Disusun Oleh :
21 BKT 12
2021
Kata Pengantar
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Besaran Dan Satuan”dengan
tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Fisika
SD. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang besaran dan satuan bagi
para pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Zuryanty, M.Pd selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Konsep Dasar Fisika SD. Ucapan terima kasih juga disampkan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................1
Bab II Pembahasan....................................................................................................2
2.1 Pengertian Besaran dan Satuan...............................................................2
2.2 Dimensi dan besarannya.........................................................................4
2.3 Pengukuran dan Ketidakpastian..............................................................8
2.4 Alat-Alat Ukur.......................................................................................13
Bab III Penutup........................................................................................................17
3.1 Kesimpulan............................................................................................17
3.2 Saran ......................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran
harus mempunyai 3 syarat yakni sebagai berikut :
Bila terdapat satu saja dari syarat diatas tidak dipenuhi maka tidak dapat dikatakan sebagai
besaran.
1. Besaran Fisika merupakan suatu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena
diperoleh dari pengukuran tersebut maka harus ada yang namanya alat ukurnya.
Sebagai contoh ialah massa. Massa ialah besaran fisika oleh karena hal itu massa
bisa diukur dengan menggunakan alat bantu neraca.
2. Besaran non Fisika merupakan suatu besaran yang diperoleh dari sebuah
penghitungan. Dalam hal tersebut tidak diperlukan alat ukur namun yang
dibutuhkan adalah alat hitung misal kalkulator. Contoh besaran non fisika ialah
Jumlah.
2
1) Besaran Pokok
Besaran pokok merupakan suatu besaran yang tidak tergantung pada besaran-
besaran yang lain. Besaran pokok tersebut dapat diukur dengan secara langsung serta
juga dapat dijadikan sebagai dasar besaran yang lainnya. Tabel dibawah ini adalah 7
besaran pokok beserta dengan satuannya.
2) Besaran Turunan
Besaran turunan merupakan suatu besaran yang tersusun atas satu atau lebih
besaran pokok, misalnya seperrti luas, kecepatan, percepatan, volume, gaya, dan usaha.
Berikut ini merupakan tabel beberapa contoh dari besaran turunan.
Misalnya, luas = panjang x lebar. Panjang ialah besaran pokok panjang dengannya satuan
meter, lebar tersebut juga termasuk kedalam besaran pokok panjang dengan satuannya
3
yaitu meter. Jadi, satuan luas merupakan m2 (meter persegi) yang diturunkan dari hasil
perkalian dari satuan besaran pokok panjang, yakni m x m.
Besaran skalar merupakan suatu besaran yang hanya mempunyai nilai (besar),
tidak memiliki arah. Besaran skalar merupakan kebalikan dari besaran vector.
Contoh dari besaran skalar ialah volume, massa, waktu, jarak, daya, usaha, energi
kinektik, dan energi potensial.
Dimensi suatu besaran menunjukan cara besaran tersebut tersusun dari besaran-
besaran pokoknya. Pada system satuan internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang
berdimensi. Cara penulisannya dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda
kurung persegi. Umtuk penulisan perkalian pada dimensi bisa ditulis dengan tanda pangkat
positif sedangkan pembagian ditulis dengan tanda pangkat negative.
4
1. Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran
turunan, dengan cara memerhatikan dimensi besaran tersebut
2. Menunjukkan Kesetaraan Beberapa Besaran
3. Selain digunakan untuk mencari satuan, dimensi juga dapat digunakan untuk
menunjukkan kesetaraan beberapa besaran yang terlihat berbeda
2) Satuan Waktu
Satuan Satuan Internasional dalam waktu adalah seconds(detik).Satu detik ini di
definisikan ialah sebagai waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium dalam bergetar
ialah sebanyak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi pada tingkat
energi dasarnya (CGPM ke-13, 1967). Pada dasarnya waktu berbasis jam merupakan
kelipatan 6, bukan kelipatan 10 seperti pada berat dan panjang.
