membaca skala yang tidak benar, dan kekeliruan dalam
membaca skala.

9
2) Kesalahan Sistematis
Kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan alat ukur atau instrumen disebut
kesalahan sistematis. Kesalahan sistematis dapat terjadi karena:

1. Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya.
2. Kesalahan kalibrasi yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya penyesuaian
pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat.
3. Kesalahan alat lainnya. Misalnya, melemahnya pegas yang digunakan pada
neraca pegas sehingga dapat memengaruhi gerak jarum penunjuk.

Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang


digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat.
Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat atau
kerusakan alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu, dan kelembaban.

2.1) Kesalahan Kalibrasi


Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau
kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil
pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini
dapat diatasi dengan mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah
terstandarisasi.

2.2) Kesalahan Titik Nol


Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan tidak
tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang tidak bisa kembali
tepat pada skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau
pengurangan sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat
diatasi dengan melakukan koreksi pada penulisan hasil pengukuran.

2.3) Kesalahan Komponen Alat


Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat ukur.
Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan aus, maka
akan berpengaruh pada pengurangan konstanta pegas. Hal ini menjadikan jarum atau
skala penunjuk tidak tepat pada angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.
10
2.4) Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan garis-
garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.

3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasi fluktuasi
halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya
gerak brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar, bising, dan
radiasi .

3.1) Gerak Brown Molekul Udara


Molekul udara seperti Anda ketahui keadaannya selalu bergerak secara tidak
teratur atau rambang. Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang sangat cepat dan
menyebabkan jarum penunjuk yang sangat halus seperti pada mikrogalvanometer
terganggu karena tumbukan dengan molekul udara.

3.2) Fluktuasi Tegangan Listrik


Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan lain seperti aki dan baterai selalu
mengalami perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan data
pengukuran besaran listrik yang tidak konsisten .

3.3) Landasan yang Bergetar


Getaran pada landasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan skala yang
berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat seperti seismograf butuh
tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika landasannya bergetar, maka akan
berpengaruh pada penunjukkan skala pada saat terjadi gempa bumi.

3.4) Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu Anda jumpai pada alat elektronik.
Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat dari komponen
alat bersuhu.

11
3.5) Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa) dapat mengganggu
pembacaan dan menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel tidak boleh digunakan
di SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat ukur dalam SPBU atau pesawat.
Gangguan ini dikarenakan gelombang elektromagnetik pada telepon seluler dapat
mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur pada SPBU atau pesawat.

4. Ketidakpastian Pengukuran
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa
dipastikan sempurna. Dengan kata lain, terdapat suatu ketidakpastian dalam
pengukuran. Dalam penyusunan laporan hasil praktikum fisika, hasil pengukuran yang
kalian lakukan harus dituliskan sebagai:

Keterangan:

x = hasil pengamatan
x ൦ = pendekatan terhadap nilai benar.
Δx = nilai ketidakpastian.

Arti dari penulisan tersebut adalah hasil pengukuran (x) yang benar berada di antara x – Δx
dan x + Δx. Penentuan x ൦ dan Δx tergantung pada pengukuran tunggal atau pengukuran
ganda atau berulang.

4.1) Ketidakpastian dalam Pengukuran Tunggal


Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan sekali saja.
Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai benar adalah hasil
pengukuran itu sendiri. Sedangkan ketidakpastiannya diperoleh dari setengah nilai skala
terkecil instrumen yang digunakan. Misalnya, Anda mengukur panjang sebuah benda
menggunakan mistar.

12
Jika mengukur panjang meja dengan sebuah penggaris, kita mungkin akan
mengukurnya satu kali saja. Pengukuran yang kalian lakukan ini disebut pengukuran
tunggal. Dalam pengukuran tunggal, pengganti nilai benar (x0) adalah nilai pengukuran
itu sendiri.

Apabila kalian perhatikan, setiap alat ukur atau instrumen mempunyai skala yang
berdekatan yang disebut skala terkecil. Nilai ketidakpastian (Δx) pada pengukuran
tunggal diperhitungkan dari skala terkecil alat ukur yang dipakai. Nilai dari
ketidakpastian pada pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil pada alat
ukur.