1 hari 24 jam
5
1 jam 60 menit
1 menit 60 detik
1 detik 1/ 60 menit
1 menit 1/ 60 jam
1 jam 3.600 detik
1 hari 86.400 detik
3) Satuan panjang
Satuan Internasional untuk panjang ialah meter. Definisi dari satu meter ialah jarak
yang ditempuh cahaya yang merambat di dalam ruang vakum (hampa udara) dalam
kurung atauselang waktu 1/299.792.458 seconds(CGPM kE- 17, 1983). Meter standar
mempunyai bentuk batang logam yang terbuat dari campuran platina serta juga
iridium.
Satuan panjang biasa kita gunakan ketika mempertimbangkan panjang dari sesuatu.
Entah itu benda, jalan, dan lain sebagainya .jika kita menaikkan satuan meter ke satuan
di atasnya, maka nilainya harus dibagi 10. Adapun jika kita menurunkan satuan meter
ke satuan di bawahnya, makan nilainya harus dikalikan dengan 10.
1 m = 10 dm
1 m = 100 cm
1 m = 1000 mm
1 km = 10 hm
1 km = 100 dam
1 km = 1000 m
4) Satuan luas
Untuk satuan luas, konversi dilakukan dengan cara mengkali 100 setiap kenaikan
satuan dan membagi 100 setiap penurunan satuan.
6
Gambar 4). Satuan luas
5) Satuan Volume
Satuan volume menunjukkan nilai dari isi suatu bangun 3 dimensi. pada konversi
satuan volume, nilainya dikali atau dibagi dengan faktor 1000.
7
Gambar 5). Satuan volume
1 km3 = 109 m3
1 hm3 = 106 m3
1 dam3 = 103 m3
1 dm3 = 10-3 m3
1 cm3 = 10-6 m3
1 mm3 = 10-9 m3
1 m3 = 103 dm3
1 m3 = 106 cm3
1 m3 = 109 mm3
Dengan berdasarkan caranya, pengukuran tersebut dibedakan menjadi dua jenis, yakni
pengukuran langsung serta juga pengukuran tidak langsung.
8
Untuk mengukur suatu besaran fisika, kita dapat menggunakan satu instrumen atau
lebih. Dalam menggunakan instrumen, kita harus dapat memilih dan merangkai alat ukur
atau instrumen tersebut dengan benar. Selain itu, kalian juga dituntut untuk dapat
membaca nilai atau skala yang ditunjukkan oleh instrumen dengan benar. Dengan memilih
alat yang sesuai, merangkai alat dengan benar, dan cara membaca skala dengan benar, kita
bisa meminimalkan kesalahan dalam pengukuran.
Selain faktor dari orang yang mengukur, ketelitian alat ukur atau instrumen juga
mempengaruhi hasil pengukuran. Ketelitian alat ukur atau instrumen dijamin sampai pada
persentase tertentu dari skala penuh. Ketelitian alat ukur terkadang menyebabkan hasil
pengukuran mengalami penyimpangan dari yang sebenarnya. Batas-batas dari
penyimpangan ini disebut dengan kesalahan batas.
a. Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada pengamat
saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan
membaca skala kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat,
terutama untuk alat yang melibatkan banyak komponen.
Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang ketika mengukur termasuk dalam
kesalahan umum. Kesalahan umum yaitu kesalahan yang disebabkan oleh pengamat.
Kesalahan ini dapat disebabkan karena pengamat kurang terampil dalam menggunakan
instrumen, posisi mata saat membaca skala yang tidak benar, dan kekeliruan dalam
membaca skala.
9
2) Kesalahan Sistematis
Kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan alat ukur atau instrumen disebut
kesalahan sistematis. Kesalahan sistematis dapat terjadi karena:
1. Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya.
2. Kesalahan kalibrasi yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya penyesuaian
pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat.