4.2) Ketidakpastian dalam Pengukuran Berulang


Dalam praktikum fisika, terkadang pengukuran besaran tidak cukup jika hanya
dilakukan satu kali. Ada kalanya kita mengukur dimensi besaran secara berulang-ulang.
Ini dilakukan untuk mendapatkan nilai terbaik dari pengukuran tersebut. Pengukuran
berulang adalah pengukuran yang dilakukan beberapa kali atau berulang-ulang. Setelah
mengetahui ketidakpastian relatifnya, Kita dapat menggunakan aturan yang telah
disepakati para ilmuwan untuk mencari banyaknya angka yang boleh disertakan dalam
laporan hasil pengukuran berulang. Aturan banyaknya angka yang dapat dilaporkan
dalam pengukuran berulang adalah sebagai berikut.

1. ketidakpastian relatif 10% berhak atas dua angka


2. ketidakpastian relatif 1% berhak atas tiga angka
3. ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas empat angka

2.4 Alat-Alat Ukur


Alat ukur merupakan sebuah alat yang digunakan untuk dapat mengetahui nilai dari
suatu besaran dengan melalui kegiatan mengukur. Alat-alat ukur yang sesuai dengan
Satuan Internasional tersebut dibuat dengan menggunakan dasar satuan standar misalnya
massa,panjang, dan juga waktu.
1) Alat Ukur Panjang
Dibawah ini merupakan contoh alat ukur panjang.
13
a. Penggaris

Penggaris digunakan untuk dapat mngukur besaran panjang sebuah benda yang
tidak terlalu panjang, misalnya ialah untuk mengukur panjang dari sebuah buku,
map dan juga meja.

b. Rol Meter

Rol meter memiliki fungsi ialah untuk dapat mengukur besaran panjang
dengan nilai cukup besar, misalnya digunakan dalam mengukur panjang teras, lebar
jalan dan lain sebagainya

c. Jangka Sorong
Jangka sorong ialah sebuah alat ukur panjang yang digunakan untuk dapat 
mengukur besaran panjang yang nilainya maksimum 10 cm.

Contoh soal:
Sebuah batu bata diukur ketebalannya menggunakan jangka sorong. Hasil
pengukuran menunjukkan skala seperti pada pada gambar.

Pembahasan: Skala utama = 5,1cm


Skala vernier= 5 x 0,01 = 0,05cm
Tebal Bata= 5,1 cm + 0,05 cm = 5,15cm
Jadi, tebal batu bata tersebut adalah 5,15cm.

d. Mikrometer Sekrup

14
Mikrometer sekrup ini digunkana untuk dapat mengukur besaran panjang yang
nilainya ukurannya itu maksimum 2,5 cm.

Pembahasan :

Skala utama = 7 mm + 0,5 mm = 7,5 mm

Skala nonius = 19 x 0,01 mm = 0,19 mm

Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala nonius = 7,5 mm + 0,19 mm = 7,69
mm

2) Alat Ukur Massa

Alat yang digunakan untuk dapat mengukur massa ialah dengan neraca. Berikut
merupakan jenis-jenis neraca yang digunakan, antara lain ialah sebagai berikut :

a. Neraca Sama Lengan


Neraca sama lengan ini difungsikan untuk dapat mengukur massa benda-benda
yang ringan. Neraca sama lengan ini umumnya digunakan untuk menimbang emas.

b. Timbangan Duduk
Digunakan oleh pedagang pasar  / ditoko dalam menimbang sembako.
Timbangan duduk tersebut digunakan untuk dapat mengukur benda-benda seperti
beras, telur, dan lain sebagainya.

c. Neraca Ohaus
Neraca ohaus ini memiliki fungsi untuk dapat mengukur massa benda dengan
ketelitian pengukuran yakni 0,1 gram. Alat tersebut biasanya digunakan pada

15
Laboratorium dalam menimbang benda-benda yang berhubungan dengan sebuah
penelitian yang sedang likasanakan.

d. Neraca Elektronik
Neraca elektronik ini memiliki fungsi ialah untuk dapat mengukur massa benda
dengan ketelitian pengukuran itu yakni 0,1 mg. Hasil yang dapat diketahui dengan
melalui neraca elektronik ini mudah untuk dilihat karena tampilannya itu berupa
angka digital.