3. Kesalahan alat lainnya. Misalnya, melemahnya pegas yang digunakan pada
neraca pegas sehingga dapat memengaruhi gerak jarum penunjuk.
3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasi fluktuasi
halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya
gerak brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar, bising, dan
radiasi .
3.4) Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu Anda jumpai pada alat elektronik.
Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat dari komponen
alat bersuhu.
11
3.5) Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa) dapat mengganggu
pembacaan dan menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel tidak boleh digunakan
di SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat ukur dalam SPBU atau pesawat.
Gangguan ini dikarenakan gelombang elektromagnetik pada telepon seluler dapat
mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur pada SPBU atau pesawat.
4. Ketidakpastian Pengukuran
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa
dipastikan sempurna. Dengan kata lain, terdapat suatu ketidakpastian dalam
pengukuran. Dalam penyusunan laporan hasil praktikum fisika, hasil pengukuran yang
kalian lakukan harus dituliskan sebagai:
Keterangan:
x = hasil pengamatan
x ൦ = pendekatan terhadap nilai benar.
Δx = nilai ketidakpastian.
Arti dari penulisan tersebut adalah hasil pengukuran (x) yang benar berada di antara x – Δx
dan x + Δx. Penentuan x ൦ dan Δx tergantung pada pengukuran tunggal atau pengukuran
ganda atau berulang.
12
Jika mengukur panjang meja dengan sebuah penggaris, kita mungkin akan
mengukurnya satu kali saja. Pengukuran yang kalian lakukan ini disebut pengukuran
tunggal. Dalam pengukuran tunggal, pengganti nilai benar (x0) adalah nilai pengukuran
itu sendiri.
Apabila kalian perhatikan, setiap alat ukur atau instrumen mempunyai skala yang
berdekatan yang disebut skala terkecil. Nilai ketidakpastian (Δx) pada pengukuran
tunggal diperhitungkan dari skala terkecil alat ukur yang dipakai. Nilai dari
ketidakpastian pada pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil pada alat
ukur.
Penggaris digunakan untuk dapat mngukur besaran panjang sebuah benda yang
tidak terlalu panjang, misalnya ialah untuk mengukur panjang dari sebuah buku,
map dan juga meja.
b. Rol Meter
Rol meter memiliki fungsi ialah untuk dapat mengukur besaran panjang
dengan nilai cukup besar, misalnya digunakan dalam mengukur panjang teras, lebar
jalan dan lain sebagainya
c. Jangka Sorong
Jangka sorong ialah sebuah alat ukur panjang yang digunakan untuk dapat
mengukur besaran panjang yang nilainya maksimum 10 cm.
Contoh soal:
Sebuah batu bata diukur ketebalannya menggunakan jangka sorong. Hasil
pengukuran menunjukkan skala seperti pada pada gambar.
d. Mikrometer Sekrup
14
Mikrometer sekrup ini digunkana untuk dapat mengukur besaran panjang yang
nilainya ukurannya itu maksimum 2,5 cm.
Pembahasan :
Maka, hasil pengukuran = Skala utama + skala nonius = 7,5 mm + 0,19 mm = 7,69
mm
Alat yang digunakan untuk dapat mengukur massa ialah dengan neraca. Berikut
merupakan jenis-jenis neraca yang digunakan, antara lain ialah sebagai berikut :
b. Timbangan Duduk
Digunakan oleh pedagang pasar / ditoko dalam menimbang sembako.
Timbangan duduk tersebut digunakan untuk dapat mengukur benda-benda seperti
beras, telur, dan lain sebagainya.
c. Neraca Ohaus
Neraca ohaus ini memiliki fungsi untuk dapat mengukur massa benda dengan
ketelitian pengukuran yakni 0,1 gram. Alat tersebut biasanya digunakan pada
15
Laboratorium dalam menimbang benda-benda yang berhubungan dengan sebuah
penelitian yang sedang likasanakan.
d. Neraca Elektronik
Neraca elektronik ini memiliki fungsi ialah untuk dapat mengukur massa benda
dengan ketelitian pengukuran itu yakni 0,1 mg. Hasil yang dapat diketahui dengan
melalui neraca elektronik ini mudah untuk dilihat karena tampilannya itu berupa
angka digital.