3) Alat Ukur Waktu


Dibawah ini merupakan alat yang digunakan dalam mengukur waktu.

1. Jam Pendulum
Jam pendulum ini digunakan dalam mngukur waktu dikehidupan sehari-hari.
2. Stopwatch
Stopwatch ini memiliki fungsi untuk dapat mengukur waktu dengan ketelitian sampai
1/100 seconds(stopwatch analog), bahkan ada yang mencapai pada ketelitian 1/1.000
seconds(stopwatch digital).
3. Jam Atom

Jam atom ini dfungsikan untuk dapat mengukur waktu dengan ketelitian
pengukuran paling tinggi dibandingkan dengan jam pendulum atau pun juga stopwatch.

BAB III

PENUTUP
16
3.1 Kesimpulan

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan satuan.
Besaran dalam ilmu fisik ada dua, yaitu: besaran pokok dan besaran turunan. Dari definisi
tersebut, dapat diketahui bahwasanya besaran dan satuan memiliki keterkaitan. Sedangkan
suatu pengukuran diketahui sebagai pembanding dari satuan. Selain mempunyai
keterkaitan dengan satuan, besaran juga mempunyai keterkaitan dengan dimensi.
Disebabkan dimensi sebagai cara untuk membuat suatu besaran yang tersusun berdasarkan
besaran pokok dengan menggukan lambang / huruf tertentu yang terletak didalam kurung
siku.

“ Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Al Qomar : 49).

”Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya


dengan serapi-rapinya.” (Al Furqan :2).

Kedua ayat di atas mengisyaratkan bahwa kata “ukuran “ adalah apa yang ada di ala
mini dapat dinyatakan dalam dengan dua peran, yang pertama sebagai bilangan dengan
sifat dan ketelitian yang terkandung di dalamnya dan yang kedua sebagai hokum atau
aturan.
3.2 Saran

Semoga setelah membaca makalah ini para pembaca lebih memahami lagi apa itu
besaran, satuan. Serta pembaca dapat menggunakan alat ukur sesuai dengan kebutuhannya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami meminta saran dan kritik yang
bersifat membangun.

Daftar pustaka

17
Endra, Rabia . 2018. “Besaran, Satuan, dan Dimensi dalam Pengukuran Fisika | Fisika
Kelas 10”, https://www.ruangguru.com/blog/besaran-satuan-dimensi-dalam-
pengukuran-fisika, diakses 22 Agustus 2021 pukul 23.15

Ghani, Mulia Indriani. 2021. “Materi Lengkap Besaran dan Satuan Fisika”,
https://www.zenius.net/blog/materi-lengkap-besaran-dan-satuan-fisika, diakses 22
Agustus 2021 pukul 22.10 Saintif. 2019. “Konversi Satuan (Lengkap) Panjang,
Berat, Luas, Waktu dan Volume”, https://saintif.com/konversi-satuan/, diakses 22
Agustus pukul 22.46

Awarsyam, oskin Erlangga , 2020. “Besaran Satuan Dimensi dan Angka Penting”,
https://yoskin.wordpress.com/jumpa-fisika-x/fisika-x-semester-i/besaran-satuan-
dimensi-dan-angka-penting/. Diakses 22 agustus 2021 pukul 01.00

Ahari, Avisena. 2020. “Besaran dan Satuan: Pengertian dan Contoh, Materi Belajar dari
Rumah Fisika SMP”. https://bobo.grid.id/read/082347607/besaran-dan-satuan-
pengertian-dan-contoh-materi-belajar-dari-rumah-fisika-smp?page=all, diakses 23
Agustus 2021 pukul 10.42

Tekno & sains. 2020. “Besaran dan Satuan: Pengertian, Konsep, dan Perbedaannya”,
https://kumparan.com/berita-update/besaran-dan-satuan-pengertian-konsep-dan-
perbedaannya-1up23PY5J2n, diakses 23 Agustus 2021 pukul 10.50

Muzdalifah, arlin, 2014. “Ayat-ayat Al Quran Berhubungan dengan Ilmu Fisika”,


https://arlinmuzdalifah.wordpress.com/2014/12/14/ayat-ayat-al-quran-berhubungan-
dengan-ilmu-fisika/, diakses 23 Agustus 2021 pukul 21.06

18

Anda mungkin juga menyukai