1. Jam Pendulum
Jam pendulum ini digunakan dalam mngukur waktu dikehidupan sehari-hari.
2. Stopwatch
Stopwatch ini memiliki fungsi untuk dapat mengukur waktu dengan ketelitian sampai
1/100 seconds(stopwatch analog), bahkan ada yang mencapai pada ketelitian 1/1.000
seconds(stopwatch digital).
3. Jam Atom
Jam atom ini dfungsikan untuk dapat mengukur waktu dengan ketelitian
pengukuran paling tinggi dibandingkan dengan jam pendulum atau pun juga stopwatch.
BAB III
PENUTUP
16
3.1 Kesimpulan
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan satuan.
Besaran dalam ilmu fisik ada dua, yaitu: besaran pokok dan besaran turunan. Dari definisi
tersebut, dapat diketahui bahwasanya besaran dan satuan memiliki keterkaitan. Sedangkan
suatu pengukuran diketahui sebagai pembanding dari satuan. Selain mempunyai
keterkaitan dengan satuan, besaran juga mempunyai keterkaitan dengan dimensi.
Disebabkan dimensi sebagai cara untuk membuat suatu besaran yang tersusun berdasarkan
besaran pokok dengan menggukan lambang / huruf tertentu yang terletak didalam kurung
siku.
“ Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Al Qomar : 49).
Kedua ayat di atas mengisyaratkan bahwa kata “ukuran “ adalah apa yang ada di ala
mini dapat dinyatakan dalam dengan dua peran, yang pertama sebagai bilangan dengan
sifat dan ketelitian yang terkandung di dalamnya dan yang kedua sebagai hokum atau
aturan.
3.2 Saran
Semoga setelah membaca makalah ini para pembaca lebih memahami lagi apa itu
besaran, satuan. Serta pembaca dapat menggunakan alat ukur sesuai dengan kebutuhannya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kami meminta saran dan kritik yang
bersifat membangun.
Daftar pustaka
17
Endra, Rabia . 2018. “Besaran, Satuan, dan Dimensi dalam Pengukuran Fisika | Fisika
Kelas 10”, https://www.ruangguru.com/blog/besaran-satuan-dimensi-dalam-
pengukuran-fisika, diakses 22 Agustus 2021 pukul 23.15
Ghani, Mulia Indriani. 2021. “Materi Lengkap Besaran dan Satuan Fisika”,
https://www.zenius.net/blog/materi-lengkap-besaran-dan-satuan-fisika, diakses 22
Agustus 2021 pukul 22.10 Saintif. 2019. “Konversi Satuan (Lengkap) Panjang,
Berat, Luas, Waktu dan Volume”, https://saintif.com/konversi-satuan/, diakses 22
Agustus pukul 22.46
Awarsyam, oskin Erlangga , 2020. “Besaran Satuan Dimensi dan Angka Penting”,
https://yoskin.wordpress.com/jumpa-fisika-x/fisika-x-semester-i/besaran-satuan-
dimensi-dan-angka-penting/. Diakses 22 agustus 2021 pukul 01.00
Ahari, Avisena. 2020. “Besaran dan Satuan: Pengertian dan Contoh, Materi Belajar dari
Rumah Fisika SMP”. https://bobo.grid.id/read/082347607/besaran-dan-satuan-
pengertian-dan-contoh-materi-belajar-dari-rumah-fisika-smp?page=all, diakses 23
Agustus 2021 pukul 10.42
Tekno & sains. 2020. “Besaran dan Satuan: Pengertian, Konsep, dan Perbedaannya”,
https://kumparan.com/berita-update/besaran-dan-satuan-pengertian-konsep-dan-
perbedaannya-1up23PY5J2n, diakses 23 Agustus 2021 pukul 10.50
18